• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

10. AHP dalam Pendekatan Kerangka Manfaat dan Biaya

Untuk menentukan alternatif prioritas kebijakan pengembangan perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur dari beberapa skenario yang ada maka perlu dilakukan pembandingan nilai manfaat atau keuntungan (B) dan biaya atau kerugian (C) berdasarkan nilai yang dihasilkan dari olahan Software komputer Expert Choice versi M-AHP 2004 (Tabel 5) Tabel 5. Format matriks manfaat biaya alternatif kebijakan pengembangan

perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

No Arternatif Skenario Kebijakan Manfaat (B)

Biaya (C)

B/C Prioritas

1. Pengembangan perikanan tangkap (PPT) 2. Pengembangn budidaya tambak (PBTb) 3. Pengembangan budidaya laut (PBLt) 4. Peningkatan mutu hasil perikanan

(PMHP)

5. Pengembangan Hatchery (PH)

Dalam pengembangan perikana n tangkap (PPT), pengembangan budidaya tambak (PBTb) dan budidaya laut (PBLt) sudah termasuk kegiatan pasca panen sebelum produk perikanan dijual, mencegah proses pembusukan produk perikanan serta menampung kelebihan produksi. Alternatif skenario kebijakan peningkatan mutu hasil perikanan (PMHP) merupakan skenario dalam rangka meningkatkan mutu produk perikanan yang telah dilakukan sekarang.

Analisis SWOT

Analisis SWOT disebut juga analisis situasi yang digolongkan ke dalam faktorlingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) atau sering dikatakan dampak secara langsung dan faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) atau sering dikatakan dampak secara tidak langsung. Kedua faktor tersebut memberikan dampak postif yang berasal dari peluang dan kekuatan serta dampak negatif yang berasal dari ancaman dan kelemahan. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaik an dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Untuk menentukan strategi pengembangan perikanan di wilayah pesisir Kabupaten

Tanjung Jabung Timur ini dilakukan dengan analisis SWOT ((Strengths,

Opportunities, Weaknesses dan Threats), yaitu dilakukan dengan mengevaluasi

dan mengidentifikasi faktor-faktor SWOT yang mempengaruhi pengembangan perikanan di wilayah pesisirnya. Dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat, maka perlu melalui tahapan-tahapan proses sebagai berikut (Marimin, 2004):

1. Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal. Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

2. Tahap analisis (analisis SWOT). Yaitu pembuatan matriks internal dan matriks eksternal dan matriks SWOT.

Tabel 6. Contoh tabulasi faktor internal

Faktor Internal Bobot (B) Rating (R) B X R Keterangan

Kekuatan (S) S1. Sn Kelemahan (W) W1. .. Wn 1,00 S - W Sumber: Rangkuti, 2000

Sedangkan contoh untuk tabulasi faktor internal penge mbangan perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Contoh tabulasi faktor eksternal

Faktor Eksternal Bobot (B) Rating (R) B x R Keterangan

Peluang (O)) O1. …. On Ancaman (T) T1. …. Tn 1,00 O - T Sumber: Rangkuti, 2000

3. Tahap Pengambilan Keputusan (penentuan alternatif strategi). Dalam tahap pengambilan keputusan matrik SWOT ini perlu merujuk kembali matriks eksternal dan matriks internal dengan melakukan pembobotan faktor internal dan internal yang terkait.

Strategi yang dihasilkan terdiri dari beberapa alternatif strategi. Untuk menentukan prioritas strategi yang harus dilakukan, maka dilakukan penjumlahan bobot yang berasal dan keterkaitan antara unsur- unsur SWOT yang terdapat dalam suatu altematif strategi. Jumlah bobot tersebut kemudian akan menentukan rangking prioritas alternatif strategi pengembangan perikanan wilayah pesisir seperti disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Contoh format tabulasi penentuan rangking strategi

No Unsur SWOT Keterkaitan Bobot Prioritas

Strategi SO 1 SO1 S1,S2,S.,Sn, O1,O2,O,On 2 SO2 S1,S2…Sn, O1,O2…On 3 SO3 S1,S2,S4,Sn…Sn,O1,O2,..On Strategi ST 4 ST1 S1,S2,Sn,T1,T2,Tn Strategi WO 5 WO1 W1,W2,Wn,O1,O2,Wn 6 WO1-2 W1,W2,Wn,O1,O2, On 7 WO3 W1,W2,Wn,T1,T2 ... Strategi WT 8 WT1 W1,W2,Wn,T1,T2, Sumber: Rangkuti, 2000

Strategi pada matriks hasil analisis SWOT dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuatan untuk mendapatkan peluang (SO), penggunaan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman (ST), pengurangan kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada (WO) dan pengurangan kelemahan untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel pada 9 berikut.

