• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : PERMINTAAN PEMBATALAN OLEH ANAK ANGKAT

C. Akibat Hukum Pembatalan

Semua orangtua tentu saja mengharapkan anaknya dapat tumbuh menjadi manusia yang cerdas, bahagia, dan memiliki kepribadian yang baik. Namun harapan tersebut tidaklah mudah. Dituntut kesabaran, keuletan dan kesungguhan dari para orang tua agar harapan tersebut dapat terwujud. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh orang tua kandung maupun orang tua angkat adalah menerapkan cara pengasuhan yang tepat agar anaknya dapat berkembang menjadi manusia dewasa seperti yang diharapkan.

Perkembangan dan pertumbuhan anak angkat maupun anak kandung juga tergantung pada orang tua yang mengasuhnya, Anak-anak merupakan anugerah Allah SWT. Anak-anak juga harta yang paling berharga. Ada orang yang menginginkannya namun tidak mendapatnya. Ada pula, yang menerima tanpa

meminta. Akhirnya anak dibuang dan didera tanpa rasa belas kasihan di hati. Persoalan inilah yang ingin dilontarkan untuk kita fikirkan bersama. Sejauh mana kita menghargai anak sebagai anugerah yang tiada ternilai. Apakah peranan sebagai ibu bapak mencurahkan permata hati yang hadir ke dunia ini. hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari pada Abu Hurairah R.A bahawa Rasulullah SAW bersabda :

ﻪِﻧﺎَﺴﱢﺠَﻤُﻳ ْوَأ ِﻪِﻧاَﺮﱢﺼَﻨُـﻳ ْوَأ ِﻪِﻧاَدﱢﻮَﻬُـﻳ ُﻩاَﻮَـﺑَﺄَﻓ ِةَﺮْﻄِﻔْﻟا ﻰَﻠَﻋ ُﺪَﻟﻮُﻳ ٍدﻮُﻟْﻮَﻤﱡﻠُﻛ

4T

Artinya :

“Setiap anak yang dilahirkan adalah dalam keadaan fitrah (suci bersih) dan ibu bapanya yang menjadikannya kehidupan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”.

Ibu bapak mempunyai peranan yang sangat besar dalam pendidikan anak- anak. Pendidikan bukan saja bermula setelah mendapat anak, tetapi ia bermula semenjak pemilihan bakal ibu dan bapak untuk dijadikan suri tauladan dalam sesebuah keluarga. Ibu bapak bukan sekadar mewariskan harta kepada anak-anak, tetapi turut mewariskan akhlak dan watak yang baik kepada anak-anaknya.

Dalam pengangkatan anak orang tua angkat merupakan orang terpenting yang membentuk karakter seorang anak menjadikan dirinya pribadi yang baik adalah hal yang diharapkan oleh semua orang tua. Realita di masyarakat mendidik anak angkat tidak semudah yang di bayangkan, tidak jarang di temukan anak

angkat yang seharusnya mendapat perlindungan di jadikan pembantu di dalam rumah tangga, tidak mendapatkan pendidikan, dan sering mendapatkan kekerasan oleh orang tua angkatnya bila dianggap melakukan kesalahan.

Peraturan perundang-undangan hukum perdata di Indonesia yang mengatur pemberian perlindungan kepada anak yaitu :

1. Kitab Undang – undang Hukum Perdata ( KUHP ) 2. Staatsblad 1917 nomor 129 tentang adopsi

3. Undang – undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

4. Undang – undang nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak 5. Konvensi hak anak yang diratifikasi pada tahun 1990

6. Undang – undang nomor 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak Disamping peraturan perundang - undangan tersebut, hukum adat dan hukum islam juga mengatur tentang anak angkat. Pemberian perlindungan kepada anak angkat di dalam undang-undang perlindungan anak sangatlah penting karena hukum mengatur hak warga negaranya. Anak sama seperti orang dewasa sebagai anggota masyarakat, anak juga memperoleh hak bantuan orang dewasa untuk mengurusi hak-haknya. Oleh karena itu menyangkut permohonan pembatalan anak angkat yang menurut batasan usia, untuk hukum tertulis yang terdapat didalam hukum perdata berbeda-beda tergantung dari perundang - undangannya :

1. Menurut BW dan undang-undang nomor 4 tahun tahun 1979 tentang kesejahteraan anak yang termasuk dalam kriteria anak adalah mereka yang usianya dibawah 21 tahun dan belum menikah.

