• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Keabsahan Data (Validity)

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1. Triangulasi Data. Penggunaan berbagai sumber data seperti dokumen dan hasil wawancara.

2. Triangulasi Teori. Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada Bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode. Penggunaan metode untuk meneliti suatu hal. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara sesuai dengan studi dokumentasi yang telah dilakukan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I yaitu Pengelolaan Arsip Digital Materi Kuliah (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya USU).

Pada penelitian ini, peneliti menjamin kerahasiaan identitas dari informan karena menyangkut privasi dari informan tersebut.Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan yang sudah memiliki pengalaman dalam melakukan kegiatan pengarsipan digital berkaitan dengan materi kuliah. Informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 6 orang dengan rincian 3 orang pria dan 3 orang wanita.

Agar penelitian lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk melihat langsung bagaimana ruang penyimpanan pribadi yaitu komputer/laptop yang digunakan mahasiswa dalam menyimpan arsip digital berkaitan dengan materi kuliah. Dari hasil wawancara dengan keenam informan dengan kode I1, I2, I3, I4, I5 dan I6 menggunakan teori Personal Information Management oleh William Jones dapat dikategorikan sebagai berikut:

4.1 Kategori Penelitian

4.1.1 Penemuan Informasi (Finding)

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil wawancara dengan keenam

penciptaan file digital dan penemuan informasi. Berawal dari adanya kebutuhan akan informasi mendorong individu untuk melakukan tindakan pencarian untuk menciptakan dan menemukan informasi yang dibutuhkan.

Dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan informan, rata-rata mahasiswa menciptakan file digital berkaitan dengan materi kuliah menggunakan perangkat lunak aplikasi Microsoft Word, Microsoft Power Point dan Microsoft Excel. Berikut ini adalah pernyataan dari informan tentang perangkat lunak yang mereka gunakan dalam menciptakan file digital berkaitan dengan materi kuliah:

I1:..saya menciptakan file meggunakan Microsoft Word, Microsoft Power Point untuk presentasi dan Microsoft Excel...

I2:...tidakada aplikasi spesifik. Saya hanya menggunakan Microsoft Word, Pdf, Microsoft Power Point dan Excel tetapisaat inisudah jarang...

I3:..saya paling sering meggunakan Microsoft Word, Foxit Pdf dan Microsoft Powerpoint...

I4:...saya paling sering meggunakan Microsoft Word, tetapi terkadang Microsoft Power Pointuntuk membuat presentasi tugas...

I5:...saya biasanya menggunakan Microsoft Word...

I6:...kalau sayameggunakanaplikasi umum yaitu Microsoft word, Microsoft Powerpoint, Microsoft Excel, Pdf...

Sedangkan dalam hal penemuan informasi digital, rata-rata mahasiswa menemukan informasi melalui internet seperti menelusur di search engine, database dan repository. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang diungkapkan dalam wawancara sebagai berikut:

I1:...saya selalu mencari informasi di dalam database e-journal, repository usu dan juga melakukan browsing di internet...

I2:...saya paling sering menelusur informasi menggunakan repository dan

database seperti database Emerald, dan Google Schoolar...

I3:..kalau saya paling sering mencari informasi menggunakan database...

I4:...saya menemukan informasi mengenai materi kuliah di search engine Google, Google Schoolar dan database Proquest...

I5:...saya seringmencari informasi menggunakan search engine tetapi tidak jarang menggunakan database...

I6:...saya melusur informasi menggunakandatabase dan search engine seperti Google dan Google Schoolar...

Berdasarkan pernyataan informan, rata-rata mahasiswa mengungkapkan bahwa saluran informasi yang paling sering digunakannya adalah search engine, repository dan database.Search engine yang paling banyak digunakan adalah Google dan Google Schoolar. Sedangkan database yang paling banyak digunakan adalah database jurnal internasional berkaitan dengan bidang Ilmu Perpustakaan seperti Emerald dan ProQuest.

Dalam mencari informasi, penentuan strategi penelusuran sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil penelusuran yang maksimal sesuai dengan kebutuhan. Agar penelusuran yang dilakukan dapat menghasilkan temuan yang sesuai dengan kebutuhan, maka sebelum dilakukan melakukan penelusuran sebaiknya dilakukan strategi penelusuran salah satunya adalah membangun query (kata kunci).

