• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi

2.1.3 Kata Bahasa Jepang (Tango)

Konsep morfem tidak dikenal oleh para tata bahasawan tradisional, yang selalu ada dalam tata bahasa tradisional adalah satuan lingual yang disebut kata. Apa yang disebut kata ini, adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).

Penelitian dalam bidang kebahasaan atau linguistik akan selalu membahas mengenai kata. Banyak ahli linguistik meneliti mengenai kata dan didefenisikan menurut bentuknya, jenisnya dan sebagainya. Verhaar (2001:97) mengatakan bahwa kata adalah satuan atau bentuk bebas dalam tuturan yang dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk lain yang digabungkan dengannya, dan dapat dipisahkan dari bentuk - bentuk bebas lainnya di depannya dan dibelakangnya dalam tuturan. Selain itu Keraf (1984:53) menyatakan adanya perubahan pemakaian kata makna untuk pengertian dari kata dan menggantinya dengan ide. Dia mengatakan bahwa kesatuan-kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagaiannya, dan yang mengadung suatu ide disebut kata.

Ramlan (1987:33) memberi definisi kata merupakan dua macam satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Misalnya kata belajar terdiri dari tiga suku yaitu be, la, dan jar. Suku /be/ terdiri dan dua fonem, suku /la/ terdiri dari dua fonem. Dan jar terdiri dari tiga fonem. Jadi kata belajar terdiri dari tujuh fonem yaitu / b,e,l,a,j,a,r /. Jadi yang dimaksud dengan kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain setiap satuan bebas merupakan kata.

Kata dalam bahasa Jepang disebut dengan go atau tango. Iwabuchi Tadasu (1989:105-106) dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:136-137) menyebut tango dengan istilah go. Dia menyebutkan bahwa tsuki, hashira, omoshiroi, rippada, sono, mettani, shikashi, rareru, dan sebagainya disebut go( 語) atau tango ( 単語).

Go merupakan satuan terkecil di dalam kalimat. Misalnya pada kalimat ‘Hana ga saku’ (bunga berkembang) dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil akan menjadi hana-ga-saku, bagian-bagian kalimat ini tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Kalaupun dibagi-bagi lagi akan menjadi ha-na-ga-sa-ku yang hanya merupakan deretan silabel (onsetsu) yang tidak mempunyai arti apapun. Go memiliki arti tertentu, diucapkan sekaligus, dan memiliki arti tertentu. Di dalam sebuah kalimat go secara langsung dapat membentuk sebuah kalimat (bunsestsu).

Klasifikasi Kata

Kata dapat diklasifikasikan atau dapat dikelompokkan. Menurut Parera (1994:7) Pengelompokan kelas kata sebuah bahasa pada umumnya dibedakan atas dua tahap. Pertama klasifikasi primer (pengelompokan pertama) dilakukan berdasarkan distribusi kata secara sintaksis dan frasal. Dalam hal ini kata-kata tersebut masih berada dalam keadaan sebagai morfem bebas atau kata yang bermorfem tunggal. Umpamanya dalam pengelompokan kelas kata bahasa Inggris berdasarkan distribusinya secara sintaksis dan frasal sebagai berikut : father, man, boy, sick, good, and, or, because, go, sing dan sebagainya. Kedua yaitu klasifikasi sekunder (pengelompokan kedua) dilakukan berdasarkan distribusi sintaksis dan frasal dalam bentuk kata kompleks. Umpamanya pengelompokan kata bahasa Inggris : boys, books, better, does, dan sebagainya.

Berdasarkan cara-cara pembentukannya, go dapat dibagi menjadi jiritsugo dan fuzokugo. Jiritsugo yaitu kata (go) yang dapat berdiri sendiri dan dapat menunjukkan arti tertentu. Yang termasuk ke dalam jiritsugo yaitu kelas kata verba (doushi), adjektiva (keiyoushi, keiyoudoushi), nomina (meishi), prenomina (rentaishi), adverbia (fukushi), konjungsi (setsuzokushi), dan interjeksi (kandoushi). Fuzokugo yaitu kata (go) yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti tertentu. Yang termasuk kedalam fuzokugo yaitu partikel (joushi), dan kopula (jodoushi). Perbedaan antara jiritsugo dengan fuzokugo yaitu jiritsugo dengan sendirinya dapat membentuk sebuah kalimat (bunsetsu) walaupun tanpa dibantu tango yang lainnya, sedangkan fuzokugo

tidak dapat membentuk kalimat (bunsestsu) kalau tidak dgabungkan dengan jiritsugo.

