• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

B. Teknik Pengumpulan Data

11. Adegan kunci kesebelas

a. Identifikasi Tanda Visual Dalam potongan gambar ini terlihat keriangan dan juga sukacita yang terpancar dari ketiga pemain anak-anak tersebut, permainan mengendarai sepeda memang sangat menarik dan menyenagkan untuk dilakukan. Namun keselamatan dalam berakting saat menggunakan properti juga harus sangat diperhatikan.

b. Makna Tataran Denotasi

Wajah penuh suka cita dan bahagia terpancar jelas dari wajah ketiga anak yang berperan dalam sinetrn Buku Harian Baim. Baim sebagai pemeran utama sinetron trsebut tang pada gambar diatas duduk du bagian depan mengemudikan sepeda dengan mengarahkan kendali laju sepeda mereka, sementara temannya yang bernama Nizan duduk di bangku penumpang dan memegang kendali laju sepeda karena kakinya yang sudah cukup panjang sudah bisa mengayuh sepeda yang meraka tumpangi. Wajah gembira juga di tampilkan oleh teman mereka yang satu-satunya perempuan meskipun dia tidak ikut mengendarai sepeda itu namun dengan membuntuti laju sepeda mereka dan terkdang ikut tertawa ketika sepeda yang di kenderai Baim dan Nizam oleng kekanan ataupun ke kiri.

Tampak dari gambar jika gadis kecil itupun baru selesai menarik tangannya setelah memberikan bantuan kecil lewat sorongan dari tangna kecilnya untuk membantu laji gerak sepeda yang di kenderai Baim tersebu.

Lokasi syuting ketiga artis ini bertempat di luar ruangan dan jalanan yang digunakan juga jalan berbahan aspal yang tentu berbahaya jika terjatuh dari sepeda yang di tumpangi tersebut. Perhatian namun keamanan dan kenyamanan untuk keselamatan pemain sinetronya ternyata telah diantisipasi oleh rumah produksi tersebut, hal itu bisa terlihat dari penggunaan roda tambahan untuk ban belakang, jadi kemungkinan untuk terjatuh kesamping sangat sedikit ditambah lagi Nizam yang memang sudah cukup tinggi untuk mengayuh sepeda jadi kemungkinan untuk terjatuh memang sudah semakin sedikit.

Meskipun demikian posisi Baim sebagai pengendara yang menggantungkan kakinya dan sebalikknya Nissam sebagai orang yang dibonceng malah bertugas mendayung sepeda dengan sekuat tenaga merupakan adegan yang cukup berbahaya jika dilakukan tanpa pengawasan, keseimbangan kedua anak ini dalam memngendalikan setang sepeda dan cepat lambatnya kayuhan harus seiring. Jadi walaupun property yangdisediakan cukup aman masih harus diawasi oleh orang dewasa agar tidak terjatuh karena tidak seimbang.

Tataran Konotasi

Adegan penuh keceriaan dalam potongan gambar dari sinetron Buku Harian Baim diatas sangat menarik untuk di saksikan, terlihat sekali ada kekompakan diantara mereka bertiga yang sangat terasa jika kita perhatikan. Baim sebagai pemeran utama terlihat masih belajar mengemudikan sepeda karena masih harus dibantu oleh temannya Nizam untuk mengendalikan laju sepeda bahkan juga untuk mengayuh pedal sepeda tersebut, walaupun

sebenarnya sepeda tersebut tiidak mudah terjatuh karena masih dilengkapi dengan 2 ruda tambahan agar tegaknya sepeda saat dikenderai masih seimbang.

Tampak kerja sama mereka bertiga sangat baik, karena meskipun gadis kecil tersebut tidak ikut menaiki sepeda itu membantu menyorong kedepan agar laju sepeda lebih ringan untuk dikayuh oleh Nisam dan dikendalikan oleh Baim. Kerja keras mereka untuk menikmati acting mereka juga sangat terasa karena meskipun kondisi lokasi syuting cukup terik karena di luar ruangan dan tentu juga posisi duduk mereka di sepeda cukup sulit dan juga berbahaya, oleh karena itu harus ada orang dewasa yang mengawasi jalannya syuting tersebut karena kondisi Baim yang baru belajar dan terlalu senagnya mereka bermain sepeda bisa membuat mereka kehilangan keseimbangan laju sepeda yang mereka kenderai.

