• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdullah, Taufik et all, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban, Jakarta: PT Iktiar Baru Van Hoove, 2003

Amin, Masykur, H.M, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al-Amin Press. 1997

Amura, perfilman di Indonesia pada masa Orde baru,unsur dakwah dalam film lembaga komunikasi islam, Jakarta,tampa tahun

Azis,Jum’ah Amin Abdul, Fiqh Dakwah, Solo Jawa tengah Era Intermedia, 2000 .

Arifin Prof. H. Muhamad., M, Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi Jakarta : Bumi Aksara, 2000

Al-qahthani Said bin ali, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakarta : gema insani press,1994 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu, Sebuah Kajian Epistemologi dan

Struktur Keilmuan Dakwah, Medan: Diktat, 1996

Asmara,Toto Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1007

Al-Haddad, Habib,Imam, Kelengkapan Dakwah, Semarang : CV. Toha Putra, 1980 Bahtiar , Wardi “ Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah”, Jakarta: CV, logos,1997 Departemen,Agama Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Gema Risalah Press, 2000 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta:ralat

pustaka. 1997 .

Ghazali,Muhamad. Bahri Dakwah Komunikatif, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya : 1997. Hasanuddin,H. “Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan”, Surabaya :

Usaha Nasional, 1982

Hasanuddin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta press, 2005.

Khomaini,Imam Munajat Sya’baniyah Penyuci Jiwa Kotor, dalam sandy Alison pesan sang imam , bandung : al- jawad publizer, 2000.

Khomaini,Imam, Kenapa Kita Selalu Berpecah Belah, dalam sandy al-lison peny-bandung :

Kriyanto,Rachmat Kriyanto, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Pernada Grop,jakarta 2007.

Khomaini,Imam pesan imam untuk umat 2, dalam sandy al-lison peny- bandung : al- al- jawad publizer, 2000.

Lubis, Akhyar Yusub dekontruksi Efistimologi Modern, dari posmoderenisme, tiorikritis,poskolonialisme hingga Cultural Studies, pustaka Indonesia Satu,Jakarta, 2006.

Latif, Nasarudin H.M.S, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, Jakarta: pustaka firma, jakarta, 2006.

Mansur, lbnu,lisan al arab,jilid XIV, hal.259 dan Fairuzzabadi,al-Qumus al-Muhith, jilid IV.

Nuh, Dr. Sayyid Muhamad. Nuh, Dakwah Fardiyah Dalam Manhaj Amal Islami, Solo : Citra Islami Press, 1996.

Nawawi am 40 Hadis Pilihan, Bandung : Husaini, 1992.

Nasir,Mohamamad Fungsi Dakwah Islm dalam rangka perjuangan, Jakarta, media Dakwah , 1979.

Omar,H. Muhamad Toha Yahya “ Islam dan Dakwah”, Al-Mawardi Prima, Jakarta 2004.

Rakhmat,Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, RosdaKarya Bandung, 2002.

Sulthon, Muhammad, Desain Ilmu Dakwah – Kajian Ontologis, Epistimologi dan Aksiologis, Pustaka Pelajar & Walisongo Press.1990

Shihab,Quraish Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan Masyarakat Bandung : Mizan, 1999.

Syukir, Asmuni Dasar-dasar Strategi, Dakwah Islam, Surabaya : Al-Ikhlas, 1983.

Sudirman,Lejen H. Problematika dakwah islam di Indonesia, Jakarta Forum Dakwah, 1972.

Tasmara Toto, “ komunikasi dakwah”, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1997.

Thoha, Miptah Prilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya Jakarta. Raja grapindo persada,2005.

Pawito, Penelitian komunikasi kualitatif, LKIS, Yogyakarta Jawa Tengah, 2007.

P.chaplin, Jemes. “ kamus lengkap pisikologi “ Jakarta: PT.Raja Grafndo Persada 2004. Wakid ,Al qotani, said bin ali bin dakwah islam dakwah bijak, Jakarta: gema insani press

2000.

wait sojogyo dkk, sosiologi Pedesaan kumpulan bacaan. jogyakarta gajah mada university press. 1999,editan 1982.