Berdasarkan asal usulnya, kata dalam bahasa Jepang terdiri dari wago, kango, dan gairaigo. Selain itu terdapat juga konshugo yang merupakan kata-kata yang terdiri dari gabungan beberapa kata dari asal yang berbeda. Secara harfiah, wago adalah kosakata asli Jepang yang telah ada sebelum masuknya pengaruh bahasa China ke dalam bahasa Jepang, namun dikatakan juga bahwa ada beberapa kata wago yang merupakan kosakata yang diserap dari bahasa China. Kango adalah kosakata yang digunakan dalam bahasa Jepang yang berasal dari China. Walaupun kango memiliki kesamaan dengan gairaigo sebagai kosakata yang diserap dari bahasa asing, namun karena wago yang diserap dari bahasa China memiliki karakteristik tertentu, maka tidak digolongkan ke dalam gairaigo. Pengertian Gairaigo menurutSudjianto dan Ahmad Dahidi, (2004:104) adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing (gaikokugo) yanglalu dipakai sebagai bahasa nasional (kokugo).

Tango (kata) dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua macam, yaitu tanjungo dan gouseigo. Tanjungo adalah kata yang terdiri dari morfem yang berbentuk kata tunggal, sehingga secara struktural tidak dapat diuraikan lagi, contohnya yama, inu dan lain-lain. Sedangkan gouseigo adalah kata yang terdiri dari beberapa unsur sehingga secara struktural masih dapat diuraikan, contohnya yamamichi (jalan setapak di pegunungan) yang terdiri dari yama (gunung) dan michi (jalan). Gouseigo itu sendiri dibagi lagi menjadi dua macam yaitu :

1. Fukugougo,

2.

yaitu kata yang terdiri dari beberapa unsur yang masing-masing unsur mengandung arti dan dapat berdiri sendiri sehingga secara struktural dapat diuraikan, misalnya seperti yang telah disebutkan di atas.

Haseigo,

Tango dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya dan jenisnya. Pengklasifikasian atau pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi bunrui ( 品詞分類). Hinshi berarti jenis kata (word class, atau part of speech), sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori atau pembagian. Jadi hinshi bunrui berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristinya secara gramatikal Menurut Situmorang (2007:8) pembagian kelas kata bahasa Jepang adalah sebagai berikut:

adalah kata yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur dasar dan unsur infiks. Unsur yang menjadi kata dasar dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti, sedangkan unsur infiks bila berdiri sendiri tidak memiliki arti. Karena itu unsur infiks tidak dapat berdiri sendiri.

1. Verba (doushi, 動詞) yaitu kata yang bermakna gerakan, dapat berdiri sendiri, mengalami perubahaan bentuk/berkonjugasi, dan dapat menjadi predikat dalam sebuah kalimat.

2. Adjektiva (keiyoushi, 形 容 詞), yaitu kata yang menunjukkan sifat atau keadaan suatu benda, mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan selalu berakhiran dengan huruf ~i dan dapat menjadi predikat.

3. Adjektiva (keiyoudoushi, 形容動詞), yaitu kata yang menunjukkan sifat atau keadaan suatu benda, mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan selalu berakhiran dengan akhiran –da.

4. Nomina (meishi, 名詞), yaitu kata nama, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan menjadi subjek atau objek dalam kalimat.

5. Adverbia (fukushi, 副詞), yaitu merupakan kata tambahan, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri , tidak menjadi subjek, tidak menjadi predikat, dan tidak menjadi objek, dan menerangkan keiyoushi, dan menerangkan fukushi.

