• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status gizi masyarakat merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan yang diindikasikan dengan kondisi gizi balita melalui pengukuran BB dan TB. Status gizi didefinisikan sebagai keadaan yang di akibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (Intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktifitas pemeliharaan kesehatan dll).

1. Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak memandang masa gestasi atau masa pembentukan janin dalam uterus yaitu setelah proses fertilisasi/hamil hingga kelahiran. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Di Aceh pada tahun 2011 terdapat jumlah lahir hidup 103,206 orang dan di temukan BBLR sebanyak 567 atau 0.6%. BBLR merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian pada bayi terutama pada periode neonatal.

2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang.

Masalah gizi erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku

0 100 200 300 Kasus Baru Grafik 3.19

Cakupan Penanganan Penyakit Filariasis Provinsi Aceh Tahun 2011

C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan yang diindikasikan dengan kondisi gizi balita melalui pengukuran BB dan TB. Status gizi didefinisikan sebagai keadaan yang di akibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (Intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktifitas pemeliharaan kesehatan dll).

1. Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak memandang masa gestasi atau masa pembentukan janin dalam uterus yaitu setelah proses fertilisasi/hamil hingga kelahiran. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Di Aceh pada tahun 2011 terdapat jumlah lahir hidup 103,206 orang dan di temukan BBLR sebanyak 567 atau 0.6%. BBLR merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian pada bayi terutama pada periode neonatal.

2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang.

Masalah gizi erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku

Kasus Baru Kasus Seluruhnya Angka Kesakitan 5 236 5.13 Grafik 3.19

Cakupan Penanganan Penyakit Filariasis Provinsi Aceh Tahun 2011

C. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan yang diindikasikan dengan kondisi gizi balita melalui pengukuran BB dan TB. Status gizi didefinisikan sebagai keadaan yang di akibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (Intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktifitas pemeliharaan kesehatan dll).

1. Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak memandang masa gestasi atau masa pembentukan janin dalam uterus yaitu setelah proses fertilisasi/hamil hingga kelahiran. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Di Aceh pada tahun 2011 terdapat jumlah lahir hidup 103,206 orang dan di temukan BBLR sebanyak 567 atau 0.6%. BBLR merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian pada bayi terutama pada periode neonatal.

2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang.

Masalah gizi erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku

yang kurang mendukung pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Disamping itu, masalah gizi juga merupakan issue investasi, karena mengakibatkan gizi penduduk akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Banyak faktor yang mempengaruhi seorang anak atau bayi mengalami kurang gizi, beberapa diantaranya adalah karena kurangnya asupan gizi seimbang dan adanya penyakit penyerta. Sebagai tanda awal kurang gizi yang bila tidak di tanggulangi akan menjadi gizi buruk. Beberapa tanda awalnya yaitu berat badan anak tidak naik selama 3 bulan, posisi hasil penimbangan di bawah garis merah atau BGM. Standar ukuran yang digunakan untuk menentukan status gizi adalah WHO 2006 standar yaitu untuk Balita Gizi Lebih adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score SD ≥ 2. Balita Gizi Baik adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan -2 < Z-score SD < 2. Balita Gizi Kurang adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan -2 < Z-score SD <-3. Balita Gizi Buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score SD <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).

Berdasarkan ukuran tersebut di ketahui bahwa pada tahun 2011, proporsi balita gizi kurang sebesar 2.8%

3. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk

Balita dengan Gizi Buruk berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya. Gejala awal sering tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Rata-rata berat badannya hanya sekitar 60-80% dari berat badan ideal. Adapun Ciri-ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain: kenaikan berat badan berkurang bahkan terus menurun; Ukuran lingkaran lengan atas menurun; Maturasi tulang terlambat; Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun; Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang. Berdasarkan data profil kabupaten di ketahui bahwa pada tahun 2011Gizi Buruk di Aceh sebesar 0.1%.

Berikut Proporsi gizi buruk pada tahun 2011 sebesar 4.3% dan beberapa informasi tambahan mengenai proporsi gizi buruk dan kurang (Gibur) di Aceh berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2011.

Grafik 3.20

Proporsi Gizi Buruk dan Kurang (Gibur) Provinsi Aceh Tahun 2011

Berikut Proporsi gizi buruk pada tahun 2011 sebesar 4.3% dan beberapa informasi tambahan mengenai proporsi gizi buruk dan kurang (Gibur) di Aceh berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2011.

Grafik 3.20

Proporsi Gizi Buruk dan Kurang (Gibur) Provinsi Aceh Tahun 2011

Berikut Proporsi gizi buruk pada tahun 2011 sebesar 4.3% dan beberapa informasi tambahan mengenai proporsi gizi buruk dan kurang (Gibur) di Aceh berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2011.

Grafik 3.20

Proporsi Gizi Buruk dan Kurang (Gibur) Provinsi Aceh Tahun 2011

BAB IV

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Kesehatan Aceh TH. 2011 (Halaman 30-33)

Dokumen terkait