Qattan, Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2004

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an. 1996

YusImuf,M. Yunan Kode Etik Dakwah, Jurnal Dakwah, Vol. 4 No. 1 agustus 2002 Ya’qub,Hamzah Publisistik Islam Tekhnik Dakwah dan leader ship, Bandung :

Diponegoro 1981

Yaqub, Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa MA. Dikitif dari cv.beliau yang diperoleh dari seketaris beliau. Jakarta,2008.

Yaqub, Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa ,MA Sejarahmetode Dakwah Nabi, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2007.

Yaqub, Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa ,MA Kritik Hadis Dan Ilmu Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2007.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA. Waktu di undang ke Negara Yunani

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA. Halaman Masjid Yunani

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA Di Undang Kedutaan USA, Untuk acara komunitas islam di Amirika Serikat

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA di DOWTOWN ISLAMIC CENTER USA.AMERIKA SERIKAT

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA. DI DEPAN MELENIUM PARK WOSINTON AMERIKA SERIKAT

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA DI Depan LAKESIDE UNIVERSITY CENTER AMERIKA SERIKAT

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA bersama anaknya naik kereta menuju LAKESIDE UNIVERSITY CENTER AMERIKA SERIKAT

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA Acara Muktamar dan kumpul Alumni Tebuireng Seindonesia di Darussunah. Ciputat

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA Pelepasan Alumni Darusunnah dan dalam rangka mempersiapkan kaderisasi dakwah

Prof. Dr. Ali Mustafa Yakub, MA. Menghadiri acara pelepasan wisuda tingkat S1 dalam ilmu hadis dan muhadis.

Daftar wawancara Riki Efendi bersama Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA Tanggal 11 Desember 2008, Pukul 05.00 WIB (pagi) di Rumah beliau.

1. T: Bisakah bapak menceritakan latar belakang keluarga bapak, dimulai dari asal usul kedua orang tua, sejak kecil sampai sekarang?

J : Ali Musafa Yaqub, lahir di Batang jawa Tengah, 1952.dalan lingkugan keluarga yang ta’at beragama, dan kaya harta namun saya tidak pernah membanggakan kekayaan keluarganya,dari kecil saya di didik oleh kedua orang tuanya untuk mandiri dan taat agama, waktu kecil saya sama seperti anak-nak pada umumnya Tapi kebanyakkan masa kecil saya dihabiskan untuk belajar agama dengan kakek dan ayah saya, dan saya tidak mau tergantung kepada orang tua saya sejak tamat sekolah menegah

pertama (SMP) saya langsung di titipkan ke lembaga pendidikan pesanteren Tebuireng jombang jawa timur tujuanya selain belajar kitab-kitab kuning dan bahasa arab saya biasa melatih kemandirianya, tidak selalu dimanja oleh kedua oang tuanya,setelah saya kelas tiga aliyah di Tebuireng saya dapat ujian dari allah swt dipeng hujung tahun 1966 ayah saya dipanggil Atau meninggal dunia, setelah mendegar kabar bahwa bapak saya meningal saya begitu depresi mengalami guncangan yang dasyat, tapi kemudian saya sadar bahwa semua yang ada idunia adalah titipan allah dan suatua saat titipan tersebut akan diambil oleh allah maka saya ikhlas dan saya hanya bisa membantu dengan doa saja, sebagai anak yang soleh, suatu hari saya mintak dikirimkan uang melalui wessel dan permintaan saya disamakan besar daitnya diwaktu ayah saya masih hidup, namun permintaan saya tidak dikabulkan seratus persen. Kata ibu saya didalam surat “anakku yang ada disana kabar ibumu dalam keadaan baik-baik saja, anaku yang kusayang ibu tidak bisa memenuhi permintaanmu seperti didalam waktu ayahmu masaih hidup dulu sekarang kedaanya berbeda, setelah membaca surat itu saya berpikir nagak bisa kalau begini terus, sampai pada ahirnya saya memutuskan untuk mencari sekolah yang tidak memugut bayaran dari awal sekolah sapai selesai, saya menulis surat kepada teman saya yang ada di timur tengah, allhamdulilah ada beasiswa kesana saya mulai menterjemah kan ijasah saya dari bahasa indonesia ke bahasa arab dan saya menterjemahkan sendiri tampa bantuan orang lain alhamdilillah di saya terrima disana.

