• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SIBEL ERASLAN A. Biografi Sibel Eraslan

A. Nilai- nilai Pendidikan Islam Pada Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun

2) Akhlak kepada sesama manusia

Setiap manusia memilki berbagai kebutuhan yang beragam, islam juga mengingatkan manusia untuk tidak merugikan hak orang lain dalam setiap pemenuhan kebutuhan hidupnya. Semua batasan dan larangan ini bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat dalam bermasyarakat. Selain dapat menjaga orang lain juga dapat menjaga pribadi individu agar tidak jauh dari jalan yang baik.

Pembahasan tentang akhlak dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel

Eraslan ada enam hal utama yaitu: a) Tolong menolong

Dalam kehidupan yang ada di dunia,manusia merupaka makhluk yang tidak dapat lepas dari berbagai problematika sosial. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, karena itu manusia sering di sebut sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhka bantuan orang lain karena keterbatasan dari masing-masing individu yang bebeda beda. Oleh karenanya dalam menjalani kehidupan, diperlukan penerapan akhlak terpuji brupa tolong-menolong. konsep tolong menolong menjadi salah satu ajaran Islam.

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menganjurka bagi setiap orang untuk saling

menolong. Salah satu ayat adalah terdapat pada surat Al-Ma’idah ayat 2.

...

























Artinya:...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Dalam Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, tampak bahwa Sibel Erasla

menolong. Berikut penulis tampilkan kutipan novel yang menggambarkan tentang tolong-menolong.

...Saya memiliki seorang putra benama Harun yang berumur dua tahun,putriku Maryam,dan suamiku yang masi belum sembuh dari sakitnya di rumah.Saya tak

bisameninggalkan mereka,Baginda“Saudariku Yakobed,bagaimana jika keluarga Anda kami pekerjakan di isana dengan upah yang memuaskan?Bagaimana?(Eraslan, 2014:285-286)

Dalam kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan tolong-menolong. Hal ini terlihat dari percakapan sang Ratu yang ingin menolong yakobed karena dia sedang dalam kesusahan dengan mempekerjakan anaknya dengan upah yang memuaskan.

Dari kutipan novel di atas mengajarkan tentang memberikan pertolongan kepada orang yang mebutuhkan bantuan. Pertolongan di sini deberikan bukan terkait dengan perkara yang membawanya dalam suatu masalah keburukan yang akan membawa yang menolong dan yang di tolong kepada suatu yang dilarang oleh Allah tetapi pertolongan yang akan membawa kepada kebaikan dari kedua orang.

b) Rendah hati(Tawadu’)

Menurut Ensiklopedia Akhlak Mulia(2013:343)seorang yang memiliki sikap Tawadu’,

tidak tinggi hati dan sombong kepada orang lain, ia aka dicintai dan di sukai orang-orang di sekitarnya, semakin harmonis kehidupan antara diri dan masyarakat,semakin deket dirinya dengan masyarakat, maka semakin dekat dirinya dengan Allah Swt, dan mendapatkan tempat terhomat di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya itu, orang-orang yang Tawadu’ akan

masuk surga, dan disukai Allah dan Rasul-Nya. Ia terasuk pendaki menuju tempat tertinggi di sisi Tuhanya,medapatkan rahmat dan naungan Allah di hari akhir, merasa senang dan

bahagia, serasa memegang kepemimpinan. Singkatnya Tawadu’ adalah lambang keimanan

Tawadu’ adalah bukti tertinggi derajat seseorang.Dalam hadis riwayat Bukhari dan

At-Tirmidzi dari Abu Hurairah r.a.,Rasulullah Swt.bersabda,“Tidak akan berkurang harta karena sedekah.Tidak ada orang memberi manfaat kepada orang lain,melainka Allah akan menambah kemuliaan.Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah,melaikan

Allah mengangkat derajatya”.

Dari hadis di atas menunjukkan bahwa orang yang yang Tawadu’bukan berarti terhina,

hamba Allah yang taat kepada-Nya. Dia akan menambahkan kmuliaan di dunia dan meningikan derajat di sisi manusia.

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan juga menampilkan

gambaran orang yang redah hati. Berikut kutipan novel yang menggambarkan rendah hati. Ratu Asiyah sangat menyukai tanaman yang indah ini,tapi impianya tidak berubah.

