• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SIBEL ERASLAN A. Biografi Sibel Eraslan

A. Nilai- nilai Pendidikan Islam Pada Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun

3) Akhlak terhadap Lingkungan

manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain,selain sebagai mahluk sosial manusia juga membutuhkan makanan dan minuman untuk bisa melangsungkan hidupnya.

Manusia memiliki peran menjaga, memelihara dan menggunakan apa yang ada sesuai dengan fungsi dan peranan dengan bijak.

Menurut Ensiklopedi Akhlak Muslim (2013:135).Bahkan kasih sayang Allah meliputi semua yang ada, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda mati. Sebagaimana meliputi manusia.

Penjelasan tentang rahmat allah kepada semua mahluk terdapat dalam al-qur’an surat Al

-A’far 156.

Artinya:...Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (QS Al-A’raf)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel eraslan menampilkan

gambaran tentang akhlak kepada hewan. Hal ini terlihat dari kutipan novel sebagai berikut.

dengan tangan-tangan kecilnya,sare membelai rambut-rambut kuda.Dia memberi mereka permen yang berada di sakunya.Dia meletakkan segenggam gandum,anggur kering,dan serbuk kayu di tempat makan burung-burung yang di ambil dari tasnya.burung-burung pintar ini menyadari bahwa Sare gadis yang baik segera memberikan keramahan kepadanya.(Eraslan, 2014)

Dalam kutipan novel ini terdapat nilai pendidikan akhlak terhadap hewan,hal ini terlihat saat tokoh sare memberikan perhatianya kepada binatang kuda dan burungnya, karena kebaikanya burungpun meberikan keramahan kepada sare.hal ini menandakan ketika manusia menyayangi mahluk Allah maka dia akan membalasnya dengan rasa sayang juga.

Dalam bagian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan nilai pendidikan akhlak kepada tumbuhan. Hal ini terlihat dari kutipan novel berikut.

Taman ini memiliki beraneka ragam tumbuhan yang langka. Berkat kasih sayang Ratu mesir yang rendah hati, semua jenis tumbuhan di negeri ini bisa ditemukan di sini. pohon-pohon akasia yang merupakan simbol Nill, pohon-pohon delima yang berbunga merah, pohon-pohon ara yang setiap daunya memanjang,pohon pohon kurma yang tak hanya diberkahi dengan buah saja, melainkan seluruh bagaianya bisa digunakan sebagai anyaman, sapu, keranjang, dan tongkat...(Eraslan, 2014:92-93)

Dalam kutipan ini terdapat nilai pendidikan akhlak kepada tumbuhan. Hal ini terlihat dari kasih sayang dan rendah hati sang ratu membuat taman memiliki beraneka ragam tumbuhan langka.manfaat juga di dapat sang ratu dari pohon yang di tanamnya seperti kurma yang semua bagianya bermanfaat.

Dari kedua kutipan novel di terdapat pendidikan akhlak kepada lingkungan yang mengajarkan kepada manusia untuk menjaganya,dengan menjaganya maka lingkungan juga akan memberikan manusia manfaat yang mungkin tidak di sadari. ketika manusia merusak lingkungan makan manusia akan mendapatkan hal hal buruk yang akan menimpa manusia.

b. Akhlak Mazmumah

Akhlak Mazmumah ialah akhlak yang buruk. Akhlak yang tercela. (Tapangarsa, 1980:157)

Banyak sekali akhlak tercela yang dapat membawa seseorang menuju ke jalan yang di benci oleh Allah Swt. Karena dapat membawa dampak buruk pada manusia maupun pada lingkungan. Berikut akan penulis paparkan akhlak mazmumah yang ada pada novel Asiyah

a) Sombong

Menurut Ensiklopedia Akhlak Muslim(2013:346) sombong adalah penyakit mental yang sangat berbahaya. Ia tumbuh dalam diri seseorang yang senantiasa melihat kekurangan orang lain. Terkadang, penyakit sombong ini bisa menjerumuskan seseorang dalam kekafiran dan kesesatan, serta manjatuhkan pada kenistaan.

Dalam al-qur’an Allah mengharamkan sikap Takabur dan melarang dengan sangat keras.

