• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGALIHAN KREDITUR MELALUI CESSIE STUDI KASUS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGALIHAN KREDITUR MELALUI CESSIE STUDI KASUS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SRI ENI JULIANITA KOTO 187011093/M.Kn

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)

Telah Diuji Pada

Tanggal : 08 September 2020

TIM PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S Anggota : 1. Prof. Dr.Saidin, S.H.,M.Hum

2. Prof.Dr.Hasim Purba,S.H.,M.Hum

3. Prof.Dr.Rosdinar Sembiring,S.H.,M.Hum 4. Dr.T.Keizerina Anwar,S.H.,C.N.,M.Hum

(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Keadaan likuidasi setiap bank dan lembaga keuangan non bank, sangat terpengaruh dengan keadaan social dan ekonomi, baik dalam skala nasional maupun internasional. Agar penyaluran kredit ( pinjaman ) terus berjalan dikenal lembaga pengalihan piutang yang dikenal dengan istilah cessie. Berdasarkan Pasal 613 KUHPerdata menegaskan penyerahan akan piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau akta dibawah tangan dengan mana hak hak katas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.

Penyerahan piutang ini tidak ada akibatnya bagi yang berutang sebelum penyerahan diberitahukan dan disetujui secara tertulis atau diakui oleh Debitur/Peminjam.

Keberadaan akta otentik atau akta dibawah tangan diperlukan sebagai cara menyerahkan atau mengalihkan hak milik atas piutang yang bersangkutan dari kreditur kepada pihak ketiga . Peranan dan kewenangan Notaris dalam pelaksanaan pembuatan dokumen cessie, sebagaimana yang diatur dalam undang undang jabatan notaris yaitu notaris adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan lainya sebagaiaman dimaksud dalam undang undang jabatan notaris. Piutang yang dialihkan secara cessie adalah suatu tagihan yang dimiliki oleh kreditur atas debiturnya yang merupakan tagihan atas nama. Pada prinsipnya tagihan atas nama menunjukkan dengan jelas dan pasti mengenai kreditur yang berhak menerima pembayaran. Hal ini terjadi dalam pengalihan pihutang yang terjadi antara Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ( Kreditur Lama ) dengan Indosurya Inti Finance ( Selaku kreditur baru ). Peralihan piutang yang terjadi antara Koperasi simpan pinjam Indosurya dengan Indosurya Inti Finance membawa akibat hukum terhadap pengikatan jaminan yang telah dipasang hak tanggungan. Juga berakibat hukum kepada peminjam/debitur koperasi simpan pinjam Indosurya yang beralih dari Peminjam Koperasi yang tunduk pada aturan Kementrian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah menjadi Debitur Indosurya Inti finance yang tunduk pada aturan Otorisasi Jasa Keuangan.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: Bagaimana pengalihan piutang secara cessie dan akibatnya terhadap jaminan hak tanggungan, Bagaimana pelaksanaan pengagilhan piutang ( cessie )yang dibuat dengan akta notaris, Bagaimana pelaksanaan cessie di koperasi simpan pinjam indosurya .

Penelitian ini menggunakan teori kepastian hukum dan teori perlindungan hukum Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif, sumber data penelitian ini dapat dibedakan atas data primer dan data skunder.

Data primer dilakukan guna memperoleh penelitian lapangan melalui wawancara dengan informan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku, jurnal, dan peraturan perundang-undangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa . Pengalihan piutang ( Cessie ) antara kreditur lama dan Kreditur baru yang dijamin dengan hak tanggungan menyebabkan hak tanggungan juga ikut beralih. Undang undang menyatakan jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena cessie, subrogasi hak tanggungan juga ikut beralih karena hukum. Peranan notaris dalam pembutan akte cessie sama dengan pembuatan akta-akta lain yang dibuat notaris . Sebagaiamana sebuah akta yang dibuat dihadapan /dibuat oleh Notaris memiliki Konstruksi, yaitu Kewenangan,persyaratan dan prosedur yang harus dijalankan oleh Notaris. . Pelaksanaan Pengaliha piutang ( Cessie ) antara Koperasi Simpan Pinjam Indosurya dan Indosurya Inti Finance memiliki akibat hukum baik kepada peminjam ataupun kreditur baru (

(7)

cessionaris ). Pelaksanaan cessie belum dilakukan sebagaimana yang seharusnya diatur didalam ketentuan Undang-undang. Pengalihan piutang hanya dilakukan secara system operasional , pinjaman debitur dialihkan kedalam system operasional Indosurya Inti Finance. Pengelolaan accont ( Pinjaman ) tetap dimaintance oleh Koperasi Simpan Pinjam Indosurya. hal ini menyebabkan kerugian yang timbul pada peminjam ( Debitur ) dan mengakibatkan ketidak pastian hukum. Pasal 16 undang-undang hak tanggungan menegaskan piutang yang beralih karena cessie, hak tanggungan ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang baru. Dalam pelaksanaan cessie antara koperasi simpan pinjam indosurya dan indosurya inti finance, hak tanggungan belum daftarkan kembali.

Penyimpangan praktek pelaksaan cessie ini tidak disebutkan dalam undang-undang yaitu Pasal 16 UU No 4 Tahun 1996. Secara yuridis tidak beralihnya hak tanggungan ini menyebabkan perjanjian cessei batal demi hukum atau dianggap peralihan piutang belum terjadi. Dalam pandangan sosiologis tidak didaftarkanya kembali hak tanggungan tidak membuat batalnya cessie. Perjanjian tersebut menjadi tidak memiliki hak kebendaan, karena hak kebendaan memiliki azaz publisitas. Wujud dari azaz publisitas adalah hak tanggungan harus didaftarkan. Sehingga kreditur berubah dari Kreditur Preferen menjadi kreditur konkuren

Kata Kunci: Cessie, Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, Indosurya Inti Finance .

