• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Pelaksanaan Cessie Pada Koperasi Simpan Pinjam Indosurya. Indosurya

PELAKSANAAN CESSIE DI KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA

C. Akibat Hukum Pelaksanaan Cessie Pada Koperasi Simpan Pinjam Indosurya. Indosurya

1.Akibat Hukum Cessie Terhadap Pinjaman Nasabah ( Anggota Koperasi Indosurya simpan Pinjam ).

Akibat hukum perjanjian cessie terhadap kreditur baru ( cessionaris ) dan kreditur lama ( cedent ) di Koperasi simpan pinjam indosurya adalah berubahnya hak dan kewajiban dari kreditur baru ( cessionaris ) dan kreditur lama ( cedent ) sebagaimana ketentuan Pasal 613 KUHPerdata.

Pengalihan pinjaman ( Cessie ) yang terjadi antara Koperasi simpan pinjam indosurya dengan Indosurya inti finance , merubah posisi kreditur yang awalnya adalah koperasi simpan pinjam indosurya yang merupakan lembaga keuangan non bank yang berada dibawah pengawasan Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia sekarang menjadi Indosurya Inti Finance ( Kreditur baru ) yang merupakan lembaga pembiayaan multi finance yang berada dibawah pengawasan OJK ( Otorisasi Jasa Keuangan ) Republik Indonesia.

Pengalihan piutang ini berdampak pada peminjam ( anggota koperasi simpan Pinjam Indosurya ). Menurut Shelly lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam Indosurya “meski pengelolaan nasabah tetap dilakukan oleh pihak koperasi baik itu untuk penagihan, penyelamatan pinjaman ataupun penambahan pinjaman ( Top Up ) namun peraturan yang melekat pada peminjam tidak lagi aturan pada koperasi namun sudah beralih tunduk kepada aturan OJK

( Otorisasi Jasa Keuangan ) dikarenakan rekening pinjaman sudah beralih ke system operational perusahaan pembiayaan dibawah otorisasi jasa keuangan.131

Pengalihan pinjaman ini mengakibatkan, pinjaman nasabah yang sebelumnya tidak tercatat dalam system iinformasi debitur ( SID ) yang dikelola oleh Otorisasi Jasa Keuangan.

Setiap pengajuan pinjaman ke bank, baik berupa kartu kredit, KTA (kredit tanpa agunan), KKB (kredit kendaraan bermotor), KPR (kredit pemilikan rumah), maupun pinjaman lainnya, biasanya pihak bank pasti akan menilai kredibilitas calon peminjam. Hal ini dilakukan untuk untuk menilai karakter dan kemampuan bayar calon debiturnya. Penentuan ini juga tidak dilakukan secara asal-asalan.

Pihak bank atau lembaga keuangan akan menggunakan Sistem Informasi Debitur (SID) untuk melakukan pemeriksaan data informasi calon debitur (BI Checking).

SID merakam seluruh data dan riwayat pembayaran cicilan/pembiayaan lain yang pernah diambil oleh calon peminjam ( debitur ) baik yang baru maupun di masa lampau, serta mencatat tunggakan saat ini atau pun tunggakan yang ada dimasa lampau, atau melakukan pembayaran secara lancar.

Dengan beralihnya pinjaman nasabah dari koperasi Indosurya simpan pinjam kepada Indosurya Inti Finance mengakibatkan pinjaman tersebut yang sebelumnya tidak tercatat dalam system informasi debitur menjadi tercatat dalam system informasi debitur.

Wahyu hidayani, peminjam koperasi simpan pinjam indosurya yang pinjaman nya dialihkan kepada indosurya Inti Finance mengatakan “ Beliau

131 Hasil wawancara dengan Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam Indosurya pada hari jumat, 12 juni 2020.

