Top PDF PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK AIR:ETANOL (1:1) DARI GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) TERHADAP SIFAT KIMIA AIR KELAPA SELAMA Pengaruh Penambahan Ekstrak Air:Etanol (1:1) Dari Gambir (Uncaria gambir Roxb) Terhadap Sifat Kimia Air Kelapa Selama Penyimpanan Suhu R
Penelitian yang dilakukan oleh Paguiringan dkk (2000), menunjukkan bahwa kadar gula total airkelapa cenderung mengalami penurunan selama penyimpanan. Hal ini disebabkan oleh perubahan gula menjadi asam atau alkohol. Selain itu selama penyimpanan terjadi peningkatan total mikroba, sehingga mulai terjadi perombakan gula menjadi asam yang menyebabkan nilai pH mengalami penurunan. Derajat keasaman (pH), adalah salah satu indikator yang penting dalam prinsip pengawetan bahan pangan. Hal ini dikarenakan pH berkaitan dengan ketahanan hidup mikroba.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul “PengaruhPenambahanEkstrak Air:Etanol (1:1) Dari Gambir (UncariagambirRoxb) Terhadap SifatKimiaAirKelapa Selama PenyimpananSuhu Dingin” ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penyusunan Skripsi ini untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana di Program Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul “PengaruhEkstrak Air:Etanol (1:1) Dari Gambir (UncariagambirRoxb) Terhadap SifatAirKelapa Selama PenyimpananSuhu Ruang” ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penyusunan Skripsi ini untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana di Progam Studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Surakarta.
Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi masyarakat setiap tahunnya meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Kebutuhan ini terus meningkat karena penggunaan kelapa dan berbagai produk olahannya. Tanaman kelapa memiliki banyak manfaat, mulai berasal dari akar, batang, daun dan buahnya. Semua bagian dari tanaman kelapa dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Airkelapa mulai dikembangkan sebagai minuman isotonik karena secara alami airkelapa mempunyai komposisi mineral dan gula yang sempurna sehingga mempunyai kesetimbangan elektrolit yang sempurna seperti cairan tubuh manusia. Airkelapa juga mengandung air, lemak, sejumlah kecil karbohidrat, protein dan garam mineral. Tingginya nilai gizi airkelapa menyebabkan terjadinya perubahan sifatkimia selama penyimpanan karena aktifitas mikroba.
Agustian, A., S. Friyatno, Supadi, A. Askin. 2003. Analisis Pengembangan Agroindustri Komoditas Perkebunan Rakyat (kopi dan kelapa) Dalam Mendukung Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian. Makalah Seminar Hasil Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor. T.A. 2003. Hal 38.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penambahanekstrakgambir 0,3% memberikan stabilitas tertinggi terhadap kadar gula reduksi selama penyimpanan 3 hari. Penambahanekstrak 0,15% memberikan stabilitas tertinggi terhadap total asam airkelapa selama penyimpanan 3 hari. Penambahanekstrak 0% memberikan stabilitas tertinggi pada derajat keasaman (pH) airkelapa selama penyimpanan 3 hari. Perlu penelitian serupa yang difokuskan pada pengaruh pencahayaan selama penyimpanan di suhu ruang.
Barlina, R., Karouw, S., Towaha, J., Hutapea, R. 2007. Pengaruh Perbandingan AirKelapa dan Penambahan Daging Kelapa Muda Serta Lama Penyimpanan Terhadap Serbuk Minuman Kelapa. Jurnal Littri. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka). ISSN 0853-8212. 13(12). 73-80.
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan hasil alamnya, salah satu contohnya adalah kelapa. Di Indonesia, produksi buah kelapa jumlahnya sangat melimpah. Produksi buah kelapa rata-rata 15,5 milyar butir kelapa per tahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75 juta ton airkelapa, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut dan 3,3 juta ton debusabut (Agustian, Friyatno dan Askin, 2003).