(8)
(9)
(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Sri Eni Julianita Koto

2. Tempat/Tanggal Lahir : Sungai Liput, 10-06-1982

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Status Perkawinan : Menikah

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jalan Setia I No 42 km 13.5

7. No HP : 0853 5848 9210

8. Nama Orang Tua :

a. Nama Ayah : alm Syamsuar

b. Nama ibu : Alm Nursiah

9. Riwayat Pendidikan

a. SD Negeri Inpres Kejuruan Muda Tahun 1988-1994 b. SLTP Negeri Kejuruan Muda Tahun 1994 -1997 c. SMU Negeri I Kejuruan Muda Tahun 1997-2000 d. Fakultas Hukum Univ Islam Sumatera Utara Tahun 2000-2004

Medan, 21 September 2021

( Sri Eni Julianita Koto )

(11)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam penyusunan tesis yang berjudul

“PENGALIHAN KREDITUR MELALUI CESSIE STUDI KASUS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA “ ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam peneliti anjungkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah bersusah payah membawa umatnya dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan.

Oleh sebab itu, Peneliti sangat mengharapkan adanya penelitian lanjutan guna kesempurnaan penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini dan kepada Pihak yang telah menjadi bagian penting selama peneliti menjalani kehidupan perkuliahan di Fakultas Hukum Univesrsitas Program Studi Magister Kenotariatan , Yaitu :

1. Bapak Prof.Dr .Runtung ,S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Budiman Ginting, S.H, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr.T. Keizerina Devi Azwar, S,H,C.N,M.Hum, selaku ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga selaku penguji yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran serta sabar dalam mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Prof.Dr. Rosdinar Sembiring,S,H,.M.Hum, Selaku penguji yang banyak meluangkan waktu dan pikiran serta sabar dalam mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan penelitian tesis ini.

(12)

5. Bapak Prof.Dr.Tan Kamello,S.H.,M.S, selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dan memberi motivasi, bimbingan,dorongan, saran dan perhatian hingga selesai penelitian tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr.Saidin, S.H.,M.Hum selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dan memberi motivasi, bimbingan,dorongan, saran dan perhatian hingga selesai penelitian tesis ini.

7. Bapak Prof.Dr. Hasim Purba, S.H.,M.Hum selaku pembimbing ketiga yang telah meluangkan waktu dan memberi motivasi, bimbingan,dorongan, saran dan perhatian hingga selesai penelitian tesis ini.

8. Bapak Dr.Rudi Haposan Siahaan, S.H.,M.Kn yang telah bersedia memberi masukan kepada Peneliti

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat selama peneliti mengikuti proses kegiatan pekuliahan.

10. Ibu Shelly Lim,S.E,.M.Psi, Bapak Sihar, S.E, yang telah memberikan data dan masukan untuk hasil penelitian ini.

11. Bapak Rahmat Santoso, ST , selaku suami dan anak anak Peneliti:

Nadia Rasikah Rahmat, Zidan Abid Rahmat, Khairul Akbar yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian tesis ini.

12. Sahabat sahabat dan juga seluruh mahasiwa Magister Kenotariatan Angkatan 2018 yang telah membantu dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan penelitian tesis ini.

(13)

DAFTAR SINGKATAN APHT : Akta Pemberian Hak Tanggungan

BPN : Badan Pertanahan Nasional

HIR : Het Herziene Indoneisch Reglement KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia KUHP : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata NPL : Non Performace Loan.

OJK : Otorisasi Jasa Keuangan PP : Peraturan Pemerintah

PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah SHM : Sertipikat Hak Milik

SKMHT : Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ... i

TANGGAL UJIAN... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

PERSETUJUAN PUBLIKASI... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR... . ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Latar Belakang Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Keaslian Penelitian ... 12

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 15

1. Kerangka Teori ... 15

2. Kerangka Konsepsi ... 15

G. Metode Penelitian ... 22

1. Sifat Penelitian ... 23

2. Jenis Penelitian ... 23

3. Sumber Data ... 25

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 25

5. Analisis Data ... 26

BAB II PENGALIHAN PIUTANG SECARA CESSIE DAN AKIBATNYA TERHADAP JAMINAN HAK TANGGUNGAN ... … 27

A. Cessie dan Perjanjian Pinjaman ... 27

1. Cessie Dalam Makna Yuridis ... 33

2. Perjanjian Pinjaman ... 40

B. Alasan Kreditur Melakukan Pengalihan Piutang ... 47

1. Alasan Bank/Lembaga keuangan non Bank melakukan pengalihan Piutang ... 47

C. Perjanjian Cessie ... 49

D. Akibat Cessie Terhadap Jaminan Hak Tanggungan ……. 61

BAB III PELAKSANAAN PENGALIHAN PIUTANG SECARA CESSIE YANG DIBUAT DALAM AKTA OTEKTIK (AKTA NOTARIS) ……. ... 73

(15)

A. Notaris Sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah……… 73

B. Klausul-Kalausul dalam Akta Cessie Yang dibuat Oleh Notaris ... 83

C. Akta Cessie Terkait dengan Hak Tanggungan ... 89

BAB IV PELAKSANAAN CESSIE DI KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA. ... 92

A. Tinjauan Umum Tentang Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ……….. 1. Fasilitas Pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ……… 92

2. Jaminan Pada Fasilitas Pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ... B. Terjadinya Perjanjian Pengalihan Piutang Cessie pada Koperasi Simpan Indosurya dan Indosurya Inti Finance ... 99

1. Pelaksanaan Cessie di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ..99

………. 2.Latar Belakang Terjadinya Cessie ... 100

3.Pelaksanaan Pengalihan Hutang ( Cessie ) dari Koperasi Simpan Pinjam Indosurya………. 102

C. Akibat Hukum Pelaksanaan Cessie Pada Koperasi Simpan Pinjam Indosurya………. 105

1. Akibat Hukum Pelaksaan Cessie Pada Koperasi Simpan Pinjam Indosurya……….105

2. Akibat Hukum Cessie Terhadap Jaminan Hak Tanggungan ……….109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Pelaku usaha sangat berperan dalam perkembangan perekonomian

Indonesia. Pengusaha besar dan kecil dalam menjalankan kegiatan usahanya, membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan usaha yang terkadang jumlahnya cukup besar. Untuk itu guna memenuhi kebutuhan pendanaan untuk modal kerja banyak pelaku usaha yang mengajukan pinjaman ke Bank ataupun lembaga keuangan non bank.