Ayahnya ( K.H Mustafa Yaqub) pekerjaan ayah saya sebagai seorang mubaligh terkemuka pada zaman belanda, misinya menegakan “amalmakruf

memberantas nahi mungkar” setelah merdeka ayah saya membuka pengajian. secara terus menerus 24 jam sejak matahari terbi sampai terbenam matahari. karena dahulu banyak orang yang belum megerti agama, baik dari kalangan petinggi pemerintahan sampai para guru-guru sekolah, masyarakat menegah dan masyarakat awam(buta agama) beliau berjiwa besar dan bersahaja namun tegas dalam membela agama. Ayah saya meninggal pada tahun 1971

Ibu saya (H.J.Zulaiha) beliau seorang ustazah ikut membantu perjuangan ayah saya, disamping sebagai isteri seorang mubaligh, beliau sama seperti isteri-isteri pada umumnya megabdikan diri kepada suami.ibu saya meninggal pada tahun.1996.. dari pasangan ibu dan ayah saya melahirkan tujuh bersaudara termsuk saya Ali Mustafa Yakub sendiri dari tujuh tersebut yang sekarang masih hidup ada lima orang salah satunya yang tertua masih hidup namanya K.H. Ahmad Dahlan Nuri Yaqub. Pegasuh pondok pesanteren Darusalam di patang jawa tengah, yang meningal dua orang.

Kakek dari ayah. (Joyo Truno) pekerjaan nya seorang petani. Nama nenek dari ayah(saya lupa).Pekerjaan nenek beliau ibu rumah tangga

saya melepas masa lajangnya alias menikah tahun 1986 nama isteri saya Isteri ( H.J. Ulfah Uswatun Hasnah) saya mempuyai anak satu-satunya putera bernama (Ziaul haramain ) lahir 1991 sekarang kelas tiga aliyah. di pesanteren sunan pendanaran yogyakarta. Rencana saya setelah selesai aliyah mau disekolahkan di timur tengah Saudi Arabiyah.

J: masuk sekolah dasar (1959-1964), sekolah menegah pertama(1964-1966), Pondok Seblak Jombang (1966-1969), Pesantren Tebuireng, Jombang (1969-1971), Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy'ari, Jombang (1972-1975), Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia (1976-1980), Pascasarjana Universitas King Saud, Riyadh, Saudi Arabia, Spesialisasi Tafsir Hadis (1980-1985), Universitas Nizamia, Hyderabad India, Spesialisasi Hukum Islam (2005-2008).

3. T: Adakah kendala-kendala dalam masa pendidikan sampai dengan sekarang bapak menjadi seorang profesor?

J: saya bilang bahwa ketika belajar disana kegiatan dikampus itu sama seperti universitas disini tapi lebih pokus kepenelitian, ada penelitian meskipun model pembelajaranya degan tahpiz dan hapalan dan lain-lain. tapi lebih pokus kepenelitian, meskipun disana ada penelitian saya jega belajar talaqi hadis dengan syeh abdul aziz bin bas, kalau di kampus ini degan syeh mustopa al- azom, tetapi degan syeh abdul azis bi bas sistim belajarnya di masjid ada beberapa oarang semua nya sama-sama disuruh baca kitab bersama dan kemudian ditemukan sananya dari situ, kendalanya ketika saya megambil doktoral jadi model universitas nizomiyah itu justeru ingin melahirkan doktor dari sana, jadi dicari kandidat yang tepat ketika di indonesia ada boleh dibilang ada ulama yang cocok kemudian ditawarkan untuk mengambil disana dan saya sama sekali tidak berkepikira untuk ngambil doktor disana, tapi ketika ditawari ya sudah dijalani, di awal pebimbingnya doktor hasan hito dari jerman nah karena jauh sulit untuk komunikasi saya dengan pembibing itu,dan via email tidak pernah dibaca, saya

bertanya kepada isterinya ”apakah harus diteruskan atau tidak” ketika itu saya putus asa apa mau diteruskan atau tidak. tapi alhamdillilah si hasan hito itu sering megadakan dauroh di indonesia tiga sapai empat bulan sekali jadi bisa lewat situ aja. Jadi kedalanya hanya lebih ke masalah komunikasi antar pembibing saja dan saya aja.

