Kondisi yang terjadi di Kabupaten Kediri, dilihat dari kualitas pendidikannya kebanyakan hanya mengenyam pendidikan SMP bahkan tidak sedikit yang mengenyam pendidikan SD. Akan tetapi tingkat pendidikan yang rendah tersebut tidak mempengaruhi kreatifitas dalam membuat keterampilan pengolahan pisang. Rata-rata karyawan yang direkrut umumnya tetangga dan kerabat dekatnya, dimana mereka adalah gadis-gadis yang tak mampu melanjutkan sekolah lagi dan setelah sedikit mahir, mereka mulai membuka usaha pengolahan pisang sendiri. Siklus seperti ini yang membuat pertumbuhanusaha pengolahan pisang di Kabupaten Kediri maju pesat. Hasil kajian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Becchetti dan Trovato (2002), Roperti (1999) dan Glancey (1998) yang menemukan buti bahwa ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhanusaha.
3 Dalam penelitian Van Gils (2007) dalam Aylin Ates dan Umit Bititci (2008) menyatakan bahwa UKM adalah mesin penting untuk merangsang pertumbuhanekonomi suatu negara. Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Posisi penting ini sejak dilanda krisis belum semuanya berhasil dipertahankan sehingga pemulihan ekonomi belum optimal. (Departemen Koperasi, 2010)
Sebaiknya pemberdayaan sumber daya manusia menuju kesejahteraan masyarakat melalui UKM di Kota Madiun, perlu adanya pelatihan peningkatan wawasan berbagai keterampilan dan manajemen untuk meningkatkan kualitas dan ketertiban manajemen suatu usaha. Monitoring terhadap UKM sangat penting untuk menangani permasalahan‐ permasalahan yang muncul dari peserta UKM yang segera mendapatkan solusi dari petugas Disperindag, kalau jumlah person petugasnya kurang mencukupi, perlu ditambah agar semua peserta UKM bisa terpantau.
Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1997 dapat dipandang sebagai media penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Selain sebagai salah satu alternatif penyediaan lapangan kerja baru, UMKM berperan baik dalam mendorong laju pertumbuhanekonomi dan sebagai program pengentasan kemiskinan maupun penyerapan tenaga kerja. UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UMKM hanya menggunakan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di indonesia. UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur, selain itu mereka juga memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang potensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial (Budi, 2011).
2. Pemerintah sebaiknya melakukan proteksi untuk lebih memperketat dan mengawasi masuknya para pesaing pendatang baru yang berasal dari negara lain agar para pengrajin marmer tidak mengalami kerugian dan tetap berjaya di Kabupaten Tulungagung sehingga kebanggaan akan tetap dimiliki karena potensi terbesar untuk menunjang perekonomian daerah, industri marmer sangat berperan. Hal ini sangat berpengaruh bagi peningkatan pendapatan penduduk, khususnya pengrajin marmer. Pengenalan produk teknologi baru yang berasal dari luar negeri sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi marmer itu sendiri dan memperluas akses pasar untuk lebih mengenalkan produk dari industri yang mampu memberikan suatu sentuhan keindahan dengan bentuk dan warnanya sehingga segala kendala yang dihadapi oleh pengrajin ataupun pemerintah mampu teratasi dengan baik. Selain itu pemerintah seharusnya memberikan program untuk mengajarkan pengetahuan tentang manajemen kepada para pengrajin agar mereka dapat memisahkan antara pengeluaran rumah tangga dan untukindustri itu sendiri. 3. Dalam rangka menghadapi persaingan dalam dunia industri yang semakin
Mengingat industri kerupuk rengginang tersebut apabila dilakukan pemberdayaan bukan tidak mungkin bisa menjadi sumber ekonomi potensial sekaligus menjadi simbol kebanggaan dari masyarakat Mojokerto yang nantinnya juga diharapkan semakin banyak UKM yang berkembang akan dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja serta dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Maka dari itu perlu untuk mengetahui dan membahas tentang upaya pemberdayaanusaha kecil menengah (UKM) Industri krupuk rengginang sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan UKM Krupuk Rengginang di Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, peneliti merumuskan yaitu Bagaimana upaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pemberdayaanindustri kecil “Krupuk Rengginang” di Kabupaten Mojokerto? Bagaimanakah keberdayaan UKM yang dilaksanakan Oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto? Apa faktor pendukung dan penghambat Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pelaksanaan pemberda- yaan Industri kecil “Krupuk Rengginang” di Kabupaten Mojokerto?
