• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DOMPU TAHUN 2012 (Halaman 91-101)

Untuk kegiatan penyuluhan massa yang tertinggi ada di Puskesmas Ranggo dengan 336 kegiatan kemudian Puskesmas Calabai dengan 248 kegiatan, Dompu Barat 232 kegiatan, Soriutu 208 kegiatan, Dompu Kota 180 kegiatan, Dompu Timur 112 kegiatan dan Kempo 104 kegiatan. Sedangkan Puskesmas Rasabou dan Kilo tidak mengadakan kegiatan penyuluhan massa pada tahun 2012.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Beberapa kegiatan pokok yang diuraikan pada bab ini adalah antara lain tentang kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat, kunjungan rawat jalan dan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan dan indikator kinerja pelayanan di Rumah Sakit dll.

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar yang ada di Kabupaten Dompu antara lain Askes, Jamkesmas, Jamkesmas NTB dan JAKKAD (Jaminan Kesehatan Masyarakat Dompu).

Tujuan penyelenggaraan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Dengan adanya jaminan kesehatan masyarakat diarapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita. Selain itu diharapkan juga masalah-masalah kesehatan pada masyarakat miskin dapat tertangani dan terlayani dengan baik.

Jamkesmas NTB merupakan program jaminan kesehatan yang dicetuskan oleh pemerintah Provinsi NTB. Kepesertaan Jamkesmas NTB adalah bagi masyarakat miskin yang ada di Provinsi NTB dan belum terakomodir sebagai

| 79

79| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

peserta jamkesmas. Untuk pembiayaan Jamkesmas NTB merupakan dana

sharing antara APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.

Jakkad adalah program jaminan kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Dompu dan mengakomodir seluruh masyarakat di Kabupaten Dompu yang tidak termasuk sebagai peserta jamkesmas, jamkesmas NTB dan Askes. Jaminan Kesehatan Masyarakat Dompu dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Dompu dan melayani segala permasalahan kesehatan yang dihadapai oleh masyarakat.

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di Kabupaten Dompu pada tahun 2012 digambarkan pada grafik berikut :

Grafik 4.20

Sumber : UPTD JAKKAD Kabupaten Dompu 2013

Dari grafik di atas terlihat cakupan kepesertaan jaminan kesehatan yang terbesar adalah Jamkesmas/Askeskin sebesar 53,12% (118.669 peserta), selanjutnya adalah Jakkad yaitu 34,90% (77.981 peserta), Askes dengan

| 80

80| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

cakupan 9,81% (21.925 peserta) dan cakupan yang terkecil adalah Jamkesmas NTB 2,24% (5000 peserta).

2. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Hampir Miskin). Program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat miskin merupakan salah satu program yang mempunyai andil besar dalam peningkatan kesehatan masyarakat dan program ini menjadi sangat penting mengingat sebagian penduduk masih berada di bawah garis kemiskinan. Pelayanan Jamkesmas meliputi rawat jalan dan rawat inap tingkat pertama di puskesmas dan rumah sakit kelas III.

Dari 118.669 masyarakt miskin yang ada di Kabupaten Dompu yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan untuk pelayanan kesehatan dasar adalah 80.378 maskin atau 67,73% dan untuk pelayanan kesehatan rujukan sebanyak 2.639 maskin atau 2,22%. Sedangkan yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat inap untuk pelayanan kesehatan dasar adalah 1.630 maskin atau 1,37% dan untuk pelayanan kesehatan rujukan sebanyak 367 maskin atau 0,31%. Gambaran lebih lengkap tentang masyarakat miskin dan hampir miskin yang mendapat pelayanan rawat jalan di Puskesmas yang ada di Kabupaten Dompu dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

| 81

81| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

Grafik 4.21

Sumber : Bidang Yankesdas dan Rujukan Kabupaten Dompu 2013

Pelayanan kesehatan rawat jalan masyarakat miskin untuk pelayanan kesehatan dasar yang tertinggi terdapat di wilayah Pukesmas Dompu Barat dengan jumlah kunjungan sebesar 27.600 kunjungan, berikutnya Puskesmas Dompu Timur 21.384 kunjungan. Sedangkan yang terendah ada di wilayah Puskesmas Kilo dengan jumlah kunjungan hanya 2.031 kunjungan. Pelayanan kesehatan rawat jalan masyarakat miskin untuk pelayanan kesehatan rujukan yang tertinggi ada pada Puskesmas Dompu Kota yaitu 1274 rujukan dan terendah ada di Puskesmas Rasabou dengan 58 rujukan. Sedangkan di Puskesmas Dompu Timur, Soriutu dan Calabai tidak terdapat kasus rujukan maskin pada tahun 2012.

| 82

82| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

Berikut adalah gambaran masyarakat miskin dan hampir miskin yang mendapat pelayanan rawat inap di Puskesmas yang ada di Kabupaten Dompu pada tahun 2012 :

Grafik 4.22

Sumber : Bidang Yankesdas dan Rujukan Kabupaten Dompu 2013

Untuk pelayanan kesehatan rawat inap, hanya 5 (lima) Puskesmas saja yang memiliki status sebagai Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Rasabou, Soriutu, Kempo, Kilo dan Calabai. Pelayanan kesehatan rawat inap untuk pelayanan kesehatan dasar yang terbesar adalah Puskesmas Soriutu dengan jumlah kunjungan rawat inap sebesar 622 kunjungan dan terendah adalah Puskesmas Kilo hanya 201 kunjungan. Pelayanan kesehatan rawat inap untuk pelayanan kesehatan rujukan yang tertinggi ada pada Puskesmas Kempo dengan 116 rujukan dan terendah ada pada Puskesmas Rasabou yaitu 62 rujukan. Sedangkan di Puskesmas Calabai pada tahun 2012 tidak terdapat rujukan kasus rawat inap.

| 83

83| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan

Tingkat pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat merupakan indikator yang memberikan gambaran tentang sejauh mana minat masyarakat dalam memanfaatkan sarana yang telah disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Sehingga dengan demikian apabila jumlah kunjungan masyarakat tinggi akan dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang tersedia juga tinggi.