4. T: Bagaimana sejarah bapak mendirikan pondok pesantren Darussunnah?

J: Ada beberapa mahasiswa S2 di UIN salah satunya dr Ali nurdin dekan usulluddin di IIQ nah saya megadakan pengajian biasa di ruang tamu dirumah saya, awal mula saya megadakan pegajianya di Al-hamidiyah di STAI masih megang disana , tapi disini ada pegajian setelah lama kelamaan makin banyak yang mengaji dan diusulkan bagaimana disini dibukak saja pesanteren untuk seperti ini berawal dari pengajian kecil/halaqoh kecil yang diadakan rutin setiap hari, lama kelamaan pengajian tersebut banyak peminatnya, selain belajar Al-Qur’an ada beberapa murid/santri yang ingin mendalami kitab-kita berbahasa arab atau disebut kitab kuning, melihat kemajuan tersebut kemudian saya dan kawan-kawan yang tergabung dalam pengajian ini memutuskan untuk mendirikan Pondok Pesantren tersebut yang berdiri hingga sekarang ini.

5. T: Pondok pesanteren ini bernama “Darussunnah” apakah pembelajaran disini lebih pokos untuk mendalami hadits saja dan tergolong pesantren moderen atau salafiyah?

J: Hadits dan Ilmu Hadits, kenapa saya lebih cenderung mendalami hadits, karena menurut saya Hadits adalah Perkataan Rasulullah,..., dan ketika kita mempelajari Hadits, maka mengingatkan kita untuk sering-sering bershalawat

kepada Rasulullah, karena dengan Bershalawat satu kali maka Allah SWT Akan mengganjar kita dengan sepuluh kali lipat pahala. Selain itu pula sengan mempelajari Hadits secara perlahan kita merasa terpanggil untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah yaitu dengan melakukan Dakwah kepada Masyarakat. Selain Ilmu Hadits, saya juga mengajarkan Ilmu Fiqh, karena Ilmu Fiqh adalah Ilmu yang mengajarkan tentang cara beribadah kepada Allah SWT. Ulumul Qur’an, karena Hadits menjadi penjelas Al-Qur’an. Fatuh Modrn, Model Pelajaran yang ada disini dipadukan dengan dikampus, perbedaan dengan pesantren salafiayah atau pada umumnya. Kelemahan Dipasntren santri-santri hanya manut pada kiai dan hanya belajar kitab kuning saja, sedangkan dikampus penelitiannya cukup tinggi, tetapi pendidikan moralnya kurang. Kalau model pembalajatran dipesantern ini kita hampir sama dengan pesantren salafiyah, karena menggunakan sistem sorogan yaitu Bapak membacakan kitab, kemudian kita melogat nya dan bila ada hal-hal yang tidak dimengerti maka para santri bisa menayakan langsung kepada saya

6. T: Karir apa saja yang sudah bapak raih?

J: Menjadi Imam besar Masjid Istiqlal yang di SK-kan oleh Presiden, Dan disahkan oleh Mentri Agama Republik Indonesia, Bapak H. Dr. Muhammad Maftuh Basyuni. Guru Besar Di IIQ, dsb

7. T: Bisakah bapak menyebutkan karya-karya tulis, dan dalam media apa saja bapak menuangkan karya tulis tersebut?

J: Kolom Hadits dimajalah Amanah, Gatra, Pelita,

pesnteren , apakah bapk juga sebagai seorang da’i?

