• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits, saling mengingatkan pada kebenaran dan menasehati dalam

22 Wawancara pribadi bersama Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub,MA(Imam Besar Istiklal dan

kesabaran, selain itu dakwah bagi beliau adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bernilai ibadah untuk membina atau membentuk masyarakat melalui ajaran agama Islami, melalui pesan-pesan agama sehingga berubah menjadi masyarakat yang Islami.

Aktifitas Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, MA dalam dakwah Islam di Indonesia dimulai semenjak beliau pulang dari negeri Timur Tengah Pada tahun 1985. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA sebagai praktisi dakwah tidak pernah lelah dalam mengembangkan dakwah Islam, ini diakui oleh berbagai aktivitasnya dalam dakwah yang masuk keberbagai kalangan baik kalangan atas, menengah maupun kalangan bawah.

Dakwah Islam yang beliau lakukan tidak hanya di wilayah perkotaan, bahkan sampai masuk ke wilayah Pelosok Desa di Indonesia. Tidak hanya di dalam negeri, kegiatan dakwah Islam yang beliau lakukan juga sampai ke luar negeri, yaitu ke Brunai Darussalam, Malaysia, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Negara yang berada di berbagai belahan benua, dari benua Asia sampai benua Eropa dan lain-lainnya.

Dakwah Islam yang beliau lakukan tidak hanya terbatas di podium saja, metode dan gerakan dakwahnya patut dibanggakan. Beliau banyak menggunakan dakwah Dengan mimbar artinya dengan ceramah, dengan lisan, diskusi, seminar dan lain-lain, semua dilakukan dengan lisan yaitu dakwah Bil Hal (dakwah yang langsung dipraktekkan). Misalnya, ketika beliau berdakwah di kalangan bawah (petani), beliau langsung memberikan gambaran dakwah yang jelas mengenai seorang petani. Bagaimana menjadi seorang petani yang soleh, yaitu yang menzakatkan hasil pertaniannya. Bagaimana cara berkebun yang baik, ini banyak dilakukan oleh masyarakat Parung yang memiliki lahan yang luas, namun karena keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya

menjadikan lahan tersebut tak dimanfaatkan dengan baik. Melalui dakwahnya diharapkan para petani tersebut dapat memanfaatkan lahan yang dimilikinya menjadi lebih optimal.

Selain para petani, beliau juga berdakwah di kalangan para pedagang, hal ini dimaksudkan agar para pedagang menjual dagangannya sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah SAW, yaitu menjadi seorang pedagang yang jujur, dan tidak mengurangi timbangan. Begitu pun di kalangan pembantu rumah tangga, dalam dakwahnya beliau berpesan agar mereka harus memiliki berbagai keterampilan atau keahlian yang dapat mengarahkan mereka untuk hidup lebih layak dan baik. Kegiatan dakwahnya yang begitu luas juga dapat dilihat dari kegiatan dakwahnya di kalangan pengamen dan pengemis. Beliau tak pernah malu dan bosan untuk menyampaikan dakwah di kalangan tersebut. Bahkan beliau tidak segan-segan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang ingin berwiraswasta. Misalnya ingin menjadi tukang bakso, beliau dengan senang hati membantu menyediakan gerobak bakso.

Selain di berbagai kelompok masyarakat, kegiatan dakwahnya juga masuk ke berbagai lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan yang bersifat formal maupun lembaga pendidikan yang bersifat informal. Berbagai kegiatan yang sifatnya membimbing kepada para guru atau da’i yang ingin mulai berdakwah, beliau dengan senang hati membantunya dengan berbagi ilmu dan pengalaman bagaimana cara berdakwah yang baik. Sehingga berbagai training atau pelatihan bagi kader-kader dakwah dan khotib sering beliau adakan. Selain dengan dakwah dengan lisan mimbar atau Bil hal beliau juga melakukan aktivitas dakwahnya dengan lembar atau Bil kolam artinya memakai tulisan baik menulis buku, menulis di majalah, artikel-artikel di koran dan masih banyak lagi karya-karya tulis beliau lainnya.