Dalam adegan ini sang sutradara juga saya nilai agak terlalu memaksakan kehendak terhadap artisnya untuk melakukan adegan yang cukup berbahaya ini bahkan juga berpotensi untuk ditiru oleh anak-anak dirumah ini. Selain dapat membahayakan keselamatan Baim dan juga Nizam karena kemungkinan kecelakaan yang terjadi adegan yang juga banyak ditonton oleh anak-anak ini bisa saja ditiru oleh penonton dirumah yang juga anak-anak. Sedangkan mengenderai dengan posisi Baim dan Nizam tersebut sangat susah dan berbahaya danharus ada pengawasan orang dewasa saat melakukannya, apalagi di lakukan di jalanan umum, potensi untuk terjatuh bahkan kecelakaan cukup besar. Jadi menurut saya Baim disini kurang dilindungi hak dan kewajibannya dalam berakting. Tugas manager bahkan juga kesadaran produser film harus ada untuk menyikapi hal-hal ini, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Pengaruh media massa khususnya televisi terhadap masyarakat tidak terlepas dari pengaruh dan kodisi lingkungan dan sosial juga apa yang sering ditonton dalam keluarga dan apa yang ditonton tentu akan berdampak sedikit demi sedikit dalam keluarga tersebut dan pada akhirnya televisi akan berdampak bagi masyarakat penonton baik pengaruh positif atau pengaruh negatifnya.

Mengenai hak-hak anak telah tercantum dalam konverensi PBB Tahun 1989, khususnya dalam butir 22 yaitu Hak atas Perlindungan dari Eksploitasi Ekonomi .Dalam Undang-Undang Repoblik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tentang Perlindungan anak, pada pasal 13 butir tercantum, setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain maupun yang bertanggungjawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan yang tidak baik.

Selain Undang-Undang RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak peraturan tentang penggunaan anak sebagai pemeran dalam program televisi juga tercantum pada P3SPS yang telah direvisi ulang pada tahun 2009 tahun lalu. Nara Sumber Anak dalam menyiarkan program yang melibatkan anak.

Menggunakan strategi yang kurang sehat untuk meraup keuntungan di dunia pertelevisian memang sering dimaklumkan oleh beberapa pihak, karena memang peraturan yang mengatur tentang penggunaan anak dibawah umur sebagai aktor di program yang televisi siarkan memang belum terlalu jelas dalam realisasinya. Contohnya saja tentang penggunaan anak dbawah umur sebagai pemain di dalam sinetron belum terlalu jelas aturan

yangdipakai. Sebagai contoh Ibrahim Khalil Alkariti yang biasa dipanggil Baim (lahir 7 juni 2005; umur 5 tahun) adalah aktor cilik Indonesia yang sudah membintangi beberapa judul sinetron yang terbilang sukses.. nama Baim melejit sejak bermain dalam sinetron Cerita SMS. Sebelumnya, Baim juga pernah bermain dalam sinetron Doo Bee Doo, Buku harian baim, Tarzan cilik, Baim Anak Soleh dan beberapa judul sinetron lainnya. Keterlibatan Baim dalam dunia hiburan berawal saat Baim mengantarkan kakaknya , Akbar Khalil Alkariti untuk syuting sinetronnya singkat cerita akhirnya Baim juga ikut bermain sinetron dan sinetron terakhir Baim adalah Gara-Gara Baim. Yang ditayangkan di SCTV.

Dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneulis terhadappotongan gambar sinetron Buku Harian Baim dengan menggunakan metode anlisis Semiotika yang menganalisis sistem tanda dapati bahawa:

Jadwal syuting yang tidak menentu bahkan hingga larut malam membuat hak Baim sebagai anak-anak tentu akan trenggut. Hal ini menunjukkan jam kerja untuk Biam sudah tidak tepat lagi karena syuting di malam hari tentu akan berdampak negative kepada Baim salah satunya jadwal istirahatnya tidak tercukupi karena disiangharipun Baim tetap syuting, dan juga waktu untuk bermainya juga sangat berkurang, dan yang paling menjadi masalah adalah kesehatan Baim. Anak seumur Baim sangat rentan terhadab kondisi cuaca dan juga tempat beraktifitas mereka, kondisi yang sudah malam dan juga aktifitas yang banyak bersentuhan dengan orang dewasa sangat rentan terhadap kesehatan anak-anak karena ketahanan tubuh anak tentu lebih lemah dari pada orang dewasa.

