• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARANA KESEHATAN

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Kesehatan Aceh TH. 2011 (Halaman 71-76)

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

1. Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Secara umum ketersediaan obat di fasilitas kesehatan mencukupi dengan tingkat kecukupan rata-rata per jenis obat bervariasi antara 6-35% termasuk obat-obat program (vit A, vit K inject, tablet Fe, Zink, MgSO4). Sementara untuk alat kesehatan, pada umumnya dikelola oleh masing-masing kabupaten melalui dinas kesehatan, baik untuk pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan. Penyediaan alat-alat kesehatan khusus, disesuaikan kebutuhan dan ketersediaan tenaga teknis yang kompeten.

Pada tahun 2011 stock obat di semua fasilitas pelayanan mencukupi dan ada beberapa jenis obat yang masih tersedia sampai dengan pengadaan tahun berikutnya.

Pada Tabel 5.1 dibawah menjabarkan 18 jenis obat-obatan dengan tingkat pengggunaan terbanyak yaitu Ringer Laktat Infus Steril, vitamin B Komplek, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 69 pada lampiran tabel.

Tabel 5.1

Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat Provinsi Aceh Tahun 2011

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah Alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Berikut dijelaskan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan menurut kepemilikkan di Aceh tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 5.2 dibawah ini.

NO NAMA OBAT SATUAN STOCK

OBAT PEMAKAI AN RATA-RATA/ BULAN TINGKAT KECUKU PAN (BULAN) % TINGKAT KECUKU PAN 1 Amoksisilinsirupkering 125 mg/ml Btl 60 ml 23.360 10.900 2,14 11,91 2 Amoksisilinkapsul 500 mg Ktk @ 120 kap 13.646 10.599 1,29 7,15 3

Antasida DOEN tablet, Kombinasi:Mg-Hidroksida 200mg+Al.Hidroksida 200 mg Ktk @ 100 tab 3.060 760 4,03 22,37 4 Deksametason inj 5 mg/ml – 1ml Ktk @ 100 ampul 200 101 1,98 11 5 DekstrometorfanSirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 9.795 6.314 1,55 8,62 6 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab 3.149 532 5.92 32,88 7 Difenhidramin HCl inj 10

mg/ml-1ml Ktk @ 30 ampul 290 120 2,42 13,43

8 GliserinGuaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 2219 363 6,11 33,96 9 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 15320 6600 2,32 12,90 10 Ibuprofen tablet 400 mg Ktk @ 100 tab 2108 540 3,90 21,69 11 Kloramfenikolkapsul 250 mg Btl @ 250

Kapsul 800 260 3,08 17,09

12 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 1605 264 6,08 33,78

13 KotrimoksazolSirup Btl 60 ml 13.770 5.080 2,71 15,06

14 Natrium Klorida nfus 0,9 % steril Btl 500 ml 3.447 2840 1,21 6,74 15 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab 155 125 1,24 6,89 16 Ringer Laktat Infussteril Btl 500 ml 11.344 9.344 1,21 6,74 17 Vitamin B Kompleks Tablet Btl @ 1000

Tablet 2.420 875 2,77 15,37

Tabel 5.2

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola Provinsi Aceh Tahun 2011

Sarana pelayanan kesehatan di wilayah provinsi Aceh tersebar di seluruh kabupaten/kota sebanyak 55 unit Rumah Sakit Umum Daerah dan Swasta. Pada Tahun 2011 jumlah puskesmas meningkat dari 316 unit pada Tahun 2010 menjadi 325 unit pada tahun 2011. Jumlah puskesmas perawatan pada tahun 2010 sebanyak 117 unit meningkat pada tahun 2011 menjadi 129 unit sedangkan puskesmas non perawatan pada tahun 2010 sebanyak 199 dan pada tahun 2011 sebanyak 196. Pada Tahun 2011 ada

NO FASILITAS KESEHATAN PEMILIKAN/PENGELOLA KEMEN KES PEM. PROV PEM. KAB/ KOTA TNI/

POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 10 23 4 27 55

2 RUMAH SAKIT JIWA 1 1

3 RUMAH SAKIT BERSALIN

-4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 3 4

5 PUSKESMAS PERAWATAN 129 129

6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 196 196

7 PUSKESMAS KELILING 347 347

8 PUSKESMAS PEMBANTU 980 980

9 RUMAH BERSALIN

-10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK

-11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA

-12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL -14 POSKESDES 1620 1620 15 POSYANDU 7386 7386 16 APOTEK 275 275 17 TOKO OBAT 652 652 18 GFK 23 23

19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL

perubahan status puskesmas non perawatan menjadi puskesmas perawatan sebanyak 3 unit.

