• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam karakter Asiyah dalam novel Asiyah Sang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SIBEL ERASLAN A. Biografi Sibel Eraslan

B. Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam karakter Asiyah dalam novel Asiyah Sang

Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan dengan pendidikan Islam

Menurut al-Syaibany dalam (Nata, 2010:28) pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku pada kehidupan pribadi masyarakat dan alam sekitarnya, dengan megajar sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.

Menurut Dewantara dalam (Suryosubroto, 1990:27) Bahwa Pendidikan adalah Tutwuri Handayani, artinya:Tutwuri atau mengkuti anak berkembang sendiri dengan jalannya sendiri dan adanya atau mempengaruhi agar perkembangan lebih pesat, apabila ada bahaya dapat dihindari.

Dari penjelasan di atas dapar ditarik kesimpulan bahwa. Pendidikan merupakan sarana untuk menanamkan nilai-nilai, ajaran, keterampilan,dan sebagainya yang datang dari luar peserta didik. Hal ini berarti bahwa pendidikan adalah proses isi dan makna. Dimana peserta

didik diberikan pengetahuan “ isi” oleh pendidik dan perta didik memberikan makna dibantu

oleh pendidik untuk mengembangkan diri peserta didik agar mencapai sesuatu yang diharapkan dan sesuai dengan islam.

Dari kedua teori yang ada di atas bila dikaitkan dengan pendidikan yang terdapat dalam karakter Asiyah dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan dengan pendidikan Islam. Adalah sebagai berikut:

1. Aqidah

Ditengah zaman yang mempercayai banyak tuhan. Pemerintahan yang mempercayai bahwa kesempurnaan hanya miliknya, perbudakan yang dilakukan oleh pemimpinya demi sebuah tanda kesempurnaan dirinya. Pemerintahan yang hanya memikirkan tentang harta dan kekuasaan.

Asiyah dengan keimanan yang dia dapat dari pelajaran yang diberikan oleh gurunya dan pengalaman hidup, menjadikan karakter Asiyah memiliki iman yang kauat. Dalam Islam seorang yang menyatakan dirinya beriman harus percaya kepada rukun iman,iman kepada allah iman kepada malaikan-malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada rasul-rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qadha dan qadar.

Berikut penulis tampilkan kutipan novel yang menggambarkan keimanan Asiyah dalam

novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan. sebagai berikut:

Wahai Apa-ku,betapa jauhnya aku bejalan,betapa jauhya aku berkeliling...Tapi, aku tak menemukan satu tempat yang tak terlihat oleh siapa pun untuk megambil nyawa burung bulbul ini. Kemanapun pergi, aku tahu bahwa Malaikat Kematian melihatku dan Sang Penciptanya yang mengutus ke sisiku. Dia selalu berada di sapingku.Dia melihat aku dan apa yang aku laukan,setiap tempat aku cari, semua puncak aku daki, semua gua aku masuki, tapi tak ada satu tempat yang bisa lepas dari pengawasan-Nya. Aku tidak bisa lulus ujian ini, wahai Apa-ku.(Eraslan, 2014:64)

Sungguh aneh, mereka tak bisa menemukan sebuah cara memahami kematian, maskipun mereka telah berusaha berabad-abad.Ilmu dan wawasan selama berabad-abad, sebuah

hal yang tak bisa dipecahkan oleh gabungan ilmu alkimia dengan sihir, kematian...(Eraslan, 2014:383)

“Ya allah,” ucapnya...“Berikanlah sebuah rumah hangat bagiku di sisi-Mu..”Hari itu

adalah hari kepulangan Sultanah Asiyah ke rumahnya...Pagi itu, Nill menangis untuk saudara perempuanya..Seluruh ikan yang berada didalamnya,mutiara-mutiara yang berada di tepiannya, anemon yang berada jauh di dalamnya, pohon-pohon akasia yang berada di sudutnya,gurun-gurun yang menjaga bukit-bukit rahasia-rahasia di dalamnya... semua menagis....(Eraslan, 2013:442-443)

Dari berbagai kutipan di atas terlihat bahwa tokoh karakter Asiyah merupakan pribadi yang beriman kepada allah yang terlihat dari perjalanan hidupnya mulai dari dia mendapatkan pelajaran dari gurunya tentang keimanan, memegang teguh terhadap kepercayaanya di tengah zaman banyak tuhan dan meninggal dengan keimanan yang dia yakini. karakkter Asiyah mengajakan tentang keimanan yang dia peroleh dari pengalaman dan pengetahuan itu dan dia pegang sampai maut yang memisahkan.

