13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 3 14 Megembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 3 Jumlah (Hasil penilaiankinerjaguru) 48 *) Nilai diisi berdasarkan laporan dan evaluasi PK Guru, Nilai minimum per kompetensi = 1 dan nilai
MELAKSANAKAN PENILAIAN KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH Satuan Hasil Angka Kredit Kriteria Bukti Fisik Pelaksana Setiap laporan setiap tahun Pengawas muda = 4 Pengawas madya = 6 [r]
Menindaklanjuti hasil analisis data penelitian, terbukti bahwa sistem penilaiankinerjaguru dan kompetensi manajerial kepalasekolah berkontribusi signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Sedangkan deskripsi sistem penilaiankinerja di Madrasah Aliyah belum menunjukkan angka optimal, baru 69,89% dari skor ideal. Kenyataan tersebut perlu disikapi dengan arif, artinya perlu dicarikan solusi untuk meningkatkan sistem penilaiankinerjaguru tersebut, dengan harapan agar terdapat peningkatan kinerjaguru, yang pada gilirannya bisa meningkatkan kualitas madrasah.
(5) Bab IV. Hasil Pengawasan pada tingkat provinsi/kabupaten /kota, berisi: a. Hasil pelaksanaan pembinaan guru dan kepalasekolah; b. Hasil pemantauan pelaksanaan 8 SNP; c.Hasil penilaiankinerjaguru dan kepalasekolah,; d. Pembibingan profesionalisme guru dan kepalasekolah,; e. Pembimbingan kepalasekolah dalam pengelolaan sekolah;
Penilaiankinerjakepala perpustakaan sekolah/madrasah dilaksanakan oleh kepalasekolah/madrasah sesuai dengan kewenangannya. Namun demikian, sesuai dengan pendekatan Penilaian 360°, penilaiankinerjakepala perpustakaan sekolah /madrasah harus dilakukan dengan menggali informasi dari unsur- unsur pemangku kepentingan (stakeholders) yang meliputi siswa, guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap kriteria berdasarkan kelengkapan dan keabsahan bukti yang releven dan teridentifikasi. Pemberian nilai untuk setiap kinerja dilakukan dengan tahapan angka 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut:
JADWAL PELAKSANAAN PEMBINAAN GURU DAN/ATAU KEPALA SEKOLAH/PEMANTAUAN - PENILAIAN KINERJA GURU DAN/ATAU KEPALA SEKOLAH - PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONALISME GURU DAN/ATAU KEPALA S[r]
Kepalasekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepalasekolah, untuk melaksanakan penilaiankinerjaguru dan penilaiankinerjakepalasekolah dilakukan oleh pengawas sekolah. Sedangkan kepalasekolah melaksanakan penilaiankinerjaguru bagi guru – guru di sekolahnya. Maka kepalasekolah wajib memahami prosedur penilaiankinerjaguru secara baik, untuk itu peneliti sebagai pengawas sekolah melakukan penelitian tindakan pengawas sekolah ( PTPS ) dengan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku di sekolah. Berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah binaan, maka sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013 adalah: SMP Negeri 1 Salatiga, SMP Negeri 8 Salatiga dan SMP Kristen 2 Salatiga, sekolah yang lain akan menyusul tahun berikutnya. Akhirnya peneliti menggunakan subyek penelitian 3 sekolah binaan tersebut, karena instrumen penelitian yang digunakan merupakan instrumen yang berlaku sesuai dengan kurikulum 2013.
a. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil PenilaianKinerjaGuru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerjaguru pemula, kepalasekolah membuat rekapitulasi hasil nilai penilaiankinerja (Gunakan Form KS 08a/Form KS 08b).
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU Dilakukan setiap tahun oleh kepala sekolah/madrasah atau pengawas atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah yang telah memaha[r]
Penyiapan calon kepalasekolah/madrasah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memilih guru-guru berpotensi dan berpengalaman terbaik yang siap menerima tugas tambahan sebagai kepalasekolah/madrasah. Prosesnya mencakup dua tahapan, yakni (1) rekrutmen, dan (2) pendidikan dan pelatihan. Rekrutmen meliputi kegiatan (1) pengusulan calon oleh kepalasekolah/madrasah, (2) seleksi administratif, dan (3) seleksi akademik. Calon yang diusulkan harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010. Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian terhadap kelengkapan dokumen yang diserahkan oleh calon. Calon yang telah memenuhi persyaratan umum dan khusus dinyatakan lulus dan berhak mengikuti seleksi akademik. Seleksi akademik dilakukan untuk mengungkap potensi kepemimpinan calon kepalasekolah/madrasah melalui rekomendasi dari kepalasekolah dan pengawas sekolahnya, penilaiankinerjaguru, penilaian potensi kepemimpinan (PPK), dan penulisan makalah kepemimpinan. Calon yang lulus seleksi akademik mengikuti pendidikan dan pelatihan calon kepalasekolah/madrasah. Pendidikan dan pelatihan ini merupakan kegiatan pemberian pengalaman teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan calon pada dimensi kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan.
Penilaiankinerjaguru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Bagi guru kelas/mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling/konselor, kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaiankinerjaguru adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan, dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sedangkan, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan (misalnya; sebagai kepalasekolah/madrasah, wakil kepalasekolah/ madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009.
Penilaiankinerjaguru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Bagi guru kelas/mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling/konselor, kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaiankinerjaguru adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan, dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sedangkan, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan (misalnya; sebagai kepalasekolah/madrasah, wakil kepalasekolah/ madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009.
