• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.3.ii.a Hubungan yang Dilandasi Kepercayaan

ANALISA DATA DAN INTERPRETAS

IV. A.3.ii.a Hubungan yang Dilandasi Kepercayaan

Peristiwa traumais yang dialami oleh Adek telah menggoreskan pengalaman pahit didalam hidupnya. Pengalaman pahit tersebut juga dirasakan oleh keluarganya yang tidak dapat menerima kenyataan jika Adek telah dijadikan korban prostitusi oleh sahabatnya sendiri di kota B. Keluarganya pun berjuang agar orang yang telah menjerumuskan Adek ke dalam dunia prostitusi diberi hukuman yang seberat-beratnya. Seakan mengerti dengan kondisi Adek, keluarganya juga tidak pernah membicarakan pengalaman Adek terjerumus kedalam dunia prostitusi jika mereka sedang berkumpul bersama. Hal itu hanya dilakukan jika menyangkut dengan proses hukumnya saja.

“enggak.. enggak pernah, paling kalo mengenai urusan ke polisi aja mbak.. tapi untuk yang lain enggak.. takut mungkin, tapi enak juga.. daripada saya mesti nginget-inget gitu mbak…”

(R.1/W.1/b.630-638/h.15)

Setelah kembali tinggal bersama keluarganya, ada beberapa perubahan terjadi pada keluarga dan lingkungan sosialnya. Perubahan yang terjadi pada keluarganya adalah, sebagian dari kerabatnya tidak dapat menerima kondisi Adek yang telah menjadi korban prostitusi. Kerabatnya tersebut beralasan takut jika Adek akan memberikan pengaruh buruk kepada anak-anak mereka. Walaupun sebenarnya menurut Adek dirinya sudah membuktikan kepada semua anggota

keluarganya jika dirinya hanya korban dari perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab.

“.. ya ada yang nerima saya mbak, ada juga yang enggak.. mereka takut saya jadi pengaruh buruk untuk yang sodara-sodara saya yang lain.. padahal saya udah buktiin saya gak bersalah, saya Cuma korban, ya mereka masih gak percaya ya gimana mbak..”

(R.1/W.2/b.1464-1474/h.36)

Adek mengaku dirinya merasa nyaman berada ditengah-tengah keluarganya. Selain tidak mengungkit-ungkit peristiwa yang pernah ia alami dihadapannya, keluarganya juga selalu memberikan dukungan serta mampu menerima kondisi dirinya yang telah dijadikan korban prostitusi.

“Alhamdulilah mbak, semua nerima. Ya walaupun saya tau mungkin mereka gak apa.. gak kayak dulu lagi sama saya ya kan, cuman didepan saya mereka nerima mbak, gak ada yang kaya mana-mana. Semua gak ada yang ngomongin saya, tapi saya, mungkin didepan saya aja, tapi ya mudah-mudahan didepan dibelakang sama ya mbak ya..”

(R.1/W.1/b.219-232/h.6)

Awalnya ia merasa terpuruk dengan keadaan dirinya saat ini. Kedua orangtuanya pun juga selalu memberikan dorongan serta nasihat untuk membangkitkan rasa percaya diri Adek. Adek mengatakan jika ibunyalah yang banyak memberikan ia nasihat kepada dirinya agar ia tidak terus-menerus merasa malu dengan keadaannya. Ibunya selalu memberikannya nasihat tentang masa depannya dan harus ia lalui. Ibunya juga berkata jika dirinya hanya korban dan masih banyak orang yang tidak seberutung dirinya, karena sudah bebas dari dunia prostitusi.

gitu sambil nangis mbak. Kata ibuk masih banyak juga orang yang nasibnya ga seberuntung saya, yang masih dijadikan pelacur karna ga bisa kabur. Trus masih banyak yang bisa paham dengan keadaan saya ini, bisa nrima saya apa adanya, karna saya cuma korban orang-orang yang pengen untung dari kesusahan orang lain, itu kata ibuk mbak, makanya saya jadi bangkit dari rasa sedih saya. Kalo gak, waah, mungkin saya gila mbak..” (R.1/W.2/b.1177-1200/h.29-30)

Mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Adek mulai mengembangkan hubungan yang dilandasi dengan kepercayaan didalam keluarganya. Meski mengaku sebelum dirinya menjadi korban prostitusi ia memiliki sahabat dan saling membagi keluh kesah yang mereka miliki, kini Adek hanya mampu membagi keluh kesahnya dengan kedua orangtuanya saja. Adek juga mengaku jika tidak semua keluh kesahnya ia ceritakan kepada kedua orangtuanya. Adek selalu memilah mana yang pantas ia ceritakan dan mana yang harus dirinya simpan didalam hatinya saja. Adek melakukan hal tersebut karena dirinya tidak ingin ayah dan ibunya merasa terbebani dengan masalah yang ia hadapi.

“ada si Bunga.. tapi dah kawin dia.. dulu sering curhat ke dia sebelum dia kawin.. sekarang cuman sama orang bapak ibuk lah.. saya udah gak terlalu percaya sama teman deket.. yang jual saya itu aja dulu deket banget itu mbak..”

(R.1/W.1/b.370-378/h.9)

“saya gak mau nyusahin ibuk sama bapak mbak.. nanti saya malah cerita bikin mereka sedih.. sebisa saya masalah saya ya saya selesaikan sendiri mbak.. ada batas-batas mbak.. mana yang bisa saya ceritain, mana yang saya rasa gak bisa mbak.. gitu mbak..”

(R.1/W.4/b.2383-2393/h.57)

Jika Adek dapat mengembangkan hubungan yang penuh kepercayaan didalam keluarganya, berbeda halnya dengan diluar keluarganya. Meski mengaku mendapatkan dukungan juga dari orang-orang disekitar tempat tinggalnya, tetapi

Adek mengatakan jika saat ini dirinya memang hanya bisa mempercayai kedua orangtuanya saja. Dirinya masih merasa takut untuk mempercayai orang lain, karena orang yang ia percayailah yang menjerumuskan dirinya kedalam dunia prostitusi. Tetapi Adek juga tidak menutup kemungkinan jika dalam beberapa tahun lagi dirnya sudah mampu mempercayai orang lain diluar keluarganya.

“..dukungan untuk saya juga banyak mbak, dari keluarga, tetangga, orang kampung mbak.. jadi saya yakin mbak, saya kedepannya bisa lebih baik dari saya yang sekarang..”

(R.1/W.2/b.1356-1362/h.33)

“saya belom bisa percaya lagi sama orang mbak.. masih susah untuk percaya.. saya kurang percaya apa sama temen saya yang jual saya dulu.. eh saya malah dijadiin pelacur.. saya takut kejadian begitu keulang lagi, keulang lagi, saya capek, sakit mbak.. setahun itu susah ngelupain apa yang terjadi sama saya mbak..”

(R.1/W.2/b.1124-1137/h.28)

“masih susah mbak.. kan saya udah bilang skarang saya blom bisa percaya sama orang.. yang bisa saya percaya itu ya cuma bapak sama ibuk.. tapi mungkin satu atau dua tahun lagi saya dah bisa percaya sama orang.. gitu lho mbak..”

(R.1/W.4/b.2332-2341/h.56)