Analisis Hukum Atas Perbuatan Oknum Notaris yang Menerima Penitipan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)
Teks penuh
Dokumen terkait
Devi Nurmala Sari, S351302006, 2017, Analisis Penerapan Sanksi Pidana Penggelapan Titipan Uang Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Yang Dilakukan
Telah dilakukan Evaluasi Ketidakakuratan Data Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan (BPHTB) tahun 2011-2012 di Kabupaten Karanganyar dengan tujuan untuk (1.) Menelusuri
Dalam Pasal 85 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dikatakan objek pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
dan bagaimana contoh cara menghitung pajak BPHTB yaitu bea perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, disini akan kita coba uraikan tutorial khusus tentang ini, menmgingat
191 Pasal 33 ayat 2 bahwa Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) dalam hal peserta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap tidak atau belum mampu membayar Bea Perolehan
“Pengawasan adalah kegiatan administrasi yang bersifat preventif dan represif oleh Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman yang bertujuan untuk menjaga agar para Notaris dalam
Surat Setoran Pajak Daerah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disingkat SSPD BPHTB adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
Pasca diterbitkannya Peraturan Walikota Denpasar Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran dan Pelaporan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB secara