J: Iya, Da’i (Darussunnah, IIQ) masih ceramah di TV One, Halal-Haram MUI diTrans TV

9. T: bagaimana peran bapak dalam dunia dakwah? J: Menjadi Narasumber dan mubaligh (Da’i)

10. T: sejak kapan bapak melakukan aktivitas dalam berdakwah?

J: semenjak pulang dari Arab Saudi 1985, pada saat itu saya ingin sekali berangkat berdakwah di Timur-timur atau Papua, saya ingin mengabdi disana, mengajak masyarakat disana agar lebih memahami agama islam, karena berlandaskan Hadits Nabi yang mengatakan “Barang siapa yang mengajak suatu kaum berbuat baik dengan jerih payah kamu dan salah seorang dari kaum itu mengikutinya dan berbuat baik, maka amalan tersebut sama dengan pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya”.

11. T: faktor apa saja yang melatar belakanggi bapak, sehingga bapak menjadi seorang muballigh dan imam besar ?

J: jadi mubaligh karena suatu keterpangilan untuk meyapaikan dakwah islam tapi kalau tidak kita akan dilaknat itu berdasarkan surat Al- Bakoroh, 159 jadi kalau orang tidak mau berdakwah kan dilaknat oleh allah. saya menjalani Taqdir Allah, karena ingin berdakwah

12. T: selama bapak menjadi seorang muballigh, faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan aktivitas dakwah dulu sampai sekarang ?

1. Dengan mimbar artinya dengan ceramah, degan lisan, diskusi, seminar dan lain-lain semua dilakukan dengan lisan

2. Dengan lembar artinya memakai tulisan baik menulis buku, menulis di majalah, di koran dan sebagainya semua dilakukan dengan tulisan itu sarana yang saya pakai dalam BerDakwah

3. Peraktek artiya degan memberikan contoh bagai mana praktek- paraktek menjalankan agama islam

4. kaderisasi seperti membagun pesanteren itu dalam rangka dakwah juga Dan selama saya berdakwah tidak mendapat kedala apa-apa karen saya mengunakan dua cara iru tadi dengan mimbar dan lembar jangkawanya lebih luas saya tidak hanya menggunakn lisan saja. Tapi tulisan juga Terahir beliau berdakwah di Amerika Pada Bulan Romadon kemaren sampai sakwal.

13. T: bagaimana startegi dan proyeksi dakwah bapak kedepan?

J : Ma’had. Atau membangun Pesanteren tersebut lebih besar yaitu ada MTS dan Aliyah. (pengembangan pesantren). Sekarang sudah meluluskan sarjana 90 0rang sarjana tingkat S1 dalam ilmu hadis yang diharapkan dari mereka bisa melanjutkan dalam dakwah ini

14. T: apa makna dakwah, Da’i dan Mad’u menurut Bapak ?

J: Dari segi Bahasa , kata dakwah adalah bentuk ketiga dari kata da’a. Lengkapnya : da’a--yad’u—da’wah.. Sementara artinya berkisar pada empat kata gori sebagai berikut Mengajak, mengundang , memanggil, dan menyeru adalah pekerjaan-pekerjaan yang memiliki karakteristik khusus,

Secara Istilah adala mengubah prilaku seseorang dari tidak meyembah alloh menjadi meyembah allah, dari orang yang tidak baik menjadi baik, dan dari orang yang baik menjadi lebih baik.

Da’i yaitu orang yang melakukan dakwah artinya penuntun ummat, menuju jalan yang diridoi allah.

Mad’u orang yang didakwahi yaitu pertama orang non muslim kita dakwahi untuk meyembah allah.Yang kedua Orang muslim yang baik menjadi lebih baik yang belum baik mejadi baik sebgai orang muslim jadi sasaranya ada dua orang muslim dan non-muslim.

15. T: Bagaimana pandangan bapak tetang dakwah?

J: dakwah menjadi suatu kewajiban setiap muslim dan harus menjalankan dakwah sekecil apapun kalau dia sudah mempunyai ilmu agama dia harus menyampaikan ilmu agama itu kepada orang lain itulah yang dimaksu dalam suarat al- bakoroh ayat 159 .