“Jika mempunyai sebuah rumah,aku akan menanam bunga mawar dan tanaman

mint,kemudian seman gka dan labu...,”ucap sang ratu.Namun,sang Raja melihat

impian yang rendah hati itu sebagai sebuah kesederhanaan yang dimiliki oleh orang umum.(Eraslan, 2013:93)

Pada kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan tentang rendah hati. Hal ini terlihat dari mimpi seorang ratu yang meginginkan rumah dengan taman yang didalamnya terdapat berbagai macam tanaman dan tumbuan. Terlihat bawa kerendahan hati sang ratu yang menginginkan sebuah kesederhanaan dalam hidup.

Dalam bagian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan gambaran redah hati. Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentag rendah hati.

“Lalu tak adakah dokter yang memeriksa sakit Anda? kami melihat Anda tampak

kurus dan lemah. Apakah ada masalah kekuanga gizi disini? Apa saja permasalahan yang Anda sekalian hadapi? Apa saja persoalan yang menimpa Anda sekalian? Katakanlah kepada kami dari hati yang paling dalam. Tolong berbicaralah kepadau tanpa memikirkan perbedaan yang ada pada kita.Kataka padaku seperti anda

berbicara kepada keponakan Anda, Ka.”(Erasan, 2014:121-122)

Pada novel di atas terdapat pedidikan tentang kerendahan hati. Hal ini terliat dari ikap sang Ratu yang ingin mendengakan apa yang sedang di rasakan orang lain tanpa mereka memperdulikan setatus sang Ratu yang sebagai Ratu mereka. sang Ratu mengharapkan tak ada batasan di antara mereka, mengharapka seperti keluarga sendiri.

Dari kedua kutipan novel di atas terlihat bahwa seorang yang memiliki sifat yang rendah hati tak memperdulian setatus sosial yang ada pada drinya, yang ada pada drinya hanyalah kesederhanaan dan ke ingian untuk meringankan beban orang lain.

c) Menepati janji

Menepati janji merupakan salah satu bentuk akhlak mulia, sifat ini memiliki pengaruh yang kuat dalam suatu masyarakat karena menjadikan seseorang mampu menjalakan sebuah tanggung jawab yang diberikan orang lain. Dengan menepati janji dapat memperkuat tali kepercayaan seseorang dalam masyarakat dan dapat menumbuhkan sikap tolong menolong.

Penjelasan tentang janji juga terdapat dalam al-qur’an surat Al-Isra’ayat 34.

.... penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan

jawabnya.(QS.Al-Isra’[17]:34)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun,Sibel Eraslan juga menampilkan tentang menepati janji pada seseorang,berikut sebagai gambara kosep pendidikan akhlak tentang menepati janji pada novel.

Sepuluh tahun telah berlalu.Sepuluh tahun adalah waktu yang sungguh lama dan sulit untuk melupakan dan menyebunyikan semanya setelah pengasingan... Sepuluh tahun terasa sepeti sepuluh abad bagi Apa.Apa yang badanya semakin membungkuk karena menanggung begitu banyak kesedihan dan hatinya penuh dengan luka mejadi seoang kakek bagi anak-anak itu.Apa adalah seorang guru yang andal di antara para guru,tak berbahaya bagi istana dan tak mencurgakan bagi pendeta.

Apa telah menepati janji yang di berikan Tuanya Akhen.kapan saja tangan sang abdi buta Raja Kafir besentuhan denga anak-anak pilihan yang berjumlah empat anak ini,maskipun kedua matanya tak dapat melihat,dia merasakan aura biru yang bergerak di ujung-ujung jemarinya.Hati guru tua itu terbagi mejadi empat.Tebukalah empat mata naluri baginya,untuk empat anak yang berada di hatinya...(Eraslan, 2014:36)

Dari kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan janji. Hal ini terlihat dari janji yang di pegang teguh oleh Apa guru untuk menjaga anak-anak dari Raja terdahulu,bertahun

dia menyimpan janji yang begitu berat sampai dia tua.sekarang dia menepatinya dengan tumbuhnya anak anak yang dia jaga.

Pada bagian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan gambaran tentang janji. Berikut kutipan novelnya.

Dan sepertiapa yang Guru Yehuda janjikan,peti mati itu telah selesai tepat saat waktu siang.(Eraslan, 2014:244)

Dalam kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan tentang janji. Hal ini telihat dari seorang pembuat peti mati yang berjanji pada pelangganya tentang waktu selesainya peti mati, dia menyelesaikan dengan tepat waktu.

Dari kedua kutipan novel di atas terlihat bahwa sebuah janji yang di berikan terdapat sebuah tanggung jawab untuk menepatinya maski dia membawanya sebagai beban yang berat.karena janji adalah hutang yang hatang dan hutang di dalamnya terdapat hak orang lain.

d) Dermawan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:173) Dermawan adalah pemurah hati, orang yang suka berdermawan(beramal, bersedekah), kedermawanan:kebaikan hati kepada sesama manusia.

