• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adanya Keberlanjutan Kegiatan di Tingkat Masyarakat yang meliputi:

Laki-Laki Perempuan Jumlah

5. Penentuan Lokasi Penempatan PSP3 Penentuan lokasi penempatan

4.4. Efektivitas Progam Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Perdesaan (PSP3) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten

4.4.3. Adanya Keberlanjutan Kegiatan di Tingkat Masyarakat yang meliputi:

Tabel 4.16. Adanya dukungan dan jaringan kerjasama dengan sumberdaya lain (instansi Pemerintah, Swasta/BUMN, LSM atau instansi lainnya) dalam merealisasikan atau mengembangkan kegiatan usaha dan pendidikan kebangsaan.

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 12 18

Setuju 4 27 42

Kurang Setuju 3 21 32

Tidak Setuju 2 5 8

Sangat Tidak Setuju 1 0 0

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 10

Dalam tabel: 4.16 meyangkut dengan dukungan dan jaringan kerjasama dengan sumberdaya lain (instansi Pemerintah, Swasta/BUMN, LSM atau instansi lainnya) dalam merealisasikan atau mengembangkan kegiatan usaha dan pendidikan kebangsaan terdapat bahwa, 42% responden menjawab setuju terhadap dukungan dan jaringan kerjasama dengan sumber daya lain (instansi Pemerintah, Swasta/BUMN, LSM atau instansi lainnya) dalam merealisasikan atau mengembangkan kegiatan usaha dan pendidikan kebangsaan yang dilakukan oleh peserta PSP3.

Pada prinsipnya program PSP3 merupakan salah satu aset pendorong percepatan pembangunan yang diharapkan mampu menumbuhkembangkan budaya kerja produktif dan inovatif serta mewujudkan kerjasama dan jaringan kerja dengan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan. (Kemenpora, 2014)

Pelaksanan kerjasama yang dilakukan PSP3 dalam pelaksanaan proses pemberdayaan dengan berbagai bentuk, baik dari segi kerjasama sumber daya manusia, secara materi maupun kerjasama berbetuk kegiatan, tujuannya ini adalah untuk melakukan pemberdayaan yang berkelanjutan di dalam masyarakat.

Kerjasama yang dilakukan oleh PSP3 untuk keberlanjutan proses pemberdayaan seperti yang di ungkapakan oleh El-Fakir bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga sangat mendorong untuk terjalin kerjasama PSP3 dengan lembaga-lembag lain dalam proses pemberdayaan masyarakat, “Kita selalu mendorong mereka, mensuport mereka agar mereka memang tidak hanya fokus pada kita, pada pihak kementerian terutama juga Dispora”.

Jalaluddin juga mengungkapakan bahwa, “dukungan ada, tetapi pemerintah daerah dan pemerintah kota hanya melakukan kegiatan pengembangan bisnis, dari LSM dan pemerintah mensuport kegiatan PSP3, yang paling banyak adalah dinas koperasi tetapi memang harus adanya karya nyata”.

Roni Zariansyah “Kerjasama dengan masyarakat membangun mitra, dua bulan mereka gerak itu adalah Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Kota Sabang untuk mengajak bermitra dan dari PMI pun merespon, Kalau usaha usaha lainnya dengan pemilik sovenir Pioh untuk mendesain sovenir tersebut”.

Tabel 4.17. Tersedianya kader pemimpin (SDM lokal) yang dipersiapkan untuk menggantikan peran PSP3, sehingga dapat menjamin keberlanjutan program.

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 7 11

Setuju 4 15 23

Kurang Setuju 3 34 52

Tidak Setuju 2 7 11

Sangat Tidak Setuju 1 2 3

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 11

Dari tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa, 52% rensponden menjawab kurang setuju terhadap tersedianya kader pemimpin (SDM lokal) yang dipersiapkan untuk menggantikan peran PSP3, sehingga dapat menjamin keberlanjutan program, 23% menjawab setuju dan 11% menjawab sangat setuju.

Dari hasil prsentase di atas terlihat bahwa PSP3 belum memberikan dampak yang signifikan terhadap ketersedianya kader pemimpin yang dibina oleh PSP3, baik keder lembaga ekonomi, sosial dan agama. Seharusnya PSP3 harus mampu menciptakan kader-kader sumber daya manusia yang ada di desa penempatan tersebut. Tujuannya adalah untuk keberlanjutan program yang telah di lakukan oleh peserta PSP3 pada saat proses pelaksanaan tugas di desa tersebut.

Keberlajutan program sangat penting dimana program yang ditingalkan akan di lanjutkan oleh kader-kader sumber daya manusia yang tersedia.