Terdapat tiga teknik umum dalam mencari informasi yaitu browsing, linking occupies dan directed searching. Browsingmerupakan kegiaan penelusuran informasi yang dilakukan seseorang ketika ia tidak memiliki pemikiran atas kata kunci yang jelas tentang apa yang hendak ia cari.Linking occupiesmenggunakan kata kunci yang dapat menghubungkan informasi yang

ingin ditemukan dengan apa yang ia cari. Sedangkan Directed searchingmenggunakan kata kunci yang spesifik dalam menemukan informasi dalam ruang informasi yang luas.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, teknik penelusuran yang paling sering digunakan informan adalah menggunakan kata kunci. Dengan menggunakan kata kunci, hasil pencarian menjadi lebih spesifik. Karena kata kunci merupakan batasan yang diberikan saat menjelajahi di ruang informasi yang sangat luas.Hal ini sesuai dengan pernyataan dari I1, I2, I3, I4, I5 dan I6 adalah sebagai berikut:

I1:..saya menggunakan teknik directed searching dengan menentukan kata

kunci terlebih dahulutetapi terkadang saya menggunakan teknik linking occupies...

I2:...oh, kalausaya selalu menggunakan teknik directed searching dikarenakan informasi hasil recall nya lebih relevan...

I3:..saya biasanya menggunakan teknik browsing tapi apabila sedang mencari informasi di dalam database saya menggunakan teknik directed searching...

I4:...saya menelusur menggunakan menggunakan kata kunci (directed searching) tetapi terkadang juga menggunakan teknik browsing...

I5:...saya lebih sering menggunakan teknik browsing dan directed searching.

Apabila saya belum memahami informasi yang saya butuhkan secara detail saya menggunakan teknik browsing dan linking occupies...

I6:...saya selalu menggunakan teknik directed searching tetapi apabila informasi yang saya dapat masih kurang lengkap, saya akan menelusur kembali menggunakan teknik linking occupies...

Berdasarkan penjelasan keenam informan diatas menunjukkan bahwa teknik directed searching danlinking occupies adalah teknik yang paling sering digunakan oleh mahasiswa. Kedua teknik tersebut memfokuskan kata kunci sebagai dasar dalam penemuan informasi. Teknik directed searching adalah teknik penelusuran dengan menggunakan kata kunci spesifiksehingga dapat

menemukan ruang informasi yang luas, sehingga dibutuhkan membaca cepat (scan) untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Teknik ini dirasa tepat untuk mendapatkan informasi yang relevan.

Sedangkan linking occupies merupakan penemuan informasi dengan menggunakan informasi (kata kunci) sebagai jembatan yang menghubungkan (link) antara informasi yang dimaksud dengan sumber yang ada. Maksudnya adalah seseorang mencari informasi ditemukan oleh informasi (kata kunci) yang menghubungkan (link)pada informasi yang dicarinya. Informan 3 (I3) memberikan contoh ketika ia sedang mencari sebuah jurnal namun ia lupa apa judul dari jurnal tersebut maka ia akan menggunakan informasi yang berhubungan dengan jurnal tersebut sebagai kata kunci untuk menghubungkan (link)pada jurnal yang ia butuhkan.

Dalam proses penemuan kembali informasi, mahasiswa juga kerap menemukan kembali informasi sama dan informasi baru terkait penelitian.

Informasi sama yang ditemukan adalah informasi terkait materi kuliah seperti jurnal penelitian, informasi terkait teori suatu bidang ilmu dan informasi terkait referensi pendukung. Penemuan informasi kembali (re-finding) adalah kegiatan penemuan kembali informasi yang telah dikunjungi atau ditemukan sebelumnya.

Ketika seseorang sedang melakukan kegiatan penemuan informasi, dan ia tanpa sengaja maupun sengaja menemukan informasi yang sudah pernah atau telah ia temukan sebelumnya, maka ini dinamakan re-finding. Berdasarkan permasalahan diatas, maka informan mengungkapkan pendapat dan alasan mereka sebagai berikut:

I1:..Pernah baik secara disengaja atau tidak. Saya menemukan kembali informasi yang sama di dalam laptop atau Google Drive. Alasannnya adalah informasi tersebut masih saya butuhkan saat ini....

