• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue {DBD}

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DOMPU TAHUN 2012 (Halaman 48-53)

C. Keadaan Pendidikan

9. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue {DBD}

Di Kabupaten Dompu program imunisasi merupakan suatu program andalan didalam upaya melakukan pencegahan penyakit menular secara dini. Upaya peningkatan cakupan imunisasi terus dilakukan baik di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas. Adapun pemberian imunisasi yang dilakukan adalah imunisasi HB, BCG, DPT-Combo, Polio, Campak, TT, DT. Dengan upaya pemberian imunisasi ini dapat dilihat pengaruhnya terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang terjadi di Kabupaten Dompu.

9. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue {DBD}

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dangue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit DBD masih merupakan masalah yang sangat di khawatirkan oleh masyarakat Kabupaten Dompu. Pada tahun 2010 terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Dompu, dengan kasus pertama dilaporkan oleh RSU Dompu pada tanggal 26 Januari 2010 dan berasal dari Kelurahan Karijawa. Total kasus DBD pada tahun 2010 adalah 187 orang dengan jumlah kematian 5 orang. Sedangkan pada tahun 2011 suspect DBD tidak terlalu tinggi hanya 54 kasus dan tidak ada kasus meninggal. Pada tahun 2012 kejadian penyakit DBD semakin menurun menjadi 11 kasus dan dari 11 kasus tersebut masih merupakan suspect DBD, belum dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium.

Dengan masih munculnya kasus DBD pada tahun 2012 di Kabupaten Dompu berdampak pada keresahan masyarakat sehingga masyarakat selalu mengharapkan kegiatan pengasapan. Namun melalui promosi kesehatan yang dilakukan, masyarakat diberi pengertian bahawa upaya pencegahan penyakit DBD tidak hanya dengan melakukan pengasapan/fogging saja akan tetapi dapat juga dicegah dengan melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), abatesasi, survei jentik dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Upaya penanggulangan penyakit DBD yang telah dilakukan adalah abatesasi, survei jentik pada daerah endemis DBD,

| 36

36| Profil Kesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I I I

penyuluhan penyakit DBD, melaksanakan PSN dengan melibatkan peran serta lintas sektor dan masyarakat, melakukan penyelidikan epidemiologi kejadian penyakit DBD serta melakukan penanganan kasus DBD. Data penderita DBD di Kabupaten Dompu pada tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.12

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kabupaten Dompu 2013

Pada grafik di atas, nampak bahwa pada tahun 2008 terdapat kasus DBD sejumlah 24 orang dan tidak ada yang meninggal. Pada tahun 2009 jumlah kasus DBD menurun menjadi 10 kasus, tidak ada yang meninggal, sedangkan pada tahun 2010 kasus DBD meningkat tajam dan terjadi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Dompu dengan jumlah kasus 187 orang dan dengan jumlah kematian 5 orang (CFR:2,7%). Pada tahun 2011 dan 2012 jumlah kasus DBD menurun menjadi 54 kasus tahun 2011, 11 kasus tahun 2012 dan tidak ada kasus DBD yang meninggal pada dua tahun tersebut.

| 37

37| Profil Kesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I I I

10. Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global yaitu Milenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium, yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa.

Program pemberantasan penyakit malaria di Kabupaten Dompu merupakan program prioritas dalam upaya penanggulangannya, hal ini disebabkan karena angka kesakitan penyakit malaria masih sangat tinggi dan masih banyaknya daerah yang endemis malaria terutama daerah-daerah di pesisir pantai seperti Kecamatan Pekat, Kilo dan Hu,u. Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Dompu dan masih sering menimbulkan KLB. Apabila penyakit malaria tidak ditangani dengan serius akan memberikan dampak yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu Bayi, Anak balita dan Ibu hamil. Selain itu malaria dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja, kecerdasan anak dan berpengaruh pada kunjungan wisatawan yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya PAD Daerah.

Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu menunjukan bahwa angka kesakitan malaria klinis masih cukup tinggi. Pada tahun 2008 penyakit malaria dengan Annual Malaria Incidence atau AMI (30,6 ‰) dan

Annual Paraside Incidence atau API (3,7 ‰), tahun 2009 AMI (30,0 ‰ ) API

(3,7 ‰), tahun 2010 AMI (31,6 ‰ ) API (2,8 ‰ ), tahun 2011 AMI (35,9 ‰ ) API (2,0 ‰ ) dan tahun 2012 AMI (30,3 ‰) API (2,6 ‰). Data tentang capaian kegiatan penanggulangan penyakit malaria di Kabupaten Dompu pada tahun 2008 s/d 2012 dapat digambarkan pada grafik berikut:

| 38

38| Profil Kesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I I I

Grafik 3.13

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kabupaten Dompu 2013

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa angka pemeriksaan sediaan darah malaria klinis baik menggunakan mikroskop maupun RDT di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, Poskesdes, Pustu dan Polindes) sudah cukup baik dengan angka cakupan pada tahun 2012 yaitu 100%. Apabila dilihat dari Annual Malaria

Incidence (AMI) nampak pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 30,3 per

1000 penduduk bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 35,9 per 1000 penduduk. Sedangkan bila dilihat berdasarkan Annual Parasite Incidence (API) pada tahun 2012 meningkat 2,6 per 1000 penduduk jika dibandingkan dengan API tahun 2011 sebesar 2 per 1000 penduduk. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria masih selalu dilakukan antara lain dengan pembagian kelambu yang berinsektisida yang telah di bagikan dan digunakan dengan baik oleh masyarakat, melakukan kegiatan larvasiding (mematikan jentik nyamuk yang ada di tempat perindukan nyamuk dengan cara melakukan penyemprotan), melakukan penyuluhan tentang pencegahan penyakit malaria secara rutin pada masyarakat.

| 39

39| Profil Kesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I I I

Hal lain yang sering di gunakan sebagai alat ukur sederhana untuk melihat secara cepat mengenai kualitas pelayanan kesehatan dan kondisi status kesehatan lingkungan di masyarakat pada umumnya tercermin dari gambaran kasus penyakit terbanyak yang menyerang penduduk di Kabupaten Dompu. Gambaran 10 (sepuluh) besar penyakit terbanyak yang terjadi pada tahun 2012 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.14

Sumber : Bidang Yankesdas dan Rujukan Dinkes Dompu 2013

Penyakit yang menempati urutan pertama adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan bagian atas dengan 19.551 kasus, kemudian penyakit terbesar selanjutnya adalah malaria klinis sebesar 6.759 kasus dan penyakit diare merupakan jumlah terbesar ketiga dengan 6.624 kasus. Sedangkan jumlah kasus yang terendah adalah karies gigi dengan 1.705 kasus.

| 40

40| Profil Kesehatan Kabupaten Dompu Tahun 2012

B A B I I I

Data tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan upaya-upaya pencegahan guna menekan angka kesakitan serta sebagai bahan perencanaan kebutuhan obat.

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DOMPU TAHUN 2012 (Halaman 48-53)

Dokumen terkait