Peran yang di tampilkan Baim di adegan ini sangat kontradiktif sekali dengan aturan LSI (Lembaga Sensor Indonesia) tentang perlindungan anak dari tontonan yang tidak sesuai dengan umur mereka seperti kekerasa, seks, dan lain sebagainya. Padahal jika di analisa dari gerakan, kostum, dialog, acting bahkan bara Baim menggunakan properti berupa senjata

satpam sangat menunjukkan adegan kekerasan, ketegasan, dan juga penjagaan yang harus mengerti bagaimana mempertahankan posisi. Jadi menurut saya adegan dalam gambar diatas kurang tepat diperankan oleh anak-anak yang masih sangat dibawah umur seperti Baim dan kawan-kawannya. Karena adegan tersebut dapat mempersuasu pemerannya untuk melakukan tindakan kekerasan secara verbal bahkan juga tindakan yang kasar layaknya tokoh yang dia tirukan, karena anak kcil adalah peniru terbaik di dunia ini.

Dalam beberapa adegan sang sutradara juga saya nilai agak terlalu memaksakan kehendak terhadap artisnya untuk melakukan adegan yang cukup berbahaya ini bahkan juga berpotensi untuk ditiru oleh anak-anak dirumah ini. Selain dapat membahayakan keselamatan Baim dan juga Nizam karena kemungkinan kecelakaan yang terjadi adegan yang juga banyak ditonton oleh anak-anak ini bisa saja ditiru oleh penonton dirumah yang juga anak-anak. Sedangkan mengenderai dengan posisi Baim dan Nizam tersebut sangat susah dan berbahaya danharus ada pengawasan orang dewasa saat melakukannya, apalagi di lakukan di jalanan umum, potensi untuk terjatuh bahkan kecelakaan cukup besar. Jadi menurut saya Baim disini kurang dilindungi hak dan kewajibannya dalam berakting. Tugas manager bahkan juga kesadaran produser film harus ada untuk menyikapi hal-hal ini, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Dari adegan yang dilakukan Baim dalam gambar tersebut sebenarnya sudah menyalahi aturan yang sebenarnya telah ditetapkan oleh undang-undang tenaga kerja salah satunya bahwa anak-anak dibawah umur tidak boleh bekerja pada malam hari. Hal ini sering terjadi karena pemerintah memang belu tegas dalam menindak lanjuti kasus-kasus seperti ini. Pemerintah masih sering memaklumi alasan-alasan yang di sampaikan pihak preoduser terkait atas kualitas gambar, cerita yang lebih berkualitas atau bahkan pemainnya yang tidak keberatan untuk melakukan adegan demikian itu merupakan alasan paling manjur yang sering

wartawan, LSM peduli anak, ataupun masyarakat yang peduli kepada nasip artis-artis cilik yang dinilai sudah di eksploitasi oleh pembuat sinetron dan juga orang tuanya.

Hal ini menunjukkan bahwa adegan yang di mainkan oleh Baim dalam potongan gambar diatas sebenarnya kurang layak jika dilakukan. Mengigat umur Baim saat itu masih 4 tahun dan adegan yang harus dia lakukan adalah menjadi pasien rumah sakit dan harus bersentuhan dengan alat-alat medis yang begitu berbahaya dan walaupun hanya akting namun pasti keterlibatan baim secara langsung di lokasi memberikan tambahan informasi yang sangat baru bagi Baim dan tentu saja disepanjang syuting adegan tersebut Baim tetap harus waspada terhadap kondisi sekitar karena mengingat umur Baim yang masih 4 tahun sudah masuk keruangan perawatan pasien dan diruangan tersebut pasti banyakvirus penyakit yang bisa tertular ke Baim.