dirugikan dengan adanya peralihan piutang ( cessei ) dikarenakan, pinjaman beliau diperbankan tidak bisa ditop up ( penambahan ) .dikarenakan pinjaman di Koperasi Indosurya yang sebelumnya tidak tercatat di Sistem informasi debitur ( sid ), saat ini sudah terbaca di sistem informasi debitur Otorisasi Jasa Keuangan. Sehingga pihak bank menolak penambahan kredit beliau dengan alasan pinjaman beliau sudah over finance ( sudah melewati batas maksimal pembiayaan)132”. Padahal sebelum dialihkan pinjaman beliau ke Indosurya Inti Finance, pinjaman beliau tidak tercatat di IDI BI sehingga pinjaman beliau tidak masuk kedalam kewajiban yang mempengaruhi perhitungan kemampuan bayar.Sehingga beliau jadi sulit untuk melakukan penambahan pinjaman

Selain itu Nunik Zulfriani mengatakan” Beliau dirugikan dengan pengalihan pinjaman ini dikarenakan pinjaman beliau yang dialihkan saat ini sudah macet dan tercatat di IDI BI padahak sebelumnya tidak tercatat di IDI BI, sehingga untuk memindahkan ( take over) pinjaman yang telah macet jadi sulit diperbankan , karena syarat dari pengajuan kredit harus bersih (memiliki kolektibilitas lancar ).133

Padahal, alasan Peminjam ( nasabah ) koperasi Simpan Pinjam Indosurya mengajukan pinjaman di Koperasi salah satunya adalah :

1. Sudah tidak bisa lagi mendapatkan pinjaman di Bank atau lembaga keuangan lainya karena memiliki kolektibilitas dalam perhatian khusus hingga macet. Sehingga kebutuhan akan modal hanya bisa mereka

132 Hasil wawancara dengan Wahyu Hidayani, peminjam Koperasi Simpan Pinjam Indosurya , pada tanggal 12 Juni 2020

133 Hasil wawancara dengan Ibu Nunik Zulfriani,peminjam Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, pada tanggal 13 Juni 2020

dapatkan di koperasi dikarenakan tidak ada nya proses pengecekan pada system informasi debitur .

2. Untuk menghindari perhitungan analisa bank atau lembaga keuangan yang memperhitungkan jumlah pinjaman debitur dibandingkan dengan kemampuan bayar. Pengusaha akan merasa nyaman, jika hutang yang merupakan kewajiban nya tidak semuanya masuk dalam system informasi debitur yang dapat diakses di Otorisasi Jasa Keuangan akan mempengaruhi perhitungan analisa kemampuan bayar, menghindari hasil penilaian analisa bank over finance ( Kelebihan pembiayaan )

Dengan adanya pengalihan piutang dari Koperasi Simpan Pinjam Indosurya kepada Indosurya Inti Finance memberikan akibat hukum yang terjadi kepada peminjam. Dimana pinjaman yang awalnya tunduk pada regulasi Kementrian Koperasi yang tidak mempersyaratkan pinjaman nasabah ( anggota koperasi ) dicatat dan dilaporkan disistem informasi debitur ( SID ), menjadi pinjaman yang wajib dicatat dan dilaporkan ke system informasi debitur ( SID ). Sehingga bagi pengusaha yang setiap saat butuh pinjaman . Selain itu disaat pinjaman ( kredit ) mengalami kendala keterlambatan pembayaran, Peminjam ( anggota koperasi ) tidak bisa melakukan pemindahan ( take over ) kredit ke bank atau lembaga keuangan lainya. Pinjaman telah tercatat di system informasi debitur dan terbaca saat bank atau lembaga keuangan lain melakukan IDI Checking , sementara syarat awal pencairan kredit adalah memiliki kolektibilitas lancar dismua fasilitas pinjaman ( kredit ) yang berjalan.

2.Akibat Hukum Cessie Terhadap Jaminan dan Hak Tanggungan

Adanya penyerahan suatu jaminan oleh debitur untuk menjamin hutang-hutangnya kepada Bank atau lembaga keuangan lainya merupakan hal umum yang dipersyaratkan didalam suatu perjanjian kredit. Meskipun disebut didalm pasal 1131 KUHPerdata

“Bahwa segala kebendaan seseorang , baik yang bergerak maupun tidak bergerak , baik yang sudah ada maupun yang aka nada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk sgala perikatan perseorangan”134

Namun demi kepentingan bank atau lembaga keuangan sebagai kreditur , bank atau lembaga keuangan lainnya meminta kepada debitur untuk secara khusus menjamin pelunasan hutang debitur . Pemberian jaminan bersifat accesoir dimana perjanjian kredit adalah sebagai perjanjian pokoknya.