I2:...saya menemukan file sama secara kebetulan saat menelusur informasi di dalam internet maupun laptop. Saya juga secara sengaja mencari file itu lagi jika saya lupa dimana lokasi penyimpanannya. Saya cari di laptop, jurnal di Google Schoolar atau database...

I3:...Pernah. Baik secara kebetulan atau tidak. Saya biasanya mencari kembali informasi yang sama karena masih saya butuhkan saat ini. Saya akan mencarinya di dalam database...

I4:..saya menemukan kembali informasi sama yang pernah saya baca sebelumnya ketika sedang melakukan penelusuran dan kata kunci yang saya ketikkan berkaitan dengan informasi tersebut. Biasanya informasi yang sama itu paling sering ditemukan di dalam search engine atau database...

I5:...karena informasi tersebut masih saya perlukan untuk kegiatan perkuliahan.

Saya menggunakan laptop, untuk itu saya biasanya menemukannya informasi yang sama di riwayat pencarian...

I6:...Saya seringnya menemukan informasi yang sama secara kebetulan. File yang sama paling sering ditemukan di dalam database...

Berdasarkan pendapat informan pertama (I1), penemuan kembali dilakukan apabila informasi itu masih dibutuhkan dan berkaitan dengan kepentingan penelitiannya saat ini. Informasi kembali muncul karena faktor individu sendiri secara disengaja.

Pendapat yang dikemukakan oleh I2 dan I6 mengenai penemuan kembali informasi umumnya terjadi di laptop. File digital yang kita unduh diinternet tanpa disengaja sering kali sudah pernah kita unduh sebelumnya. Hal ini sering terjadi pada jurnal dan e-book yang diunduh melalui database. I3 mengatakan penemuan kembali informasi yang sama sering terjadi ketika individu melakukan penelusuran dengan mengetikkan kata kunci yang berkaitan. Kata kunci sering kali merujuk kepada penemuan kembali informasi yang pernah kita baca sebelumnya.

4.1.2 Penyimpanan dan Pengorganisasian (Keeping and Organizing) Penyimpanan dipicu saat orang terganggu ditengah tugas saat ini dan mencari cara untuk melestarikan keadaan saat ini sehingga pekerjaan bisa cepat dilakukan. Menyimpan arsip pribadi berarti memahami kondisi dan praktik yang diperlukan sehingga file digital tetap aman dan dalam kondisi baik. Beberapa media penyimpanan yang digunakan oleh informan antara lain adalah laptop sebagai media penyimpanan utama, media penyimpanan eksternal seperti flashdisk serta media penyimpanan tambahan layanan cloud seperti Google Drive.

Hal ini sesuai dengan pernyataan informan saat ditanya media penyimpanan yang paling sering ia gunakan untuk menyimpan file perkuliahan.

I1:...saya menggunakan laptop, flashdisk dan Google Drive. Semuanya sudah saya gunakan selama 4 tahun sejak awal memasuki pendidikan perkuliahan.Saya paling lama menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama....

I2:...saya menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama selama 4 tahun, flashdisk dan Google Drive diperkirakan selama 4 tahun juga...

I3:...saya menggunakan laptop selama 3 tahun, flashdisk dan Google Drive selama 4 tahunsejak awal perkuliahan...

I4:...saya menggunkanlaptop sebagai penyimpanan utama selama 4 tahundan Flashdisk selama 3 tahun. Saya mulai menggunakan layanan cloud Google Drive untuk menyalin data sekitar 6 bulan karena memiliki kapasitas penyimpanan yang besar...

I5:...Saya paling sering menggunakan laptop dan flashdisk. Semuanya kira-kira sudah saya gunakan selama 3 tahun...

I6:...saya menggunakan laptop dan flashdisk. Laptop dan flashdisk kurang lebih sudah saya gunakan selama tiga tahun...

