• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adanya hasil kegiatan di masyarakat yang meliputi :

Laki-Laki Perempuan Jumlah

5. Penentuan Lokasi Penempatan PSP3 Penentuan lokasi penempatan

4.4. Efektivitas Progam Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Perdesaan (PSP3) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten

4.4.2. Adanya hasil kegiatan di masyarakat yang meliputi :

Tabel 4.12. Masyarakat mengetahui adanya program PSP3 di desanya dan mengenal para peserta.

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 40 62

Setuju 4 20 31

Kurang Setuju 3 3 4

Tidak Setuju 2 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 0 0

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 6

Pada tabel: 4.12 menujukkan bahwa 62% sangat setuju tentang Masyarakat mengetahui adanya program PSP3 di desanya dan mengenal para peserta, 31% menjawab setuju, 4% responden menjawab kurang setuju 3%

menjawab tidak setuju .

Dari Tabel di atas memperlihatkan bahwa masyarakat mengenal program dan juga mengetahui keberadaan peserta PSP3 itu sendiri, dikernakan kementerian Pemuda dan Olahraga pada proses awal penjaringan di kabupatan kota, telah memperkenalkan dan mensosialisasikan program tersebut secara intensif kepada masyarakat tujuan dari sosialisasi dan diseminasi tersebut adalah agar program PSP3 dikenal oleh masyarakat luas, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah kecamatan, dan pemerintahan desa yang berminat menjadi sasaran pelaksanaan program. Sehingga menumbuhkan kesamaan pemahaman tentang maksud, tujuan, dan tata cara pelaksanaan program PSP3.

Sosialisasi dan diseminasi program tidak hanya untuk tujuan seleksi, melainkan juga dalam kerangka mengenalkan secara luas program PSP3. Oleh karena itulah sosialisasi juga dalam bentuk ragam kegiatan inovasi dan berbagai

best practice lain yang merupakan karya nyata Pemuda Sarjana. Sosialisasi dan diseminasi dilakukan dengan cara menyebarkan surat edaran, poster, booklet (buku saku), leaflet, menyelenggarakan diskusi, dan pemasangan iklan/publikasi informasi di media cetak, elektronik, media sosial serta berbagai kegiatan dan festival.

Dalam proses pelaksanan program yang dilakukan PSP3 di desa penemptan maka proses perkenalan dengan masyarakat di lakukan, perkenalan dan sosialisasi tersebut juga didamping oleh tim asistensi Kementerian Pemuda dan Olahraga dan juga perangkat desa penempatan peserta PSP3 itu sendiri.

Proses tersebut agar masyarakat mengenal secara baik Peserta PSP3 yang berada di desa penempatannya, di samping itu juga proses penyambutan peserta PSP3 dilakukan dengan proses adat, seperti diutarakan oleh Alqudri Geuchik Gampong Sentosa Kabupaten Aceh Jaya “Waktu kedatangan mereka (PSP3) saya undang masyarakat dan kami perlakukan mereka sebagai tamu, kita sambut dengan adat pesijuk (tepung tawar)” katanya.

Tabel 4.13. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan Program PSP3.

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 19 29

Setuju 4 29 45

Kurang Setuju 3 14 21.5

Tidak Setuju 2 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 1 1.5

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 7

Dari Tabel 4.13 di atas menujukkan bahwa 45% responden menjawab tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan

program PSP3, 29% menjawab sangat setuju, 21.5% menjawab kurang setuju dan 3% menjawab tidak setuju.

Hal tersebut terlihat bahwa, adanya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program PSP3 dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, baik di Kota Sabang maupun di Kabupaten Aceh Jaya, namun di lapangan di temukan beberapa kendala pada saat pelaksanaan program berlangsung, di antaranya adalah ketidak terlibatan masyarakat secara keseluruhan dalam program yang di laksanakan oleh PSP3, masyarakat pada awal pengenalan program bersifat apatis, namun setelah program belangsung maka ketertarikan masyarakat untuk mengikuti program yang telah di laksanakan. Seperti yang diutarakan oleh Jalaluddin Tim Asistensi Kementerian Pemuda dan Olahraga beliau mengungkapkan bahwa:

“Ada beberapa daerah yang memang PSP3 pada saat pertama mereka hadir mengundang perangkat desa, masyarakat dan juga mengundang tokoh-tokoh untuk memperkenalkan peserta PSP3 dan program PSP3 itu sendiri, tetapi pada kenyataannya di lapangan sangat berat, dan juga yang kita temukan di lapangan itu bahwa, PSP3 ini lah yang mengajak masyarakat memberitahu kepada masyarakat dan dia juga mendatangi masyarakat pada saat ada kegiatan perkenalan, kemudian terbukti dan karya dari PSP3 itu maka baru masyarakat mengajak PSP3 itu unuk membantu di dalam berbagai bidang di masyarakat, itu sendiri memang keduanya memiliki peran yang sama pada saat berjalannya proses, pada saat awal itu memang tidak ada yang merespon kemudian tidak mengetahui, maka di situlah kami tim asistensi yang mendapingi dengan masyarakat untuk memperkenalkan produk-produk PSP3 itu sendiri, memang berat pada awal-awal itu sendiri namun, setelah melewati 6 (enam) bulan maka prosesnya sangat mudah karna sudah di buktikan dengan kenyataan yang ada dari PSP3 itu tersebut”.