Suatu piutang yang timbul dari perjanjian kredit dapat dikatakan sebagai benda yang dimiliki oleh kreditur . oleh sebab itu , layaknya seorang pemilik suatu kebendaaan, kreditur berhak untuk mengalihkan piutangnya kepada pihak ketiga maupun berdasrkan pertimbangan bainya sendiri tanpa diperlukan adanya persetujuan dari pihak manapun. Pengalihan piutang yang dilakukan oleh kreditur kepada pihak ketiga secara cessei tidak mengakibatkan berakhirnya perjanjian kredit. Dan perjanjian pemberian jaminan yang bersifat accesoir dari perjanjian kredit itu juga tetap berlaku.Apabila suatu piutang yang dialihkan itu timbul dari suatu perjanjian kredit dan dijamin dengan hak tanggungan , maka jika kredit tersebut dialihkan oleh kreditur dengan cara cessie , hak kreditur sebagai pemegang hak tanggungan akan berpindah dan beralih kepada pihak ketiga yang

134 Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), diterjemahkan oleh R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )

menerima pengalihan kredit yang dimaksud. Hal ini diatur dalam Pasal 16 UUHT yang menyatakan bahwa :

1. Jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena cessie, subrogasi, pewarisan atau sebab sebab lain, hak tanggungan tersebut ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang baru

2. Beralihnya hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ) wajib didaftarkan oleh kreditur yang baru kepada kantor pertanahan.

3. Pendaftaran beralihnya hak tanggungan dilakukan oleh kantor pertanahan dengan mencatatnya pada buku tanah hak tanggungan dan buku tanah ha katas tanah yang menjadi objek hak tanggungan serta menyalin catatan tersebut pada sertifikat hak tanggungan dan sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.

4. Tanggal pencatatan pada buku tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 adalah tanggal hari ketujuh setelah diterimanya secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftaran beralihnya hak tanggungan dan jika hari ketujuh itu jatuh tempo pada hari libur, catatan itu diberi bertanggal hari kerja berikutnya.

5. Beralihnya hak tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari tanggal pencatatan ‘135

Dengan melihat uraian diatas , jelas bahwa beralihnya hak tanggungan yang diatur didalam ketentuan ini terjadi karena hukum. Oleh karena itu pengalihan piutang dengan cara cessie mengalihkan juga hak dan wewenang kreditur lama kepada kreditur baru juga terhadap jaminan hak tanggungan yang berkaitan dengan perjanjian kredit .Menurut Bapak Rudi Haposan Sihaaan, Notaris di Kota Medan “ Pada praktek pelaksanaan Cessie , Hak tanggungan harus kembali didaftarkan pada Badan Kantor Pertanah Nasional. Yang berarti pemegang hak tanggungan di Sertifikat hak tanggungangan dan di Serifikat ha katas tanah harus diganti dan didaftarkan dengan kreditur baru136 .

135 Undang- undang Hak Tanggungan no 4 tahun 1996

136 Hasil Wawancara, dengan Bapak DR.Rudi Haposan Sihaan Pada hari Selasa Tanggal 9 Juni 2020

Proses yang ditempuh didalm beralihnya hak tanggungan sehubungan dengan terjadinya pengalihan piutang yang dijamin dengan hak tanggungan dilaksanakan melalui suatu proses. Proses tersebut meliputi proses pendaftaran peralihan hak tanggungan, pencatatan pada buku tanah ha katas tanah yang menjadi objek hak tanggungan serta proses penyalinan catatan tersebut pada sertifikat hak tanggungan dan sertifikat ha katas tanah yang bersangkutan..

