• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

6. Abnormal Return

Abnormal return merupakan tingkat keuntungan yang tidak pasti atau beresiko, bagian dari tingkat keuntungan yang berasal dari informasi yang tidak terduga ( Kurniawan, 2009).

Menurut Jogiyanto (2009: 558 ), Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian, sebagai berikut :

RTNi,t = Ri,t –E(Ri,t )

Notasi :

RTNi,t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t Ri,t = return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t E(Ri,t) = return ekspektasian sekuritas ke-i untuk peristiwa ke-t

Return realisasian atau return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t- Pi,t-1) / Pi,t-1. Sedang return ekspektasian merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasian menggunakan model estimasi mean adjusted model, market model dan market-adjustedmodel.

a Mean-adjusted Model

Model sesuaian rata-rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai berikut :

t2

Ri,j

j=t1 E(Ri,t ) = T Notasi :

E(Ri,t) = return ekspektasian sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j. T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

b. Market Model

Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar (market model ) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model

model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan :

Ri,j =

α

i+ βi . RMj +

ε

i,j

Notasi :

Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

α

i = intercept untuk sekuritas ke-i

βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i

RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus RMj = ( IHSGj – IHSGj-1 ) / IHSGj-1 dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan

ε

i,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j (Jogiyanto :563)

Model sesuaian-pasar ( market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Jogiyanto,2009 :568).

7. Pasar Efisien

Teori yang digunakan untuk menjawab apakah pasar bereaksi terhadap informasi pengumuman reverse stock split berakar pada hipotesis pasar efisien. Hipotesis ini menyatakan bahwa efisiensi pasar yang disangkutkan (concerned) dengan tingkat harga

sekuritas yang secara cepat dan secara penuh merefleksikan informasi yang tersedia ( Jones,2004 ) dalam Sanjaya :2007).

Dalam pasar yang efisien, informasi yang masuk ke pasar akan tercermin pada harga-harga surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan, kemudian pasar akan mengevaluasi harga saham berdasarkan informasi tersebut. Beberapa informasi atau fakta material yang terdapat dalam pasar modal misalnya : penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), peleburan usaha (consolidation), pemecahan saham (stock split), pembagian dividen saham ( stock divident) dan sebagainya ( Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi: 2005).

Umumnya terdapat tiga versi EMH : lemah (weak), semikuat (semistrong), dan kuat (strong). Bentuk ini berbeda dalam hal apa yang dimaksud dengan “seluruh informasi yang tersedia”.

Hipotesis bentuk lemah (weak–form) menyebutkan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan pasar berupa data historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman. Versi hipotesis ini berimplikasi bahwa analisis tren adalah sia-sia. Data harga saham masa lalu tersedia kepada publik dan bisa didapatkan tanpa biaya. Hipotesis bentuk lemah ini berlaku jika data tersebut merupakan sinyal yang dapat diandalkan tentang kinerja masa depan, sehingga seluruh investor telah mempelajarinya untuk memahami sinyal-sinyal tersebut. Pada akhirnya, sinyal tersebut akan kehilangan nilai ketika telah diketahui secara luas karena sinyal beli, misalnya akan segera meningkatkan harga saham. (Bodie,2006: 479)

Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. (Jogiyanto 2009: 501)

Hipotesis bentuk semikuat (semistrong-form) menyebutkan bahwa seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek suatu perusahaan seharusnya tercermin pada harga pasar saham. (Bodie,2006: 479).

Informasi yang dipublikasikan dapat berupa berikut ini :

a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten ( corporate event ).

b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan.Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga- harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut.

c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. ( Jogiyanto 2009 : 502)

Terakhir, versi bentuk kuat (strong-form) dari hipotesis pasar efisien menyebutkan bahwa harga pasar mencerminkan seluruh informasi yang relevan bagi perusahaan, termasuk informasi yang hanya tersedia bagi orang dalam perusahaan (Bodie,2006: 480)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi( information content) dari suatu pengumuman digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan.(Jogiyanto, 2009 : 536-537)

Dokumen terkait