3. Laboratorium Kesehatan

Laboratorium kesehatan merupakan pusat pelayanan laboratorium dan laboratorium rujukan melakukan fungsi pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologi, kimia kesehatan, kimia klinik dan patologi klinik, kimia lingkungan dan toksitologi, Imonologi serta kegiatan rujukan pemeriksaan spesimen, sarana dan rujukan pengetahuan-teknologi. Balai Laboratorium Kesehatan Aceh sudah diakui oleh komite Akreditasi Nasional sebagai laboratorium medik dengan ISO 15189 pada tanggal 31 maret 2011. Dengan adanya pengakuan tersebut maka laboratorium kesehatan berkewajiban untuk menjaga mutu dan hasil pemeriksaan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kegiatan pelayanan yang dilakukan di laboratorium kesehatan secara garis besar terdiri dari 5 bidang yaitu : Hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imonologi/ serologi dan perubahan iklim lingkungan dan toksologi.

Berdasarkan keterangan tersebut dapat dijelaskan cakupan pelayanan laboratorium kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini

Tabel 5.3

Jenis dan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2011

No Jenis

Pemeriksaan

Jumlah

Pemeriksaan Cakupan (%) ket

1 Hematologi 12.572 22% 10 item

2 Kimia klinik 22.608 40% 22 item

3 Serologi 2.004 4% 21 item

4 Parasitologi 364 1% 4 item

5 Baktriologi 1032 2 % 17 item

6 Kimia kesehatan 1703 3% 43 item

7 Urine Analysis 16.016 28% 14 item

Dari tabel diatas diketahui bahwa, Cakupan Pemeriksaan terbanyak adalah Pemeriksaan kimia klinik (40%), pemeriksaan urine (28%) dan Darah (22%), Cakupan Pemeriksaan terkecil adalah parasitologi (1%).

Untuk tahun 2011 Balai laboratorium kesehatan Aceh mencapai target Pendapatan Asli Daerah yang ditetapkan yaitu (95,31%).

4. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

Peran serta masyarakat dalam menyediakan kegiatan pelayanan kesehatan di desa memberi banyak manfaat, dimana keaktifan kegiatan tersebut membuat dampak langsung terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Indikator penilaian dalam pelayanan kesehatan desa adalah ketersediaan dan keaktifan kegiatan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos pelayanan terpadu (Posyandu).

Posyandu Aktif adalah Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare) lebih dari 50% dan sudah ada satu atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%. (1)Posyandu Pratama adalah Posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas. (2)Posyandu Madya adalah Posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang. (3)Posyandu Purnama adalah Posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya yaitu KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan. (4)Posyandu Mandiri adalah Sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau 50% KK.

Ketersediaan kedua jenis falisitas tersebut menjadi salah satu criteria penetapan desa/gampong siaga, yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk bencana secara mandiri. Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi memberi pelayanan kesehatan dasar,

penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peran Aktif tokoh masyarakat sangat berpengaruh pada peningkatan kesadaran masyarakat dengan memberdayakan masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya secara mandiri dengan melakukan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga diharapkan tokoh masyarakat mampu menggali semua potensi yang ada di masyarakat baik materiil maupun non materiil yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan desa siaga aktif menuju masyarakat yang ber-PHBS. Pada Grafik 5.1 dapat dilihat dibawah ini cakupan desa siaga aktif.

Grafik 5.1

Cakupan Desa Siaga Aktif Provinsi Aceh Tahun 2011

Cakupan desa/gampong siaga aktif di Aceh tahun 2011 sebesar 18,5 %. Menunjukkan cakupan desa siaga aktif terhadap jumlah seluruh desa siaga.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Kesehatan Aceh TH. 2011 (Halaman 71-76)

Dokumen terkait