Allah berfirman.

“Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya

kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatan yang amat dibenci di sisi Tuhanmu (QS.Al-Isra’: 37 -38)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan juga menampilkan

gambaran oarang yang sombong. Berikut kutipan novel yang menggambarkan sombong.

“Seyuman menjadi berubah menjadi tawa membahana. Apa yang dibahas dan diceritakan oleh pemuda yang mengnakan baju penggembala ini?”Fir’aun berseru

marah,menggetarkan daratan dan langit kepada penduduk istana di sekitarnya

“Bukankah aku tuhan kalian?”Seketika,orang-orang bersujud kepada Fir’aun yang

penuh dengan kesombongan.... (Eraslan, 2014:421)

Pada kutipan novel diatas terdapat akhlak tercela sombong. Hal ini terlihat dari bagaimana seorang firaun dengan marah lalu dia menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan kepada semua orang.

Dalam bagian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan tentang sombong. Berikut kutipan novel yang meggambarkan prilaku sombong.

Aku menyarankanmu untuk mengambil contoh karir dan jabatan yang aku miliki.Jangan pernah berpegang pada hal lain, selain kecerdasan dan ilmu pengeahuan dalam hidup ini.Kemampuan dalam mengatur hubungan dan mengikuti politik bersama dengan kecerdasan maka suatu hari kau pun akan menjadi seperti tuan Karun.(Eraslan, 2014:117)

Pada novel di atas terdapat akhlak tercela tentang sombong.Hal in terlihat dari bagaimana seorang Karun membanggakan karir dan jabatan,menganggap tak ada yang lebih penting selain kecerdasan dan pengetahuan.

Dari kedua novel di atas terlihat bahwa sombong dapat membuat seserang berlaku dzalim kepada orang lain karena menangga dirnya meiliki segalanya, membutakan mata terhadap hal-hal lain karena menganggap bahwa tak ada yang lebih penting dari pengetahuan dan kecerdasa di dunia ini.

b) Dengki

Menurut Ensiklopedia Akhlak Muslim(2013:339)Dengki merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya, menunjukkan budi pekerti yang buruk dan ketidak sukaan terhadap orang lain. Dengki menebar kejahatan dan menjeuuskan ke berbagai kebinasaan. Selain itu mengandung kesempitan jiwa,rasa iri dan kebencian.

Penjelasan tentang sifat seorang yang dengki Al-Qur’an juga menjelaskan, sebagai berikut.

...jika kamu mendapatkan kebaikan,kesedihan hati merea,dan jika kamu ditimpa kesusahan,menjadi senanglah mereka...(QS.Ali‘Imran:120)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menamilkan sifat

seorang yang dengki. Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentang dengki.

Di sisi lain,sang Raja merasa tak suka dengan Musa,maskipun masih seorang bayi,karena menarik semua perhatian seperti magnet.Pertama kali dalam

hidupnya,julukan“orang yang menarik perhatian semua orang” telah di ambil oleh

seorang anak yang masih kecil.Sebelum ini.Sebelum ini, dialah orang yang menjadi pusat perhatian.(Eraslan, 2014:305-306)

Pada kutipan novel di atas terdapat akhlak tercela iri. Hal ini terliat dari sang raja yang merasa iri kepada bayi Musa karena dia menarik perhatian semua orang dan merasa kalau perhatian kepada raja di ambil oleh seorang bayi Musa.

Dalam bagia lain, Sibel Eraslan juga menampilkan sifat dengki. Berikut kutipa novel yang mengambarkan sifat dengki.

Rasa cinta kepala arsitek yang tumbuh diam-diam sekeras batu granit dan seluruh rahasia terbongkar ketika batu menjelma daun Krizantem,menghasilkan karya yang mengagumkan...Dan yang terjadi,terjadilah...Dihari pembukan bangunan Krizantem, raja degan tatapan tajamnya menyadari rasa cinta sang arsitek kepada permaisurinya yang terlihat dari cara memandangnya...Dengan murka, raja memerintahkan untuk menghancurkan bengunan itu,rata dengan tanah...Tak cukup di situ saja,kedua mata kepala arsitek dibutakan dan di kerim ke Nubye sebagai budak.(Eraslan, 2014:89)

Pada kutipa novel di atas terdapat akhlak tercela iri. Hal ini terihat dari bagaimana raja iri terhadap hasil karya yang mengagumkan dari kepala arsitek, menjadika raja berbuat zalim kepada sang arsitek .