Berdasarkan pendapat informan diatas, rata-rata mahasiswa menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama, flashdisksebagai media eksternal, dan juga beberapa mahasiswa menggunakan layanan cloud untuk membuat salinan

data penting. Media penyimpanan ini rata-rata sudah digunakan mahasiswa selama 3 tahun. Seluruh file yang telah ditemukan dan diciptakan mahasiswa akan tersimpan pada media penyimpanan tersebut.

Terdapat bebeapa aktivitas yang dilakukan seseorang ketika ia sudah menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dari data wawancara yang diperoleh, hal yang akan dilakukan oleh mahasiswa setelah menemukan informasi adalah bahwa informasi akan dibaca, disimpan, dan diberi nama atau diorganisasikan. Beberapa cara penyimpanan file digital berkaitan dengan materi kuliah di dalam laptop yang diungkapkan informan antara lain:

I1:...saya hanya menyimpan file yang saya anggap penting.Setelah diciptakan dan ditemukan, file tersebut langsung saya simpan di dalam Local Disk :D dan kemudian saya buat salinan cadangan didalam Google Drive...

I2:...pertama saya tentukan terlebih dahulu file yang penting, kemudian saya simpan di dalam folder Semester dan sub folder Mata kuliah terkecuali skripsi.

Skripsi akan saya masukkan di dalam folder tersendiri. File yang saya anggap penting akan saya salin di dalam Google Drive...

I3:...saya menyimpannyadi dalam laptop dan Google Drive...

I4:...saya menentukan terlebih dahulu file yang akan saya disimpan. Kemudian tentukan foldernya. Untuk file penting, saya akan menyalinnyakembali ke dalam flashdisk atau Google Drive...

I5:...langkah pertama, saya menentukan terlebih dahulu folder untuk menyimpan File berdasarkan nama mata kuliah. Kemudian saya identifikasi file-file yang ingin saya simpan, lalu saya organisasikan. Saya menyimpan semua file di dalam media penyimpanan internal yaitu Libraries Document serta folder...

I6:...tentukan terlebih dahulu file yang akan saya simpan kemudian simpan di dalam folder atau sub folder...

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa telah melakukan kegiatan pengarsipan digital secara rutin di dalam laptop mereka. I1, I2

dan I3 mengungkapkan bahwa setelah menciptakan dan menemukan file yang berkaitan dengan kebutuhan, file tersebut akan langsung disimpan di dalam laptop

untuk kemudian diberi nama lalu dikelompokkan berdasarkan folder. Selanjutnya file penting akan dibuat salinan cadangan di dalam Google Drive. Sama halnya dengan pernyataan I4, I5 dan I6 setelah diciptakan file harus disimpan di dalam folder sesuai kepentingan.

Gambar 4.1 Penyimpanan arsip digital materi kuliah I2 di dalam Local Disk :D

Setelah melakukan penyimpanan file digital, kegiatan selanjutnya adalah mengorganisir informasi. Di dalam pengorganisasian file terdapat kegiatan pengelompokan dan pemberian nama file. Tujuan dari pengorganisasian adalah agar file dapat tertata dam lebih terlihat teratur sehingga dapat memudahkan dalam menemukannya kembali. Mayoritas mahasiswa melakukan pengelompokan arsip digital mereka dengan cara mengelompokkan berdasarkan jenis/subjek

bidang ilmu. Berikut adalah pernyataan informan tentang cara mereka melakukan kegiatan pengorganisasian arsip digital di dalam laptop:

I1:..saya selalu membuat folder berdasarkan mata kuliah. Pertama, saya akan membuat folder. Saya mengelola dan mengorganisasikan file digital materi kuliah didalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan di dalam folder

‘Semester’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah....

I2:...saya menyimpan file di dalam folder berdasarkan bidang mata kuliah.

Semuanya disimpan di Local Disk (:D) dan di dalam folder ‘Semester’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah...

I3:...saya mengelompokkan file di dalam folder Semester dan mata kuliah

terkecuali Semester 8yang berisi skripsi. Saya memasukkan skripsi di dalam folder khusus secara terpisah. Saya menyimpan semua file di dalam penyimpanan internal Local Disk (:D) lalu di dalam folder ‘Arsip Kuliah’

serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah...