The design of this research uses group-randomized design with three groups, they were the adding of gambir ethanol extract 0%, 0.15% and 0.3%. The data of reduction sugar level of coconut water were analyzed with Nelson- Somogy method. Values of pH coconut water were measured with pH-meter and data of total acid coconut water were analyzed with acidy-alkalimetric method.
Di Indonesia, gambir (UncariagambirRoxb) tersedia cukup banyak, mudah untuk mendapatkannya dan harganya cukup terjangkau. Hasil pertanian gambir di Indonesia banyak dihasilkan dari daerah Sumatra Barat. Produksi gambir dari Sumatra Barat mencapai 8.067 ton/tahun. Hasil produksi gambir dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2005 produksi gambir mencapai 13.249 ton (Deptan, 2005).
(Agustian dkk, 2003; Nur dkk, 2003; APCC, 2003). Produksi buah kelapa yang besar ini, pemanfaatannya masih terbatas pada daging buahnya saja. Selama ini pemanfaatan buah kelapa di masyarakat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak dari buah kelapa, buah kelapa merupakan salah satu produk tanaman tropis yang unik karena di samping komponen daging buahnya dapat langsung dikonsumsi, juga komponen air buahnya dapat dimanfaatkan sebagai produk pembuatan minuman dari airkelapa (Helmi, 2008).
Agustian, A., S. Friyatno, Supadi dan A. Askin. 2003. Analisis pengembangan agroindustri komoditas perkebunan rakyat (kopi dan kelapa) dalam mendukung peningkatan daya saing sektor pertanian. Makalah Seminar Hasil Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor. T.A. 2003. Hal 38
Airkelapa memiliki komponen zat gizi yang beragam, seperti protein, vitamin, mineral, gula dan senyawa elektrolit. Airkelapa merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan akibat aktivitas mikrobia. Penambahanekstrakgambir sebagai sumber polifenol alami yang memiliki sifat antioksidan dan anti mikrobia, merupakan upaya untuk mempertahankan zat gizi airkelapa dari kerusakan sifatkimia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruhpenambahanekstrakair dari gambir terhadap kadar gula reduksi, derajat keasaman (pH) dan total asam airkelapa selama penyimpanansuhu dingin.
Airkelapa memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai minuman fungsional, airkelapa memiliki zat gizi di dalam kandunganya. Zat gizi tersebut antara lain protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. AirKelapa mudah mengalami kerusakan akibat aktivitas mikrobia. Gambir merupakan bahan alami yang mengandung senyawa aktif yang termasuk golongan senyawa polifenol. Polifenol didalam gambir adalah katekin yang peranannya sebagai antioksidan dan antimikrobia. Gambir diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%.
Kondisi tersebut tidak diharapkan, karena airkelapa masih dapat dimanfaat- kan sebagai minuman fungsional, yang didasarkan pada komposisi zat gizi airkelapa yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lai gula, vitamin dan berbagai jenis mineral. Bahkan FAO (1998) melaporkan bahwa airkelapa memiliki komposisi zat gizi yang mirip dengan minuman olahraga (sports drinks), sehingga airkelapa berpotensi dijadikan sebagai minuman olahraga. Menurut Vigliar dkk, (2006), airkelapa ter- susun atas beberapa jenis asam amino dan gula, seperti glukosa, fruktosa, dan laktosa. Kendala utama dalam pemanfaatan airkelapa adalah rendahnya masa simpan airkelapa. Airkelapa mudah mengalami kerusakan akibat aktivitas mikrobia, yang ditandai dengan perubahan sifatkimiaairkelapa, antara lain gula reduksi, pH, dan keasaman total. Upaya untuk memper- tahankan sifatkimiaairkelapa akan sangat membantu dalam upaya peningkatan nilai tambah airkelapa secara ekonomi, ter- utama dalam hal perdagangan dan pendistribusian.