Perbankan dan lembaga keuangan non bank sebagai financial intermediary institution memegang peranan penting dalam proses pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan usaha utama bank dan lembaga keuangan non bank , seperti menarik dana langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya. Pada konteks tersebut menjadi kewajiban bank dan lembaga keuangan menerapkan prinsip kehati-hatian .

Penyelesaian kredit bermasalah umumnya ditempuh dengan 2 ( dua cara ) yakni penyelamatan kredit dan penyelesaian kredit. Penyelamatan kredit yang dimaksud adalah suatu langah penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan kembali antara bank sebagai kreditur dan nasabah peminjam sebagai debitur, sedangkan penyelesaian kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui lembaga hukum .1

1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indosnesia, Jakarta: Kecana, 2006, hal.76

(17)

Keadaan likuidasi setiap bank dan lembaga pembiayaan non bank tidak slalu sama. Perkembangan yang terjadi di sector sosial dan ekonomi, baik dalam skala nasional maupun interasional, secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan penyaluran Kredit. Agar kegiatan pendanaan yang diterima oleh debitur tidak berhenti begitu saja, dan salah satu cara untuk menyelesaiakan kredit bermasalah atau kredit macet maka dikenal lembaga pengalihan piutang yang dilakukan dengan cara cessie.

Pengalihan piutang yang dilakukan oleh kreditur harus dilakukan sesuai dengan Pasal 613 kitab undang undang hukum perdata ( KUHPerdata ).2

Pasal 613 ayat 1 KUHPerdata menegaskan : “Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain”.

Piutang yang dialihkan secara cessie adalah suatu tagihan yang dimiliki oleh kreditur atas debiturnya. Tagihan tersebut merupakan tagihan atas nama.

Pada Prinsipnya tagihan atas nama menunjukkan dengan jelas dan pasti mengenai kreditur yang berhak menerima pembayaran.

Tagihan utang melibatkan dua pihak yaitu kreditur dan debitur. Tagihan memiliki sifat pribadi namun demikian, sifat pribadi pada suatu tagihan lebih ditekankan pada personalitas debitur selaku pihak yang berpiutang. Hal ini juga terjadi dalam perjalanan pemberian pinjaman yang dikucurkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, dimana pengalihan piutang dari Koperasi Simpan

2 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, diterjemahkan oleh R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio , cet 29, 1999,Jakarta: Pradya Pramita.

(18)

Pinjam Indosurya kepada lembaga pembiayaan Indosurya finance yang merupakan salah satu group perusahaan Indosurya.

Koperasi simpan pinjam Indosurya adalah salah satu koperasi simpan pinjam yang besar di Indonesia, merupakan salah satu bagian bisnis dari group Indosurya. Indosurya simpan pinjam didirikan di Jakarta pada tanggal 27 September 2012 adalah institusi keuangan simpan pinjam untuk anggota dan calon anggota yang mengikuti ketentuan undang-undang Perkoperasian di bawah pengawasan kementrian koperasi dan UKM, layanan keuangannya setara dengan layanan perbankan pada umumnya.3

Indosurya simpan pinjam berusaha untuk membantu para anggotanya dalam mengembangkan usahanya pada saat mereka memerlukan modal kerja.

Indosurya simpan pinjam menghimpun dana dari anggota dan calon anggota yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada anggota dan calon anggota dalam bentuk pinjaman. Indosurya Simpan Pinjam merupakan bagian integral dari indosurya financial group yang juga membawahi sekuritas, manajer investasi, multi finance, asuransi, dan invesment banking yang sudah berpengalaman selama lebih dari 25 tahun dalam dunia keuangan, pasar modal, dan investasi di Indonesia. Saat ini pelaksanaan Indosurya Simpan Pinjam dilakukan oleh pengurus dan pengelola yang sangat berpengalaman dalam dunia keuangan, terutama perbankan.

3 Company overview, https://www.jobstreet.co.id/en/companies/779475-koperasi- simpan-pinjam-indosurya-cipta, diakses pada tanggal 17- Mei-2020 pukul 17.05wib

(19)

Pengalihan hutang disertai jaminan debitur oleh Koperasi Simpan Pinjam Indosurya melalui cessie dilakukan kreditur dengan calon kreditur baru melalui mekanisme cessie.

Subekti menjelaskan cessie sebagai “suatu cara pemindahan piutang atas nama, di mana piutang itu dijual oleh kreditur lama kepada orang yang nantinya menjadi kreditur baru, namun hubungan hukum utang piutang tersebut tidak hapus sedetikpun, tetapi dalam keseluruhannya dipindahkan kepada kreditur baru”.4

Adapun menurut Soeharnoko dan Endah menjelaskan bahwa cessie adalah cara pengalihan dan atau penyerahan piutang atas nama sebagaimana yang dimaksud di dalam pasal 613 kitab undang-undang hukum perdata (KUHPerdata).5

Pasal 613 KUHPerdata menyebutkan bahwa piutang yang diatur di dalam pasal 613 KUHPerdata adalah piutang atau tagihan atas nama. Dalam tagihan atas nama, debitur mengetahui dengan pasti siapa krediturnya. Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh suatu tagihan atas nama adalah bahwa tagihan atas nama tidak memiliki wujud. Jikalaupun dibuatkan suatu surat hutang, maka surat hutang hanya berlaku sebagai alat bukti saja. Hal ini dikarenakan adanya surat hutang dalam bentuk apapun bukan merupakan sesuatu yang penting dari suatu tagihan atas nama. Dengan demikian, jika tagihan atas nama dituangkan dalam bentuk surat hutang, maka penyerahan secara fisik surat hutang itu belum mengalihkan hak tagih yang dibuktikan dengan surat yang bersangkutan. Untuk mengalihkan

4 Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1998, hlm 71,

5Soeharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessie, Jakarta:

Kencana, 2008, hlm 101.