2. Akhlak Mulia

Zaman penuh perbudakan, kemiskinan, kelaparan, tetangga mengintai tetangga,semua berlomba-lomba mencari nama baik, kekayaan dan akhlak mengolami kemrosotan. Ditengah kemewahan yang di dapatkan oleh Asiyah karena dia menjadi seorang Ratu di negara Mesir. Tidak menjadikan dia menjadi orang yang lupa kepada tuhanya, menjadikan Asiyah karakter yang memiliki akhlak yang baik.

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilkan karakter

Asiyah dengan berbagai akhlak yang mulia kepada Allah, kepada sesama manusia dan kepada lingkungan. Berikut akan penulis tampilkan karakter Asiyah yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan Islam.

a. Penolong

Menurut Esiklopedia Akhlak Muslim(2013:253) Islam memerintahkan umatnya agar saling membantu dengan sungguh-sungguh dalam rangka memenuhi kebutuhan, mewujudkan

kemaslahatan, menggapai manfaat, dan mencegah kerugian. hal ini semata-mata untuk mencari ridha Allah, dalam hal kebaikan, bukan untuk membantu keburukan dan orang yang berbuat buruk.

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilkan karakter Asiyah dengan berbagai sifat penolong.Berikut kutipan novel yang menggambarkan karakter Asiyah yang memiliki sifat menolong kepada sesamanya yang sesuai dengan Islam.

...Saya memiliki seorang putra benama Harun yang berumur dua tahun,putriku Maryam,dan suamiku yang masih belum sembuh dari sakitnya di rumah.Saya tak

bisameninggalkan mereka,Baginda“Saudariku Yakobed,bagaimana jika keluarga Anda

kami pekerjakan di isana dengan upah yang memuaskan?Bagaimana?(Eraslan, 2014:285-286)

Dalam kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan islam tentang menolong orang lain.Hal ini terlihat bahwa sang Ratu menolang ibu Yakobed yang sedang dalam kesusahan dengan cara mempekerjakan anak ibu Yakobed dengan gaji ya memuaskan.dalam karakter Asiyah tak ada niatan untuk mendapatkan pujian, hal ini semata-mata karena ingin mendapatkan ridha Allah.

b. Rendah Hati

Menurut Ensiklpedia Akhlak Mulia(2013:343)seorang yang memiliki sikap Tawadu’,

tidak tinggi hati dan sombong kepada orang lain, ia akan dicintai dan di sukai orang-orang di sekitarnya, semakin harmonis kehidupan antara diri dan masyarakat, semakin dekat dirinya dengan masyarakat, maka semakin dekat dirinya dengan Allah Swt. Dan mendapatkan tempat terhomat di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya itu, orang-orang yang Tawadu’ akan

masuk surga,dan disukai Allah dan Rasul-Nya. Ia termasuk pendaki menuju tempat tertinggi di sisi Tuhanya, medapatkan rahmat dan naungan Allah di hari akhir, merasa senang dan bahagia, serasa memegang kepemimpinan. Singkatnya Tawadu’ adalah lambang keimanan

Ratu Asiyah sangat menyukai tanaman yang indah ini,tapi impianya tidak berubah. “Jika

mempunyai sebuah rumah,aku akan menanam bunga mawar dan tanaman mint,kemudian

semangka dan labu...,”ucap sang ratu.Namun,sang Raja melihat impian yang rendah

hati itu sebagai sebuah kesederhanaan yang dimiliki oleh orang umum.(Eraslan, 2013:93) Dalam novel diatas terdapat nilai pendidikan islam tentang sifat rendah hati.Hal ini terlihat dari bagaimana Ratu Asiyah menyukai berbagai macam tumbuhan tanpa memperdulikan setatusnya sebagai seorang ratu. Hal ini megambarkan bahwa seorang yang memiliki sifat rendah hati dalam dirinya tak ada rasa sombong terhadap sesuatu yang hanya adalah rasa cinta dan mengharap ridha dari Allah semata.

c. Dermawan

Dalam Ensiklopedia Akhlak Muslim (2013:247) kedermawanan akan menjadi keutamaan seseorang. Orang yang dermawan akan dicintai Allah dan disukai manusia. Ia akan dipuji dan mendapatkan nama baik. Sebaliknya, orang yang pelit akan dicaci dan dicampakan.

