Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: KAJIAN YURIDIS FUNGSI PELAYANAN KECAMATAN SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHANDAERAHBERDASARKANUNDANG-UNDANGNOMOR32TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHANDAERAH adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN SEMENTARA BUPATI JEMBER MENURUT UNDANG-UNDANGNOMOR32TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHANDAERAH adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan sumbernya dan belum pernah di ajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN SEMENTARA BUPATI JEMBER MENURUT UNDANG-UNDANGNOMOR32TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHANDAERAH adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan sumbernya dan belum pernah di ajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEMBERHENTIAN SEMENTARA BUPATI JEMBER MENURUT UNDANG-UNDANGNOMOR32TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHANDAERAH adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan sumbernya dan belum pernah di ajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Definisi pemerintahanDaerahberdasarkanundang-undangnomor32Tahun 2004 sebagaimana telah diamandemen dengan undang-undangnomor 12 Tahun 2008 tentang pemerintahandaerah pasal 1 ayat (2) adala sebagai berikut : pemerintah daerah adalah penyelenggaran urusan pemerintahan oleh pemerintahandaerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tygas pembantuan dengan prinsip Negara kesatuan Repulik Indonesia sebagamana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Perundang-undangan memberikan pengertian umum tentang apa yang dimaksud perbuatan tercela, yaitu perbuatan yang merendahkan martabat dan kedudukan presiden. Dengan demikian, perbuatan melanggar hukum dalam bentuk perbuatan tercela memiliki makna yang sangat luas, yaitu mencakup baik pelanggaran hukum pidana diluar penghianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, serta tindak pidana yang diancam pidana kurang dari lima tahun penjara maupun pelanggaran hukum lainnya diluar undang-undang hukum pidana termasuk pelanggaran terhadap nilai-nilai agama, moral, dan adat serta pelanggaran presiden terhadap kewajiban konstitusionalnya sebagai presiden, asalkan pelanggaran tersebut sedemikian rupa merendahkan martabat dan kedudukan presiden. 1
Rumusan Masalah meliputi : (1) Bagaimanakah prosedur pembentukan peraturan daerah menurut Undang-UndangNomor32Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ? dan (2) Bagaimanakah bentuk dan mekanisme penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembentukan Peraturan Daerah ? Tujuan umum Penulisan ini adalah : untuk memenuhi syarat-syarat dan tugas guna mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jember, menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum khususnya hukum tata negara. Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan tipe penelitian yuridis normatif, artinya permasalahan yang diangkat, dibahas dan diuraikan dalam penelitian ini difokuskan dengan menerapkan kaidah- kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Tipe penelitian yang dipergunakan adalah yuridis normatif, sedangkan pendekatan masalah menggunakan pendekatan Undang-Undang dan pendekatan konseptual, dengan bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan bahan non hukum.
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Undang-UndangNomor32Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- UndangNomor32Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah Pasal 157, huruf a angka 4 maka lain-lain pendapatan asli daerah yang sah perlu diatur dengan Peraturan Daerah;
BerdasarkanUndang-UndangNomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-UndangNomor32Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah, Peraturan Daerah kota Payakumbuh Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 03, Peraturan Walikota Payakumbuh nomor 55 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Payakumbuh, maka jenis pelayanan yang akan dilakukan oleh Bappeda kota Payakumbuh sesuai dengan tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (periode 20 tahun), Rencana
Pemerintahan Desa merupakan ujung tombak suksesnya otonomi daerah karena di dalam sistem pemerintahan desa terdapat suatu hak dan kewajiban desa untuk menjalankan roda pemerintahan supaya menimbulkan suatu kesejahteraan untuk masyarakatnya. Guna melancarkan pemerintahan tersebut di suatu desa harus menjalankan atau melakukan pemilihan kepala desa yang sangat penting untuk menentukan roda pembangunan masyarakat desa sehingga dapat memimpin suatu desa dan menjalankan kewajiban untuk memajukan suatu pemerintahandaerah. Namun dalam Pemerintahan Desa, istilah lurah sering rancu dengan jabatan kepala desa. Secara historis pemimpin suatu desa masih sering di sebut dengan lurah. Dalam hal ini, lurah merupakan pimpinan dari kelurahan dan sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Kelurahan adalah desa yang berada di Ibukota Negara, Ibukota Propinsi, Ibukota Kabupaten, Kotamadya dan Kota Administratif. Dengan asumsi bahwa desa-desa dalam wilayah itu lebih mencirikan lingkungan masyarakat perkotaan. Sedangkan desa berhak atau boleh untuk menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Namun di dalam kenyataannya masyarakat masih seringkali menganggap istilah Kepala Desa dan Lurah itu sama. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka akan diteliti dan dibahas lebih lanjut dalam suatu karya ilmiah berbentuk skripsi yang berkaitan dengan verifikasi partai politik. Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah mengenai: Pertama, Bagaimana kedudukan Desa dan Kelurahan di dalam PemerintahanDaerahberdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Kedua, Bagaimana sistem kerja Kepala Desa dan Kepala Kelurahan dalam menjalankan pemerintahannya.
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kedudukan Desa dan Kelurahan dalam PemerintahanDaerah hampir sama, namun Pemerintahan Desa bertanggungjawab langsung kepada Bupati atau Walikota sedangkan Kelurahan bertanggungjawab kepada kecamatan terlebih dahulu sebelum di ajukan kepada Bupati atau Walikota. Didalam Undang-UndangNomor32tahun 2004 menepatkan Desa dibawah kabupaten atau kota. Penepatan Desa dibawah Kabupaten atau Kota berarti Desa menjadi subordinat Kabupaten atau Kota dalam hubungan wilayah administrasi dan dekonsentrasi. Dengan demikian, Desa tidak berbeda dengan Kelurahan yang sama-sama di bawah Kabupaten atau Kota. 2. Sistem kerja Kepala Desa dalam menjalankan Pemerintahannya, Kepala Desa mempunyai wewenang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, mengajukan Rancangan Peraturan Desa, menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD, menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDes untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD, membina kehidupan masyarakat Desa, membina perekonomian Desa, mengkordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, mewakili Desanya didalam dan diluar Pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan sistem kerja Kepala Kelurahan menurut Pasal 7 PP nomor 73 tentang kelurahan menyebutkan : Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Lurah melakukan koordinasi dengan camat dan instansi vertikal yang berada di wilayah kerjanya. Dalam pasal 8 ayat (1) Pemimpin satuan kerja tingkat kelurahan bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Pada periode selanjutnya, yaitu antara tahun 2004 sampai 2015, pola politik hukum di ranah masyarakat Rejang berubah drastis. Khusus dalam hal pemilihan kepaladaerah, berdasarkan pada Undang-UndangNomor32tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah dan kemudian ditegaskan dengan Undang-UndangNomor 6 tahun 2014 tentang Desa, teori rekognisi tidak lagi digunakan secara praktis kerena tidak ada peraturan tata hukum yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pemilihan kepala desa melalui musyawarah adat.
Dengan ditetapkannya Undang-UndangNomor32Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 8 Tahun 2005, KepalaDaerah dan Wakil KepalaDaerah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat, memelihara hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.