Begitu juga yang di sampaikan oleh El-Fakri Pelaksana Tugas (PLT) Kasi Pemberdayaan Organisasi Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Aceh yang bertanggungjawab dalam program PSP3 dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2016, Beliau mengemukakan bahwa, untuk adanya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanan program PSP3 maka harus adanya sebuah contoh dilakukan oleh peserta PSP3, sehingga membuat daya tarik masyarakat dalam mengikuti program yang dilaksanakan, “PSP3 memberi contoh dulu baru peserta mengikutinya” pungkasnya.

Namun berbeda yang disampaikan oleh Al-Qudri Geuchik Gampong Sentosa, mengungkapkan ada sebahagian peserta dalam memaparkan program yang kurang tertarik oleh masyarakat, sehingga masyarakat enggan terlibat di dalam proses pemberdayaan tersebut, hal tersebut di karenakan program yang besifat monoton dan telah pernah dilakukan oleh masyarakat itu sediri.

“Sebenanrya masyarakat ingin mengikuti cuma, namun dari pemaparan-pemaparan program mereka itu sudah ingin kita lakukan. Jadi setelah masyarakat mendengar pemaparan mereka sepertinya biasa-biasa saja, tidak ada hal yang luar biasa dari program mereka tawarkan. Karna itu sudah berjalan sebenanya di desa kita. Apa lagi kita sebagai desa yang berada di tengah ibu kota Kabupaten Aceh Jaya” ujarnya.

Tabel 4.14. Berkembangnya kelembagaan masyarakat di desa yang mendukung kegiatan produktif di bidang sosial-ekonomi-lingkungan

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 12 19

Setuju 4 27 41.5

Kurang Setuju 3 19 29

Tidak Setuju 2 6 9

Sangat Tidak Setuju 1 1 1.5

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 8

Dari tabel: 4.14 menunjukkan bahwa 41.5% masyarakat setuju terhadap berkembangnya kelembagaan masyarakat di desa yang mendukung kegiatan produktif dibidang sosial-ekonomi-lingkungan yang ada di perdesaan. 29%

menjawab kurang setuju, 19% responden menjawab sangat setuju dan 9% tidak setuju.

Dari hasil jawaban responden di atas menunjukkan bahwa adanya kelembagaan sosial dan ekonomi yang terbangun dengan adanya PSP3 dalam melaksanaakan program di perdesaan, beberapa kelembagaan tersebut di bangun dengan tujuan untuk meningkatkan kegiatan sosial ekonomi yang berkelanjutan setelah program PSP3 ini berakhir. Kelembaggan ini terbentuk bersifat swadaya yang dilaksanakan oleh peserta PSP3 di dalam masyarakat. Namun dalam terbentuknya kelembagaan ini tidak secara keseluruhan di lakukan oleh peserta PSP3 hanya berapa desa baik di Aceh Jaya maupun di Kota Sabang yang melakukan hal tersebut.

Roni Zariansyah Pendamping PSP3 Dispora Kota Sabang menuturkan bahwa. “Kelembagaan ekonomi, kalau lembaga ekonomi yang mereka bentuk yaitu di Gampong Kota Ateuh sovenir piyoh (sovenir khas Aceh), dan pemuda setempat yang mereka ajak bergabung dalam kegiatan PSP3 untuk pendirian koperasi kerjasama dengan masyarakat”.

Namun berbeda yang disampaikan oleh El-Fakri beliau mengatkan bahwa program ini disebahagian tempat di Aceh hanya bersifat isidentil saja, tidak adanya keseriusan di dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh peserta PSP3, sehingga program yang dijalankan tidak mampu mengkomodir kepentingan masyarakat lebih luas, tidak ada proses keberlanjutan yang dapat dirsakan oleh masyarakat dimana PSP3 di tempatkan.

Dari hasil paparan di atas, menunjukkan bahwa tidak banyak lembaga keuangan yang terbangun yang dilaksananakan oleh peserta PSP3, hal tersebut dikarenakan dengan berbagai keterbatasan baik secara pemodalan dan potensi yang ada, sehingga tidak berkembangnya kelembangaan ekonomi secara baik di desa penempatan PSP3 itu sendiri.

Tabel 4.15. Tumbuhkembangnya lembaga keuangan mikro (perkreditan) untuk menunjang usaha-usaha ekonomi produktif di dalam masyarakat Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 6 9

Setuju 4 16 25

Kurang Setuju 3 33 51

Tidak Setuju 2 8 12

Sangat Tidak Setuju 1 2 3

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 9

Dari tabel: 4.15 menunjukkan bahwa 51% masyarakat kurang setuju dengan adanya tumbuh kembangnya lembaga keuangan mikro (perkreditan) untuk menunjang usaha-usaha ekonomi produktif di dalam masyarakat, 25 % menjawab setuju, 12% menjawab tidak setuju dan 9% menjawab sangat setuju.

Hasil tanggapan responden di atas meunjukkan lebih dari 50% masyarakat menjawab kurang setuju terhadap kegiatan peserta PSP3 dalam pengembangan lembaga keuangan mikro (perkreditan) untuk menunjang usaha-usaha ekonomi produktif di dalam masyarakat, banyak faktor terhadap tidak berkembangnya lembaga keuangan mikro di dalam masyarakat, menurut hasil analisi peneliti disebabkan oleh:

1. keterbatasanya keuangan permodalan dari kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga hanya memberikan aggaran Rp. 20.000.000,- dalam 2 tahun dan dibagi menjadi beberapa termin pencairan anggaran tersebut.

2. Keterbatasan waktu yang dimiiki oleh peserta PSP3 dalam membangun jaringan yang kuat dalam mengembangkan kegitan keuangan mikro.

3. Keterbatasan kemampuan peserta di dalam hal pengelolaan keuangan mikro di dalam masyarakat.

Dokumen terkait