HASIL PENELITIAN
3) Perspektif perawat baru tentang pelaksanaan program orientasi kerja selama di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi yang meliput
4.3.2 Proses Action Research: Planning, Action, Observation dan Reflection Pelaksanaan action research pada penelitian ini adalah satu siklus action
4.3.2.4. Tahap Reflection
Tahap ini merupakan tahap menilai kemajuan, kelemahan dan kendala atas pelaksanaan program orientasi kerja berbasis caring yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi atau focus group discussion (FGD) pada kelompok partipisan tim pelaksana dan pembagian kuisioner kepada kelompok partisipan perawat baru untuk menggali informasi tentang pengalaman partisipan setelah diterapkan standar prosedur operasional program orientasi kerja berbasis caring. Pembagian kuisioner dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2016 sedangkan untuk kegiatan FGD dilakukan pada 13 Agustus 2016. Selanjutnya peneliti melakukan analisa terhadap hasil pembagian kuisioner dan FGD yang dilakukan tanggal 15 sampai dengan 20 Agustus 2016.
Partisipan untuk perawat baru tidak mengalami perubahan, jumlahnya tetap sama seperti pada awal pelaksanaan penelitian ini yaitu 7 orang. Untuk kegiatan FGD jumlah partisipan yang hadir tidak semua yang ada dalam tim pelaksana
program orientasi kerja, hanya 4 orang saja yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Tidak semua orang yang ada dalam tim dapat hadir disebabkan kesibukan dan ketidakhadiran bekerja berhubung ada urusan keluarga. Tujuan kegiatan FGD tahap reflection adalah untuk mengetahui atau menilai tentang program orientasi kerja berbasis caring yang telah dilaksanakan. Terdapat lima tema yang diperoleh berdasarkan refleksi selama menerapkan program tersebut yaitu 1) Pengalaman dalam melaksanakan program orientasi kerja, 2) Manfaat yang dirasakan setelah menerapkan program orientasi kerja berbasis caring, 3) Faktor pendukung dalam menerapkan program orientasi kerja berbasis caring, 4) Faktor penghambat dalam menerapkan program orientasi kerja berbasis caring, dan 5) Harapan dalam menerapkan program orientasi kerja berbasis caring. Adapun hasil FGD penelitian ini yaitu:
1. Pengalaman dalam melaksanakan program orientasi kerja
Didapatkan beberapa hal yang menjadi pengalaman tim pelaksana dalam melaksanakan program orientasi kerja yaitu sangat bagus, jauh berbeda pelaksanaan dahulu dengan saat ini, program sekarang benar-benar sesuai standar, menambah pengetahuan, menjadi tahu cara membimbing, dan menjadi role model dalam berperilaku caring. Persepsi partisipan dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
“...kalau aku merasa bahwa pelaksanaan orientasi kerja yang baru saja kita coba kemarin itu sangat bagus pak. Dimana itu jauh berbeda dengan yang dulu dilaksanakan di rumah sakit ini. ...tapi kalau sekarang beda kita jadi tahu standarnya, uda gitu kita tahu cara membina perawat baru, kita jadi tahu apa itu caring dan kekmana cara menerapkannya disini”. (Partisipan 1)
94
“...selain memberikan orientasi... maksudnya bimbingan kita memberikan juga contoh dalam perilaku dan sikap yang baik... sikap caring itu maksudnya pak ...”. (Partisipan 4)
Diungkapkan juga oleh partisipan, bahwa perilaku caring harus diterapkan di program orientasi kerja karena bisa saling peduli, membuat pasien senang, tahu dan gampang menerapkannya karena sudah sejak awal diberitahukan, dan caring diterapkan bukan saja pada saat program orientasi kerja dan bukan hanya untuk perawat. Persepsi partisipan dapat dilihat dari kutipan berikut ini :