(20)

tagihan atas nama, dibutuhkan akta penyerahan tagihan atas nama yang dalam doktrin dan yurisprudensi disebut sebagai akta cessie. Pada cessie, hak milik beralih dan dengan dibuatnya akta cessie, levering telah selesai. Penyerahan yang demikian bagi si berhutang (debitur) tidak ada akibatnya, melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya atau secara tertulis disetujui dan diakuinya. Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakuka dengan penyerahan surat itu, penyerahan tiap-tiap piutang karena surat ditunju dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen.Unsur unsur yang dapat disimpulkan berdasarkan Pasal 613 KUHPerdata tersebut dalam suatu tindakan cessie, yakni :

1.Dibuatkan akta otentik atau akta dibawah tangan Hak hak yang melekat pada piutang atas nama dialihkan /berpindah kepada penerima pengalihan. Berarti pengalihan piutang tidak bisa dilakukan secara lisan.

2.Cessie hanya berakibat hukum kepada debitur jika telah diberitahukan kepadanya atau secara tertulis disetujui dan diakuinya.

Pada pelaksanaan cessie, pihak yang mengalihkan atau menyerahkan disebut cedent, sedangkan pihak yang menerima pengalihan disebut Cessionaris, lalu debitur dari tagihan yang dialihkan atau diserahkan disebut Cessus. 6

Penyerahan utang piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Oleh karena itu, cessie harus dibuat secara jelas, tegas dan tertulis. Dengan adanya penyerahan piutang secara cessie, maka pihak ketiga menjadi kreditur baru yang

6Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapan di Bidang Kenotariatan Bandung : Citra Aditya, 2010, hlm 185.

(21)

menggantikan kreditur yang lama, yang diikuti pula dengan beralihnya seluruh hak dan kewajiban kreditur lama terhadap debitur kepada pihak ketiga selaku kreditur baru. Hal ini dikarenakan pengalihan piutang secara cessie tidak mengakibatkan berakhirnya perikatan yang telah ada yang dibuat antara kreditur dengan debitur. Hubungan hukum antara debitur dan kreditur berdasarkan perjanjian kredit yang telah ada sebelumnya tidak menjadi putus, sehingga tidak terjadi hubungan hukum yang baru yang menggantikan hubungan hukum yang lama. Perikatan yang lama tetap ada dan berlaku, serta mengikat debitur maupun kreditur yang menerima pengalihan piutang yang dimaksud. Dengan demikian, yang terjadi adalah pengalihan seluruh hak dan kewajiban kreditur berdasarkan perjanjian kredit yang ada kepada pihak ketiga yang selanjutnya menjadi kreditur baru.7

Dengan adanya cessie, akibat hukum yang terpenting adalah sebagai berikut:8

1. Piutang beralih dari cedent ke cessionaris.

2. Setelah terjadinya cessie, kedudukan cessionaris menggantikan kedudukan cedent, yang berarti segala hak yang dimiliki oleh cedent terhadap cessus dapat digunakan oleh cessionaris sepenuhnya.

Piutang merupakan benda tidak bertubuh, oleh sebab itu untuk mengalihkan suatu piutang diperlukan adanya suatu dokumen tertulis baik itu berupa akta otentik atau dibawah tangan. Akta Otentik adalah akta Notaris yang

7Rachmad Setiawan dan J. Satrio, Penjelasan Hukum tentang Cessie. Jakarta:

Gramedia, 2010, hlm. 47.

8Ibid, hlm 56.

(22)

dibuat oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan oleh undang undang.9

Keberadaan akta otentik atau dibawah tangan diperlukan sebagai cara menyerahkan atau mengalihkan hak milik atas piutang yang bersangkutan dari kreditur kepada pihak ketiga. Karena penyerahan hak milik atas suatu benda tidak mungkin dilakukan dengan penyerahan fisik. Hal ini juga untuk memberikan kepastian hukum mengenai telah beralihnya kepemilikan atas suatu piutang dan menunjukkan kepada siapa debitur harus melakukan pembayaran atas hutangnya.

Peranan dan kewenangan Notaris dalam pelaksanaan pembuatan dokumen cessie. Sebagaimana yang diatur dalam undang undang jabatan notaris yaitu

“Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki kewenangan lainya sebagaiaman dimaksud dalam undang undang ini atau undang undang lainya.10

Perjanjian pinjaman /pengikatan jaminan dalam suatu kegiatan pemberian kredit bersifat accesoir. Perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminan merupakan perjanjian accesoir atau perjanjian tambahan dari perjanjian kredit yang merupakan perjanjian pokok. Perjanjian tambahan itu dibuat oleh para pihak dengan maksud untuk mendukung secara khusus perjanjian pokok yang telah disepakati oleh para pihak. Dengan demikian maka sifat perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminan adalah mengikuti perjanjian pokok. Lahirnya perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminan tergantung dengan perjanjian pokok yang melatarbelakangi. Oleh sebab itu, hapusnya perjanian pemberian

9Undang Undang Nomor 2 Tahun 2014, Citra Umbara Bandung hlm 66.

10ibid

(23)

dan/atau pengikatan jaminan adalah juga tergantung dari hapusnya perjanjian pokok. Apabila perjanjian pokok batal maka perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminan juga batal,dan jika perjanjian pokok beralih maka perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminan juga beralih. Hal ini berlaku pula dalam hal perjanjian pokok tersebut beralih karena terjadinay pengalihan piutang secara cessie.

Perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminan adalah merupakan perjanjian kebendaan. Hak kebendaan yang lahir dari perjanjian kebendaan memberikan kedudukan istimewa kepad kreditur. Jaminan kebendaan merupakan komponen yang sangat penting dalam pengajuan kredit di bank. Dalam praktik, jaminan kebendaan (agunan) lebih menjamin kepastian hukum, karena benda atau bukti kepemilikan benda yang dijaminkan dikuasai oleh kreditur. Memberikan suatu barang dalam jaminan, berarti melepaskan sebagian kekuasaan atas barang itu. Pada asasnya yang harus dilepaskan itu adalah “kekuasaan untuk memindahkan hak milik atas barang itu dengan cara apapun juga (menjual, menukarkan, menghibahkan)”11.