Dalam pembahasan, selain menggunakan data kuantitatif juga menggunakan data kualitatif sebagai dasar untuk memberikan interprestasi terhadap temuan di lapangan. Kualitas hasil penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial sangat ditentukan oleh ketepatan di dalam memilih dan menggunakan metode penelitian. Untuk menentukan metode penelitian tentu bukanlah pekerjaan yang mudah karena banyak alternatif metode penelitian yang dapat digunakan dimana satu dengan yang lain saling melengkapi.
menumbuhkan kembali kegiatan produksi yang berbasis ekonomi rakyat dan berorientasi ekspor. Perdagangan bebas disamping memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas pasar sekaligus juga merupakan tantangan yang perlu diwaspadai, karena persaingan akan semakin ketat, tidak hanya dengan kompetitor di dalam negeri akan tetapi juga harus berhadapan dengan kompetitor luar. Oleh karena itu, UMKM harus berupaya memperkuat dirinya. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif adalah dengan menjalin kemitraan dengan sesama UMKM, baik dengan UMKM sejenis, maupun dengan UMKM yang bergerak di sektor hilir ataupun sektor hulu dan sekaligus kemitraan dengan perusahaan besar. Kenyataan empirik menunjukkan bahwa di samping masalah kualitas, kelemahan UMKM selama ini juga kurangnya akses terhadap informasi pasar, teknologi, dan modal, sehingga UMKM tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya sinergi antar UMKM ini, diharapkan UMKM akan lebih kuat dan mampu bersaing tidak hanya di pasar domestik akan tetapi juga di pasar global.
Berangkat dari kondisi persoalan KUMKM maka Menteri Negara KUMKM telah melaksanakan program pemberdayaan KUMKM yang dilaksanakan secara berkesinambungan, terpadu dan dinamis. Pemerintah telah berusaha keras dalam program pemberdayaan KUMKM dalam mengentas kemiskinan dengan menggerakkan ekonomi kerakyatan, pelaku masih belum dapat mengatasi berbagai hambatan dalam perkembangan usaha. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi program dan kebijaksanaan dari program pemerintah. Dengan adanya evaluasi program diharapkan pemerintah dapat menghasilkan suatu program peningkatan dan pemberdayaan KUMKM yang bersifat terstruktur, berkelanjutan dimasa yang akan datang. Selain itu dapat menyelaraskan struktur perencanaan nasional, mempercepat pertumbuhanekonomi nasional diatas 6% pertahun, mengurangi pengangguran, menurunkan tingkat kemiskinan, mendominasikan sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.
Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari peranan sektor industri yang sangat mempengaruhi kesinambungan pertumbuhanekonomi Indonesia. Hal ini akan memberikan kemajuan yang sangat penting bagi kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat. Kehidupan perekonomian masyarakat pada umumnya ditandai dengan permodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang cenderung monoton. Oleh karena itu sumber permodalan merupakan sumber utama dalam mendukung tingkat perkembangan produksi, konsumsi dan distribusi masyarakat. Keterbatasan modal berbanding lurus dengan aktivitas usaha masyarakat dalam hal meningkatkan usaha yang telah mereka jalankan dengan keterbatasan dana yang dimiliki, sementara pada kenyataannya sumber modal yang diperoleh untuk mendukung kegiatan usaha tersebut terkadang sulit untuk diperoleh. Dalam pembangunan dan menumbuhkan UKM, diperlukan pengoptimalan pengembangan masyarakat desa/kelurahan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya berencana yang dirancang untuk merubah atau melakukan ketidakberdayaan menjadi berdaya dengan menitikberatkan pada pembinaan potensi dan kemandirian masyarakat.
Pemberdayaanusaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang sejauh ini sudah berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Pemberdayaanusaha kecil menengah menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen usaha kecil menegah berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhanekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan masyarakat.
UKM (Usaha Kecil Menengah) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga/ rumahan. Dengan demikian, konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Selain itu, peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhanekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.
menumbuhkan kembali kegiatan produksi yang berbasis ekonomi rakyat dan berorientasi ekspor. Perdagangan bebas disamping memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas pasar sekaligus juga merupakan tantangan yang perlu diwaspadai, karena persaingan akan semakin ketat, tidak hanya dengan kompetitor di dalam negeri akan tetapi juga harus berhadapan dengan kompetitor luar. Oleh karena itu, UMKM harus berupaya memperkuat dirinya. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif adalah dengan menjalin kemitraan dengan sesama UMKM, baik dengan UMKM sejenis, maupun dengan UMKM yang bergerak di sektor hilir ataupun sektor hulu dan sekaligus kemitraan dengan perusahaan besar. Kenyataan empirik menunjukkan bahwa di samping masalah kualitas, kelemahan UMKM selama ini juga kurangnya akses terhadap informasi pasar, teknologi, dan modal, sehingga UMKM tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya sinergi antar UMKM ini, diharapkan UMKM akan lebih kuat dan mampu bersaing tidak hanya di pasar domestik akan tetapi juga di pasar global.
Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten dengan UMKM terbesar nomer 3 di Jawa Timur dan mendapati julukan sebagai kota UMKM terbaik. UMKM baru terus tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sidoarjo semakin lama semakin banyak jumlahnya. Per April tahun 2018 jumlah UMKM di Sidoarjo mencapai 171.264 UMKM dengan jumlah tenaga kerja 306.481 orang. Meningkatnya jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo, menjadi acuan bagi Pemerintah setempat dan para pelaku UMKM lainya untuk bisa menciptakan upaya guna meningkatkan daya saing produk UMKM di Kabupaten Sidoarjo, agar dapat diberdayakan dipasaran domestik maupun internasional. Para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo harus meningkatkan daya saingnya sehingga UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011:45)
stok bahan baku industri / kerajinan, maka sentra yang ada di Kabupaten Mojokerto juga difungsikan sebagai penyedia stok bahan baku. Sedangkan untuk pembinaan kemampuan teknik dan manajerial, tidak hanya sebatas kemampuan teknik produksi, kewirausahaan dan pemasaran saja, tetapi minat dan ketrampilan juga termasuk bagi generasi muda dan calon – calon pengusaha maupun pengrajin yang sekarang ini masih belum nampak. Untuk itu perlu adanya upaya motivasi dan penyelenggaraan pelatihan, sistem magang maupun kursus – kursus yang tidak hanya melibatkan para pengusaha saja, tetapi Dinas Koperasi dan UMKM maupun Dinas Sosial dan Tenaga Kerja juga dilibatkan sehingga ada upaya yang terpadu dalam mengatasi permasalahan yang ada. Sedangkan untuk sosialisasi perijinan hendaknya lebih diperluas, tidak hanya sebatas pada perijinan usaha saja, namun juga ijin pendaftaran hak paten untuk melindungi hak cipta dari para pengusaha. Sedangkan dalam penyediaan layanan infrastruktur perlu adanya upaya perhatian pemerintah dalam perbaikan jalan di lokasi usaha yang belum memadai serta adanya transportasi umum yang melintasi lokasi usahauntuk kelancaran transportasi dan pemasaran UKM yang tersebar di tiap – tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto.
Kartasasmita (1997) menuturkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma barupembangunan, yakni yang bersifat “peop le centered, participatory, empowering and sustainable ”. Konsep tersebut memiliki makna lebih luas daripada hanya sebagai pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan labih lanjut (safety net). Pemikiran ini belakangan banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu.