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilkan karakter

dengan sifat dermawan. Berikut kutipan novel yang menggambarkan karakter Asiyah.

Dimasa-masa musibah kelaparan,taman milik sang Ratu ini terbuka bagi

masyarakat,mmbantu meringgankan penderitaan mereka. “Kami mencintai sang Ratu seperti mencintai buah ara,”seru masyarakat tak mampu.Oleh karena itu,Raja Ra

berterima kasih kepada sang Ratu.Dia menyatakan sang Ratu sebagai ‘Ibu Rakyat’di

masa-masa kelaparan yang terjadi beberapa tahun yang lalu dan pohon ara dengan buanya yang melegenda sebagai pohon suci.(Sibel Eraslan,2014:96)

Dari kutipan novel di atas terdapat pendidikan agama Islam tentang dermawan. Hal ini terlihat dari bagaimana sang ratu memberikan apa yang dia punya untuk meringankan beban orang lain saat orang lain membutuhkan bantuan. Dalam hal ini berarti orang yang memiliki sifat dermawan rela apa yang dia miliki diberikan kepada orang yang membutuhkan tanpa adanya niatan untuk mendapatkan balasan dari mausia, semata-mata hanya mengharap ridha dari Allah Swt.

Pada bagian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan karakter Asiyah dengan sifat yang dermawan. Hal ini terlihat dari kutipan novel sebagai berikut.

Sang Ratu membelai Kepala gadis kecil itu seraya memberikan selendang kuning

besulam burung ibis kepadanya, “Jangan lupakan aku,”bisik sang Ratu.Gadis kecil

membungkukan kepalanya kedepan memberikansalam kepada sang Ratu...(Eraslan, 2014:125)

Pada kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan Islam tentang dermawan. Hal ini terliahat dari bagaimana karakter Asiyah yang memberikan selendang kuningnya kepada seorang anak kecil dan dia dibalas dengan salam oleh anak kecil itu. Dalam bagian ini membuktikan bahwa orang yang memiliki sifat dermawan maka dia akan di sayangi oleh orang lain.

d. Jujur atau Benar

Benar atau jujur merupakan akhlak yang baik kepada sesama. benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataanya yang sesungguhnya, dan ini tidak hanya berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa Arab, benar atau jujur disebut sidiq(Ash-Shidqu), lawan dari kizib(Al-Kizbu)yaitu bohong. (Tatapangarsa, 1980: 149)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilkan karakter

Asiyah dengan sifat yang jujur. Berikut kutipan novel yang menggambarkan sifat jujur karakter Asiyah.

“yakobed ibu susuku juga percaya kepada satu Tuhan. Sang Pencipta yang mematikan dan menciptakan kami.”“Tahnem, Sare dan aku juga mengucapkan hal yang sama wahai

anak ku. (Eraslan, 2013:328)

Dalam kutipan di atas terdapat nilai pendidikan Islam tentang kejujuran. Hal ini terlihat dari kejujuran Asiyah yang mengatakan kepada anaknya bahwa dia,dua orang teman perjalanan dan ibu Yakobed beriman kepada satu tuhan, di zaman yang orang orangnya menyembah

banyak tuhan dan kazaliman dilakukan oleh rajanya.Terlihat bahwa orang yang jujur merupakan orang yang siap menerima resiko dari kejujuranya.

e. Cinta terhadap Lingkungan

manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, selain sebagai mahluk sosial manusia juga membutuhkan makanan dan minuman untuk bisa melangsungkan hidupnya.

Manusia memiliki peran menjaga, memelihara dan menggunakan apa yang ada sesuai dengan fungsi dan peranan dengan bijak.

Menurut Ensiklopedi Akhlak Muslim. Bahkan kasih sayang Allah meliputi semua yang ada, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda mati. sebagaimana meliputi manusia.

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilakn karakter

dengan sifat cinta kepada lingkunan. Berikut kutipan novel yang menggambarkan karater Asiyah.

