• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

3) Perspektif perawat baru tentang pelaksanaan program orientasi kerja selama di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi yang meliput

4.3.2 Proses Action Research: Planning, Action, Observation dan Reflection Pelaksanaan action research pada penelitian ini adalah satu siklus action

4.3.2.2. Tahap Action

Tahap action dilaksanakan mulai tanggal 4 Juni sampai dengan 6 Agustus 2016. Terdapat lima kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pembentukan tim pelaksana program orientasi kerja, pemberian seminar tentang caring dan program orientasi kerja, pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) program orientasi kerja berbasis caring, seminar dan sosialisasi SPO program orientasi kerja berbasis caring, dan penerapan SPO program orientasi kerja berbasis caring. Kegiatan pada tahap action, yaitu:

1. Pembentukan tim pelaksana program orientasi kerja

Sebelum dilakukan pembentukan tim pelaksana program orientasi kerja berbasis caring, peneliti bertemu dengan direktur utama dan kepala keperawatan Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi pada tanggal 2 Juni 2016. Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dijalankan di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi. Pada pertemuan tersebut direktur dan kepala keperawatan sangat mendukung rencana penelitian tersebut. Direktur mengungkapkan bahwa pelaksanaan program orientasi kerja di Rumah

84

Sakit tersebut belum sesuai dengan standar dan masih belum efektif dikarenakan berbagai faktor misalnya sumber daya manusia yang tidak memadai baik jumlah maupun kompetensinya. Untuk itulah direktur tersebut berharap program yang akan dijalankan oleh peneliti dapat memberikan perubahan yang baik untuk pengetahuan sumber daya manusia perawat khususnya mengenai standar prosedur operasional program orientasi kerja.

Pembentukan tim pelaksana program orientasi kerja dilakukan pada tanggal 4 Juni 2016 yang terdiri dari 7 orang yaitu kepala keperawatan, kepala unit rawat inap, kepala unit OK, kepala unit IGD, kepala unit VK, kepala unit ruang bayi, kepala unit ICU. Setelah tim terpilih, maka direktur menetapkan tim yang tersebut diatas dengan mengeluarkan surat keputusan tim pelaksana program orientasi kerja Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi. Selanjutnya tim tersebut dan peneliti bersama-sama membuat kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan dalam mengembangkan program orientasi kerja berbasis caring di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi.

2. Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) program orientasi kerja

Pembuatan SPO ini dilaksanakan tanggal 6 Juni sampai dengan 22 Juli 2016, dimana kegiatan yang pertama kali dilakukan pada tahap pembuatan SPO adalah membuat seminar tentang caring dan program orientasi kerja yang dibawakan sendiri oleh peneliti, dimana tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada tim pelaksana program orientasi kerja sebelum diadakan diskusi untuk membuat SPO tersebut. Sebelum seminar tersebut dilaksanakan, dari tanggal 6 sampai dengan 10 Juni 2016 peneliti dan tim

pelaksana membuat persiapan waktu, tempat dan perlengkapan lainnya dan selanjutnya peneliti mengundang yayasan, direktur dan tenaga keperawatan serta pegawai non kesehatan untuk menghadiri acara tersebut. Seminar tentang caring dan program orientasi kerja tersebut dilaksanakan tanggal 11 Juni 2016, yang dihadiri oleh direktur, tim pelaksana program orientasi kerja dan tenaga keperawatan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, peserta seminar tersebut lebih kurang 80 persen telah memahami tentang program orientasi kerja dan caring. Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti dan tim pelaksana yaitu melihat dan memahami kembali SPO yang ada di Rumah Sakit tersebut serta berdiskusi tentang mengelaborasikan konsep caring kedalam SPO program orientasi kerja untuk pembuatan SPO pengembangan program orientasi kerja berbasis caring. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 18 Juni 2016, jam 10.00 sampai dengan 12.30 wib di ruang pertemuan Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi. Pertemuan ini menghasilkan beberapa prinsip dari caring yang dimasukkan kedalam SPO program orientasi kerja berbasis caring, antara lain: person to person ecounters, comforting, touch, listening dan tindak lanjut, terbuka dan jujur, empati dan memberikan harpan, ramah tamah dan saling menghormati, kesabaran, keberanian dan ketegasan, memberikan apresiasi, komunikasi efektif, caring dalam spiritual. Selain hal tersebut, tim pelaksana dan peneliti juga menetapkan prosedur dalam pelaksanaan program orientasi kerja berbasis caring dengan berdasarkan beberapa prinsip coaching atau pembinaan menurut Jean Watson (2008) pada faktor carative yang ke 7 yaitu ͞interpersonal teaching learning͟.

86

Dalam pembuatan SPO baru tersebut partisipan cukup kesulitan untuk memasukan konsep caring di SPO program orientasi kerja yang lama, untuk itulah peneliti selalu mengarahkan dan lebih banyak memberikan masukan dalam pembuatan SPO yang baru tersebut. Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan SPO ini yaitu partisipan kurang memahami konsep caring, partisipan menghadapi konflik internal di Rumah Sakit sehingga diskusi tidak berjalan dengan optimal. Setelah masukan diterima dari seluruh peserta diskusi maka selanjutnya peneliti menyusun draf SPO tersebut.

