• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Proses Pembentukan Kata dalam Bahasa Jepang (Gokeisei)

2.2.1 Afiksasi (Setsuji)

J.D. Parera (1994:18) menyatakan bahwa proses afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Berdasarkan posisi morfem terikat terhadap morfem bebas tersebut, proses afiksasi dapat dibedakan atas (1) pembubuhan depan (awalan atau prefiks), (2) pembubuhan tengah (sisipan atau infiks), (3) pembubuhan akhir (akhiran atau infiks), dan (4) pembubuhan terbagi (morfem terikat terbagi atau konfiks).

Lebih lanjut lagi, Verhaar (2001:107), mengatakan bahwa di antara proses morfemis atau pengimbuhan afiks (afiksasi) yang terpenting adalah afiksasi, yaitu pengimbuhan afiks yang terbagi atas : prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Prefiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan di sebelah kiri kata dalam proses yang disebut dengan afiksasi, misalnya pengimbuhan kata { men--} yang ada dalam kata : mendapat, mencuri, mencuci, mengubah dan sebagainya. Contoh lain adalah pengimbuhan kata {ber--} pada kata : berjalan, bersepeda, bermain dan sebagainya.

Dalam proses pembentukan kata, terdapat proses pengimbuhan dalam bahasa jepang yang disebut setsuji yang memegang peranan penting. Setsuji menurut Matsuka Takahashi dan Takubo Yukinori (1995: 62) yaitu adalah suatu unsur yang menyusun kata (kata jadian), yang merupakan tambahan pada kata dasar (jadian kata dasar) yang

berdiri sendiri. Kata yang berada di depan kata dasar disebut settougo dan yang berada di belakang kata dasar disebut setsubigo". Sedangkan menurut Tokieda Seiki (1955: 583) pengertian Setsuji adalah kata yang tidak digunakan sebagai kata tunggal yang berdiri sendiri, biasanya digabungkan dengan kata lain dan dilafalkan dalam satu kesatuan, yang ditambahkan pada susunan kata yang baru.

Setsuji adalah salah satu unsur susunan kata. Biasanya ditambahkan pada kata lain (kata dasar/goki), tidak berdiri sendiri serta unsur yang membentuk satu kata dengan diucapkan pada sambungannya. Tambahan lagi menurut Iori dkk (2000: 396) Setsuji

Afiksasi (setsuji) terbagi atas prefiks (settouji), sufiks (setsubiji) dan infiks (secchuuji). Namun dalam bahasa Jepang afiksasi yang paling dominan adalah prefiks (settouji) dan sufiks (setsubiji). Dalam bahasa Jepang prefiks disebut dengan settouji (接頭辞). Prefiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan atau yang dimbuhkan di depan atau di awal kata. Misalnya: (o kyaku = お 客= tamu) , (gokazoku = ご 家 族= keluarga), dan lain-lain. Dalam bahasa Jepang sufiks disebut dengan setsubiji (接尾 辞). Sufiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan yang diimbuhkan di sebelah kanan kata dalam proses yang disebut dengan sufiksasi, misal pemberian akhiran /-an/ pada kata : tuntutan, makanan, minuman dan sebagainya Contoh dalam bahasa Jepang yaitu : (Tanaka-san = 田中ーさん = Tuan Tanakan), (kihonteki = 基本的= pada adalah kata atau bagian yang membentuk inti kata yang melekat pada kata dasar (goki) dan merupakan bentuk yang menyatakan arti secara tata bahasa dan lain- lain, serta menunjukkan kata yang tidak berdiri sendiri".

dasarnya) dan lain-lain. Infiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan dengan penyisipan di dalam kata itu, misalnya (patuk - pelatuk, tali- temali, gigi - gerigi). Koizumi (1993:95) menyatakan bahwa dalam bahasa Jepang infiks disebut dengan (secchuuji). Infiks dalam bahasa Jepang secara umum kurang terlihat. Namu terlihat pada infiks /- e-/) dalam contoh kata berikut ini : (miru =見る= melihat) (mieru =見える = kelihatan)  (mi + e + ru). Konfiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan pada sebagian di sebelah kiri dan sebagian yang lain di sebelah kanan kata, misal (perbedaan, persatuan, kecurian, kelihatan). Dalam bahasa Jepang tidak terdapat konfiks.

Menurut Thimothy Vance (1993:1) prefiks (settouji) yang biasanya sering dipakai antara lain O(お), SOU(総), GO(ご), SAI(再), SHIN(新), DAI(大), FU(不), ZEN(全) , HI(非), KAKU(各), KYUU(旧),

ME (女), MA(真), MI(未), MU(無).

Menurut Thimothy Vance (1993:29) sufiks bahasa Jepang (setsubiji) yang

sering dipakai antara lain : TEKI(的), BETSU(別), BU(部), BUTSU

(物), BYOU(病), CHOU(調), CHU(中), DAI(代), DAN(団), DO (度), HI(費), HIN(品), HOU(法), HON (本) , IN(員), JIN(人), SHO(所), JOU(上), KA(下), KA(家), KA(化), KAN(感), KEN (圏), KIN(金), RON(論), RUI(類), RYOKU(力), RYUU(流), SEI(生), SETSU(説), KAI(会), KAI(界), SA (さ), SAN (さん), SHA

(者), SHI(士), SHIKI(式), SHIN(心), SOU(層), JOU(場), TAI

(隊), YOU(用), FUU(風), HA(派), ZAI(剤), KOU(工).