6. Prenomina (rentaishi, 連 体 詞), yaitu kata yang mengikuti benda ( yang menerangkan benda), tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri, dan diikuti kata nama tanpa diantarai kata lain.

7. Konjungsi (setsuzokushi, 接 続 詞), yaitu kata sambung, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri, tidak menjadi subjek, objek, predikat dalam kalimat. Berfungsi menyanbung dua buah kata, karena untuk menyambung dua buah kata dalam bahasa Jepang dipergunakan setsuzokujoshi. 8. Kopula (jodoushi, 助 動 詞), yaitu kata bantu sebagai verba, mengalami

perubahan bentuk sama seperti doushi, tidak dapat berdiri sendiri, ada yang mempunyai arti sendiri dan ada yang menambah makna pada kata lain.

9. Partikel (joushi, 助詞), yaitu kata bantu, tidak mengalami perubahan bentuk, tidak dapat berdiri sendiri, tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan

dalam kalimat, selalu mengikuti kata lain, dan ada yang mempunyai arti sendiri dan ada juga yang berfungsi memberikan arti pada kata lain.

10. Interjeksi (kandoushi, 感動詞), yaitu kata gerakan perasaan, tidak mengalami perubahan bentuk, dan dapat berdiri sendiri sebagai kalimat, tidak menjadi keterangan, tidak menjadi subjek, predikat, dan tidak pula menjadi penyambung kata atau kalimat. Serta berfungsi untuk mengutarakan rasa terkejut, kaget, heran, marah, dan sebagai kata-kata salam.

Istilah kata (go, 語) atau (tango, 単語) dalam bahasa Jepang terdiri dari beberapa kelompok yang dilihat menurut pembentukannya yaitu :

1. Kata Dasar (tanjungo, 単純語)

Misalnya kata orang(hito, 人), makan (taberu, 食べる ), tidur (neru, 寝る) dan lain lain. Dengan lain kata dasar adalah kata yang mempunyai satu arti dan dapat berdiri sendiri, tidak mengalami penambahan imbuhan dan perubahan bentuk.

2. Kata Turunan (haseigo, 派生語)

Kata turunan yaitu kata kata yang sudah mengalami perubahan bentuk, penambahan imbuhan dan proses perubahan ucap. Kata turunan ini dalam bahasa Jepang terbagi menjadi 3 bagian yaitu,

a. Gejala perubahan pengucapan (hen on genshou, 変音現象) b. Penamahan imbuhan di awal kata (settouji, 接頭辞 )

3. Kata Majemuk (fukugougo, 複合語)

Kata majemuk yaitu kata kata yang mengalami proses pembentukan kata majemuk, dalam bahasa jepang kata majemuk ini jumlahnya sangat banyak dan bervariasi. Kata majemuk dalam bahasa Jepang terbagi menjadi :

3.1.Kata Benda Majemuk (fukugou meishi, 複合名詞)

Kata benda majemuk yaitu kata benda yang terbentuk dari gabungan dua buah unsur kata yang membentuk satu kata benda majemuk. Kata majemuk ini terbagi lagi menjadi gabungan unsur unsur seperti di bawah ini :

a. Verba + Verba d. Adjektiva + Noun g. Noun Adjektiva +Noun

b. Noun + Verba e. AD + Noun

c. Noun + Noun f. Verba + Noun

3.2.Kata Kerja Majemuk (fukugoudoushi, 複合動詞)

Kata kerja majemuk atau verba majemuk ini sangat bervariasi , merupakan gabungan dua buah unsur yang membentuk verba majemuk , secara garis besar verba majemuk ini terbagi menjadi 5 kelompok yaitu :

a. V + V b. N + V c. A + V d. Adv+V e. Imbuhan +V

3.3.Kata Sifat 1 majemuk (fukugo keiyoushi, 複合形容詞 )

Kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua golongan yaitu : kata sifat I atau adjektiva-I (i-keiyoushi) yang berakhiran /-i/ seperti atararashii, takai dan lain lain, dan kata sifat golongan II atau adjektiva-na (na- keiyoushi) yang berakhira /na/ atau /da/, seperti kirei da, shizuka da da lain lain.

Dokumen terkait