• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Adegan kunci pertama :

Gambar 2 : gambar potongan sinetron Buku Harian Baim pada Jum at 26-2-2010 a. Identifikasi Tanda Visual

Visual

Setting tempat pada adegan diatas adalah untuk adegan pernikahan, yang dimainkan oleh 8 orang pemain. Dan baim termasuk di dalamnya.

b. Makna Tataran Denotatof

Pada gambar potongan sinetron tersebut terlihat setting tempat adalah untuk kebutuhan adegan upacara pernikahan agama islam. Hal ini dapat dilihat dari adanya bapak penghulu yang pada gambar di atas sedang menghadap pengantin yaitu ayah Baim yang diperankan oleh Gery Iskak namun membelakangi kamera. Penggunaan peci oleh penghulu dan mempelai prianya juga sangat memperjelas bahwa kegiatan yang akan dilaksanakn dari gambar diatas adalah pernikahan. Bukan hanya pengantin dan penghulu namun meja yang sejajar dengan dada orang dewasa dan benda yang ditutupi selendang tipis yang merupakan mas kawin pernikahan serta keenam pemain lainyang menenakan pakian sangat rapi juga sudah sangat menegaskan bahwa adegan itu adalah pernikahan.

Baim sebagai pemeran utama di sinetron ini dan juga merupakan anak dari Gery iskak juga berpakian sangat rapi, bahkan temannya yang tepat berdiri di sebalah kananya mmakai pakaian selayaknya orang dewasa dengan jas hitam dan celana keper ya ia kenakan menambah menarik sintron ini jika di lihat secara visual.

Yang menjadi daya tarik dari potongan gambar diatas adalah kondisi Baim yang sangat berjuang untuk melihat upacara pernikahan ayahnya, walaupun Baim sudah memakai pakaian yang begitu rapi dengan jas biru tua namun kesan anak-anak dari Baim tidak ditinggalkan sehingga Baim di pakaikan celana pendek namun tetap terlihat sangat menarik. Tapi mlihat kondisi Baim disini penonton pasti merasa sedih karena anak sekecil Baim mengalami sakit penyakit sehingga ia harus menggunakan kursi roda untuk berjalan, saat adegan itu berlangsung Baim berada di kursi roda yang berukuran khusus untuk anak-anak karena Baim terlihat cocok untuk menggunakannya, tangannya memegangi kedua gagang kursi roda tersebut sambil memandang kea rah ayahnya yang akan segera menikah.

Dalam gambar diatas masih belum ada kelengkapan setting tempat dan pemainnya, karena mempelai wanitanya belum ada dan tentunya pernikahan tidak akan bisa berlangsung jika ada salah satu mempelai yang belum hadir, dan mungkin itu yang menyebabakan dari gambaran posisi duduk dan raut wajah setiap pemain tampak ada raut muka sedang cemas karena sedang menunggu kedatangan mempelai wanitanya.

Tataran Konotatif :

Setting tempat dalam sinetron ini adalah kebutuhan untuk adegan pernikahan, dan jika di perhatikan ke arah sebelah kanan gambar terlihat paparan cahaya lampu ataupun rembulan menandakan jika waktu pengambilan gambar pada adegan tersebut dilakukan pada malam hari. Selain itu pemain yang berperan dalam adegan ini sebagian besar adalah orang dewasa yaitu 6 orang dewasa dan hanya Baim dan temannya yang yepat berdiri di sebelah kananya yang merupakan anak-anak. Hal ini menunjukkan jam kerja untuk Biam sudah tidak tepat lagi karena syuting di malam hari tentu akan berdampak negative kepada Baim salah satunya jadwal istirahatnya tidak tercukupi karena disiangharipun Baim tetap syuting, dan juga waktu untuk bermainya juga sangat berkurang, dan yang paling menjadi masalah adalah kesehatan Baim. Anak seumur Baim sangat rentan terhadab kondisi cuaca dan juga tempat beraktifitas mereka, kondisi yang sudah malam dan juga aktifitas yang banyak bersentuhan dengan orang dewasa sangat rentan terhadap kesehatan anak-anak karena ketahanan tubuh anak tentu lebih lemah dari pada orang dewasa.

Pada saat berakting pada gambar diatas Baim juga menggunakan kursi roda, yang tentunya dipakai oleh orang sakit yang sudah tidak sanggub berjalan ataupun diminta dokter untuk tidak berjalan karena masalah kesehatannya. Selain berdialog dan juga memainkan ekspresi wajahnya tentu Baim juga harus menghayati dan belajar bagaimana menjadi orang sakit yang harus berjalan dengan menggunakan kursi roda,tentunya penghayatan seperti ini

sangat sulit untuk ukuran anak berumur 4 tahun. Namun ajaibnya kepiawaian Baim dalam berakting memang sudah tidak diragukan lagi, dari gambar tersebut tampak dia begitu nyaman menikmati perannya sebagai seorang anak yang sedang sakit, sambil memegang kedua gagang kursi roda tersebut dan memandang kearah peghulu Baim sukses memerankan peranya, namun secara psikologis pengalaman ini mungkin akan kurang baik bagi Baim karena secara professional dia harus dipaksa merasakan, menikmati bahkan harus melakukan adegan seorang yang sedang sakit parah dan pengalama ini tentu saja akan memberikan kesan ataupun trauma ringan terhadap pemikirannya tentang orang sakit.

Seperti yang kita ketahui anak-anak dengan keterbatasan pemikiranny sangat mudah untuk menyerap sesuatu yang bersifat negatif dan tidak menutup kemungkinan dia dengan kekanak-kanakannya akan takut sakit atau takut melihat hal-hal yang berbau peralatan kesehatan karena dari pengalaman ini Baim sudah merasakan bagaimana rasanya sakit parah yang harus duduk di korsi roda dan berprilaku layaknya orang sakit.

Jadi pengalaman Baim yang pernah memerankan peran seorang anak yng sedang sakit dan tak berdaya sangat ada kemungkinanya untuk dia mengingat sekali pengalaman itu bahkan hal terburuk dapat menyebabkan trauma ringan, dimana peranya sebelumnya membawa fikirannya kalau sakit parah akan menykitkan, akan dibawa kerumah sakit, disuntik, bahkan di letakkan di kursi roda dan pemikira itu bisa saja menjadi trauma yang berkepanjangan dan membuat Baim bisa saja tidak berani berjumpa dokter ataupun takut melihat alat-alat medis lain seperti jarum suntik, baju dokter, ambulance, dan lain sebagainya.

Dokumen terkait