Bagitu juga yang disampaikan oleh Musriadi Tim Asistensi kementerian Pemuda dan Olahraga memapaparkan bahwa:

“Sebenarnya program ini, itu lah yang harus menjadi targetnya. Target untuk regenerasi dan kaderisasi ini lah yang mereka lakukan, katakan lah mereka ingin membuat sebuah program, kegiatan itu bukan miliknya PSP3, namun milik

masyarakat ketika ditinggalkan mereka, apapun bentuk kegiatan apakah bidang pertanian, bidang kelautan dan semua bidang yang dilakukan itu akan digenerasikan kepada masyarakat. Dan salah satunya visi PSP3 itu adalah kemandirian masyarakat dan kepeloporan, itu menjadi target PSP3 khususnya adalah pemuda bukan masyarakat umum, tetapi pemuda menjadi target pemberdayaan”.

Namun ada beberapa desa yang program PSP3 masih dilajutkan oleh masyarakat yang ada di dalam desa tersebut, seperti di ungkapkan oleh Jalaluddin:

“ini kalau kita lihat beberapa program PSP3 di dalam masyarakat masih dilanjutkan oleh PSP3, seperti budidaya ikan masih berjalan, hari ini masih ada produk-produk yang dipasarkan di dalam masyarakat.”

Begitu juga di kakatakan oleh Haryanto Sekretaris Gampong Kota Ateuh Kota Sabang yang menggungkapkan bahwa: “Perkaderan salah satunya adalah pembetukan kader sadar wisata, di Sabang khsusnya wisata bahari, mendekatannya adalah wisata lokal dan asing”.

Tabel 4.18. Berfungsinya kelembagaan lokal (KUB/Koperasi/BUM Desa) dalam kegiatan, pengelolaan kegiatan produktif dan sistem manajemen yang dapat dijalankan oleh kader masyarakat meski tanpa keberadaan PSP3.

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 8 12

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 12

Dari tabel: 4.17 di atas menujunkkan bahwa 35% responden menjawab kurang setuju terhadap berfungsinya kelembagaan lokal (KUB/Koperasi/BUM Desa) dalam kegiatan, pengelolaan kegiatan produktif dan sistem manajemen yang dapat dijalankan oleh kader masyarakat meski tanpa keberadaan PSP3, 34%

menjawab setuju dan 15% menjawab tidak setuju, 12% menjawab sangat setuju dan 3% menjawab sangat tidak setuju.

Dari hasil observasi penulis di lapangan menjukkan bahwa tidak adanya lembaga yang berjalan yang di lakukan oleh PSP3, hal tersebut terlihat bahwa kurangnya kaderisasi yang dilakukan oleh peserta PSP3 itu sendiri sehingga berdampak terhadap kegagalnnya dalam proses pembentukan lembaga yang berjalan secara optimal.

Tabel 4.18. Diperluasnya kegiatan produktif yang dikembangkan oleh Peserta PSP3 ke wilayah lain oleh desa, pemerintah daerah maupun dunia usaha.

Kriteria Score Kriteria Jumlah Responden (f) Presentase %

Sangat Setuju 5 8 12

Setuju 4 19 29

Kurang Setuju 3 25 38.5

Tidak Setuju 2 10 15.5

Sangat Tidak Setuju 1 3 5

TOTAL 65 orang 100%

Sumber : Hasil Kuesioner, No. 13

Dari tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa 38.5% responden menjawab kurang setuju, 29% menajawab setuju, 15.5% menjawab tidak setuju, 12%

menjawab sangat setuju dan 5% menjawab sangat tidak setuju tentang diperluasnya kegiatan produktif yang dikembangkan oleh Peserta PSP3 ke wilayah lain oleh desa, pemerintah daerah maupun dunia usaha.

Dari presentase di atas menunjukkan bahwa masih belum optimalnya peserta PSP3 terhadap adanya peluasan kegiatan produktif yang dilaksanakan oleh peserta PSP3 padahal dalam proses penempatan peserta PSP3 menempatkan zona

untuk adanya proses kerjasama antar peserta PSP3 itu sendiri, hal tersebut seperti di ungkapakan oleh Musriadi menuturakan bahwa:

“pada awal penetapan mereka itu ada zona kecamatan dan zona desa, di dalam zona itu ada pemuda desa A dan pemuda desa B mereka itu harus beriteraksi karna setiap peserta ini mereka harus melakukan inovasi–inovasi pada kegiatan kegiatan yang mereka lakukan, sehingga menjadi model, katakanlah di desa A mereka menciptkan model dengan potensi mereka, sehingga menjadi icon dan akan menjadi sebuah nilai positif yang di tungkan di dalam kecamatan-kecamatan lain”.