Dalam Ensiklopedia Akhlak Muslim (2013:247) Kedermawanan akan menjadi keutamaan seseorang. Orang yang dermawan akan dicintai Allah dan disukai manusia. Ia akan dipuji dan mendapatkan nama baik. Sebaliknya, orang yang pelit akan dicaci dan dicampakan.

Penjelasan tentang dermawan juga terdapat pada al-qur’an surat Saba’ayat 39. 











































Artinya: Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya (QS.Saba’:39).

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun,Sibel Eraslan menampilkan

gambaran tentang dermawan. Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentang konsep dermawan.

“jadilah seperti ini,anak-anakku,”ucap Apa. “Jadilah seperti atap ini yang

mengayomi kalian semua dan masyarakat.jadilah pelindung denga daun-daunnya yang menembunyikan kita dari terik Matahari.Tak ada selain kerendahan hati dan

kedermawanan”.(Eraslan, 2014:53)

Dari kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan dermawan. hal ini terlihat dari makna dermawan yang di ibaratkan dalam sebuah atap dan daun-dauny meberikan manfaat bagi orang yang ada di bawahnya dengan kerendahan hati dan kedermawanan tanpa memikirkan siapa yang ada di bawahnya

Dalam bagain lain, Sibel Eraslan juga menampilkan nilai pendidikan Islam tentang dermawan. Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentang dermawan.

Dimasa-masa musibah kelaparan,taman milik sang Ratu ini terbuka bagi

masyarakat,mmbantu meringgankan penderitaan mereka. “Kami mencintai sang

Ratu seperti mencintai buah ara,”seru masyarakat tak mampu.Oleh karena itu,Raja Ra berterima kasih kepada sang Ratu.Dia menyatakan sang Ratu sebagai ‘Ibu Rakyat’di masa-masa kelaparan yang terjadi beberapa tahun yang lalu dan pohon ara dengan buanya yang melegenda sebagai pohon suci.(Eraslan,2014:96)

Dari kutipan di atas terdapat nilai pendidikan Islam tentang dermawan.hal ini terlihat dari sang Ratu yang membuka tamannya untuk masyarakat tak mampu di masa-masa kelaparan untuk meringankan penderitaanya.

Dari kedua kutipan novel di atas terlihat bahwa dermawan merupakan suatu perbuatan yang memberikan harta, manfaat buat orang dan bermanfaat untuk meringankan beban orang lain.

e) Benar atau Jujur

Benar atau jujur merupakan akhlak yang baik kepada sesama.benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataanya yang sesungguhnya, dan ini tidak hanya berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa Arab, benar atau jujur disebut sidiq(Ash-Shidqu), lawan dari kizib(Al-Kizbu)yaitu bohong (Tatapangarsa, 1980:149).

Sebagai akhlak yang Mahmudah, benar atau jujur termasuk yang pokok dan penting,semacam induk dari sifat-sifat baik yang lain yang membawa orang kepada kebaikan.

Karena itu Rasulullah menyebutkan benar atau jujur ini sebagai semacam “kunci”masuk

sorga.

Sabda beliau:“wajib kepadamu berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke sorga. Seorang tiada hati-hatinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungguh akan kebenaran,sehingga dicatat ia di sisi Allah sebagai seorang siddiq[orang yang selalu benar]”[Riwayat Bukhari]

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun,Sibel Eraslan menampilakn tentang

kejujuran.Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentang jujur.

“yakobed ibu susuku juga percaya kepada satu Tuhan. Sang Pencipta yang mematikan dan menciptakan kami.”“Tahnem, Sare dan aku juga mengucapkan hal

yang sama wahai anak ku.(Eraslan, 2014:328)

Dalam kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan islam jujur. Hal ini terlihat bahwa sang Ratu mengatakan kejujuran tentang ibu susu Yakobed, diri sang Ratu, Sare dan tahnem bahwa mereka mereka beriman kepada satu Tuhan. Beriman kepada satu tuhan merupakan suatu yang sangat luar biasa ditengah tengah kepercayaan banyak Tuhan. Hal ini menjelaskan bahwa kejujuran merupakan suatu yang luar biasa. Sebagai manusia yang beriman kepada Allah Swt, seseorang harus berkata jujur maskipun jujur itu menyakitkan.

Dokumen terkait