I4:...saya menyusun file berdasarkan mata kuliah atau berdasarkan bidang ilmu.

File disimpan di dalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan di dalam folder ‘MATERI KULIAH’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah...

I5:... saya membuat folderberdasarkan bahan kuliah yang ada misalnya saya membuat folder Metopel untuk mata kuliah Metode Penelitian. Kemudian, saya menyimpan semua file berkaitan dengan Metode Penelitian di dalam folder tersebut. Saya juga membackup beberapa file penting didalam email...

I6:...saya mengorganisasikan file digital di dalam folder. File digital berkaitan dengan materi kuliah saya simpan di dalam penyimpanan internal Local Disk :D dan di dalam folder ‘Semester’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah...

Folder adalah pembagian ruang penyimpanan yang dibuat oleh sistem operasi komputer. Folder berisi banyak file dan diatur sesuai keinginan pemiliknya. Struktur folder harus dirancang untuk memudahkan menemukan file dengan cepat. Struktur harus memiliki tingkat folder yang cukup untuk mengatur file dengan cara yang berarti, tetapi tidak begitu banyak level sehingga strukturnya sulit dimengerti. Pilihlah nama yang berarti untuk folder dan file untuk pengembalian file secara manual agar memudahkan temu kembali.

Pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa kegiatan pengorganisasian mahasiswa dilakukan dengan cara mengelompokkan file berdasarkan folder dan sub folder yaitu folder “Semester” dan subfolder “Mata Kuliah”. Keenam informan menganggap pengelompokkan berdasarkan folder lebih efisien dan efektif untuk menyimpan file digital serta memudahkan proses temu kembali. Kelebihan dari cara pengelompokkan ini adalah keteraturan dan kemudahan dalam pencarian informasi. Informasi jika dikelompokkan berdasarkan jenis/subjek akan lebih kelihatan teratur dan tertata dibandingkan dengan yang tidak, dalam hal pencarian pun akan lebih mudah dibandingkan yang tidak dikelompokkan sama sekali.

Untuk memudahkan temu kembali file yang telah tersimpan di dalam folder harus dilakukan kegiatan pengorganisasian kembali. Hal ini merupakan deskripsi praktik pengorganisasian yang lebih luas. Terdapat beberapa cara mengorganisasikan di dalam folder antara lain: diorganisasikan berdasarkan tanggal, berdasarkan subjek dan kategori, berdarsarkan tipe dokumen, berdasarkan kepentingan, berdasarkan abjad, dan lain-lainnya. Berikut ini adalah jawaban informan ketika ditanya bagaimana mereka mengelompokkan file di dalam folder:

I1:...saya mengelompokkan kembali file berdasarkan subjek. Misalnya folder Semester dan mata kuliah di dalamnya, Local Disk :D untuk file perkuliahan dan :C untuk program..

I2:...saya menyusun file berdasarkan tanggal terbaru agar lebih mudah ditemukan ...

I3:... saya biasanya mengelompokkan file berdasarkan subjek dan kategori mata kuliah...

I4:...saya tidak mengelompokkan file kembali. Data otomatistersimpan begitu saja di dalam folder mata kuliah...

I5:...saya mengelompokkan file berdasarkan subjek dan kategori mata kuliah...

I6:...saya mengelompokkan berdasarkan subjek dan kategori. Misalnya file mata kuliah Wirausaha berisi semua file yang berkaitan dengan bidang ilmu Wirausaha...

Keenam informan memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengorganisasikan deskripsi folder file digital mereka. Mengelompokkan berdasarkan subjek dan kategori adalah strategi yang paling umum, diikuti dengan strategi pengelompokkan berdasarkan abjad dan tanggal. Informan 1 (I1) memberikan contoh pengelompokan berdasarkan subjek dan kategori seperti Local Disk :D berisi file yang berhubungan dengan materi perkuliahan. Kemudian secara hierarkis dari yang lebih luas ke sempit seperti folder “Semester” berisi sub

folder “Nama Mata Kuliah” lalu berisi file digital. Masing-masing file dikelompokkan berdasarkan subjek materi kuliah.