Taman ini memiliki beraneka ragam tumbuhan yang langka.Berkat kasih sayang Ratu mesir yang rendah hati, semua jenis tumbuhan di negeri ini bisa ditemukan di sini. Pohon-pohon akasia yang merupakan simbol Nill, pohon-pohon delima yang berbunga merah,pohon-pohon ara yang setiap daunya memanjang,pohon pohon kurma yang tak hanya diberkahi dengan buah saja, melainkan seluruh bagaianya bisa digunakan sebagai anyaman, sapu, keranjang ,dan tongkat...(Eraslan,2013:92-93)

Pada kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan Islam tentang cinta terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari bagaimana karakter Asiyah yang mencintai tanaman yang ada di negerinya memumbuhkan berbagai tanaman yang langka dan memberikan banyak manfaat. Terlihat bahwa seorang yang memiliki kecintaan pada lingkunan maka lingkungan akan memberikan manfaat juga buat manusia dan cinta Asiyah kepada tanaman semata-mata untuk mengharap ridho dari Allah.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan menganalisis novel Asiyah Sang

Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan, maka dapat penulis simpulkan:

1. Nilai-Nilai pendidika Islam yang dapat diambil dari novel Asiyah Sang

Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan diantaranya adalah:

a. Nilai pendidikan Aqidah/Keimanan iman kepadaAllah, iman kepada Malaikat, iman kepada Qadha dan Qadar atau takdir Allah

Swt”.

b. Nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel yang diperankan oleh tokoh dan penokohan meliputi dua pokok pembahasan yaitu:

1) Akhlak mahmudah akhlak terhadap Allah “tawakal, syukur,

ikhlas, taubat, akhlak kepada sesama manusia tolong

menolong, baik hati, menepati janji, dermawan, benar atau jujur, aklak terhadap lingkugan Akhlak terhadap hewan, akhlak terhadap tumbuhan.

2) Akhlak Mazmumah Sombong, Dengki, Bermuka dua,

Ketidakadilan, marah

2. Kontribusi riset dalam dunia pendidikan terkait dengan penelitian tentang novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan

diantaranya adalag

1) Pembaca akan dibawa masuk kedalam imajinasi, emosi serta dapat memberikan konsumsi intelektual

2) menumbuhkan minat baca dalam dunia novel sehingga mengembangka potensi dalam dunia menulis imajinatif.

3) Merubah pandangan terhadap karya sastra (seni) secara

3. Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam karakter Asiyah dalam novel

Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan dengan

pendidikan Islam. Perebutan jabatan dan kekuasaan yang terjadi antar individu maupun golongan yang didalamnya terdapat niat yang dibawa secara pribadi ataupun pesan yang dibawa dari golongan tertentu, kesenjangan sosial antara yang kaya dan yang miskin, pandangan tentang kesempurnan pada individu atau golongan menjadikan kerusakan terhadap manusia dan lingkungan, keduanya seharusnya di jaga dan dirawat lebih baik dari sebelumnya sehingga bermanfaat bagi kelangsungan hidup individu atau golongan. karakter asiyah yang

terdapat pada novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel

Eraslan. Mengajarkan tentang bagaimana manusia beriman kepada Allah dengan segala ciptaanya iman kepada Allah,iman kepada malaikat ,iman kepada qodha dan qodar. Mengajarkan tentang akhlak yang mulia terhadap sesama manusia atau lingkungan menolong, rendah hati, dermawan, jujur atau benar, cinta terhadap lingkungan. B. Saran

1. Pendidikan seharusnya melihat berbagai potensi yang ada pada setiap anak dan mengembangkanya,tidak hanya pada hafalan tetapi pada implementasi dan pemaknaan.

2. Nilai nilai pendidikan Islam sangatlah penting dan mendasar untuk setiap anak, hal ini akan menjadi optimal jika tiga pusat pendiddikan yang meliputi keluarga, sekolah, masyaraka berperan sesuai dengan perannya tanpa saling memisahkan dan menyalahkan. Adanya perhatian dari ketiga aspek tesebut maka anak akan menemukan apa yang menjadi cita-cita, mimpinya, menigkatka status sosial keluarga dan Bangsa Indonesia.

3. Zaman informasi dan kemajuan teknologi, menggunkan berbagai sumber dan media dalam pembelajaran sangat penting agar pendidikan tidak membosankan dan lebih bermakna buat setiap anak. Sehinga pendidik dituntut untuk lebih kreatif dan bijak dalam menggunakan

teknoogi sehigga kemajuan akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pibadi anak, keluarga, sekolah dan masyarakat.

4. Menggunakan novel sebagai sumber pendidikan yang mendukung proses perkembangan yang lebih baik dengan memperkaya pengetahuan dalam hal membaca sebuah pesan yang tersirat dan tersurat dalam sebuah novel.

Dokumen terkait