Dengan adanya perjanjian mengenai pemberian dan/atau pengikatan jaminan maka perjanjian kredit akan semakin melindugi kepentingan kreditur.

Perjanjian pemberian dan/atau pengikatan jaminanan yang memberikan hak kebendaan kepada kreditur akan megakibatkan kreditur yang bersangkutan berubah kedudukanya dari kreditur konkuren menjadi kreditur preferen dengan hak-hak yang lebih istimewa.Hak preferen itu mengakibatkan kreditur memiliki

11 Oey Hoey Tong, Fiducia sebagai Jaminan Unsur-unsur Perikatan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984, hlm. 35.

(24)

kedudukan yang diutamakan dari kreditur lainya didalam mengambil pelunasan piutangnya dari debitur. Hal ini disebabkan karena hak kebendaan tidak hanya memberikan preferensi melainkan mengandung pula sifat absolute,droit de suite dan asas prioritas. Sifat sifat hak kebendaan tersebut memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi Kreditur.

Hak kebendaaan yang dikenal di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata adalah hak gadai dan hipotik. Dalam perkambangannya saat ini dikenal pula hak tanggungan dan Fidusia sebagai lembaga jaminan .

Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud didalam Undang Undang No 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok pokok agraria,berikut atau tidak berikut benda benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu,yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditur krediturnya yang lain.12

Hak tanggugan terdiri atas unsur unsure sebagai berikut :

a. Hak Tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan utang b. Objek hak tanggungan adalah hak atas tanah sesuai UUPA

c. Hak tanggungan dapat dibebankan atas tanah tanahnya ( Hak atas tanah ) saja, tetapi dapat pula dibebankan berikut benda benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu.

d. Utang yang dijamin harus suatu utang tertentu

12Undang-undang No 4 Tahun 1996, Undang Undang Hak Tanggungan.

(25)

e. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur lain.

Hak tanggungan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur kreditur lain. dalam penjelasan UUHT dikatakan bahwa yang dimaksud dengan memberikan kedudukan iutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditur lain adalah bahwa jika debitur ciderajanji maka kreditur pemegang hak tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum.

Hak tanggungan bersifat accesoir pada suatu piutang yang dijamin.Oleh sebab itu, kelahiran, peralihan, eksekusi dan hapusnya hak tanggungan ditentukan oleh adanya peralihannya, dan hapusnya piutang yang dijamin.

Cessie dapat terjadi sebagai accesoir dari suatu peristiwa hukum seperti peristiwa jual beli piutang yang dilakukan antara Bank atau lembaga keuangan lainya seperti Koperasi ( Selaku Kreditur ) dengan pihak ketiga yang kemudian menjadi kreditur baru. Jual beli piutang yang dimaksud dalam hal ini , jual beli piutang dimana yang menjadi objeknya adalah piutang atas nama kreditur. Dalam hal ini perjanjian jual beli piutang dilakukan oleh Bank selaku Kreditur dengan pihak ketiga selaku pembeli yang kemudian menjadi kreditur yang baru tersebut dengan perjanjian jual beli piutang yang terpisah dari perjanjian cessie.

Berdasarkan uraian uraian yang telah disampaikan diatas, Saya tertarik ingin membahas mengenai akibat hukum dari dilakukanya cessie terhadap jaminan yang terjadi di Koperasi simpan pinjam Indosurya kepada Indosurya Inti Finance yang merupakan group dari indosuya company, dan mengambil judul

(26)

tesis “Pengalihan Kreditur melalui cessie ( Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya ).

Pengalihan piutang yang akan dibahas didalam penulisan ini adalah pengalihan piutang yang terjadi akibat dari peristiwa hukum jual beli piutang.

Mengigat bahwa pengalihan piutang cessie tidak mengakibatkan berakhirnya perjanjian kredit yang telah dibuat oleh debitur dengan kreditur, maka perjanjian perjanjian pemberian dan atau pengikatan jaminan yang telah dibuat yang merupakan perjanjian accessoir dari perjanjian kredit yang dimaksud tetap berlaku .

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan urian latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dala penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana Pengalihan piutang secara cessie dan akibatnya terhadap jaminan hak tanggungan?

2. Bagaimana pelaksanan pengalihan piutang (cessie ) yang dibuat dengan akte notaris?

3. Bagaimana pelaksanaan cessie di Koperasi simpan Pinjam Indosurya ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengalihan piutang secara cessie dan akibatnya terhadap jaminan hak tanggungan.

(27)

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengalihan piutang secara cessie yang dibuat dalam akta notaris

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pelaksanaan cessie di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu:

a.Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu hukumdan dapat dijadikan sumber bacaan atau tambahan referensi bagi yang membutuhkanya.

b.Secara Praktis

1. Penelitian ini diharapka dapat berguna sebagai perluasan wawasan penulis mengenai cessie yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam khususnya dalam tata cara terkait pelaksanaan cessie

2.Memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi kalangan umum atau masyarakat untuk dapat mengerti tentang cessie dan pelaksanaanya.

3.Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumetera Utara.

E.Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di lingkungan Universitas Sumatea Utara khususnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Sumatera Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan judul ini

(28)

belum pernah dilakukan. Akan tetapi ditemukan beberapa judul tesis yang berhubungan dengan topik dalam tesis ini diantara lain:

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di lingkungan Universitas Sumatea Utara khususnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Sumatera Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan judul ini belum pernah dilakukan. Akan tetapi ditemukan beberapa judul tesis yang berhubungan dengan topik dalam tesis ini diantara lain:

1.Tesis Saudara Yuristia Eka Erwanda /157011051 : Analisis yuridis pengalihan piutang secara cessie dan akibat hukumnya terhadap jaminan utang debitur ( Studi Kasus atas putusan PN PekanBaru No .22/Pdt.G/2016/PN.Pbr ) dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah akibat hukum terhadap jaminan hutang debitur (cedent) bila kreditur lama (cessus) mengalihkan piutang secara cessie kepada kreditur baru (cessionaris) ?

b. Bagaimanakah upaya penyelesaian kredit macet yang dapat dilakukan oleh kreditur baru (cessionaris) terkait dengan adanya larangan milik beding (beding van niet zuivering) ?

c. Bagaimanakah analisis hukum terhadap putusan PN Pekanbaru No.

22/Pdt.G/2016/PN.Pbr berkaitan dengan cessie dan akibat hukumnya terhadap jaminan utang debitur ?

2.Tesis Saudara Rahmat Setiadi / 097011007 :Resiko hukum atas cessie (tagihan piutang )sebagai jaminan kredit pada perusaahn pembiayaan ( Studi pada

(29)

PT.Permodalan Nasional Madani ( Persero ) Cabang Medan.dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah kedudukan hukum cessie (tagihan Piutang) sebagai jaminan Hutang pada lembaga pembiayaan PT. Permoda lan Nasional Madani, (Persero) cabang Medan?

b. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit dengan cessie (tagihan piutang) sebagai jaminan pada PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan?

c. Bagaimanakah resiko yang di timbulkan atas cessie (tagihan piutang) sebagai jaminan kredit pada perusahaan pembiayaan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) cabang Medan?

3.Tesis Saudara Juanto Padang/157011263 : Analisis Yuridis penggunaan lembaga cessie dalam perjanjian kredit dengan jaminan kios pada PT.Bank Danamon Indonesia.dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Mengapa PT. Bank Danamon Indonesia Cabang Medan menggunakan lembaga cessie dalam pengikatan kredit dengan jaminan kios?

b.Bagaimana akibat hukum dari penggunaan lembaga cessie dalam pengikatan kredit dengan jaminan kios?

c.Bagaimanakah upaya penyelesaian kredit macet dengan jaminan kios yang pengikatan jaminannya menggunakan lembaga cessie pada PT.

Bank Danamon Indonesia Cabang Medan.

(30)

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan ( problem ) yang dianalisis. Kerangka teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir butir pendapat, teori, tesis dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir butir pendapat, teori, tesis, sebagai pegangan baik disetujui atau tidak disetujui13. Pentingnya kerangka teori menurut Ronny Hanitijo adalah setiap penelitian haruslah selalu disertai dengan pemikiran pemikiran teoritis.Karena adanya hubungan timbal balik antara teori dengan kegiatan kegiatan pengumpulan data, konstruksi data, pengolahan data dan analisis data.14 Terakhir, maka teori sebagai proposisi adalah perangkat proposisi, dimanan salah satu proposisi dapat diuji secara empiris, teori tersebut mengembangkan induktif dan/atau deduktif.15

Sebuah penelitian membutuhkan kerangka teori untuk dapat menganalisis masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut. kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan dan pegangan teoritis.16

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses itu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkanya pada fakta fakta yang dapat menunjukan ketidakbenaranya.

13M. Solly Lubis , Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.80.

14Ronny Hanitiji Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri,Ghalia Indonesia, Jakarta 2009, hal.41.

15Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, IND-HIL-CO, Jakarta, 1990, hal. 66.

16Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hal.72.

(31)

Teori hukum adalah cabang ilmu hukum yang menganalisa secara kritisdalam perspektif interdisipliner, dari berbagai aspek perwujudan ( fenomena) hokum secara tersendiri atau secara menyeluruh, baik dalam konsepsi teoritis maupun dalam pelaksanaan praktis dengan tujuan memmperoleh pengetahuan yang lebih baik dan uraian yang lebih jelastentang bahan bahan yuridis17.

Perkembangan ilmu hukum tidak terlepas dari teori hukum sebagai landasanya dan tugas teori hukum adalah untuk menjelaskan nilai nilai hukum dan postulat postulatnya hingga dasar dasar filsafatnya yang paling dalam , sehingga penelitian tidak terlepas dari teori teori ahli hukum yang dibahas dalam bahasa dan system pemikiran para ahli hukum sendiri18

Soejono Sukanto menyebutkan , adanya asumsi yang menyatakan bahwa bagi suatu penelitian,maka teori atau kerangka teoritis mempunyai bebarapa kegunaan,beberapa diantaranya yaitu :

1. Teori tersebut berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau diuji kebenaranya 2. Teori sangat berguna dalam mengembangkan system klasifikasi fakta,

membina struktur konsep konsep serta memperkembangkan definisi definisi; dan ketiga, teori membeikan petunjuk petunjuk terhadap kekurangan kekurangan pada pengetahuan peneliti.19

Kerangka teori yang digunakan dalam menelaha dan menganalisa permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain adalah Teori

17Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Cahaya Atma pusaka, Yogyakarta 2012, hal 87.

18W.Friedman, Teori dan Filasafat Umum,RAJA Grafindo persada,Jakarta,2005,hal.121 19 Soejono Sukanto, Pengantar penelitian hukum,UI Press ,Jakarta,2005,hal.121

(32)

Kepastian Hukum, teori Perlindungan hukum, teori keadilan dan teori tanggung jawab.

a.Teori Kepastian Hukum.

Membahas mengenai teori kepastian hukum mengandung 2 ( dua ) pengertian yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan Negara terhadap individu.20

Hukum tanpa disertai kepastian akan kehilangan makna sebab tidak lagi dapat dijadikan pedoman bagi tiap manusia untuk berprilaku didalam kehidupan sosialnya.

Soedikno Mertokusumo mengartikan kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang wenang yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu.21

Kepastian hukum bermuara pada ketertiban, dalam kehidupan sosial, kepastian merupakan menyamaratakan kedudukan subjek hokum dalam suatu perbuatan dan peristiwa hokum. Dalam hokum positif , kepastian diberikan oleh Negara sebagai pencipta hokum dalam bentuk undang undang. Daalam hubungan secara perdata, setiap subjek hokum dalam melakukan hubungan hukum melalui

20 Meter Mahmud Marzuki,Pengantar Ilmu Hukum,Kencana Pranda Media Group,Jakarta,2008,hal .158

21 Soedikno Mertokusumo, Mengenal hukum ,Sebuah pengantar,Liberty,Yogyakarta 1999,hal 145

(33)

perjanjian juga memerlukan kepastian hukum. Pembentuk undang undang memberikan kepastianya melalui pasal 1338 kitab undang undang hukum perdata.