Menurut Sugimoto dan Masashi (1994:35), jika dilihat dari segi jenis kata, setsuji terbagi atas :

1) Setsuji yang berasal dari bahasa Jepang (Wago), yaitu : O(お): (O Sara = お 皿 = piring), GO(ご): (Go Kazoku = ご家族 = keluarga), SA (さ) : (Takasa = 高さ = tingginya), SAN (さん) : (Tanaka-san = 田中さん = Tuan Tanaka), HON (本) : (Ippon = 一本= satu batang)

2) Setsuji yang berasal dari bahasa Cina (Kango), yaitu : FU(不): (Fumei = 不 明= tidak jelas). HI(非): (Hisai = 非才= tidak bijaksana), KAKU(各): (Kakuchi = 各地 = tiap daerah), TEKI(的) : (Rironteki = 理論的 = secara teoritis), JIN(人)= (Chuugokujin = 中国人= orang Cina), KA(化): (Risouka = 理想化= idealis), DAI(大): (Daikouzui = 大洪水= banjir besar), MI( 未 ): (Mibunseki = 未 分 析= belum dianalisis), MU( 無 ) = (Mukeikaku = 無計画= tanpa rencana)

3) Setsuji yang berasal dari bahasa Asing (Gairaigo), yaitu : MAN (マン) : (Eigyo- man = 栄魚マン= pengusaha), ANCHI(アンチ): (Anchi-kyojin = アンチき ょじん= anti orang terkemuka), METORU(メトル): (San metoru = 三メト

ル= tiga meter), KIROGURAMU(キログラム)= (Ichi kiroguramu = いちキ ログラム= satu kilogram)

RUPIAH(ルピアー): (Hyaku rupiah = 百ルピアー = seratus rupiah)

Terdapat 11 kelompok atau klasifikasi afiksasi bahasa Jepang tersebut yang dapat dirinci menurut maknanya yaitu sebagai berikut :

1) Afiks (prefiks) yang menyatakan “negasi” yaitu : fu ( 不)、hi ( 否)、mu ( 無)、 mi (未).

Contoh : (fuseikou = 不 成 功 = tidak berhasil) 、 (hitei = 否 定 = negatif/menyangkal)、(mukankei = 無関係 = tidak ada hubungan)、(mikon= 未 婚 = belum menikah) .

2) Afiks (prefiks)yang menyatakan “betul-betul , sangat, paling” yaitu : ma (真 ~)、dai (大~)、sai (最)

Contoh : (masshiro =真っ白 = betul-betul putih)、(daikirai = 大嫌い = sangat benci)、(saishingata = 最新型 = model paling baru).

3) Afiks (prefiks) yang menyatakan “lagi, yang” yaitu : sai (再~) Contoh : (saikakunin = 再確認 = konfirmasi lagi)

4) Afiks (sufiks) yang menyatakan “orang / pelaku” yaitu : jin (~人)、sha (~者)、 ka (~家)、 in (~員)、shi (~師)

Contoh : (nihonjin =日本人= orang Jepang)、(kenkyuusha = 研究者 = peneliti)、 (ongakuka = 音 楽 家 = musikus)、(ginkouin = 銀 行 員 = pegawai bank)、 (bengoshi = 弁護士pengacara)、(kyoushi = 教師 = pengajar).

5) Afiks (sufiks) yang menyatakan “gaya / ala ” yaitu : shiki (~式)、fuu (~風) Contoh : (nihonshiki = 日本式 = ala Jepang)、 (wafuu = 和風= gaya Jepang)、 6) Afiks (sufiks) yang menyatakan “tujuan penggunaan” yaitu : muke ( ~向け)、

muki (~向き)、you (~用)

Contoh : (kodomomuke = 子供向け = ditujukan untuk anak)、(kyoushimuki = 教 師向き = ditujukan untuk pengajar)、 (jouseiyou = 女性用 = keperluan untuk kaum wanita)

7) Afiks (sufiks) yang menyatakan “sedang, waktu / masa,” yaitu : chuu (~中)、ji (~時)、dai (~代)

Contoh : (benkyouchuu = 勉強中= sedang belajar)、(tsuugakuji = 通学時 = masa anak-anak)、(40 dai = 40代 = umur 40 – an).

8) Afiks (sufiks) yang meyatakan “kecenderungan” yaitu : ge (~げ)、gachi (~が ち)、gimi (~気味)、ppoi ( ~っぽい)

Contoh : (kurushige =苦 げ = cenderung lelah), (okuregachi =遅 が ち= cenderung terlambat)、 (kazegimi = 風邪気味 = agak pilek)、(kodomoppoi = 子 供っぽい = kekanak-kanakan)

9) Afiks (sufiks) yang menyatakan “biaya” yaitu : chin (~賃)、hi (~費)、kin (~

金)、ryou (~料)、dai (~代)

Contoh : (yachin = 家賃 = biaya sewa rumah)、 (seikatsuhi = 生活費 = biaya hidup)、(shougakukin = 奨学金 = beasiswa)、(yuusouryou = 郵送料 = biaya pengiriman)、 (denwadai = 電話代 = biaya telepon).