Grafik 4.23 menggambarkan tetang jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap yang ada di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Dompu pada tahun 2012.

Grafik 4.23

| 84

84| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas pada tahun 2012 sebanyak 115.965 kunjungan, lebih besar jika dibandingkan dengan kunjungan rawat jalan di RSUD yang hanya sebesar 18.872 kunjungan. Namun sebaliknya, jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas lebih sedikit yaitu hanya 2.413 kunjungan dibandingkan dengan kunjungan rawat inap di Rumah Sakit sebesar 8.611 kunjungan. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Dompu lebih memilih Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan dan sebaliknya untuk pelayanan kesehatan rawat inap masyarakat Dompu lebih memilih Rumah Sakit.

4. Indikator Kinerja Pelayanan dan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Beberapa indikator standar yang terkait dengan pelayanan di Rumah Sakit yang dipantau adalah pemanfaatan tempat tidur (BOR/Bed Occupancy

Rate), rata-rata lama hari perawatan (LOS/Length Of Stay), rata-rata selang

waktu pemakaian tempat tidur (TOI/Turn Of Interval) dan angka kematian pasien di Rumah Sakit yang terdiri dari persentase pasien keluar yang meninggal (GDR/Gross Death Rate) dan Persentase pasien keluar yang meninggal ≥ 48 jam perawatan (NDR/Net Death Rate).

BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada suatu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur yang ada di Rumah Sakit. Angka normal atau standar BOR adalah 60-85 %. Gambaran tentang tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit umum Dompu pada tahun 2008 s/d 2012 dapat diihat pada grafik 4.24 berikut ini :

| 85

85| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

Grafik 4.24

Sumber : RSUD Kabupaten Dompu 2013

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pemanfaatan tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit umum Dompu pada tahun 2008 dan 2011 berada pada kisaran ideal yaitu antara 60-85 %. Sedangkan BOR tahun 2012 berada di bawah angka standar yaitu 54,99%.

LOS adalah rata-rata lama hari rawat seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan mutu pelayanan Rumah Sakit. Angka normal atau Standar LOS adalah 6-9 hari.

TOI adalah interval pemakaian tempat tidur atau rata-rata hari tempat tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya. indikator ini memberikan gambaran tingkat efesiensi pemakaian tempat tidur terhadap pelayanan di Rumah Sakit. Angka ideal atau standar TOI adalah 1-3 hari.

Gambaran tentang lama hari rawat seorang pasien (LOS) dan interval pemakaian tempat tidur Rumah Sakit (TOI) di Rumah Sakit Dompu pada tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada grafik 4.25 berikut :

| 86

86| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

Grafik 4.25

Sumber : RSUD Kabupaten Dompu 2013

Dari grafik di atas diketahui bahwa rata-rata lama hari rawat seorang pasien (LOS) di Rumah Sakit Umum Dompu selama tahun 2008 s/d 2012 memiliki angka yang sama yaitu 3 hari. Angka tersebut sudah mencapai angka standar atau ideal, dimana angka ideal LOS adalah 1-3 hari.

Sedangkan interval pemakaian tempat tidur atau rata-rata hari tempat tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya (TOI) di Rumah Sakit Umum Dompu selama rentang waktu tahun 2008 s/d 2012 berkisar antara 1-2 hari dan angka tersebut sudah berada pada angka TOI ideal yaitu 1-3 hari.

GDR adalah angka kematian umum atau pasien keluar yang meninggal per 1.000 pasien yang keluar dari Rumah Sakit hidup dan mati. Angka normal atau ideal GDR adalah <45/1.000 pasien keluar.

NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat ≥ 48 jam per 1.000 pasien yang keluar Rumah sakit hidup dan mati. Angka ideal/standar NDR adalah <25/1.000 pasien keluar. NDR memberikan gambaran tentang mutu

| 87

87| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

pelayanan di Rumah Sakit. Apabila pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti masih terdapat beberap faktor terkait dengan pelayanan Rumah Sakit yang ikut menjadi penyebab meninggalnya pasien. Sebaliknya jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke Rumah Sakit yang menjadi penyebab utama meninggalnya pasien.

Grafik 4.26 menunjukkan pencapaian GDR dan NDR per 1.000 pasien keluar Rumah Sakit di Kabupaten Dompu tahun 2008 s/d 2012.

Grafik 4.26

Sumber : RSUD Kabupaten Dompu 2013

Angka GDR dan NDR yang di tunjukkan pada grafik di atas, menunjukkan bahwa pada tahun 2008 s/d 2012 GDR dan NDR di Kabupaten Dompu berada pada angka ideal atau angka standar yaitu < 45/1.000 pasien keluar untuk GDR dan <25/1.000 pasien keluar untuk NDR.

| 88

88| ProfilKesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I V

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DOMPU TAHUN 2012 (Halaman 91-101)

Dokumen terkait