Begitu juga di katakan oleh Jajalaluddin Tim Aistensi Kementerian Pemuda dan Olahraga:

“Kalau kita lihat hari ini tergantung prospek, kalau di daerahnya, ketika tidak ada prospeks untuk pengembangan harus mencari lokasi tetangga, tapi sistemnya yang kita dapat hari ini bahkan ada di kabupaten lain kita lihat, kalau tugas pokok PSP3 ini kan penggerak masyarakat, pada saat masyarakat ini diajak diberikan kontribusi kemudian telah diberikan permodalan dengan modal awal, tetapi pada saat lahannya tidak mencukupi kita harus bergeser kepada lahan yang lain.

Artinya tujuannya sama dalam untuk membantu pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat, tetapi yang pokonya adalah daerah sendiri, namun diizinkan untuk melakukan pemberdayaan di daerah lainnya”

Keseluruhan dari penjelasan hasil diatas terlihat bahwa sebahagian besar pelaksanaan Progam PSP3 berjalan dengan baik namun ada beberapa aspek yang tidak efektif, salah satu diantaranya yaitu Tersedianya kader pemimpin (SDM lokal) yang dipersiapkan untuk menggantikan peran PSP3, sehingga dapat menjamin keberlanjutan program, Tumbuh kembangnya lembaga keuangan mikro (perkreditan) untuk menunjang usaha-usaha ekonomi produktif di dalam masyarakat, dan diperluasnya kegiatan produktif yang dikembangkan oleh Peserta PSP3 ke wilayah lain oleh desa, pemerintah daerah maupun dunia usaha. Banyak faktor yang melatarbelakangi kurang efektifnya tiga hal yang telah di sebutkan di

dalam proes pemberdayaan, ketersediaan anggaran untuk proses pemberdayaan yang terbatas dan kemampuan peserta PSP3 dalam melakukan pemberdayaan secara baik berdasarkan kriteria yang telah dipaparkan di atas.

Tabel 8.19. Kriteria Efektivitas Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Aceh Jaya dan Kota Sabang Provinsi Aceh setelah pengelompokan

No Uraian

Efektifitas

Rata Skor (%) Kategori

1

Mampu menjalin komunikasi, berintegrasi dan bekerjasama dengan masyarakat dan pimpinan desa lainnya untuk mengembangkan gagasan yang inovatif dalam kegiatan produktif di peresaan

4.46 Sangat

Efektif

2

Mampu menyusun rencana usaha bersama

masyarakat (pemuda) perdesaan di bidang kegiatan sosial-ekonomi produktif, lembaga keuangan mikro, pendidikan

3.36 Efektif

3

Mampu mengorganisir dan menggerakkan berbagai potensi lokal sebagai dasar dalam merintis kegiatan ekonomi produktif, keuangan mikro, pendidikan dan pemanfaatan teknologi informasi.

5 Mampu menggunakan teknologi informasi untuk

mendukung pembangunan perdesaan. 3.24 Efektif

6 Masyarakat mengetahui adanya program PSP3 di

desanya dan mengenal para peserta. 3.66 Efektif

7 Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan Program PSP3. 3.73 Efektif

8

Berkembangnya kelembagaan masyarakat di desa yang mendukung kegiatan produktif di bidang sosial-ekonomi-lingkungan

4.5 Sangat

Efektif

9

Adanya dukungan dan jaringan kerjasama dengan sumberdaya lain (instansi Pemerintah,

Swasta/BUMN, LSM atau instansi lainnya) dalam merealisasikan atau mengembangkan kegiatan usaha dan pendidikan kebangsaan.

3.56 Efektif

11

Tersedianya kader pemimpin (SDM lokal) yang dipersiapkan untuk menggantikan peran PSP3, sehingga dapat menjamin keberlanjutan program.

3.67 Efektif

12

Berfungsinya kelembagaan lokal

(KUB/Koperasi/BUM Desa) dalam kegiatan dan pengelolaan kegiatan produktif dan sistem manajemen yang dapat dijalankan oleh kader masyarakat meski tanpa keberadaan PSP3.

3.89 Efektif

13

Diperluasnya kegiatan produktif yang dikembangkan oleh Peserta PSP3 ke wilayah lain oleh desa,

pemerintah daerah maupun dunia usaha.

4.15 Sangat

Efektif

Jumlah 48.94

Efektif

Rata Rata 3.76

BAB V

Dokumen terkait