(opac.say.ac.id) tentang pengobatan sendiri. Salah satu penelitian mengemukakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara metode penyuluhan dengan peningkatan pengetahuan hygine pada murid SD di Indragiri Hulu (Basuki, 2006). Peningkatan pengetahuan secara bermakna meningkatkan sikap responden terhadap pengobatan sendiri. (repository.usu.ac.id) Peningkatan pengetahuan dan sikap (opac.say.ac.id) tersebut adalah salah satu bentuk peningkatanperilaku ke arah yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyana (2005), bahwa tingkat keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan sangat dipengaruhi oleh metode yang tepat dan kemasan yang menarik dalam penyampaian pesan tersebut.
intervensi tenaga kesehatan, biaya pembelian obat yang relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan, kepuasan karena ikut berperan aktif dalam pengambilan keputusan terapi, berperan serta dalam sistem pelayanan kesehatan, menghindari rasa malu atau stress apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu dihadapan tenaga kesehatan dan membantu pemerintah untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat (Holt, 1990). Adapun kekurangan pengobatan mandiri adalah obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan aturan, pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat, kemungkinan kecil dapat terjadi reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya sensitivitas, efek samping atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat informasi yang kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat salah diagnosis dan pemilihan obat, dan sulit bertindak objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Holt, 1990).
pendapatan tinggi. Hal ini bisa terjadi karena rata-rata pendapatan masyarakat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta baik di perkotaan maupun di pedesaan relatif lebih rendah dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia, sehingga perbedaan pendapatan untuk masyarakat di lokasi penelitian tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku responden. Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian, ditemukan bahwa masyarakat berpendapatan tinggi lebih percaya berobat ke dokter meskipun untuk penyakit ringan, yang seharusnya bisa diobati sendiri dengan obat OTC yang relatif aman jika digunakan sesuaiaturan. Sebaliknya masyarakat berpendapatan rendah, lebih banyak meman- faatkan warung yang menjual obat OTC untuk mengobati keluhan-keluhan ringan.
Menurut Notoadmodjo (2003, hlm 124) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain adalah, informasi, social ekonomi, pengalaman dan salah satunya adalah tingkat pendidikan, tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat, selain itu pemberian informasi juga akan meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003, hlm 124). Sedangkan perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan karena menurut Notoadmodjo (2003, hlm 122) pengetahuan merupakan hal yang paling penting dalam perubahan perilaku seseorang, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Sehingga dari teori tersebut juga dapat kita simpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur terjadi setelah diberikan informasi melalui penyuluhan tentang toxoplasmosis dan perilaku kesehatannya juga berubah menjadi lebih baik karena telah terjadi peningkatan pengetahuan pada wanita usia subur di dusun Tulung, Srihardono, Pundong, Bantul.
Masih menurut WHO pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 telah meninggal. Belum ada data statistik yang akurat tentang kanker payudara di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara pada wanita menduduki ranking pertama di antara kanker lainnya. Kanker payudara pada wanita merupakan penyebab utama kematian. (Disease and indications breast cancer (Kanker Payudara) dalam http://www.roche.co.id, di akses pada tanggal 14 Januari 2010). Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan salah satu masalah utama kesehatan wanita di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, dan salah satu alasan semakin meningkatnya kanker adalah rendahnya cakupan deteksi dini atau screening. (di kutip dalam Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005). Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005 menunjukkan, 80 persen masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Hanya 11,5 persen yang paham, sementara sisanya tidak tahu (8,5 persen). Ini masih ditambah dengan ketakutan payudara di angkat sampai keharusan membayar biaya berobat yang mahal sehingga banyak pasien menunda kedatangannya ke tempat pelayanan kesehatan dengan memilih mencari pengobatan alternatif. (PR panjang.tangani. kanker.payudara, dalam http://cetak.kompas.com, di akses pada tanggal 20 April 2010).
komoditas yang diusahakan, dengan harapan tercapai peningkatan mutu hidup petani dan kesejahteraan keluarganya. Rupanya upaya mengejar pertumbuhan jauh lebih diprioritaskan dengan tercapainya swasembada beras pada tahun 1984. Di sisi lain, berbagai progam yang mensuplai input dan dukungan berbagai sarana-prasarana pertanian justru menumbuhkan kebergantungan (Amanah, 2006). Sebagai dampaknya, kondisi petani semakin terpuruk, dan kebergantungan pada lingkungan eksternal semakin menguat. Hal ini tentu tidak diharapkan, namun di beberapa wilayah Indonesia, gejala semakin terpuruknya kondisi masyarakat (khususnya petani) di pedesaan tampak pada semakin berkurangnya perhatian akan pendidikan petani, menyusutnya mutu dan luas lahan garapan, minimnya penyuluh yang menjadi tempat petani berkonsultasi, dan menurunnya minat kaum muda untuk bertani.
Penyusunan AturanPerilaku Pegawai Mahkamah Agung RI dan Badan-badan Peradilan di bawahnya dimaksudkan agar setiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, berintegritas dan menjunjung tinggi prinsi-prinsip pelaksanaan tugas pemerintahan yang baik (good governance) dan pergaulan sehari-hari.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimental terhadap responden yang berdomisili di Desa Jimus dengan jumlah responden 350 orang menggunakan alat bantu kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan secara quota sampling. Analisis penggunaan obat tradisional untuk pengobatan sendiri dilakukan secara deskriptif.