Gambir merupakan komoditas spesifik di Sumatera Barat. Umumnya masyarakat mengenal produksi gambir adalah hasil getah dari ekstraksi daun dan ranting yang telah dikeringkan, yang mengandung cathecin, tanin, catecu, kuersetin, flouresin , dan lilin. Hasil getah gambir banyak digunakan sebagai bahan industri yaitu penyamak kulit, pembatik, cat, obat-obatan, kosmetik dan lain sebagainya. Kegunaan hasil produksi gambir yang beragam, maka gambir memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan memiliki peluang pasar yang cukup baik pada saat ini. Produksi gambir di Sumatera Barat lebih dari 80% berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan (Nazir, 2000).
Plaque is one of the causing of caries. Causing plaque is remnants of food left on teeth. One way to prevent plaque, which is by brushing your teeth using toothpaste. Gambir (UncariagambirRoxb.) Is a plant that has a high content of catechins, which is not less 90%. Catechins are the active compounds as antimicrobial because substances possessing Pyrogallol and galloil. This study was conducted aimed to determine the effect of the concentration ratio of carbomer 940 as a gelling agent in the manufacture of toothpaste formula water extract of gambir leaves the physical properties of the quality, effectiveness and efficacy. Carbomer 940 comparison of three concentrations was used in this study is 0.75% (Formula I); 1.25% (Formula II); and 2% (Formula III). The results observed were physical quality (organoleptic, pH, viscosity, spreading, and homogenity), effectiveness (consistency, adhesion and ease of taken out from the tube), acceptability (texture and smell) and efficacy (irritation). As a result of physical quality among batch was tested use by paired t-test, while the difference on batch and its formula, except the pH and viscocity among formulas. The difference effectiveness, acceptability and efficacy were tested by Kruskall – wallis. The results were shown that is no mean difference among formulas, which shown no good result in ease of taken out from tube, while the acceptability was shown that the smell of the toothpaste is not acceptable. As conclusion was gambir leaves water extract gel toothpaste has comply gel toothpaste spesification by its physical quality and efficacy.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah air (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya salah satu penyebabnya adalah bakteri, Bakteri adalah mikroorganisme yang dapat menguntungkan dan merugikan manusia, baik bakteri gram positif maupun negatif. Bakteri gram positif yang dapat merugikan manusia salah satu contohnya yaitu Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan ataupun membunuh bakteri. Antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri tersebut diantaranya adalah dari tanaman-tanaman yang ada disekitar lingkungan kita. Zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri adalah flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Tanaman Jarak Pagar (Jatrophacurcas L) dan Gambir (UncariagambirRoxb) yang banyak di manfaatkan oleh masyarakat sebagai batas tanah atau menginang tetapi justru mengandung zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan-perlakuan yang dilakukan yaitu kontrol (+) ciprofloxacin, kontrol (-) aquades, konsentrasi ekstrak jarak dan gambir 20%: 80%, 40%: 60%, 60%: 40%, dan 80%: 20%. Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan, sehingga terdapat 18 satuan percobaan. Hasil dari uji analisis menunjukkan bahwa tanaman Jarak Pagar (Jatrophacurcas L) dan Gambir (UncariagambirRoxb) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Jarak Pagar (Jatrophacurcas L) dan Gambir (UncariagambirRoxb) lebih efektif menghambat pertumbuhan S. aureus dibandingkan E. coli. Bakteri gram positif lebih dapat dihambat oleh zat antibakteri dari pada bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan karena perbedaan zat aktif yang terkandung pada kedua tanaman tersebut.
Hasil pengamatan pada hari pertama menunjukkan hasil (+) bahwa bedak tabur memiliki bentuk serbuk halus homogen berwarna coklat muda dan beraroma khas gambir. Pengamatan pada hari ke-7 menunjukkan terdapat perubahan bentuk bedak. Bedak tabur yang diamati pada hari ke-7 memiliki sifat kurang halus karena terdapat serbuk yang menggumpal dalam wadah, tetapi halus kembali ketika disapukan. Warna dam aroma bedak tidak mengalami perubahan selama 7 hari. Bedak tabur yang dihasilkan sudah memenuhi persyaratan mutu organoleptik karena bedak yang dihasilkan halus, homogen serta bebas dari partikel keras dan tajam.