Tentang anak laki-laki yang bermain boneka dalam adegan ini menurut analisa saya juga masih wajar, karena boneka yang Baim gunakan juga adalah boneka anak laki-laki yaitu beruang bermata satu dan sangat terlihat laki-laki, jadi ketakutan tentang anak yang suka bermain permain perempuan akan cenderung akan menjadi anak laki-laki yang bersifat kewanitaan menurut saya bisa di siasati dengan penggunaan boneka khusus anak laki-laki seperti yang ada dalam adegan sinetron ini. Mengenai hal ini memang ada penelitian ilmiah tentang penyebab seorang laki-laki menjadi seorang gay adalah karena dimasa kecilnya sering bergaul atau sering bermain permainan anak perempuan pada umumnya.

Bukanhanya kualitas acting yang dituntut dalam adegan ini kemampuan menghayati peran saat berlaru juga diuji dan tentunya untuk mendapatkan gambar yang menarik dan berkualitas baik tentu adegan ini tidak mungkin dilakukan dalam sekali pengambilan gambar.

Namun hal yang paling membuat penulis mengkritik pembuatan sinetron ini adalah adegan dan setting tempat sinetron ini sangat lah tidak pantas jika dimainkan oleh seorang

anak yang masih Balita, dimana dia harus mengenal penjara, polisi, borgol, bahkan juga masuk kedalam penjara, hal menarik namun tidak logis dan juga terlihat memaksa, bahkan cenderung mengharuskan sesutu yang seharusnya belumpantas untuk dilakukan oleh artisnya, yaitu Baim cilik Pemeran utama dalam sinetron Buku Harian Baim.

B. Saran

Dalam bebrapa tahun terakhir ini peluang masyarakat umum untuk menjadi artis terkenal dengan meilike pendapatan super memang semakin mudah, mulai dari yang tua hingga muda bisa menjadi artis, namun keseimbangan hidup baik kesehatan, karir, bahakan juga hiburan juga sangat penting. Menyetujui anak menjadi seorang artis adalah keputusan bijak jika motovasinya adalh pengembangan kepribadian dan talenta anak, namun jika motivasi orangtua adalah mempekerjakan anak itu sidaah masuk kedalam tindakan kriminal, saran saya untuk setiap orang tua asah bakat anak mulaidari pendidikan formal hingga kariernya berakting namun jangan melupakan hak anak untuk bermain dan tertawa bersama temannya.

Untuk pihak pembuat sinetron alangkah bainya jika ada manajemen yang baik dn pemilihan adegan yang tepat bagi artis cilik anda, agar kreatifitas si artis dan juga kesehatannya tetap terjaga bahkan juga bisa berkembang, bertumbuh bahkan hingga berbuah.

Bagi pemerintah hendaknya terus bahkan tigkatkan supremasi hukum dalam bangsa ini agar tidak semakin banyak tindakan pidana yang bersembunyi dari lemahnya penegakan hukum bahkan juga lemahnya undang-undang yang sudah dibuat untuk menjerat para pelaku pidana tersebut.

Diakhir penutupan ini saya ingin membagikan beberapa macam jenis pola ash yang sering di terapakan oleh orang tua di Indonesia, dan juga tips singkat mengenai pola asuh yang benar untuk membangun mental anak agar baik dan kreatif.

Dalam sebuah keluarga, anak adalah calon generasi penerus yang harus dirawat dan dijaga sebaik mungkin. Pribadi seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh keluarga yang diberikan sejak dini. Karena itulah, orang tua harus berhati-hati dalam memberikan pendidikan apapun terhadap anak-anak.

Macam-Macam Pola Asuh Keluarga pada Anak

Menurut beberapa ahli, pola asuh anak dibagi menjadi beberapa bagian. Otoriter

Pola asuh keluarga otoriter cenderung memiliki banyak peraturan. Orang tua umumnya sangat membatasi anak-anak mereka dalam segala hal. Tak hanya dalam hal negatif, kadang untuk hal yang positif pun, gerakan anak-anak benar-benar dibatasi.