Setelah tiga syarat di atas telah dilalui, maka untuk selanjutnya Kepalasekolah harus mengisi EDS sendiri (EDS kepalaSekolah), kalau belum mengisi EDS kepalasekolah silahkan baca artikel Pengisian EDS dan download EDSnya pada judul artikel Download EDS KepalaSekolah. Apabila sudah mengisi EDS maka kita melanjutkan ke Penilaian PKG guru yang dilakukan oleh kepalasekolah, sedangkan untuk untuk penilaian PKG kepalasekolah dilakukan oleh
Modul PIGP bagi Pengawas Sekolah/Madrasah 47 Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan kesembilan berupa penilaiankinerjaguru melalui observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan dan masukan oleh pembimbing. Penilaian pertama merupakan penilaian proses (assessment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan, manilai hasil pembelajaran/pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan. Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran/pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang- kurangnya satu kali dalam setiap bulan selama masa penilaian tahap pertama. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu dikembangkan. Pembimbing dapat memberi contoh proses pembelajaran/pembimbingan baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain. Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan memiliki tahapan sebagai berikut:
4. KepalaSekolah melaksanakan fungsi penilaiankinerja kepada seluruh Guru di sekolahnya dan melaporkan secara online hasilnya di Padamu Negeri menggunakan akun individu KepalaSekolah masing-masing. KepalaSekolah juga memastikan para PTKnya telah melakukan proses keaktifan NUPTK/PegID periode semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 secara online mandiri di Padamu Negeri sebagai syarat status keaktifan KepalaSekolah bersangkutan.
Pengawas sekolah juga harus jeli bahwa kompetensi kepalasekolah, termasuk dalam tugas-tugasnya sebagai manajer sekolah di antaranya harus memahami kurikulum. Aspek yang dinilai adalah pengetahuan kepala seko- lah dalam memahami kurikulum yang merupakan jantungnya lembaga pendi- dikan. Dengan demikian kepalasekolah dalam upaya mewujudkan kinerjanya dalam bidang ini, ia harus mampu untuk: (1) memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang kurikulum; (2) memberda- yakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan dokumen-do- kumen kurikulum; (3) memfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kom- petensi setiap mata pelajaran; (4) memfasilitasi guru untuk menyusun silabus setiap mata pelajaran; (5) memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran; (6) mengarahkan tenaga kependidikan un- tuk menyusun rencana dan program pelaksanaan kurikulum; (7) membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar; (8) mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, kebutuhan peserta didik; (9) menggali dan memobilisasi sumberdaya pendidikan; (10) mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal; (11) mengevaluasi pelaksanaan kuriku- lum.
Kompetensi : Pengembangan Sekolah PKKS 3 NO KRITERIA BUKTI YANG TERIDENTIFIKASI SKOR 1 2 3 4 1 Menyusun rencana pengembangan sekolah/madrasah jangka panjang, menengah, dan pendek da[r]
Pola Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dibutuhkan pola kepemimpinan yang dapat mengimplemmentasikan upaya-upaya pembaharuan dalam pendidikan. Tanpa diimbangi kepemimpinan yang aspiratif terhadap perubahan, upaya pembaharuan pendidikan seideal apapun yang dirancang tidak akan membawa hasil yang optimal dalam peningkatan kinerjaguru. Untuk dapat menjawab tantangan tersebut maka pola kepemimpinan transformasional melalui konsep kharisma, konsideran (kepekaan) individual dan stimulasi intelektual diyakini dapat melahirkan pemikiran-pemikiran untuk menunjang kinerjaguru dalam rangka pelaksanaan MBS. Di mana dengan kepemimpinan transformasional dapat dilakukan perubahan organisasi untuk mencapai sasaran organisasi dengan memotivasi bawahan agar bersedia bekerja keras mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
5. Kinerjaguru dapat ditingkatkan dengan pemberian motivasi yang diberikan secara vertikal oleh pihak kepalasekolah dan dinas pendidikan maupun secara horizontal melalui perkumpulan guru-guru seni di MGMP dan komunitas lainnya. Hal yang praktis dilakukan yaitu dengan memberikan penghargaan nyata kepada guru-guru yang dapat mendorong para siswa nya untuk berprestasi membuat karya seni. Contoh : memberikan hadiah kepada guru yang siswanya memperoleh juara/melakukan penampilan di pentas seni daerah, nasional maupun internasional. Hal lain yang dapat meningkatkan kinerjaguru adalah dengan memfasilitasi guru-guru kesenian dengan fasilitas-fasilitas kesenian seperti alat-alat musik, sanggar, kostum dan fasilitas lainnya yang dapat mendorong guru mau berbuat nyata dalam menghasilkan karya seni bagi para siswanya.
memberikan manfaat memperjelas tugas dari kepalasekolah. selain itu serta memberikan rangsangan serta dukungan bagi kepalasekolah untuk dapat berkinerja yang lebih baik lagi. Namun karena tidak ada tindak lanjut setelah dilakukan penilaian lambat laun manfaat itu semakin berkurang, bahkan penilaiankinerja ini dianggap “formalitas” rutin yang harus dilakukan. Sedangkan dari sudut pandang lembaga, sistem penilaiankinerja ini memberikan manfaat bisa mendukung manajemen untuk pengambilan keputusan seperti menarik atau mempertahankan kepalasekolah yang memiliki keahlian namun masih belum bisa dijadikan dasar utama dalam menempatkan kepalasekolah.