2. Menurut undang-undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang termasuk dalam kriteria anak adalah mereka yang usianya dibawah 16 tahun untuk perempuan, dan 19 tahun untuk anak laki – laki.

3. Menurut konvensi hak anak yang termasuk dalam kriteria anak adalah mereka yang usianya lebih dari 18 tahun ( kecuali apabila kedewasaan anak telah ditentukan lebih awal ), atau dibawah 18 tahun tetapi sudah menikah.

4. Menurut undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang termasuk dalam kriteria anak adalah mereka yang usianya lebih dari 18 tahun.

Akibat dari pembatalan pengangkatan yang dimohonkan oleh anak yang sudah dewasa, maka anak akan kembali pada orang tua kandungnya agar anak mempunyai tempat berlindung. Perubahan akta kelahiran yang statusnya dari anak angkat kembali menjadi anak dari orang tua kandungnya dan mewarisi dari harta orang tua kandungnya. Maka dalam hal ini pengadilanlah yang akan memutuskan yang terbaik bagi anak, hubungan antara orang tua angkat, orang tua kandung, dan anak angkat.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Perbedaan antara pengangkatan Anak dalam undang-undang Nomor 23 tahun 2002 dan hukum Islam Pengangkatan anak dalam undang-undang Nomor 23 tahun 2002 adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. Berdasarkan konsep Islam, pengangkatan seorang anak bersumber pada Al-Quran dan Sunah serta hasil ijtihad yang berlaku di Indonesia yang diformulasikan dalam berbagai produk pemikiran hukum Islam, baik dalam bentuk fikih, fatwa, putusan pengadilan, maupun peraturan perundang-undangan, termasuk didalamnya Kompilasi Hukum Islam. Pengangkatan anak dalam Islam tidak boleh memutus nasab antara si anak dengan orang tua kandungnya. Perbedaan yang utama antara Hukum Islam dan hukum nasional mengenai pengangkatan anak dapat dilihat melalui proses pengangkatan anak, dalam hal warisan, dalam hal hubungan darah, serta implikasi hukum orang tua dalam menjadi wali nikah anak angkatnya.

2. Perlindungan hukum terhadap pengangkatan anak yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia berdasarkan Pasal 20 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menjelaskan bahwa negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Dalam rangka pelaksanaan perlindungan anak, motivasi pengangkatan anak dan orang tua yang akan mengangkat anak merupakan hal yang perlu diperhatikan dan harus dipastikan demi kepentingan yang terbaik bagi anak. Upaya perlindungan hukum terhadap pengangkatan anak yang tidak sesuai dengan peraturan hukum atau ilegal, salah satunya melalui pencegahan dan pemberantasan, ekploitasi, Perbudakan anak, bahkan transplantasi organ, perlu secara terus menerus dilakukan demi terpeliharanya sumber daya manusia yang berkualitas. 3. Anak yang telah diangkat dapat mengajukan pembatalan pengangkatan

dengan alasan-alasan yang tepat seperti ditelantarkan, sering mendapat kekerasan dan penganiayaan, pelecehan seksual, perbudakan terhadap anak, eksploitasi, perdagangan anak dan penyimpangan-penyimpangan lain yang dilakukan oleh orang tua angkat terhadap anak angkat maka dalam hal ini anak dapat mengajukan pembatalan pengangkatan ke Pengadilan untuk mendapatkan perlindungan.

Dokumen terkait