Pertemuan berikutnya dilaksanakan tanggal 16 Juli 2016 jam 11.00 wib di ruang pertemuan Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi. Pada pertemuan ini tim pelaksana dan peneliti membahas tentang draf SPO yang telah dibuat dari hasil pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini draf SPO tersebut tidak banyak perubahan dan disetujui untuk diusulkan kepada direktur utama agar dapat disyahkan. Kemudia simulasi pelaksanaan program orientasi kerja berbasis caring dilaksanakan pada pertemuan ini dengan beberapa orang saja.

Pada tanggal 22 Juli 2016, draf SPO program orientasi kerja berbasis caring tersebut diajukan ke direktur utama Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi. Pada tahap ini peneliti dan beberapa orang tim pelaksana berdiskusi dengan direktur utama tentang program orientasi kerja dan draf SPO tersebut. Dari hasil pertemuan itu, direktur langsung merespon dengan menyetujui SPO tersebut dan segara diterapkan. Maka pada tanggal 23 Juli 2016 SPO tersebut ditandatangani dengan ketentuan akan diterima sepenuhnya menjadi SPO di

Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi jika penerapannya menghasilkan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Seminar dan sosialisasi SPO program orientasi kerja

Setelah disetujui direktur untuk dilaksanakan, selanjutnya SPO tersebut di sosialisasikan pada hari Sabtu, 23 Juli 2016. Acara tersebut dihadiri tim pelaksana program dan perawat baru yang akan mengikuti program tersebut. Pada tahap ini peneliti memberikan pemahaman konsep caring kembali ke seluruh perawat yang ada diruangan tersebut secara umum, kemudian selanjutnya menjelaskan isi SPO yang akan dijalankan, diskusi, dan terakhir membuat rencana penerapan SPO tersebut. Untuk lebih memberikan pemahaman kepada tim pelaksana, peneliti menjelaskan kembali tahapan-tahapan dan perilaku yang akan diterapkan sesuai standar yang telah dibuat tersebut ke setiap partisipan yang ada dalam tim tersebut. Seminar dan sosialisasi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan komitmen dalam menerapkan SPO yang berbasis caring pada program orientasi kerja di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi.

Hasil diskusi menunjukkan bahwa tim pelaksana sangat tertarik untuk menerapkan SPO tersebut dan mencoba untuk berperilaku sesuai tuntutan standar yang telah dibuat dalam pelaksanaan program orientasi kerja. Beberapa partisipan mengatakan bahwa dalam kondisi saat ini program ini mungkin sulit untuk dilaksanakan sesuai harapan, tetapi partisipan dan peneliti tetap berusaha untuk menerapkan dengan sebaik-baiknya. Untuk selanjutnya setelah sosialisasi selesai maka peneliti bersama tim pelaksana membuat jadwal pelaksanaan program orientasi kerja selama 2 minggu untuk unit rawat inap, yang terdiri dari

88

penyampaian materi (teori) selama 1 minggu dan dinas/ praktek di unit rawat inap selama 1 minggu. Dimana dalam hal ini yang dijadikan sebagai narasumber dalam penyampaian materi adalah peneliti dan seluruh partisipan yang ada di tim pelaksana. Setiap orang akan melakukannya dan membawakan materi yang telah disepakati bersama, sementara itu untuk praktek dilakukan hanya di satu unit saja yaitu unit rawat inap. Dimana unit rawat inap merupakan unit pelayanan yang utama dan komprehensif dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dan keluarganya. Sehingga dapat menerapkan atau mencontohkan perilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dan keluarganya oleh perawat baru secara langsung.

4. Penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) program orientasi kerja berbasis caring

Penerapan SPO baru tersebut dilaksanakan di ruang pertemuan Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi dalam hal penyampaian materi dan dinas/ praktek di unit rawat inap. Aplikasi SPO tersebut dilaksanakan dari mulai 25 Juli sampai dengan 6 Agustus 2016, dimana penyampaian teori dari tanggal 25 sampai dengan 30 Juli 2016 dan kegiatan dinas/ praktek diruangan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai dengan 6 Agustus 2016. Sesuai ketentuan yang telah dibuat dan disepakati oleh direktur utama, tim pelaksana dan peneliti bahwa program orientasi kerja dilaksanakan selama 2 minggu untuk di unit rawat inap. Dalam hal penyampaian materi dan dinas/ praktek, prinsip-prinsip caring yang telah di masukkan kedalam SPO program orientasi kerja tersebut wajib diterapkan oleh setiap orang yang ikut dalam pelaksanaan program tersebut baik itu dalam hal

menyampaikan materi maupun dinas/ praktek langsung ke ruangan yang dijadikan tempat terlaksananya penelitian program orientasi kerja berbasis caring ini.

Pelaksanaan program tersebut diawali dengan pemberian materi caring oleh peneliti kepada peserta program orientasi kerja. Kemudian baru dilanjutkan oleh tim pelaksana untuk memberikan materi lainnya sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Untuk praktek di unit rawat inap, dilakukan oleh kepala unit saja. Dimana dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tidak optimal maka pada praktek peserta dibagi atas 2 bagian, 3 orang perawat baru tersebut mengikuti program orientasi kerja pada hari senin, selasa dan rabu, kemudian 3 orang lainnya di hari kamis, jumat dan sabtu. Program orientasi kerja yang dilaksanakan merupakan program orientasi kerja secara spesifik berdasarkan unit kerjanya yaitu perawat di unit rawat inap.

Dokumen terkait