Tabel 9. Matriks analisis SWOT Internal faktor

Eksternal faktor

Kekuatan(Strenghts) Kelemahan(Weaknesess)

Peluang(Opurtunity) Strtgi. Kekuatan-Peluang Strtgi. Peluang- Kelemahan Ancaman(Threats) Strtgi. Kekuatan -Ancaman Stratgi.Kelemahan-

Ancaman

Sumber: Rangkuti, 2000

Strategi masih bersifat normatif, oleh karena itu strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT perlu dibuat rencana aksi berupa program atau kegiatan.

Analisis Fungsi dan Kewenangan

Analisis Fungsi dan Kewenangan bertujuan untuk mengkaji peran masing-masing pihak atau lembaga terkait, sehingga diketahui peran kelembagaan tersebut. Tahapanya adalah identifikasi lembaga terkait, identifikasi input intervensi, mengkaji peran serta keterkaitannya. Dalam melakukan analisis difokuskan pada peran di lapangan dan peran yang diharapkan sehingga pengembangan perikanan wilayah pesisir Kabupaten Tanjab Timur lebih optimal. Besarnya keterkaitan peran dari pihak terkait (stake holders) dapat diketahui dari penjumlahan skor diberikan responden. Responden berasal dari berbagai pihak yang terkait dalam pengembangan perikanan di wilayah pesisir. Fungsi dan kewenangan instansi terkait (stake holders) diketahui dari peran masing- masing sesuai dengan dasar pelaksanaan peran tersebut (Tabel 10)

Tabel 10. Peran dari berbagai pihak terkait dalam pengembangan perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

No Pihak Terkait (stake holdders) Peran Di lapangan Peran Diharapkan Dasar Pelaksanaan 1. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) 2. Bapelibangda 3. Dishutbun 4. Dishub … …… n n

Untuk mengetahui keterkaitan berbagai pihak dan pengelompokan keterkaitanya dalam pengembangan perikanan wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur dilakukan wawancara dengan berbagai pihak (responden), dimana setiap responden memberikan skor 1 (sedikit), 2 (cukup) atau 3 (dominan) terhadap keterkaitan peran berbagai pihak (Tabel 11).

Tabel 11. Format skor keterkaitan peran pihak terkait dalam pengembangan perikanan wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur.

Skor Keterkaitan Lembaga Terkait (1,2,3)*

Responden DKP Bapelitbangda Dishutbun BPN KUD LSM Dst.

1. 2. 3. ... 16

Keterangan *= skor 1= sedikit, 2= sedang dan 3= dominan

Analisis pengelompokan keterkaitan peran berbagai lembaga dalam pengembangan perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur menggunakan data keterkaitan untuk pembuatan dendrogram yang diolah dengan menggunakan software komputer program XL Stat.

Pengintegrasian Analisis

Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang optimal di wilayah pesisir Kabupaten Tanj ung Jabung Timur diharapkan tercapai dengan pengintegrasian skenario kebijakan optimal, strategi optimal dan peran dan fungsi lembaga terkait yang optimal pula. Konsep pengintegrasian analisis seperti pada gambar 5 berikut:

Gambar 5. Integrasi analisis dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Strategi merupakan suatu yang masih bersifta normatif sehingga perlu dimplementasikan dalam rencana aksi berupa program atau kegiatan yang mengacu kepada kebijakan dan strategi dari hasil analisis AHP dan analisis SWOT. Tabel 12 menggambarkan keterkaitan atau integrasi program dan kegiatan dengan kebijakan dan strategi serta peran dan fungsi kelembagaan yang diinginkan dalam rangka pengembangan perikanan wilayah pesisir yang optimal. Tabel 12. Format integrasi program atau kegiatan dengan kebijakan, strategi dan

peran pihak terkait

No Program atau

kegiatan

Integrasi kebijakan dan strategi Peran pihak terkait 1. 2. .... n

Secara nominal dan prosentase integrasi atau keterkaitan kebijakan dengan strategi dan program atau kegiatan seperti tertera pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13. Integrasi atau keterkaitan kebijakan, strategi dan program atau kegiatan Keterkaitan

Strategi Prorgam atau

Kegiatan Kebijakan

Jumlah* %** Jumlah*** %****

Pengembangan Perikanan Tangkap Pengembangan Budidaya Tambak Pengembangan Budidaya Laut Peningkatan Mutu Hasil Perikanan Pengembangan Hatchery

* = Jumlah strategi yang terkait dengan kebijakan

Strategi yang terkait dengan kebijakan

** = x 100 %

Seluruh Strategi

Strategi yang terkait dengan kebijakan

*** = x 100 %