“ya haruslah pak... caring itukan... seperti kata bapak dulu.. perilaku kita,... kepedulian kita.... jadi kalau kita disini saling peduli baik sama kawan, sama pasien dan keluarganya pasti bagus hasilnya...dan juga pimpinan atau pihak atas. Gak ada lagi yang namanya kesenjangan pastinya, karena uda caring satu sama lain. Sama pasienpun pasti pasiennya senang karena diperdulikan sama perawatnya”. (Partisipan 1)
“....kalau dari awal sudah dikasih tahu, ...maka perawat baru pasti akan tahu dan sudah gampang menerapkanya ketimbang ditengah-tengah baru dikasih tahu tentang itu”. (Partisipan 2)
“....bahkan tidak hanya di orientasi aja, tapi dimana aja dan bukan untuk perawat saja.....’. (Partisipan 3)
2. Manfaat program orientasi kerja berbasis caring bagi perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Berdasarkan focus group discussion yang dilakukan didapatkan beberapa manfaat yang dirasakan. Manfaat yang dirasakan tim pelaksana antara lain ada kepuasan diri bagi mereka saat melaksanakan program orientasi kerja berbasis caring karena mengajari perawat baru sampai paham, menambah ilmu
pengetahuan, mengetahui cara menghadapi pasien, keluarga dan teman sejawat dengan caring, menjadi ramah, mudah senyum, kompak dan memberi manfaat bagi tim pelaksana dan perawat baru. Manfaat tersebut dinyatakan oleh beberapa partisipan seperti pada ungkapan berikut :
“saya rasa bermanfaat pak. Untuk saya sendiri saya merasa puas gitu pak uda melaksanakan orientasi ini dengan cara seperti ini. ...jadi selain tambah ilmu pengetahuannya dalam bekerja, dia juga tahu cara menghadapi pasien dan keluarganya serta kawan-kawannya denga menggunakan caring”. (Partisipan 1)
“jadi bukan untuk perawat baru aja. Kamipun jadi ngerti .... istilahnya kami mau gak mau harus ada persiapan dan pengetahuan lebih...” (Partisipan 1)
“...kalau menurut saya manfaatnya juga dirasakan oleh kami sendiri pak.... sebagai... apa dikatakan ...sebagai pemberi materi... kami merasa puas pak karena proses orientasi ini benar-benar ngajari kami cara-cara berperilaku dan bersikap yang benar dalam memberikan informasi atau pengetahuan kepada orang lain dan jelasnya kami jadi tahu dan lebih memahami apa itu orientasi kerja, bagaimana melaksanakan orientasi kerja yang sebenarnya dan tahu tentang prinsip atau sikap atau perilaku yang harus ditanamkan dalam setiap perawatdalam melayani pasien.” (Partisipan 2)
“perawat-perawat baru itu saya lihat sekarang-sekarang ini sudah tampak ramah dan murah tersenyum ke pasien maupun ke saya atau temannya yang lain. Dalam melayani pasien sepertinya mereka mulai menerapkan caring itu... peduli itu... walaupun mungkin belum sepenuhnya mereka laksanakan dengan baik.” (Partisipan 3)
“memang pak saat ini tampak lebih kompak mereka dan lebih berani mereka dalam bekerja, gak lagi takut menghadapi senior-seniornya. Tapi bukan berarti gak sopan, istilanya sudah berkuranglah kesenjangan itu walaupun masih sedikit”. (Partisipan 3)
96
3. Faktor-faktor yang mendukung proses pelaksanaan program orientasi kerja Beberapa faktor pendukung diungkapkan oleh partisipan antara lain waktu, pengetahuan dan pemahaman tim, dukungan pimpinan, tempat, peralatan, dan standar prosedur operasional dan kerjasama semua pihak. Pernyataan tersebut didukung oleh ungkapan partisipa berikut :
“untuk dilaksanakannya orientasi kerja faktor yang mendukung sehingga terlaksana program itu ialah waktu pak”. (Partisipan 3)
“...ditambah lagi dengan faktor kerjasama yang baik antar kita pak...”. (Partisipan 1)