16. T: Menurut Bapak apa Materi Dakwah dan Tujuan Dakwah?

J: Materi dakwah yaitu agam islam itu sendiri jadi pelajaran-pelajaran islam itu sendiri yang disampaika pada orang yang di dakwahi

Tujuan dakwah yaitu agar orang yang non muslim itu meyembah allah. orang yang belum baik menjadi baik dan orang yang sudah baik menjadi lebih baik lagi

17. T: Menurut Bapak Metode Dakwah yang paling efektif itu seperti apa?

J: Seperti yang dicontohkan nabi saw yang palin Epektif Metode Dakwah itu ada beberapa macam semuanya Epektif. cama Faktor pendukungnya ada dau macam yaitu:

1. : seorang dai harus konsisten degan kode etik dakwah. 2. : pemberian keteladanan uswah atau putuah (contoh).

itu kunci keberasilan dakwah metode semua nya baik metode itu tergantung pada kebutuhan, keperluan ,keadaan. ada yang memerlukan tulisan dinamakan murosalah ada juga yang memerlukan pengajaran, itu semua epektif Cuma keberasilanya ada dua paktor tadi yaitu yang pertama degan kode etik dakwah yang kedua memberikan keteladanan

18. T: Bagaimana konsep Dakwah dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan bernegara? J: Pertama dilingkungan keluarga kita harus memberikan dakwah yang islami terhadap anak dan isteri keluaga yang lain kemudian pada lingkugan masyarakat yang lebih jauh kepada Bangsa dan negara.

19. T: Bagaimana konsef Dakwah yang paling ideal menurut Bapak?

J: Melalui Metode pengajaran yang secara terus menerus yang dibarengi dengan peberian contoh, dan memberi pengajaran yang secara dan terus menerus bukan hanya sekali dalam setahun tapi Rutin misalnya: Pedirian Pondok pesanteren itu pengajaran yang secara Rutin dan terus menerus dan memberikan contoh itu Metode yang paling epektif

20. T: bagaimana pandangan Bapak terhadap Perkembagan dakwah sekarang ini?

J: perkembangan dakwah kalau dilihat dari prekwensinya meningkat tapi hasilnya tidak seimbang dari prekwensi itu cotoh: disuatu sisi orang melihat orang pergi haji mungkin ini suatu sisi dari keberasilan dakwah dan disisilai orang yang haji itu banyak yang koruptor, maling-maling juga banyak, itu suatu yang perlu di

waspadai maka dari situ, dari segi prekwensi kuantitas itu meningkat tapi dari segi kualitas tidak seimbang

21. T: seberapa jauh perkembangan tekhnologi terhadap perkembangan dakwah selama ini, jelaskan ?

J: Misalnya teknologi itu dengan menggunakan teknologi yang paling mutahir dengan komputer dan internet itu menunjang untuk berdakwah, tapi tidak dapat dijadikan andalan dakwah, harus memerlukan sosok-sosok seorang yang memberikan keteladanan itu kuncinya jadi tetap memerlukan sosok seorang da’i makanya dalam buku saya diterangkan dengan tulisa saja tidak cukup, kalau hanya dengan tulisan saja cukup. cukup allah menurunkan al-qur’an tampa menurunkan nabi muhammad, teryata banyak nabi yang diutus oleh allah terkadang tidak menurunkan al-qua’an tapi tidak ada kitab suci kecuali dibarenggi oleh nabi muhamat saw. ini menunjukan bahwa dakwah itu memerlukan sosok da’i yang dijadikan Anutan oleh ummat manusia dan dijadikan contoh.

22. T:Banyak media yang digunakan untuk berdakwah, menurut bapak media mana yang efektif digunakan dalam berdakwah?

J: Kalau dilihat dari segi media, media itu ada banyak sekali ada TV, Koran , Majalah,Radio, tapi menurut saya yang paling epektif adalah Media Tulisan Seperti Media buku lebih Epektif kalau dibandingkan dengan media lain karena buku itu bertahan lama bahkan sampai da’i nya sudah meninggalpun Bukunya tetap dibaca orang dan selalu di kenang

J: Visi nya untuk mengajak non-muslim tidak meyembah allah menjadi menyebah allah

Misinya dengan megerjakan metode metode yang dikerjakan oleh nabi apa yang diperitahkan allah

Jakarta : 11 desember 2008

Dokumen terkait