Berkenaan dengan pengalihan hak tanggungan karena terjadinya pengalihan piutang secara cessei, tidak berarti hak tanggungan yang lama menjadi hapus dan dibebaskan untuk kemudian dibebankan kembali dengan hak tanggungan yang baru untuk kepentingan kreditur yang baru. Hal ini disebabkan karena pembebasan hak tanggungan salah satunya baru dapat terjadi bilaman hutang yang dijamin dengan hak tanggungan tersebut telah dilunasi. Dalam hal terjadinya pengalihan hak tanggungangan karena pengalihan piutang secara cessei , hutang yang dijamin dengan hak tanggungan itu belum dilunasi dan atau belum berakhir .Sehingga dengan demikian yang terjadi adalah pengalihan hak tanggungan dari kreditur lama kepada kreditur baru dan bukan pembebasan dan pemasangan kembali hak tanggungan ( Roya pasang ).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim “ Pelaksanaan cessei di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, baik pihak koperasi simpan pinjam indosurya maupun Indosurya Inti Finance tidak melakukan pendaftarkan hak tanggungan kreditur baru137. Hal ini dikarenakan jaminan berupa sertifikat tanah dan sertifikat hak tanggungan disimpan di kantor pusat Jakarta , sehingga sertifikat hak

137 Hasil wawancara dengan Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ada hari jumat, 12 juni 2020.

tanggungan dan sertifikat tanah tetap terdaftar dengan pemilik hak tanggungan koperasi simpan pinjam Indosurya.138

Bapak Sihar Maruli, Business Manager Indosurya Inti Finance mengatakan ”tidak ada dilakukan perubahan pada sertifikat hak tanggungan, maupun sertifikat atas tanah”. Dikarenakan smua jaminan disimpan di custody (tempat penyimpanan jaminan ) di kantor pusat Jakarta. Dan kewenangan untuk pendaftaran hak tanggungan ada pada bagian legal Indosurya Inti Finance di Jakarta bukan kewenangan kantor Cabang Medan .139

Dr. Zamaan Tarigan, salah satu peminjam ( nasabah ) koperasi simpan pinjam indosurya yang dialihkan pinjmanya ke Indosurya inti finance yang telah melunasi pinjamannya ( pelunasan maju/dipercepat ) mengatakan” Bahwa saat pelunasan pinjaman beliau melunasi dikantor Koperasi simpan pinjam indosurya bukan dikantor Indosurya Finance dan mendapkan surat lunas dari koperasi Simpan Pinjam Indosurya.140

Pelaksanaan cessie ( pengalihan piutang ) yang terjadi di koperasi simpan pinjam kepada Indosurya inti finance pada pelaksanaannya seharusnya mendaftarkan kembali hak tanggungan di kantor badan pertanahan nasional dengan mendaftarkan kreditur baru ( Indosurya Inti Finance ) sebagai pemegang hak tanggungan. Sebagaimana yang diatur didalam pasal 16 UUHT yang

138 Hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim Business Manager Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ada hari jumat, 12 juni 2020.

139 Hasil wawancara dengan Bapak Sihar Maruli, Business Manager Indosurya Inti Finance,pada tanggal 13 Juni 2020

140 Hasil wawancara dengan Bapak Dr.Zamaan Tarigan, Peminjam di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, pada tanggal 13 Juni 2020

mensyaratkan beralihnya hak tanggungan dikarenakan pengalihan hutang wajib didaftarkan oleh kreditur yang baru kepada kantor pertanahan.

Dengan tidak dilakukanya pendaftan hak tanggungan oleh kreditur baru ( Indosurya Inti Finance ) menjadikan perjanjian jual beli piutang No.

071/JBP/ISP-IIF/VIII/2018 dan perjanjian cessie nomor 72/CESSIE/ISP-IIF/VIII/2018 antara Indosurya Inti Finance dan Koperasi Indosurya batal atau dianggap belum terjadi.

Sesuai pasal 16 Undang Undang Hak Tanggungan (Undang Undang Hak Tanggungan ) berbunyi :141

1. Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena cessie, subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru. Maka dari itu, jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena subrogasi, hak tanggungan tersebut juga ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru.

2. Peralihan hak tanggungan tersebut kemudian wajib didaftarkan oleh kreditor yang baru kepada kantor pertanahan.

3. kemudian, beralihnya hak tanggungan kepada pihak ketiga mulai berlaku pada hari tanggal pencatatan pada buku tanah, yaitu tanggal hari ketujuh setelah diterimanya secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftaran beralihnya hak tanggungan atau hari berikutnya jika hari ketujuh jatuh pada hari libur.