“selain yang tadi disebut kawan-kawan mungkin... tempat pak...tempatnya mendukung ya misalnyakan semalam itu pemberian materi tempatnya ...diaula. terus pak dengan adanya standat operasional yang ada maka bisalah terlaksana program tersebut....”. (Partisipan 2)
“selain itu pak... pihak atasan pak...kalau pihak atasan gak mau ya sama saja kan pak...”. (Partisipan 4)
4. Faktor penghambat pelaksanaan program orientasi kerja
Beberapa hambatan dalam menerapkan program orientasi kerja berbasis caring antara lain waktu, jumlah perawat sedikit atau beban kerja besar, perlengkapan yang belum memadai, pemahaman dan pengetahuan tim pelaksana program orientasi kerja serta ketidakpedulian pihak atasan. Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan partisipan berikut :
“jadi semua terkait ini pak, gak ada waktu itu kenapa? Ya karena disebabkan jumlah perawat disini sedikit.... Jadi kadang harus kesana harus kesini, kanitpun ikut dslam melayani pasien, jadi mau gimana ada waktu untuk melaksanakan orientasi secara benar sesuai standar”. (Partisipan 1)
“ini satu lagi pak... pemahaman atau pengetahuan kami pak...kamikan baru ini tahu tentang standar yang jelas tentang orientasi dan tentang caring ini pak....”. (Partisipan 1)
“kemudian pak selain itu,.. alat pak...kita kemarin itu menyampaikan materi tidak semua pakek LCD, kadang pakek kadang gak karena dibawak oleh ibu. Orang cuma 1 LCD nya. Jadi menurut saya alat atau perlengkapan juga sebagai penghambat pak”. (Partisipan 2)
“ya waktu juga itu pak.... seperti yang kemarin itu karena waktulah yang menyebabkan molor-molor dalam pemberian materi ke pegawai baru”. (Partisipan 3)
“...selain itu faktor atasan juga penting pak...kalau kita sih mau aja menjalankan, tapi kadang pihak atasan tidak peduli kesitu,... uda gitukan pak disini lagi gak ada bagian manajemennya...jadi ya gak ada yang khusus ngerjain standar-standar itu,......” (Partisipan 4)
5. Harapan dalam pelaksanaan program orientasi kerja
Beberapa harapan partisipan antara lain Standar Prosedur Operasional (SPO) dijalankan dengan benar, dukungan dari pihak pimpinan, perlu kontroling, menggunkan sistem atau standar pembinaan, dan jumlah perawat dan manajemen disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut pernyataan dari partisipan :
“...harapan saya pak... ee... ya... sebaiknya standar-standar itu dijalankan dengan benar, jangan lagi asal-asalan. ...pihak pimpinan harus mendukung dengan sepenuhnya untuk terlaksananya program ini”. (Partisipan 1)
“...selain itu kan mungkin perlu adanya yang mengontrol secara khusus untuk caring ini, karena kalau gak dikontrol atau gak di awasi maka pasti akhirnya ya gitu-gitu aja...”. (Partisipan 2)
“... jumlah perawatnya ditambahlah kalau bisa, biar tugas-tugas kami yang lain juga bisa kami buat dan selesaikan. Disediakanlah pak...dan mintaknya bagian manajemennya juga adalah pak”. (Partisipan 3)
98
“...harapannya pihak atasan mau menjalankan dengan sungguh-sungguh, sehingga kamipun bisa melaksanakannya dengan sungguh-sungguh juga”. (Partisipan 4)
Selain beberapa harapan diatas, ada harapan yang khusus tentang pelaksanaan caring yang diungkapkan oleh partisipan yaitu caring dilaksanakan di segala aspek dan untuk semua orang. Berikut pernyataan dari partisipan:
“... saya berharap bukan hanya diorientasi kerja aja diterapkan caring itu pak,,, tapi ya di program-program lain juga lah pak. Dan saya rasa bukan hanya untuk perawat aja itu pak, tapi untuk semua pegawai di rumah sakit ini”. (Partisipan 3).