Gambar 4.3 Pengelompokkan file di dalam folder berdasarkan subjek Aktifitas pengelompokkan informasi merupakan aktifitas yang terlihat sederhana namun sangat berhubungan dengan kognisi seseorang. Hal ini dapat terlihat saat individu memberi nama pada file digitalnya. Bagaimana individu memformulasikan nama filenya sehingga mudah dikenal tanpa harus membuka satu per satu foldernya. Berikut ini adalah cara yang dilakukan mahasiswa dalam menentukan penamaan file digitalnya:

I1:...Saya membuat nama file yang mudah diingat agar mudah ditemukan. Untuk jurnal yang saya download di internet, saya akan mengubah namanya berdasarkan nama penulis jurnal...

untuk jurnal yang saya unduh melalui internet saya ubah kembali namanya agar lebih mudah dicari...

I3:...Pemberian nama disesuaikan dengan isi atau subjek informasi ...

I4:...Saya menyesuaikan nama file dengan isinya...

I5:...saya sesuaikan dengan isi file tersebut...

I6:...untuk file yang saya ciptakan, saya akan memberi nama yang mudah diingat.

File yang saya unduh melalui internet, saya simpan sesuai nama asli unduhannya...

Dari hasil temuan data, mayoritas mahasiswa memberi nama pada filenya sesuai dengan isi informasi file tersebut.Keenam informan mengungkapkan bahwa pemberian nama file didalam folder disesuaikan dengan isi file. Sebisa mungkin mahasiswa membuat nama file yang mudah diingat dan berbeda dengan nama file lainnya untuk memudahkan proses temu kembali. I2 menambahkan apabila file yang diunduh melalui internet akan diganti namanya untuk menghindari duplikat file dengan file lain yang juga diunduh. Ia mencontohkan sebuah jurnal yang diunduh pada database umumnya memiliki nama yang sama.

Gambar 4.4 Penamaan file berdasarkan informasi di dalamnya

Setelah melakukan penyimpanan dan pengorganisasian file digital, langkah selanjutnya adalah bangaimana cara menemukan kembali informasi yang disimpan oleh mahasiswa di dalam laptopnya. Cara menemukan informasi di dalam laptop umumnya terbagi dua yaitu langsung mencari di dalam folder dan menggunakan bantuan search tools. Berikut ini adalah pernyataan informan tentang bagaimana cara mereka menemukan kembali file yang telah disimpan di dalam laptop:

I1:...saya akan membuka kembali folder untuk menemukan file tersebut...

I2:...saya langsung membuka filedi dalam folder lalu diurutkan berdasarkan tanggal. Terkadang saya mencari berdasarkan search tools...

I3:...saya biasanya langsung mencari file di dalam folder atau dengan ketikkan mengetikkan huruf depan file pada keyboard...

I4:...saya mencari file di dalam folder...

dalam folder...

I6:...saya langsung mencari file di dalam folder.Saya mengingat letaknya.

Berdasarkan pernyataan diatas, mahasiswa cenderung membuka satu per satu file terlebih dahulu dengan mengingat letak/lokasi file berada. Kemudian jika membuka satu per satu file tetap tidak bisa menemukan file yang diinginkan, mahasiswa akan mencari file dengan menggunakan aplikasi finder atau search tools yang tersedia di laptop. Dengan melihat perilaku mahasiswa dalam menemukan file digital, dapat diketahui bahwa mahasiswa cenderung lebih memilih cara cepat dengan membuka satu persatu file di lokasi penyimpanan terlebih dahulu dan kemudian melihat di lokasi yang berbeda jika file tidak

Berdasarkan pernyataan diatas, mahasiswa cenderung membuka satu per satu file terlebih dahulu dengan mengingat letak/lokasi file berada. Kemudian jika membuka satu per satu file tetap tidak bisa menemukan file yang diinginkan, mahasiswa akan mencari file dengan menggunakan aplikasi finder atau search tools yang tersedia di laptop. Dengan melihat perilaku mahasiswa dalam menemukan file digital, dapat diketahui bahwa mahasiswa cenderung lebih memilih cara cepat dengan membuka satu persatu file di lokasi penyimpanan terlebih dahulu dan kemudian melihat di lokasi yang berbeda jika file tidak

Dokumen terkait