Tujuan riset yang ditulis dalam artikel ini adalah lebih mengacu kepada tujuan Standardisasi Nasional, sesuai dengan PP 102 tahun 2000, yakni untuk: a) meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; b) membantu kelancaran perdagangan; dan c) mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan. Namun demikian, standarisasi yang dimaksud dalam artikel ini baru dapat memberikan manfaat keuntungan para pelaku industri kreatif secara efektif bila sudah memenuhi persyaratan SNI terhadap produk industri kreatif. Dengan standarisasi yang baik juga mampu memberikan nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan standardisasi nasional dan lokal dalam artikel ini bukan hanya untuk memfasilitasi kebutuhan pemerintah saja dalam melindungi kepentingan warga negara dan lingkungan, tetapi juga untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa produk dan/atau jasa yang memenuhi persyaratan SNI dan telah memiliki nilai tambah yang baik serta mampu mendorong pertumbuhanekonomidaerah dan nasional jika dibandingkan dengan produk dan/atau jasa sektor industri yang tidak atau belum memenuhi persyaratan SNI. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa peran dmoinasi standarisasi dapat membawa keuntungan ekonomi yang lebih besar dan baik lagi.
Hasil penelitian pusat penelitian dan pengeambangan Badan Standarisasi Nasional (Puslitbang BSN, dalam Kementrian Perindustrian, 2015) menyebutkan bahwa industri telah menerapkan standar sebanyak 13% dari jumlah industri pengolahan berskala menengah dan besar . Berbagai negara telah melakukan riset-riset mengenai manfaat penerapan standar. Di Indonesia kenyataan yang ada memperlihatkan bahwa manfaat nyata yang bisa diterima bagi pelaku usaha atau industri sebagai nilai tambah dari penerapan standar, masih dalam bentuk intangible benefit. Beberapa manfaatnya adalah standar membantu menyediakan bahasa dan ukuran sama yang mengurangi waktu pemasaran produk dan keyakinan antar pelaku. Standar juga membantu pengurangan biaya produksi karena optimalisasi desain dan pengembangan produk. Keamanan produk juga dapat didukung oleh standar karena standar membatasi risiko dan menyesuaikan dengan aturan yang ada. Standar juga terbukti mendatangkan manfaat dalam mendorong terbukanya akses ke pasar global. Yang sekarang semakin disadari adalah fungsi standar terkait dengan manajemen risiko. Melalui penerapan standar, resiko dan ketidakpastian menjadi berkurang. Bahkan, standar memperbaiki pengaruh lingkungan yaitu melalui proses mengurangi pengaruh negatif lingkungan (pencemaran).
Hasil Uji secara bersama-sama yang signifikan didukung dengan fakta dan kondisi nyata di lapangan bahwa UKM di kota Batu sangat dominan kontribusinya dalam pertumbuhanekonomi melalui peningkatan Produk Domestik Bruto. Dimana pada tahun 2007 hingga tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah PDRB UKM dari 2.123.216,50 (juta rupiah) menjadi 3.621.896,29 (juta rupiah). Jika dibandingkan, sumbangsih Usaha Besar (UB) terhadap perkembangan PDRB yang lebih sedikit dibandingkan UKM. Dari data statistik PDRB Kab/kota se-Jatim 2007-2011, kontribusi industri perdagangan, hotel, restoran kota Batu sebesar 46,49 persen. Industri kecil yang ada di kota Batu pada tahun 2007 sejumlah 59 unit perusahaan naik menjadi 62 unit perusahaan. Pada tahun 2009 dari 62 unit perusahaan tersebut 51 unit merupakan industri makanan dan minuman atau sekitar 83 persen. Tenaga kerja yang terserap di industri kecil sebanyak 334 orang pada tahun 2009 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 394 orang. Sehingga faktor dominan yang memberikan porsi yang besar peran UKM sebagai penyumbang PDRB terbesar adalah Pemberdayaan UKM.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain darihanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata- pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggung jawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusisosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.