Undang undang menyatakan jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena cessie, subrogasi hak tanggungan juga ikut beralih karena hukum

Namun pada pelaksanaan cessie diKoperasi Simpan Pinjam Indosurya Hak tanggungan tidak didaftarkan ( dialihkan ) kepada Kreditur baru . Pelaksanaan cessie belum dilakukan sebagaimana yang seharusnya diatur didalam ketentuan Undang-undang.Pengalihan Piutang telah diberitahukan dan disetujui secara tertulis dan diakui oleh Peminjam. Namun Pengalihan piutang hanya dilakukan dalam system

141 Pasal 16 , Undang-Undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan

operasional , dimana pinjaman debitur dialihkan kedalam system operasional Indosurya inti finance. Pengelolaan account Pinjaman tetap dikelola oleh Koperasi Simpan Pinjam Indosurya. hal ini menyebabkan kerugian yang timbul pada peminjam dan mengakibatkan ketidak pastian hukum. Peralihan piutang yang dijamin dengan hak tanggungan , membuat hak kreditur sebagai penerima hak tanggungan beralih kepada pihak yang menerima pengalihan piutang (Kreditur baru ). Pengalihan hak tanggungan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang hak tanggungan ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang baru. Dalam pelaksanaan cessie antara koperasi simpan pinjam indosurya dan indosurya inti finance, hak tanggungan belum daftarkan kembali. Penyimpangan praktek pelaksaan cessie ini tidak disebutkan dalam undang-undang yaitu Pasal 16 UU No 4 Tahun 1996.

Secara yuridis tidak beralihnya hak tanggungan ini menyebabkan perjanjian cessie batal atau dianggap peralihan piutang belum terjadi. Dalam pandangan sosiologis tidak didaftarkanya kembali hak tanggungan tidak membuat batalnya cessie. Perjanjian tersebut menjadi tidak memiliki hak kebendaan, karena thak kebendaan memiliki azaz publisitas142. Wujud dari azaz publisitas adalah hak tanggungan harus didaftarkan. Sehingga kreditur berubah dari Kreditur Preferen menjadi kreditur konkuren. Hukum perikatan merupakan hukum harta kekayaan

142 Pendapat Prof. Dr. OK. Saidin, S.H.M.Hum, sebagai dosen Pembimbing Peneliti

( varemogensrecht). Karakternya pada satu sisi bersifat pribadi ( Persoonlijkrehct;

right in personan, right in rem . )143

Salah satu azaz umum hak kebandaan adalah asas publisitas. Asas ini memberikan sifat pengumuman kepemilikan kepada masyarakat luas, yaitu pengumumam hak atas tanah dengan jalan pendaftaran. Oleh karena itu hak tanggungan yang tidak didaftarkan tidak memiliki azaz publisitas. karena wujud dari azaz publisitas adalah hak tanggungan harus didaftarkan.144 Hak tanggungan merupakan hak jaminan untuk pelunasan hutang ( kredit ) , dapat dibebankan pada ha katas tanah dengan atau tanpa benda diatasnya, dan menimbulkan kedudukan didahulukan daripada kreditor kreditor lainya.145

Pada prinsipnya, hak tanggungan merupakan lembaga hak jaminan kebendaan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor lain.

Jamianan yang diberikan yaitu hak yang diutamakan atau mendahului dari kreditor kreditor lainnya bagi kreditor pemegang hak tanggungan.146

Kreditur konkuren adalah kreditur yang tidak memegang hak jaminan kebendaan, kreditur preferen adalah kreditur yang diutamakan karena sifat piutanya ( hak istimewa ). Belum didaftarkanya Hak tanggungan oleh Indosurya Inti Finance (cessionaris ) , merubah kedudukan kreditur dari Kreditur Preferen menjadi kreditur konkuren

143 Badrulzama Mariam Darus , Sistem hukum benda Nasional, Bandung: Alumni, 2015 hal. 10.

144 Pendapat Bapak Prof.Ok.Saidin,S.H.,M.Hum ,Dosen Pembimbing II pada 20-07-2020

145 Sutiarnoto, Peraturan Hukum Lelang Indonesia; Medan; USU Press, 2018, hal.67.

146 Ibid

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN