• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Kesehatan Aceh TH. 2011 (Halaman 57-61)

SITUASI UPAYA KESEHATAN

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar.

Salah satu upaya dalam menjalankan pembangunan bidang kesehatan adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Pra-Bayar. Menurut data yang di peroleh dari kabupaten jumlah penduduk yang

0 2000 4000 6000 JUMLAH KEGIATAN PENYULUH MASSA

sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).

Upaya Penyuluhan adalah Semua usaha yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan Kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu. Penyuluhan Massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik). Jumlah kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut

Grafik 4.17

Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2011

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar.

Salah satu upaya dalam menjalankan pembangunan bidang kesehatan adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Pra-Bayar. Menurut data yang di peroleh dari kabupaten jumlah penduduk yang

JUMLAH KEGIATAN

PENYULUH MASSA JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUH

KELOMPOK 1591

5872

sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).

Upaya Penyuluhan adalah Semua usaha yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan Kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu. Penyuluhan Massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik). Jumlah kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut

Grafik 4.17

Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2011

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar.

Salah satu upaya dalam menjalankan pembangunan bidang kesehatan adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Pra-Bayar. Menurut data yang di peroleh dari kabupaten jumlah penduduk yang

mempunyai jaminan/asuransi kesehatan berjumlah 4.605.327 jiwa atau 100%.

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin).

Penduduk Miskin dan hampir miskin Masyarakat sasaran program yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Persentase Penduduk Miskin dicakup Jamkesmas proporsi penduduk miskin yang terlindungi oleh Jamkesmas (subsidi Pemerintah dan Pemda) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan pasien baru adalah seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit baru. Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain : puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan. Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah Balai kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan indera masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalahJumlah kunjungan pasien rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin adalah Jumlah kunjungan pasien rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu.

Persentase Penduduk Miskin Mendapat Yankes seperti pada grafik 4.18 cakupan pelayanan kesehatan rawat jalan masyarakat miskin (dan Hampir Miskin) di Provinsi Aceh adalah Pelayanan masyarakat miskin (dan Hampir Miskin) strata satu sebesar 75,9% dan di strata dua 4,1%.

Grafik 4.18

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Provinsi Aceh Tahun 2011

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Rawat inap (opname) adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan dirumah sakit. Seperti pada grafik 4.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 2,0%, sementara cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 0,2%.

Grafik 4.19

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Provinsi Aceh Tahun 2011

0 50 100

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASY.MISKIN DI SARKES

STRATA 1)

0 1 2

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASY.MISKIN DI

SARKES STRATA 1)

Grafik 4.18

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Provinsi Aceh Tahun 2011

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Rawat inap (opname) adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan dirumah sakit. Seperti pada grafik 4.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 2,0%, sementara cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 0,2%.

Grafik 4.19

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Provinsi Aceh Tahun 2011

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASY.MISKIN DI SARKES

STRATA 1) PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN(PASIEN MASY. MISKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) 75.9

4.1

PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASY.MISKIN DI

SARKES STRATA 1) RUJUKAN (PASIEN MASY.PELAYANAN KESEHATAN MISKIN DI SARKES STRATA 2

DAN STRATA 3) 2

0.2

Grafik 4.18

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Provinsi Aceh Tahun 2011

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Rawat inap (opname) adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan dirumah sakit. Seperti pada grafik 4.19 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 2,0%, sementara cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 0,2%.

Grafik 4.19

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin)

Provinsi Aceh Tahun 2011

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASY. MISKIN DI SARKES

4. Jumlah Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Kunjungan Gangguan Jiwa adalah Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Pelaksanaan program kesehatan jiwa di Provinsi Aceh diawali dengan ditetapkannya suatu pendekatan CMHN, sebagai bentuk asuhan keperawatan kesehatan jiwa masyarakat. Sampai tahun 2011 telah dilakukan beberapa kegiatan yang difokuskan pada peningkatan sumber daya kesehatan, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM) kabupaten/kota serta kader kesehatan jiwa. Jumlah kasus gangguan jiwa menurut kabupaten/kota sampai dengan tahun 2011 sebanyak 25.898 kasus dan diperkirakan baru ter-cover 22,5% dari perkiraan kasus yang ada di masyarakat. Jumlah kasus gangguan jiwa menurut kab/kota tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Grafik 4.20

Jumlah Kasus Gangguan Jiwa Provinsi Aceh Tahun 2011

Kasus terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Aceh Barat, Bireuen, Pidie, Aceh Selatan, Aceh Utara dan Aceh Besar. Tingginya kasus yang terjadi di 6 kabupaten tersebut berkaitan dengan banyak SDM terlatih Keswa yang tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan kader Keswa di masyarakat.

4. Jumlah Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Kunjungan Gangguan Jiwa adalah Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Pelaksanaan program kesehatan jiwa di Provinsi Aceh diawali dengan ditetapkannya suatu pendekatan CMHN, sebagai bentuk asuhan keperawatan kesehatan jiwa masyarakat. Sampai tahun 2011 telah dilakukan beberapa kegiatan yang difokuskan pada peningkatan sumber daya kesehatan, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM) kabupaten/kota serta kader kesehatan jiwa. Jumlah kasus gangguan jiwa menurut kabupaten/kota sampai dengan tahun 2011 sebanyak 25.898 kasus dan diperkirakan baru ter-cover 22,5% dari perkiraan kasus yang ada di masyarakat. Jumlah kasus gangguan jiwa menurut kab/kota tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Grafik 4.20

Jumlah Kasus Gangguan Jiwa Provinsi Aceh Tahun 2011

Kasus terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Aceh Barat, Bireuen, Pidie, Aceh Selatan, Aceh Utara dan Aceh Besar. Tingginya kasus yang terjadi di 6 kabupaten tersebut berkaitan dengan banyak SDM terlatih Keswa yang tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan kader Keswa di masyarakat.

4. Jumlah Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Kunjungan Gangguan Jiwa adalah Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Pelaksanaan program kesehatan jiwa di Provinsi Aceh diawali dengan ditetapkannya suatu pendekatan CMHN, sebagai bentuk asuhan keperawatan kesehatan jiwa masyarakat. Sampai tahun 2011 telah dilakukan beberapa kegiatan yang difokuskan pada peningkatan sumber daya kesehatan, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM) kabupaten/kota serta kader kesehatan jiwa. Jumlah kasus gangguan jiwa menurut kabupaten/kota sampai dengan tahun 2011 sebanyak 25.898 kasus dan diperkirakan baru ter-cover 22,5% dari perkiraan kasus yang ada di masyarakat. Jumlah kasus gangguan jiwa menurut kab/kota tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Grafik 4.20

Jumlah Kasus Gangguan Jiwa Provinsi Aceh Tahun 2011

Kasus terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Aceh Barat, Bireuen, Pidie, Aceh Selatan, Aceh Utara dan Aceh Besar. Tingginya kasus yang terjadi di 6 kabupaten tersebut berkaitan dengan banyak SDM terlatih Keswa yang tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan kader Keswa di masyarakat.

5. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit.

Gross Death Rate (GDR) merupakan salah satu indikator mutu

pelayanan di fasilitas rujukan (RSUD dan RSU Provinsi). GDR adalah angka kematian umum di rumah sakit untuk tiap 1.000 penderita keluar. Sedangkan NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat di rumah sakit untuk tiap 1.000 penderita keluar. Persentase GDR dan NDR Provinsi Aceh tahun 2011adalah 2,4 % dan NDR 1,1%.

6. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit.

Kinerja (performance) layanan rumah sakit menjadi isu utama untuk mengukur mutu pelayanan. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Kinerja pelayanan rumah sakit, menuntut kontribusi profesionalisme dalam meningkatkan mutu pelayanan, yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum. Indikator kinerja yang diukur antara lain Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Length of

Stay (LOS) Rata-rata lama rawatan (dalam satuan hari) seorang pasien. Turn Over Interval (TOI) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat

terisi ke saat terisi berikutnya. Tabel 4.1 berikut ini memberikan gambaran indikator pelayanan di fasilitas rujukan.

Tabel 4.1

Jumlah Pelayanan Di Fasilitas Rujukan Provinsi Aceh Tahun 2011

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Kesehatan Aceh TH. 2011 (Halaman 57-61)

Dokumen terkait