Kemudian Aktivitas Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA dalam dakwah juga dilakukan melalui pengabdian di dunia pendidikan beliau mengajar di Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta sampai sekarang. Kini disamping sebagai dosen tetap IIQ Jakarta, beliau juga megajar di perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ), dan selain propesinya sebagai pengajar (Dosen) Beliau masih aktif mengisi pengajian-pegajian Islam di Masjid Istiqlal, dan masjid-masjid lainnya beliau juga mejadi Imam besar di Masjid Istiqlal Jakarta.

Beliau juga aktif di berbagai organisasi Islam dan menjadi tenaga pendidikan kader ulama (PKU) di Majelis Ulam Indonesia (MUI) sampai sekarang, beliau menjadi dosen (menjadi tenaga pengajar) di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STDIA) Al- Hamidiyah Jakarta, dan beliau juga pernah mengajar (dosen) di Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada tahun 1989, beliau bersama keluarga mendirikan Pesantren Darussalam Di Patang Jawa Tengah Desa kelahirannya. Sekarang di kelola oleh kakanya yang bernama K.H. Ahmad Dahlan Nuri Yaqub (pimpinan pondok pesantren Darussalam).

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH PROF.DR.

ALI MUSTAFA YAQUB.MA

A. Konsep Pemikiran Dakwah Prof.Dr.K.H. Ali Mustafa Yaqub. MA

Paradigma konsep dakwah Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA ternyata sedikit berbeda dengan pendapat para pakar ilmu dakwah lainnya meski pada intinya sama perbedaanya menurut beliau konsep pemikiran dakwah yaitu menyampaikan ajaran Islam kepada manusia, Melalui Metode pengajaran yang secara terus menerus dan dibarengi dengan pemberian contoh, dan dengan memberikan pengajaran secara terus menerus bukan hanya sekali dalam setahun, tapi Rutin agar terjadi peningkatan kualitas iman, kualitas hidup, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas pikir untuk menegakkan kalimat Allah SWT.

Pengertian Dakwah menurut Prof. Dr. KH. Ali MustafaYaqub, MA dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengertian dakwah menurut bahasa dan pengertian dakwah menurut istial. Menurut beliau dakwah dari segi bahasa adalah bentuk ketiga dari kata da’a, lengkapnya: da’a-yad’u-da’wah yang artinya mengajak, mengundang, memanggil, dan menyeru untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki karakteristik khusus.

23

Maksudnya mengajak, mengundang, memanggil, dan menyeru adalah pekerjaan-pekerjaan yang memiliki karakteristik khusus, yaitu ofensif dan difensif karenanya, dari sini dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah upaya yang bersifat ofensif, karena ia

23 Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA. SejarahMetode Dakwah Nabi. Jakarta,Pustaka Firdaus ,

memulai perbuatan terlebih dahulu. Ia tidak bersipat difensif (bertahan) yang hanya berbuat apa bila ada orang lain yang memulai.

Menurut beliau dakwah juga bersifat aktif, karena ia merupakan upaya persuasif yang berusaha untuk meyakinkan pihak lain agar mau mengikuti isi dakwah itu. Dakwah itu bersifat rekreatif, yang hanya melakukan sesuatu apabila mendapat umpan. karenanya juru dakwah selalu dituntut untuk memulai pekerjaan dakwahnya dan tidak hanya menunggu.

Sedangkan dakwah secara istilahan adalah mengubah prilaku seseorang dari tidak meyembah Allah SWT menjadi meyembah Allah SWT, dari orang yang tidak baik menjadi baik, dan dari orang yang baik menjadi lebih baik 24

Hukum berdakwah menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA, Adalah fardu kifayah yakni kewajiban yang diserahkan kepada saatu individu yang memiliki kemampuan melaksanakan kewajiban terebut, yang bila salah seorang individu yang lainnya gugur. Maksud Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA disini, adalah ulama dan santri (calon da’i) yang belajar ilmu agama menduduki level pertama atas kewajiban berdakwah dan memelihara dengan teguh eksistensi islam.25

Dalil Al-Qur’an yang menunjukan kepada hukum berdakwah fardu kifayah adalah sebagaimana firman Allah SWT :

7 H % &

#I J KL

M ;LN:

<$8. O

P#Q O

<&QLRS O &

T &Q > URV

<#$ - ' O &

F7 

WQ J %

YZ/ %S&N: &

I>6

[\$ @ ] %

FA2

24 Wawancara pribadi bersama Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub,MA(Imam Besar Istiklal dan

Pimpinan pondok pesanteren Darussunah ), jam 05 wib Pagi.11 Desember 2008.

Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang mak’ruf, dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” ( Q.S. Ali-Imron:104)

Jadi dari pendapat yang berkewajiban berdakwah itu adalah sebagian muslimsaja yang mampu dan berilmu agama islam saja. Adapun ulama dan santri (calon da’i) yang belajar ilmu agama menduduki level pertama atau tingkat paling atas untuk melakukan dakwah tersebut karena mereka mempunyai ilmu dan banyak megerti ilmu agama islam secara keseluruhan, dan memelihara dengan teguh eksistensi islam.

1. Da’i menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.

Da’i menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA yaitu orang yang melakukan dakwah artinya seorang da’i adalah faktor penentu maju atau mundurnya umat Islam.

Tanggung jawab seorang da’i bukan seperti tanggung jawab manusia lain atau orang awam. Da’i adalah panutan banyak umat, sekali saja da’i berbuat lancang, maka tercorehlah seluruh komponen yang ada di dalamnya. Jadi, seorang da’i dituntut untuk berpengalaman supaya bisa menjadi penuntun ummat, menuju jalan yang diridhai Allah SWT.

Selain itu juga da’i harus mempelajari dan memahami ilmu-ilmu Hadits dan Al-Qur’an khususnya sebagai penunjang dakwah secara sempurna. seorang da’i tidak boleh berdiam diri saja atau hanya memanfaatkan ilmu yang ada, tidak mau belajar maka hukumnya haram bagi seorang da’i ini, karena ilmu Islam itu bertujuan mulia dan tinggi yakni untuk mengenal Allah Swt dan membersihkan diri guna tercapai tujuan yang suci. kemudian setelah belajar seorang da’i harus bertanggung jawab untuk mengeluarkan pandangan dan pikiran dalam bidang dakwah.

Menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA da’i haruslah waspada pada sifat egois. Egoisme menurutnya yaitu sifat rasa cinta terhadap kedudukan, cinta kekuasaan, cinta harta, dan lain sebagainya. sifat egoisme adalah suatu sifat yang berimplikasi pada rasa cinta terhadap diri sendiri hal ini dapat menyebabkan seorang da’i lebih mencintai dunia dan isinya dan lupa terhadap visi misinya dalam menjalankan amanah. Beliau menambahkan, da’i haruslah mengetahui dan mengamalkan sifat zuhud, taqwa, dan hidup sederhana serta suci. Sebab cinta dunia adalah sebagai pangkal dari perselisihan dan perpecahan yang dapat menghilangkan tujuan suci dalam berdakwah, dengan tak adanya sifat cinta dunia pada diri seorang da’i niscaya da’i itu akan beramal dengan ikhlas dalam menegakkan Islam dan akhirnya nanti mendapat kebahagiaan yang tak terkira baik di dunia maupun akhirat, bahkan umat Islam secara naluriah, mereka hanya akan menerima da’i dan ulama yang berakhlak luhur dan berbudi pekerti yang baik tidak rakus akan kepentingan dunia dan seisinya serta tidak kikir untuk berkorban tenaga dan semua miliknya untuk meninggikan kalimat tauhid dan mencapai keridhaan Allah SWT.

26

Seorang da’i harus mencerminkan dirinya sendiri, seorang da’i hendaklah mengajak manusia untuk mencari ridha Allah SWT dengan hatinya. Maksudnya adalah seorang da’i harus benar-benar mengamalkan apa yang ia katakan, sebab jika tidak maka bukan ridha Allah yang ia dapat melaikan kemurkaan-Nya yang sangat dahsyat.

Konsep da’i yang sebagaimana diutarakan di atas, menurut analisa penulis sangat setuju sekali, satu hal pokok yang harus dimiliki seorang da’i adalah niat yang tulus, menjadi seorang da’i adalah sebuah amanah yang harus dijalankan, selain itu da’i juga

26 Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub,MA. Islam Masa Kini. Jakarta,Pustaka Firdaus , 2007 cet. 1 h.

harus berpatokan kepada Al-qur’an dan Hadits. Seorang da’i yang profesional adalah da’i yang semata-mata hidupnya tidak dari berdakwah atau bukan menjadikan dakwah sebagai mata pencaharian. Seorang da’i harus dibekali ilmu melalui pendidikan formal maupun informal sehingga mampu berdakwah dengan baik dan mencapai hasil yang baik pula. Untuk kehidupannya ia harus mempunyai usaha lain dalam arti tidak hidup bergantung dengan dakwah.

2. Mad’u menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.

Pendapat Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA. Tentang mad’u adalah orang yang didakwahi yaitu pertama orang non muslim dan orang muslim.27

Pertayaanya mengapa Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA. mengolongkan mad’u kepada kedua golongan di atas? Analisa penulis, penggologan ini adalah sesuai dengan visi-misinya beliau yaitu visinya untuk mengajak non-muslim meyembah Allah SWT dan misinya agar manusia hanya beribadah (taat) kepada Allah SWT. Orang non-muslim kita dakwahi dari tidak meyembah Allah menjadi meyembah Allah. Orang muslim yang belum baik mejadi baik sebagai orang muslim dan orang muslim yang sudah baik menjadi lebih baik lagi, jadi sasaranya ada dua golongan orang muslim dan non-muslim.

3. Materi Dakwah Menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

Materi Dakwah Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA adalah mencakup dua hal yaitu ibadah dan muamalah, ibadah menurutnya yaitu pengaturan hubungan antara manusia dengan Allah, seperti Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dan lain-lain, yang semua ajaran ini terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Sedangkan muamalah

27 Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub,MA. SejarahMetode Dakwah Nabi. Jakarta,Pustaka Firdaus ,

yaitu pengaturan hubungan antara manusia dengan sesamanya baik secara perorangan maupun secara kelompok. Pelajaran muamalah ini juga terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Analisa penulis. Aturan-aturan hukum yang ada dalam ajaran islam terbagi menjadi tiga :

a) Aturan yang berkaitan dengan akidah

Yaitu hal-hal yang wajib diimani oleh seorang mukalaf (dewasa dan berakal), seperti beriman kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab suci, para Rasul, hari kiamat, dan lain-lain.

b) Aturan yang berkaitan dengan akhlak.

Yaitu sifat-sifat atau perilaku terpuji yang harus dimiliki seseorang, atau sifat-sifat perilaku tercela yang harus ditinggalkan oleh seseorang.

c) Aturan yang berkaitan dengan perbuatan

Yaitu perbuatan, ucapan, perjanjian, dan lain-lain yang dilakukan oleh seorang mukallaf baik secara pribadi maupun kelompok.

Semua aturan-aturan hukum di atas terdapat dalam materi dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

4. Tujuan Dakwah Menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA

Tujuan dakwah menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA adalah sebagai berikut :

a. Menyeru umat manusia untuk hanya beribadah kepada Allah; b. Meyampaikan ajaran Allah;

d. Memberi tauladan yang baik;

e. Memperingatkan umat tentang kehidupan akhirat; f. Mengubah orientasi duniawi menjadi orentasi ukhrawi.28

Dari uraian diatas penulis menarik kesimpulan, tujuan dakwah yaitu agar orang yang non muslim itu meyembah Allah SWT. orang yang belum baik menjadi baik dan orang yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Banyak rintangan yang akan dihadapi da’i dalam berdakwah. Maka seorang da’i harus mempersiapkan dengan sebenar-benarnya persiapan. Sebab, jika seorang da’i tidak mempunyai persiapan yang benar-benar matang, maka akan hancurlah dia, namun jangan berkecil hati dengan kekurangan tersebut, yang paling penting adalah mempunyai kemauan yang sangat tinggi maka Allah SWT akan memberikan kemudahan.

B. Metode Dakwah Yang Efektif Menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.

Al-Qur’an telah meletakan dasar-dasar metode dakwah dalam sebuah ayat yang berbunyi:

! #$ % &

'()

*

+- % ./ 0 &

1234%

5 6

7()89&:

Dokumen terkait