• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

3. Beta Saham

Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto,2009:364)

Setiap perusahaan memiliki risiko sistematik yang berbeda-beda. Menurut Jones(1996) dalam Dwi Haroyah (2000 :52s) beta merupakan suatu ukuran relatif dari risiko sistematik saham individu dalam hubungannya dengan pasar secara keseluruhan yang diukur dari fluktuasi pendapatan (return). Masing-masing saham memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap perubahan pasar. Saham dengan koefisien beta sama dengan satu berarti memiliki risiko yang sama dengan risiko rata-rata pasar. Koefisien beta leb ih dari satu menunjukkan bahwa saham tersebut sangat peka terhadap perubahan pasar atau memiliki risiko diatas risiko pasar, disebut sebagai saham yang agresif. Saham yang mempunyai beta kurang dari satu disebut saham yang defensif dimana saham tersebut kurang peka terhadap perubahan pasar.

Beta merupakan risiko yang dinyatakan dalam “Sensitivity to market” yaitu ukuran risiko yang didasarkan pada sensitivitas pergerakan return suatu saham terhadap return suatu saham terhadap market return. Menurut Beaver,Ketter dan Scholes (Grubber:1995) dalam Indra (2006) menyatakan:

“Beta is risk measure that arises from the relationship between the return on a stock

and the return on the markets however, we should know that the risk a firm should be

determined by some combination the firm’s fundamental of the firm’s stock. If these

relationship could be determined, they would help us to understand betas and to better

forecast betas.

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang Beta masa depan (Elton dan Gruber, 1994). Analis sekuritas dapat menggunakan data historis dan kemudian menggunakan faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi beta masa depan.

Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data-data historis berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar), data akuntansi ( laba-laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental ( menggunakan data-data fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan beta akuntansi dan beta yang dihitung dengan data fundamental disebut beta fundamental.

a. Beta Pasar

Dapat diestimasikan dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari pasar selama periode tertentu, misalnya 60 bulan untuk return bulanan, atau 200 hari untuk return harian. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-

return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi. (Jogiyanto,2009:365)

b. Beta Akuntansi

Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi ( accounting earnings) dapat juga digunakan untuk mengestimasi beta. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan beta pasar (yang menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return dengan laba akuntansi. (Jogiyanto,2009:372).

c. Beta Fundamental

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dalam Jogiyanto(2009:377) mengembangkan penelitian Ball dan Brown dengan menyajikan perhitungan beta menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih oleh mereka merupakan variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena Beta merupakan pengukur dari risiko. Dengan argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi ini akan banyak membantu mengerti beta dan untuk memprediksinya.oleh karena itu, Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel-variabel fundamental. Sebagian besar variabel- variabel tersebut adalah variabel akuntansi. Walaupun variabel-variabel tersebut secara umum dianggap bervariasi dengan risiko, tetapi secara teori mungkin tidak semuanya berhubungan dengan risiko. Ketujuh variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut ini.

Dividend Payout

Dividend payout dapat diukur sebagai dividen yang dibayarkan dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Lintner ( 1956) dalam (Jogiyanto:377-378) memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan memotong dividen, maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividen payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi. Dari hasil pemikiran ini, maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang negatip antara risiko dan dividen payout , yaitu risiko tinggi, dividen payout rendah. Karena Beta merupakan pengukur risiko, maka dapat juga dinyatakan bahwa beta dan dividen payout mempunyai hubungan yang negatip. Alasan lain yang menyatakan bahwa hubungan negatip antara beta dan dividen payout adalah bahwa pembayaran dividen dianggap lebih kecil risikonya dibandingkan dengan capital gains ( Elton dan Grubber, 1994). Dengan demikian perusahaan yang membayar rasio dividen yang tinggi akan mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan yang menahannya dalam bentuk laba yang ditahan.

Asset Growth

Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai variabel perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.

Leverage

Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total hutang jangka panjang dibagi dengan total aktiva. Leverage diprediksi mempunyai hubungan positip dengan Beta.Bowman (1980) menggunakan nilai pasar untuk total hutang dalam menghitung leverage dan mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika digunakan dengan nilai buku.

Liquidity

Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang negatip dengan beta, yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil risikonya.

Asset Size

Variabel ukuran aktiva ( asset size ) diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatip dengan risiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, sehingga dianggap mempunyai Beta yang lebih kecil ( Elton dan Gruber, 1994).

 Earnings Variability

Variabilitas laba (earnings variability) diukur dengan nilai deviasi standar dari PER ( price earnings ratio ) atau rasio P/E ( harga saham dibagi dengan laba perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko perusahaan, sehingga hubungan antara variabel ini dengan Beta adalah positip.

 Accounting Beta

Beta akuntansi ( accounting Beta ) diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah perubahan indeks pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar ( Jogiyanto 2009:377-380)

d. Beta Pasar dan Beta Fundamental

Beta return pasar dan Beta fundamental masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari Beta return pasar adalah Beta ini mengukur respon dari masing-masing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Kelemahannya dari Beta Return Pasar adalah tidak langsung mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan karena Beta return pasar dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan dari harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik (fundamental) perusahaan, seperti misalnya data fundamental pembayaran dividen. Beta pasar mungkin mencerminkan pembayaran dividen secara tidak langsung, yaitu lewat perubahan harga saham jika ada. Berbeda dengan beta fundamental yang mengukur perubahan pembayaran dividen secara langsung. Di lain pihak, Beta fundamental mempunyai kebaikan bahwa Beta ini secara langsung berhubungan dengan perubahan karakteristik perusahaan, karena Beta ini dihitung menggunakan data karakteristik tersebut. Beta fundamental juga mempunyai kelemahan, yaitu variabel-variabel karakteristik mempunyai efek terhadap beta fundamental yang sama untuk semua perusahaan.

Rosenberg dan Marante (1975) dalam Jogiyanto(2009:386) kemudian menggabungkan data return pasar dan data karakteristik perusahaan untuk menghitung

beta. Dengan penggabungan ini diharapkan kelemahan masing-masing perhitungan beta tertutup dan semua kebaikannya tergabung, sehingga diharapkan daya prediksinya untuk menghitung Beta di masa mendatang lebih akurat.

e. Beta Portofolio

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang ( berdasarkan proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai berikut: n βp =

w

i . βi t =1 Notasi :

β

p = Beta Portofolio.

β

i = Beta individual sekuritas ke-i.

w

i= Proporsi sekuritas ke-i.

Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap individual sekuritas. Alasannya adalah sebagai berikut ini.

1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Kenyataannya Beta individual sekuritas dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan Beta individual sekuritas dapat berupa perubahan naik atau perubahan turun. Beta portofolio akan meniadakan perubahan beta individual sekuritas dengan perubahan beta individual sekuritas yang lainnya.

2. Dengan demikian jika beta tidak akan konstan dari waktu ke waktu, maka beta portofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan beta individual sekuritas.

3. Perhitungan beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran ( measurement error) atau kesalahan acak ( random error). Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas lainnya. Dengan demikian, Beta portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan beta individual sekuritas. ( Jogiyanto, 2009: 388).

Dokumen terkait