• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA MATA PENCAHARIAN HIDUP SUKU ANAK DALAM DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA MATA PENCAHARIAN HIDUP SUKU ANAK DALAM DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk Pada Kelompok Tumenggung Betaring .............
Gambar 1. Kerangka Berpikir ......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

(2015) menyebutkan penyebabnya adalah aturan yang kurang mendukung. Agar populasi jelutung tetap terjaga dan mendorong industri pengolahan getah jelutung berkembang dan dalam

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan 22 spesies tumbuhan penghasil getah yang dimanfaatkan getahnya oleh SAD sebagai sumber penghasilan, bahan pengobatan, bahan

Hutan sangat berarti karena merupakan tempat hidup, mencari makan dan tempat adat istiadat didukung oleh pendapat Annafiandini (2016) yang mengatakan bahwa interaksi yang berada pada

Taman Nasional Bukit Duabelas difungsikan sebagai cagar budaya serta ruang hidup bagi komunitas Suku Anak Dalam (SAD) yang telah tinggal di kawasan tersebut (Mulyani

Penulis melihat bahwa Masyarakat Adat Suku Anak Dalam masih sangat terbatas dalam pergaulan di luar komunitasnya, oleh karena keberadaan hukum adat sangat kuat

Simbol arkeptipal berupa bahasa, peninggalan, dan senjata; kearifan lokal yang ada dalam legenda berupa upacara adat, bahasa, dan mata pencaharian; dan pene- litian

Dalam melakukan pemberdayaan untuk mencapai khususnya pada suku minoritas konsep kultural ekologis menjadi perhatian utama, karena kultural ekologi sebagai studi

Faktor dasar yang memengaruhi terpelihara- nya kearifan lokal dalam mengelola hutan TWA Sicike-Cike terdiri dari adat istiadat dalam bentuk pola hidup gotong-royong didasarkan