• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Belajar (Pembelajaran)

Dalam dokumen KULTURA VOL. 15 No.1 Juni 2014 (Halaman 169-172)

17 Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan

CERITA PENDEK

II. Kajian Pustaka

2.2. Aktivitas Belajar (Pembelajaran)

Aktivitas belajar (Pembelajaran) merupakan sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat oleh siswa. Pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (Isjoni, 2010: 11) .

Didalam bukunya, (Sardiman 2003:100), menyatakan bahwa ―aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun mentallrohani yang berkaitan dengan kegiatan belajar‖. Belajar dengan beraktivitas sendiri kesannya tidak akan mudah berlalu melainkan akan dipikirkan dan diolah kemudian akan dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Jenis-jenis aktivitas belajar antara lain:

1) Visual activities yang termasuk didalamnya membaca, memperhatikan dan percobaan, 2) Oral activities yakni menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi saran,

3) Listening activities yakni mendengarkan, uraian dan diskusi, 4) Writing activities yakni menulis cerita, karangan, laporan,

5) Drawing activities yakni menggambar, membuat grafik, diagram, 6) Motor activities yakni melakukan percobaan,

7) Mental activities yakni menanggapi dan mengingat,

8) Emotional activities yakni menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai saling ketergantungan sam sama lain.

2.3. Pembelajaran Kooperatif

Pengertian pembelajaran kooperatif (Nur dan Wikandari : 1999) adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok yang heterogen kemampuannya. Pada pembelajaran kooperatif siswa yaldn bahwa tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa lain akan mencapai tujuan tersebut (Ibrahim dkk, 2000). Siswa belajar untuk bersepakat dalam memutuskan suatu masalah dan lebih bertoleransi atau menghargai pendapat dan perasaan orang lain. Hubungan dengan teman sebaya membuat siswa semakin senang menikmati bagian dan proses belajar.

4358 Unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan pada din siswa agar pembelajaran kooperatif lebih efektif adalah sebagai berikut (Lundgren, 1994: 5):

1. Para siswa hams mempunyai persepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama.

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap din sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa hams berpandangan mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4. Para siswa hams membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompoknya.

5. Para siswa akan diberi satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar. 7. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok

kooperatif.

Beberapa keuntungan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. 2. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

5. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non-konservatif menjadi konservatif (teori Piaget). Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran atau indikator pencapain dan gemotivasi siswa untuk belajar. Fase mi diikuti oleh penyajian informasi. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Untuk lebih jelasnya tahap pembelajaran kooperatiflebjh lanjut terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1. : Tahapan Pembelajaran Kooperatif

Terdapat empat tipe dalam pembelajaran kooperatif yang digunakan, yaitu STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok dan Pendekatan Struktural.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidakt idaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

1. Hasil belajar akademik

• Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kerja siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Pembelajaran kooperatif ini dapat memberi keuntungan pada siswa kelompok rendah maupun kelompok tinggi yang bekerjasama meyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok tinggi akan menjadi tutor bagi kelompok rendah. Dalam proses tutorial mi, siswa kelompok

4359

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memo- tivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai pada pembel ajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kep ada siswa dengan demonstrasi atau lewat bacaan

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar bekeijasama

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok belaj ar pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase-5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompok

Fase-6

Memberi penghargaan Guru memberikan penghargaan atas hasil belajar individu dan kelompok

tinggi akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberikan pelayanan sebagai tutor. 2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerjasama, saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa kemampuan kerjasama dan kolaborasi dalam berinteraksi antara anggota kelompok. Tujuan dan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih banyak meningkatkan hasil belajar daripada pembelajaran kooperatif dan kelompok pembelajaran tradisional adalah sebagai berikut: Tabel 2.2. : Perbedaan Pembelajaran Koorperatifdan Pembelajaran Tradisional

Berdasarkan hasil penelitian Thomson (Lundgren 1, 1994) pembelajaran kooperatifmempunyai manfaat sebagai berikut:

Kelompok Pembelajaran Kooperatif Kelompok Pembelajaran Tadisional

- Kepemimpinan bersama - Sath pemimpin - Saling ketergantungan positif - Tidak ada saling

ketergantungan

- Keanggotaan yang heterogen - Keanggotaan yagn homogeny

- Mempelajani ketrampilan-ketram- pilan kooperatif - Asumsi adanya ketrampilank etrampilan sosial yang efektif - Tanggungjawab terhadap hasil

belajar seluruh anggota kelompok - Tanggungjawab terhadap hasil belajar sendiri - Menekan parla tugas dan hubungan kooperatif - Hanya menekan pada tugas

- Ditunjang oleh guru - Diarahkan oleh guru - Satu hasil kelompok

- Evaluasi kelompok

- Beberapa hasil individu - Evaluasi individu

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Meningkatkan rasa harga diri

4360 3. Memperbaiki kehadiran

4. Saling memahami adanya perbedaan individu 5. Mengurangi perilaku yang mengganggu 6. Mengurangi konflik antara pribadi 7. Mengurangi sikap apatis

8. Meningkatkan motivasi 9. Meningkatkan hasil belajar 10. Memperbesar retensi

11. Meningkatkan kebaikan budi, kepakaan dan toleransi

Selain mempunyai kelebihan pembelajaran kooperatif juga mempunyai kekurangan yang harus dihindari, yakni adanya anggota kelompok yang tidak aktif. Hal mi akan terjadi bila dalam sam kelompok hanya mempunyai permasalahan. Kelemahan mi dapat dihindari dengan cara sebagai berikut:

1. Tiap-tiap anggota kelompok bertanggungjawab pada bagian-bagian kecil dan permasalahan kelompok.

Tiap-tiap anggota kelompok mempelajari materi secara keseluruhan. Hal mi dikarenakan hasil kelompok ditentukan pada hasil kuis dan anggota kelompok yang ada, maka tiap anggota kelompok hams benar-benar mempelajani isi permasalahan secara keseluruhan.

Dalam dokumen KULTURA VOL. 15 No.1 Juni 2014 (Halaman 169-172)