Dari kedua kutipan di atas terdapat akhlak tercela dengki merasa bahwa dirinya dikalahkan oleh orang lain, menjadikan seorang berbuat dzalim kepada seseorang karena merasa kesempurnaan hanya terdapat padanya.

c) Bermuka dua(Munafik)

Menurut Ensiklopedia Akhlak Muslim(2013:354) pada hakikatnya, manusia tebagi menjadi dua tipe:pemberani dan tegas, tidak konsisten dan bemuka dua.Unuk tipe pertama, biasanya lebih memiliki sikap yang jelas,dan orang-orangpun merasa nyaman untuk bergaul, berbicara bahkan mencurahkan isi hati kepadanya. Selain itu, orang dengan cepat dapat menemuka solusinya. Adapin tipe yang kedua, ia cenderung memiliki sifat licik, busuk, jahat, suka berbuat onar, menebar fitnah, dan profokator. Ketika sesuatu yang di sampaikan kepadanya, permasalahan justru semakin ruwet.

Allah Swt.befirman.

Sesunguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah,dan Allah akan memalas tipuan mereka.Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.Mereka bermaksud riya’(dengan shalat)di hadapan manusia.Dan tidaklah

mereka menyebut Allah,kecuali sedikit sekali.Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian(Iman atau Kafir):tidak masuk dalam golongan ini(orang yang beriman)dan tidak (pula) kepada golongan itu(orang-orang kafir).Barang siapa yang disesatkan Allah,kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan(untuk memberi petunjuk)baginya.(QS.Al-Nisa’:142-143)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilkan sifat

orang yang munafik. Berikut kutipan novel yang mengambarkan munafik.

Dilain sisi,Haman,maskipun dipenuhi dengan amarah,memuji-muji sultanah,demi terlihat baik dihadaan calon pewaris tahta, pangeranMenmatre. (Eraslan, 2014:379) Dari kutipan di atas terdapat sifat munafik.Hal ini terlihat dari bagaimana seorang haman yang merasakan marah dalam hatinya tapi dia bisa memuji orang yang membuatnya marah demi terlihat baik kepada calon pewaris tahta. Seorang yang munafik antara hati dan perbuatanya bertolak belakang demi terlihat baik dari sudut pandang manusia.

d) Ketidakadilan

Menurut Ensiklopedia Akhlak Muslim(2013:115)Allah Swt.memerintahkan pada para pemimpin untuk selalu menegakkan keadilan di antara manusia. Sebab, adil adalah asas kekuasaan dan jalan selamat menuju akhirat.Orang yang berlaku adil akan mendapatkan naungan dari Allah berupa rahmat dan perlindungan–Nya pada Hari Kiamat yakni hari dimana rasa takut bergejolak, situasi mencekam serta hukuman dan siksa mengancam,serta tidak selamat dari siksaan. Sebaliknya,orang yang zalim akan diliputi oleh kegelapan dan kehancuran, serta tidak selamat dari siksaan. Inilah prinsip Islam dalam kekuasaan kepemimpinan, dan keputusan hukum di antara manusia.

Allah Swt.Berfitman.

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS.A-Nahl : 90)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan menampilkan gambaran sifat tidakadil.Berikut akan kutipan novel yang menggambarkan sifat tidakadil.

Seperti inilah kehidupan yang dilalui di Gosen.Satu tahun kematian,satu tahun kehidupan...Satu tahun madu,satu tahun racun...Satu tahun tetangga,satu tahun pengintai...Satu tahun perayaan, satu tahun penyesalan...( Eraslan, 2014:227)

Pada kutipan novel diatas terdapat sifat tercela tidak adil. Hal ini terlihat dari perlakuan yang diterima oleh masyarakat Gosen yang harus merasakan satu tahun kematian dan satu tahun kehidupan dari pemerintahnya.