INDIKATOR : • Prosedur kerja beserta instruksi kerja sesuai lingkungan kerja dipahami serta dipatuhi jika tidak mengerti melakukan klarifikasi • Bahaya terhadap lingkungan kerja diken[r]
Penyakit tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan dengan metode SMS pada PMO terhadap perubahan sikap dan perilaku kepatuhan minum obat TB Paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Pondok Karanganom Klaten tepat dalam pemilihan obat demam yaitu parasetamol dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 tablet 91,2% dan 2 kali sehari 1 tablet 8,8%. Tepat dalam pemilihan obat sakit kepala yaitu parasetamol dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 tablet 91,2% dan 2 kali sehari 1 tablet 8,8%. Serta tepat dalam pemilihan obat nyeri yaitu metil salisilat dengan aturan pakai 3 kali sehari 94,8% dan asam mefenamat 5,2%.Responden mendapat informasi pemilihan obat melalui iklan media massa sebesar 84% dan alasan melakukan pengobatan sendiri agar cepat sembuh sebesar 82,8%.
Tingginya kasus TBC berisiko menimbulkan penularan pada masyarakat luas. Dari 39 PMO yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang pasir, 28 orang hadir pada kegiatan penyuluhan dan pelatihan kader dan PMO TBC. Tujuan pengabdian ini adalah Pengawas menelan obat (PMO) TBC dapat melakukan pencegahan drop out pengobatan TBC dengan memahami peran dan fungsinya sebagai seorang PMO. Manfaat kegiatan ini bagi PMO adalah, bertambahnya pengetahuan PMO tentang penyakit tuberculosis tidak hanya pengobatan saja, tetapi bagaimana PMO bisa mempersiapkan media penyuluhan dan memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan Tuberkulosis seperti gizi dan pencegahan penularan TBC. Dengan modul yang diberikan pada PMO, maka PMO dapat menjadikan pedoman apabila PMO menemukan kendala dalam menghadapi penderita TBC. Khalayak sasaran kegiatan ini adalah PMO yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir yang tercatat di Puskesmas. Melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diberikan pada kader kesehatan dan pengawas menelan obat (PMO), terjadi peningkatan pengetahuan kader dan PMO 28 poin nilai rata-rata pre test. Kader dan PMO telah dapat membuat media penyuluhan sederhana seperti leaflet dengan buku sumber yang dipinjamkan. Peran modul sangat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan PMO. Sedangkan pada pelatihan keterampilan penyuluhan, kader dan PMO masih belum optimal dalam memberikan penyuluhan, tetapi sudah berani tampil didepan kelompok dalam memberikan penyuluhan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang diberikan secara berkesinambungan akan memperoleh hasil yang memuaskan.dapat disarankan. Kader dan PMO harus rajin mencari referensi tentang TBC dan penanggulangannya baik melalui media cetak, radio dan media televisi. Pelatihan dan penyuluhan pada kader dan PMO sebaiknya menggunkan media seperti modul, leaflet dan atau buku saku. Puskesmas Padang Pasir sebaiknya memberikan penyegaran dan pelatihan secara berkelompok pada kader dan PMO, dan melakukan monitoring dan evaluasi pada kader dan PMO disaat melakukan kegiatan di luar gedung.
Hasil dan Diskusi: Responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 37 responden dan keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa definisi hipertensi meningkat sebesar 10,81% , nilai tekanan darah meningkat sebesar 40,54%, penyebab hipertensi meningkat sebesar 35,13%, tanda/gejala hipertensi meningkat sebesar 18,92% , komplikasi hipertensi meningkat sebesar 29,73%, pengertian obat antihipertensi meningkat sebesar 10,81%, nama obat hipertensi meningkat sebesar 5,41%, dosis obat meningkat sebesar 29,73% , Frekuensi penggunaan obat antihipertensi meningkat sebesar 10,81 %, waktu penggunaan obat meningkat sebesar 10,81%, aturan pakai obat antihipertensi meningkat sebesar 10,81%, penanganan reaksi efek samping obat meningkat sebesar 21,64%, penanganan saat lupa minum obat meningkat sebesar 21,62%, penanganan saat obat habis meningkat sebesar 35,13%, serta lama penggunaan obat antihipertensi meningkat sebesar 30,73%.
Wawancara dari 15 orang siswi kelas VIII yang telah menstruasi , 10 orang siswi (60%) sudah mengetahui cara melakukan personl hygiene yang benar saat menstruasi. Sedangkan hasil wawancara pada 15 siswi putri kelas VII yang telah mentruasi, 6 orang siswi (40%) mengetahui cara melakukan personal hygiene yang benar. Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PengaruhPenyuluhan Tentang Personal Hygiene Terhadap Perilaku Personal Hygiene saat menstruasi Siswi Kelas VII di MTs Negeri Gubuk Rubuh Gunungkidul Tahun 2015.
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan, atau ”menjual” kesehatan. Perkataan lain, pendidikan kesehatan adalah ”memasarkan” atau ”menjual” atau ”memperkenalkan” pesan kesehatan atau ”upaya” kesehatan, sehingga masyarakat ”menerima”, atau ”membeli” (dalam arti menerima perilaku kesehatan) atau ”mengenal” pesan kesehatan tersebut yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Seperti telah disebutkan di atas bahwa penyuluhan ditujukan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi sehat. Perilaku kurang tersebut bukan suatu penyakit, tetapi suatu perilaku yang karena kebiasan atau adat atau karena masalah budaya yang lain (Machfoedz, 2005).
Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit tanpa resep atau nasehat dokter. Obat yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan atau mengurangi demam, sakit kepala dan nyeri adalah golongan analgetik-antipiretik Penelitian ini dilakukan untuk menilai ketepatan pemilihan obat dan menilai ketepatan aturan pakai penggunaan obat analgetik antipiretik untuk penyakit demam, sakit kepala dan nyeri oleh masyarakat Kelurahan Pondok Karanganom Klaten.