Dalam pola asuh seperti ini, komunikasi yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah, yaitu dari orang tua pada anak, sedangkan si anak tidak diperkenankan bicara atau mengeluarkan pendapat. Orang tua kerap memberikan banyak aturan yang bersifat memaksa, bila dilanggar maka akan ada hukuman.

Akibat dari pola asuh keluarga seperti ini adalah anak menjadi tidak bebas, suatu saat akan menjadi pemberontak. Bahkan, bukan tidak mungkin pribadi anak akan menjadi kacau, negatif, dan bisa meniru orang tuanya.

Demokratis

Pola asuh keluarga secara demokratis agak lebih longgar dari otoriter, dan ini sangat bagus untuk membentuk pribadi seorang anak agar tumbuh menjadi orang yang baik.

Jenis pola asuh ini sangat memperhatikan kepentingan atau kebutuhan si anak. Mereka diberi kebebasan tapi tidak bersifat mutlak, peran orang tua masih sangat tinggi sehingga anak-anak pun tidak akan kebablasan dalam bertindak.

Tidak seperti tipe otoriter, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dua arah. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kesalah pahaman antara orang tua dan anak. Anak mengerti apa keinginan orang tua, orang tua pun mengerti tentang sejauh mana kebutuhan dan kemampuan anaknya.

Permisif

Pola asuh keluarga tipe ini benar-benar sangat longgar. Anak-anak diberi kebebasan untuk melakukan apa saja dan orang tua hampir tidak melakukan pengawasan terhadap mereka. Sekalipun anak melakukan kesalahan atau mendekati hal yang berbahaya, orang tua cenderung tidak menegur mereka.Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa macam hal, misalnya orang tua yang terlalu sibuk bekerja, atau orang tua yang terlalu sayang hingga memanjakan anaknya.

Anak memang suka kebebasan, namun pola asuh seperti ini jelas tidak terlalu baik untuk membentuk pribadi seorang anak, karena anak umumnya masih sangat labil dan butuh tuntunan orang tua. Bila terlalu dibebaskan, mereka akan tumbuh menjadi anak manja, tidak suka bekerja keras, dan tidak akan sukses di tengah-tengah masyarakat.

Menelantarkan

Pola asuh jenis ini bisa dibilang lebih membahayakan daripada tipe permisif. Orang tua akan menelantarkan anak-anak mereka dan tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh si anak.

Bukan hanya tidak peduli, orang tua seperti ini bahkan enggan untuk memenuhi kebutuhan anaknya, sehingga anak benar-benar ditelantarkan bahkan seperti orang lain saja.

Anak yang mendapat pola asuh keluarga seperti ini tidak akan memiliki masa depan yang baik, kecuali mereka memberontak dan mencari jalan hidup sendiri sesuai kebutuhan mereka dengan bantuan orang lain.

Tips Mendidik Anak

Usahakan untuk selalu menanamkan ajaran agama pada anak-anak sejak dini. Pola asuh keluarga berbasis agama dinilai sebagai pendidikan paling baik sampai saat ini.

Anak akan meniru orang tua, jadi sebaiknya orang tua pun harus menjadi teladan yang baik. Jika ingin memiliki anak yang berperilaku positif, orang tua pun harus menjauhi segala hal yang negatif.

Menjalin komunikasi antara orang tua dan anak adalah hal yang sangat penting. Hal ini agar terjadi saling pengertian dan tidak menimbulkan salah paham.

Orang tua wajib memberikan aturan-aturan tertentu agar anak tidak terlalu dibebaskan, namun aturan-aturan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan atau kebutuhan anak, sehingga anak pun tidak merasa berat dan terbebani.

Hukuman memang boleh diberikan, bahkan dianjurkan agar si anak menjadi jera. Tapi hukuman yang dimaksud bukanlah kemarahan yang menjadi-jadi atau kekerasan fisik yang membuat anak kesakitan. Anak yang masih labil bisa salah paham dan berpikiran buruk pada orang tua yang suka memberikan hukuman fisik. Hukuman orang tua terhadap anak adalah bentuk kasih sayang, jadi Anda pun harus pintar-pintar memberikan hukuman apa yang cocok bagi anak Anda.

Dokumen terkait