STUDI DESKRIPTIF NASYID PADA PONDOK PESANTREN
Teks penuh
Garis besar
Dokumen terkait
Universitas Kristen Maranatha interaksi dengan orang lain, misalnya komunitas suku Papua usia dewasa awal yang tetap mempertahankan nilai-nilai budaya Papua dan ia
Selain itu juga, individu suku Batak Toba usia dewasa awal yang sudah relatif cukup lama tinggal di kota Medan dan tidak mendapatkan ajaran tentang adat dari orang tua
Data tersebut dianalisis untuk mengungkapkan makna esensial dari situasi dan kondisi alamiah dengan tidak mengabaikan aspek budaya, historis, geografis, psikologis,
Sedangkan agama mengharapkan agar santri memiliki tingkat religiusitas yang tinggi yaitu dengan melaksanakan ritual yang teratur, memiliki tingkah laku yang diharapkan
life skill menerima dan mengikuti kelas life skill .Bagi mereka hal tersebut juga hal baru dalam kegiatan belajar di sekolah.Karena keseharian mereka dalam mengikuti
Sedangkan untuk dimensi-dimensi religiusitas pada santri berusia 16-18 tahun di Pondok Pesantren “X” di Kota Tasikmalaya bila diurutkan dari persentase tertinggi
Islam berasal dari bahasa Arab, yang artinya “memelihara dalam keadaan.. selamat dan sentosa”, atau berarti juga menyerahkan diri, tunduk patuh
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Guru-guru di PPIQ sudah menghayati pekerjaan mereka memiliki banyak makna yang positif, makna-makna tersebut antara lain : mereka