10) Afiks (sufiks) yang menyatakan “jamak” yaitu : tachi (~たち)、domo (~ども)、 gata (~方)、ra (~ら)、sho (諸~)

Contoh : (gakuseitachi = 学生たち = para siswa/mahasiswa)、(yakunindomo = 役人ども = para pegawai negeri)、 (senseigata = 先生方 = para guru/dosen)、 (warera = 我ら = mereka-mereka)、 (shodaigaku = 諸大学 = semua perguruan tinggi).

11) Afiks (sufiks) yang lain, yang termasuk di dalamnya antara lain : teki (~的) yang menyatakan arti ‘”secara”、rashii ( ~らしい) menyatakan arti “menjadi seperti”

Contoh : (jidouteki = 自動的 = secara otomatis)、(onnarashii = 女らしい = seperti wanita).

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa dalam proses pembentukan kata, setsuji memegang peranan penting. Tetapi suatu kata juga dapat dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa morfem bebas. Hasil dari pembentukan kata dalam bahasa

Jepang sekurang-kurangnya ada empat macam yaitu : (1) haseigo, (2) fukugougo/goseigo, (3) karikomi/shouryaku, dan (4) toujigo.

Kata yang terbentuk dari penggabungan naiyou-keitaiso dengan setsuji disebut dengan kata kajian (haseigo). Proses pembentukannya bisa dalam formula : ‘settouji + morfem’ atau ‘morfem + setsubiji’. Awalan (O-, GO-, SU-, MA-, KA-, SUQ-) dapat digolongkan ke dalam settouji, sedangkan akhiran (sa, mi, teki, suru) termasuk ke dalam setsubiji. Perhatikan contoh di bawah ini :

O- + nomina : o-kuruma (mobil ; yaitu sebuah ungkapan sopan) o-kyaku (tamu ; yaitu sebuah ungkapan sopan) GO- + nomina : go-kazoku (keluarga ; yaitu sebuah ungkapan sopan)

go-shuujin (suami ; yaitu sebuah ungkapan sopan) SU- + nomina : su-gao (wajah asli ; tanpa bedak, dll)

su-ashi (kaki telanjang) MA- + nomina : ma-gokoro (setulus hati)

ma-mizu (air muni)

KA- + adjektiva : ka-guroi (hitam pekat; yaitu suatu penegas) ka-bosoi (sangat tipis)

KO- + adjektiva : ko-gitanai (agak kotor) ko-urusai (agak ribut)

Fungsi settouji O- dan GO- yaitu sebagai penghalus dan digunakan hanya untuk orang lain. Fungsi settouji SU- untuk menyatakan arti (asli/polos) sehingga pada kosakata (sude = tangan kosong) yang berasal dari kata (te = tangan) berubah

maknanya menjadi (sude = tangan kosong) yang mempunyai makna ‘tidak menggenggam atau tidak membawa apa-apa. Settouji MA- untuk menyatakan (kemurnian atau ketulusan), settouji KA- untuk menyatakan arti (sangat), dan KO- yang menyatakan arti (agak/sedikit). Contoh kata yang merupakan hasil dari perpaduan antara ‘morfem + setsubiji’ antara lain sebagai berikut :

Gokan dari adjektiva + -SA = nomina : samusa (dinginnya) takasa (ketinggian) Gokan dari adjektiva + -MI = nomina: atsumi (ketebalan)

amami (manisnya) nomina verba + -SURU = verba : benkyousuru (belajar)

undousuru (berolahraga) nomina + -TEKI = adjektiva : chuushouteki (secara abstrak)

keizaiteki (ekonomis)

Akhiran -SA dan -MI digunakan untuk mengubah adjektiva menjadi nomina, tetapi tidak semua adjektiva bisa diikuti oleh (-SA) dan (-MI). Begitu pula dengan - SURU merupakan verba istimewa dalam bahasa Jepang, karena bisa berfungsi sebagai verba transitif dan juga sebagai verba intransitif. Tidak semua nomina bisa diikuti oeh -SURU, melainkan terbatas pada nomina yang menyatakan arti suatu perbuatan atau nomina verba saja. Akhiran -TEKI digunakan untuk mengubah nomina menjadi adjektiva atau adverbia. Misalnya kata keizaiteki yang berasal dari kata keizai (ekonomi/perekonomian) yang mendapat akhiran -TEKI yaitu (keizai + teki) ; (nomina + teki) = adverbia.

Seperti dalam bahasa Indonesia, bahasa jepang juga memiliki kata ulang yang merupakan hasil reduplikasi dari fonem , suku kata. Stem, akar kata , kata majemuk dll.

Dokumen terkait