Dalam bagaian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan sifat tercela tidak adil. Hal ini terlihat dari kutipan novel berikut.

Selama beberapa bulan telah dibangun sebuah pelabuhan yang membenang dari tangga-tangga marmer dermaga hingga ke sungngai Nill.Sebagai perahu besar yang indah berlabuh di ujung pelabuhan dan didalamnya terdapat tahta dari mutiara yang akan digunakan untuk mengesahkan sang raja sebagai Tuhan...

Demi kekuasaan, mereka keluar dari jalur kemanusiaan,bahkan mengangkat manusia menjadi Tuhan.Di tengah masyarakat yang hidup di bawah kemiskinan dan tertimpa penyakit,bahkan beban pajak-pajak yang semakin hari semakin bertambah,akal sehat asiyah tak mampu mencerna tahta mutiara dan kapal indah yang mengapung megah di permukaan Nill.( Eraslan, 2014:316)

Dari kutipan novel di atas terdapat sifat tercela tidak adil. Hal ini terlihat dari bagaimana peraturan yang pemerintah buat terkait dengan beban pajak yang semakin bertambah, menyebabkan kemiskinan, banyak penyakit menjangkit masyarakat.Di tengah masalah yang di hadapi masyarakat,pemerintah membangun sebuah pelabuhan yang mewah dan pengangkatan seorang manusia menjadi Tuhan.

Dari kedua kutipan diatas terlihat bahwa ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah dengan peraturan demi, sebuah kebanggaan dan menyalah gunakan kekuasaan yang dimiliki. Mengakibatkan penderitaan yang di alami rakyat bawah yang tak memiliki kekuasan merupakan sesuatu yang sangat memprihatinkan.

e) Marah

Salah satu akhlak mazmummah ialah marah, Menurut imam Al-Ghazali dalam (Tatapangarsa, 1980:159)tenaga marah itu diciptakan Tuhan dari api,ditanamkan dan diadukkan kedalam diri manusia. Ia bangkit dan menyala karena sebab-sebab yang tertentu,menggejolak menggelagak dalam darah di jantung dan kemudian bertebaran ke seluruh urat-urat. Darah naik dari jantung ke bagian atas bagaikan naiknya air yang mendidih di dalam priuk.Karena darah kemuka jadi merahlah muka,mata dan kulit, yang karena jernih dapat membayangkan merah darah.

Maka sepatutnya kita menahan marah, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai

berikut:

.... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS Ali Imran[3]:134)

Dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun, Sibel Eraslan juga menampilkan

gambaran orang yang marah.Berikut kutipan novel tentang gambaran marah.

...Dengan murka, raja memerintahkan untuk menghancurkan bengunan itu,rata dengan tanah...Tak cukup di situ saja,kedua mata kepala arsitek dibutakan dan di kerim ke Nubye sebagai budak.(Eraslan, 2014:89)

Dari kutipan novel di atas terdapat akhlak tercela marah. Hal ini terlihat dari kemarahan raja yang mengakibatkan penderitaan buat kepala arsitek dengan butanya kedua mata setelah itu dia di kirim sebagai budak. dengan kemarahan seorang menjadi lupa akan tuahanya dengan kemarahan seseorang menjadi berbuat zalim kepada sesamanya.

Dalam bagian lain, Sibel Eraslan juga menampilkan gambaran seorang yang marah. Hal ini terlihat kutipan novel berikut.

Fir’aun berseru marah,menggetarkan daratan dan langit kepada penduduk istana di sekitarnya “Bukankah aku tuhan kalian?”Seketika,orang-orang bersujud kepada

Fir’aun yang penuh dengan kesombongan....

(Eraslan, 2014:426)

Dari kutipan novel di atas terdapat akhlak tercela marah. Hal ini terlihat dari seorang yang sedang marah ibarat menggetarkan daratan dan langit. kemarahan seseorang membuat orang itu sombong dan tak memperdulikan hal lain.

Dari kedua kutipan novel di atas terlihat bahwa kemarahan membuat seseorang berbuat zalim kepada sesamanya, membuat seseorang bersifat sombong dan tak mengakui hal yang lain dan menganggap dirinya yang paling benar.

Dokumen terkait