Dalam hal Pemberian kredit ( Pinjaman ) dari Koperasi Simpan Pinjam kepada Peminjam ( Debitur ) terdapat hak dan kewajiban dari pada Koperasi (Sebagai Kreditur ) dan Peminjam sebagai Debitur.

Dalam hal pemberian kredit ( pinjaman ) dari koperasi simpan pinjam kepada peminjam ( Debitur ) terdapat hak dan kewajiban dari pada Koperasi (sebagai kreditur ) dan peminjam sebagai debitur.

Untuk itu diperlukan adanya kepastian hukum dari saat perjanjian itu dimulai hingga kredit ( pinjaman ) lunas. Termasuk jika suatu waktu kreditur mengalihkan pinjaman( Cessie ) kepada Kreditur lainya.Ada hak debitur yang harus dilindungi untuk menjamin adanya kepastian hukum. Tindakan pengalihan hutang ( Cessie ) harus memberikan kepastian hukum bagi peminjam ( debitur ) yang telah dialihkan hutangnya kepada pihak ketiga, dalam hal ini Koperasi simpan pinjam indosurya ( peminjam/kreditur ) harus memberikan kepastian hukum terhadap kepentingan peminjam ( debitur ).

Teori kepastian hukum akan digunakan sebagai pisau analisis untuk mengkaji pelaksanaan cessie di koperasi simpan pinjam indosurya Medan.

b.Teori Perlindungan Hukum

Negara indonesia adalah negara hukum , dimana negara menjamin persamaan setiap orang dihadapan hokum serta melindungi hak asasi manusia.Hal

(34)

ini sesuai dengan penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum tidak berdasarkan kekuasaan belaka.22

Negara menjamin hak hak warga negaranya dengan memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara.

Perlindungan hukum adalah Upaya melindungi kepentingan seseorang denga cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentinganya tersebut23.

Menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung 3 (tiga) nilai identitas, yaitu sebagai berikut :

1. Asas (rechtmatigheid). Asas ini meninjau dari sudut yuridis.

2. Asas keadilan hukum (gerectigheit). Asas ini meninjau dari sudut , dimana keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di depan pengadilan

3. Asas Kemanfaatan hukum Asas kemanfaatan hukum (zwechmatigheid atau doelmatigheid atau utility).

Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subjk subjek hokum melalui peraturan per undang undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaanya dengan suatu sanksi.Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ) yaitu :24

1.Perlindungan hukum Preventif

Perlindungan hukum Preventif adalah perlindungan yang diberikan pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran.Hal ini terdapat dalam peraturan perundang undangan dengan maksud untuk

22Addurrahman, Aspek aspek Bantuan hukum di Indonesia,Cendana Press, Jakarta 1983,Hal 1

23Satjipto Rahardjo,Sisi lain dari hukum di Indonesia, Kompas,Jakarta,2003,hal 121.

24Muchsin,Perlindungan dan kepastian hukum bagi investor di Indonesia,Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas sebelas maret,Surakarta,2003,hal 14.

(35)

mencegah suatu pelanggran serta memberikan rambu rambu atau batasan dalam melakukan suatu kewajiban.

2.Perlindungan Hukum Refresif

Merupakan perlindungan akhir berupa sanksi denda,penjara dan hukum tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.

Dalam pengalihan hutang ( Cessie) dari kreditur ( koperasi simpan pinjam Indosurya ) kepada Indosurya Finance , Negara harus lah melindungi kepentingan hukum para pihak yaitu debitur, keditur ataupun pihak ketiga.memastikan tidak ada pihak yang dirugikan.

c. Teori Tanggung Jawab

Tanggung jawab atau Responsibility berarti hak yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban, dan termasuk putusan, keterampilan,kemampuan dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atas undang undang yang dilaksanakan.25

Hans kelsenberpendapat bahwa tanggung jawab hukum merupakan tanggung jawab seorang secara hukum atas suatu perbuatan tertentu dengan kata lain orang tersebut memikul tanggung jawab hukum, bahwa dia dapat dikenakan suatu sanksi dalam kasus perbuatan melawan hukum.26

Dalam hal ini, Tanggung jawab tidak hanya berlaku bagi Debitur tetapi juga Kreditur dan pihak ketiga yang menerima peralihan hutang.

25Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,Citra Aditya,Bandung ,2009,Hal 60 26Jimly Asshiddiqie dan M.Ali Safa”at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretasiat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta ,2006,hal 61.

(36)

2.Kerangka Konsepsi

Konsepsi adalah, merupakan hal yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin diteliti. Suatu konsep bukanlah gejala itu sendiri (yang akan diteliti), akan tetapi merupakan suatu abstraksi. Beda antara fakta dengan konsep adalah, bahwa konsep-konsep menggambarkan hubungan- hubungan empiris dan gejala yang dinyatakan atau ternyata dari fakta, jadi suatu konsep pada hakikatnya merupakan suatu pengaruh atau petunjuk bagi penelitian.

Menurut Burhan Ashshofa, suatu konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari jumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu.27

Konsep bertujuan untuk menghindari perbedaan pengertian ataupun penafsiran ( multi tafsir ) dari istilah istilah yang akan dipakai dalam penulisan tesis dan dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, kerangka konesp dari penelitian ini adalah :

a. Cessie adalah cara pengalihan dan/atau penyerahan piutang atas nama sebagaimana yang dimaksud didalam Pasal 613 Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUHPerdata )28.

b. “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

27Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 19.

28Soeharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessei, cet 3, Jakarta Kencana, 2008, hal 101

(37)

mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunganya”29.

c. Perjanjian Kredit adalah kesepakatan atau persetujuan pinjam meminjam uang antara bank ( Kreditur ) dengan pihak lain ( Debitur ) yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunganya.30 Perjanjian kredit atau perjanjian pinjaman ( Istilah yang dipakai pada Koperasi Simpan Pinjam Indosurya )adalah perjanjian yang dibuat antara Kreditur dan Debitur yang mengatur lebih lanjut tentang perjanjian pinjaman, syarat dan ketentuan pinjaman , berikut semua perubahan , tambahan, perpanjangan , penegasan dan pembaharuanya merupakan satu kesatuan dan tidak terpisah dari persetujuan .

d. Cedent adalah Pihak yang mengalihkan atau menyerahkan piutang, sedangkan Pihak yang menerima pengalihan atau penyerahan disebut Cessionaris, lalu debitur dari tagihan yang dialihkan atau diserahkan disebut Cessus.31

G.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Oleh karna itu, penelitian bertujuan untuk mengungkap kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.

29Undang Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 butir ( 11)

30Hasim Purba, Hukum Perjanjian, Modul Kuliah, Medan , 2018, hal 72.

31Herlien Bodiono, Ajaran Umum Perjanjian dan Penerapanya di Bidang Kenotariatan Bandung : Citra Aditya , 2010, hlm 185

(38)

Melalui proses penelitian tersebut, diadakan analisis dan kontruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.

F.Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum Normatif yaitu sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk menemukan kebenaran berdasrkan logika keilmuan dipandang dari sisi normatifnya.32

Jika ditinjau dari sudut metode yang penulis gunakan, maka penelitian ini dapat digolongkan penelitian observational research dengan cara survey, yaitu suatu jenis yang pengumpulan data yang dilakukan dengan cara turun langsung kelapangan dengan alat pengumpulan data berupa wawancara.33

Sifat dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni penelitian ini bermaksud menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek dari hasil penelitian di lapangan.34 Pada penelitian ini bersifat deskritif yaitu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis pelaksanaan Pergantian Kreditur ( Cessie ) di Koperasi Simpan Pinjam Indosurya

a. Sumber Data

Data dalam penelitian ini dapat dibedakan atas :

a. Data Primer, adalah data utama yang diperoleh oleh peneliti melalui wawancara terstruktur kepada Peminjam ( Debitur ) , Karyawan Koperasi

32Odhebora,Wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/diakses tanggal 02 Juni 2020 pada pukul 20.00 wib

33Syafrinaldy, Buku Panduan Penulisan Skripsi, UIR Perss, Pekanbaru, 2013, h. 15.

34Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1982, hal. 63.

(39)

Simpan Pinjam Indosurya, Karyawan Indosurya Inti Finance dan Notaris Rekanan KoperasiSimpan Pinjam.

b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku-buku literatur, makalah, hasil penelitian, jurnal, surat kabar maupun hasil seminar dari kalangan hukum yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian ini.

c. Data Tertier, yaitu bahan yang memberi penjelasan maupun petunjuk terhadap bahan hukum primer

d. dan bahan hukum skunder yang berupa data non-hukum yang diperoleh dari kamus, ensiklopedia, dan lain-lain.

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di bebarapa Koperasi Simpan Pinjam di Medan.

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Bagian yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti disebut sample. Sedangkan metode yang dipergunakan untuk menyaring individu-individu dengan purposive sampling. karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau individu tersebut memiliki informasi yang diperlukansehubung dengan penelitian ini, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah :

i. Peminjam ( Debitur )

ii. Karyawan Koperasi dan karyawan Indosurya Finance iii. Notaris Rekanan Koperasi

(40)

Lokasi penelitian ini di bebarapa Koperasi Simpan Pinjam di Medan.Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini yakni dilakukan secara purposive sampling yaitu salah satu teknik sampling non radom sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri- ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan atau sampel yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan peneliti.

Bertujuan bahwa dalam penentuan sample itu peneliti secara subyektif mengambel sampel dengan anggapan bahwa sample yang diambil tersebut mencerminkan (representative) bagi penelitianya. 35 Nara sumber untuk mengumpulkan data didapat dari :

1. Peminjam ( Debitur ) Koperasi Smpan Pinjam yang dialihkan hutangnya kepada Pihak ketiga ( Indosurya Finance )

2. Pegawai Koperasi Simpan Pinjam 3. Pegawai Indosurya Finance

4. Notaris Rekanan Koperasi Simpan Pinjam Indosurya.

D.Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu wawancara. Wawancara sebagai salah satu teknik dalam penelitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan atau data.36

Merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada

35Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Umm Press,Malang, 2009, h. 109.

36Soerjono Soekanto, op.cit., h.115.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada proses pengendalian intern dalam pemberian kredit di Koperasi Simpan Pinjam Kopdit Marsudi Mulyo, masih ditemukan bahwa adanya

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam penyelesaian kredit macet yang terjadi dalam perjanjian pemberian Kredit Tanpa Agunan (BNI Fleksi) adalah perlindungan hukum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal dalam pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Asli Klaten telah diterapkan sesuai dengan unsur-unsur pengendalian

Perjanjian kredit merupakan perjanjian konsensuil antara debitur dengan kreditur (dalam hal ini Bank) yang melahirkan hubungan hutang piutang, dimana debitur berkewajiban

kepada kreditur mengakibatkan wanprestasi dilakukan oleh pihak debitur yang tidak dipenuhinya isi perjanjian dengan adanya kesepakatan antara pihak debitur kepada

Proses pemberian kredit perbankan dengan jaminan deposito berjangka antara bank dengan debitur (deposan) dibuat dengan suatu perjanjian yang dituangkan dalam

Keberadaan perjanjian cessie yang dibuat baik secara autentik atau dibawah tangan itu belum akan mengikat dan atau memberikan akibat hukum apapun juga kepada debitur apabila telah

Sedangkan Pengendalian Intern dalam sistem penagihan kredit memiliki tahapan penagihan yang terdiri dari pemberian surat pemberitahuan kepada debitur bahwa kredit telah jatuh tempo,