• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Bahasa Inggris

Dalam dokumen KULTURA VOL. 15 No.1 Juni 2014 (Halaman 156-158)

17 Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan

2.1. Pembelajaran Bahasa Inggris

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara usan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami danlatau menghasilkan teks usan danlatau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Path tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca swat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa.. Pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells, 1987).

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara usan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Untuk SMA/MA diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi.

Tujuan mata pelajaran bahasa inggris di SMPI MTs adalah untuk:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk usan dan tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional.

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. Sementara ruang lingkup mata pelaj aran bahasa inggris di SMPIMTs adalah:

1. kemampuan berwacana:

yakni kemampuan memahami dan!atau menghasilkan teks usan dan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional

4345 2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks:

 fungsional pendek  monolog

 esei: procedure, descriptive, recount, narrative, dan report

Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika 3. kompetensi pendukung:

kompetensi linguistik (menunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), -kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapandan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi).

 kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung).

 kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana). 2.2. Keterampilan Membaca Dalam Bahasa Inggris

Sebenarnya banyak sekali keterampilan-keterampilan pokok yang dibutuhkan dalam membaca, tetapi Johan (2003) mengelompokkannya menjadi 5 kelompok, yaitu:

1. Menemukan arti kata dalam konteks bacaan (Deducing the meanings of words from contexts)

2. Memahami bentuk dan arti frasa-frasa non-idiomatik (Understanding the forms and meanings of non- idiomatic phrases)

3. Memahami arti kalimat melalui struktur sintaksis (Understanding sentence meaning through syntactical structures)

4. Mengenal dan memahami struktur-struktur retorik (Recognizing and understanding rhetorical structures) 5. Keterampilan Membaca Kritis (Chritical Reading Skills)

Add 1: Deducing the meanings of words from contexts (Menemukan arti kata dalam konteks bacaan)

Maksudnya yaitu kita dapat menemukan arti sebuah kata dengan cara melihat kata-kata atau frasa yang mendahului atau mengikuti kata tersebut sehingga dapat diketahui fungsi, jenis kata, dan akhimya arti kata tersebut yang tepat dalam baeaan itu. contoh:

 Because of the heavy rain, some students were not present at the flag ceremony this morning. (present berarti ―hadir‖)

 This procedure may not be suitable, at least for the present condition. resent berarti ―sekarang ini‖)  Children are usually given presents at their birthdays. (present berarti ―hadith‖)

 Each students has to write a paper and present it at the seminar class. resent berarti ―menyajikan‖)

Dalam konteks bacaan tertentupun, tanpa melihat kamus, kita dapat menentukan arti suatu kata dengan melihat adanya penggunaan bentuk persamaan, perawanan kata, dan lain sebagainya, contoh:

 When he was a child, the boy was weak and timid, but now he is strong and brave young man. (timid merupakan bentuk perlawanan kata)

4346

 Trucks, buses, cars, and motor-bikes are important vehicles for people in those region. (dan contoh-contoh dalam kalimat dapat diketahui anti kata ―vehicles‖)

Add 2: Understanding the forms and meanings of non-idiomatic phrases (Memahami bentuk dan anti frasa-frasa non-idiomatik) Frasa non-idiomatik berbeda dan frasa idiomatik dalam hal bentuk dan artinya yang talc terbatas jumlahnya. Beberapa frasa non-idiomatik yaitu:

 Frasa benda (Noun Phrases), example: a smoking volcano, the still of the night

 Frasa Gerundium (Gerund Phrases), example: Smoking too much, Learning foreign language

 Frasa Partisip (Participial Phrases), example: Living in a big city, they should work hard and compete with others (Bila tinggal di kota besar,...)

 Frasa Verba Predikatif (Predicative Verb Phrases), example: has been proved, are being built  Frasa Infinitif (Infinitive Phrases), example: To write a thesis

Add 3: Understanding sentence meaning through syntactical structures (Memahami anti kalimat melalui struktur sintaksis)

Keterampilan ini merupakan aplikasi pengetahuan grammar khususnya syntax dalam mengidentifikasi kata, frasa, atau sub-kiosa yang berfungsi sebagai unsur inti kalimat (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan, atau Komplemen). Kesuliatan dijumpai jika suatu kalimat memiliki pola yang kompleks yang tidak mengikuti pola-pola yang umum digimakan.

Add 4: Recognizing and understanding rhetorical structures (Mengenal dan memahami struktur-struktur retorik) Struktur retorik merupakan jalinan hubungan antara makna fungsional yang digambarkan oleh unsur-unsur bahasa dalam suatu teks bacaan. Struktur ini merupakan kerangka landasan suatu teks dan erat kaitannya dengan topik yang ditulis, tujuan penulis, dan pembaca yang dituju penulis. Biasanya struktur retorik ini ada yang tergambar secara eksplisit dengan adanya penanda wacana, dan ada yang hanya dikenal melalui keterbiasaan (familiarity) pembaca. Struktur retorik dijumpai pada tingkat kalimat, alinia atau antar kalimat, dan pada tingkat bacaan secara keseluruhan.

Add 5: Chritical Reading Skills (Keterampilan Membaca Kritis)

 Memahami tujuan penulis (contoh: informasi, ide, mempengaruhi pembaca) ,sudut pandang penulis (ekonomi, politik, pendidikan, agama),dan nada penulis (humor,

 Membuat inferensi, generalisasi, dan konklusi,

 Menilai sumber acuan penulis, (fakta, inferensi, atau opini)  Menilai tata-tulis dan bahasa penulis

Dalam dokumen KULTURA VOL. 15 No.1 Juni 2014 (Halaman 156-158)