• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Pengarsipan Digital Pribadi (Personal Digital Archiving)

2.3.2 Koleksi Arsip Digital Pribadi

Redwine (2015,11) mengungkapkan bahwa arsip digital pribadi berisi:

“File yang mewakili momen seseorang yang mungkin akan diingat selamanya sebagai kenang-kenangan atau dapat diartikan sebagai file penting yang akan dibutuhkan individu dimasa depan. Arsip pribadi dibuat oleh siapa saja dan di bentuk oleh minat dan keinginan seseorang. Isi dan karakter arsip digital pribadi beragam seperti individu yang menciptakannya”. Isi arsip digital pribadi antara lain:

• Email dan surat

• Website dan blog

• Buku harian, resep, dan tulisan lainnya

• Gambar dan seni lainnya

• Foto (dari kamera digital, smarthphone) dan album foto

• Rekaman musik video dan suara

• Output media sosial

• Riwayat pencarian internet

• Pesan teks, pesan instan

• Daftar kontak dan kalender

• Spreadsheet, presentasi dan database

• Catatan pribadi yang dibuat secara online atau diterima secara digital (laporan bank, tagihan pajak, pemeriksaan rumah)

• Catatan medis

• Kenang-kenangan (versi item digital)

• Item digital tak terduga dan lain- lain yang mungkin menjadi bagian penting bagi individu

Item dalam arsip digital pribadi dapat dibagi dan diterima dengan berbagai metode, termasuk melalui surat pos (CD, flash drive), melalui jaringan (sharing file dalam penyimpanan cloud dan Dropbox), atau diposkan ke situs web publik dan pribadi (Facebook Instagram, Blog, Youtube). Kumpulan item digital yang dimiliki seseorang didalam media penyimpanan akan menjadi koleksi digital pribadi.

Boardman (2004) mendefinisikan bahwa:

“Koleksi digital pribadi (personal digital collection) adalah sekumpulan item informasi pribadi yang dimiliki serta diatur sendiri oleh individu”.

Contoh koleksi digital pribadi yaitu:

1. Dokumen digital yang menumpuk di dalam desktop pribadi individu maupun individu dalam institusi

2. Dokumen digital di lemari arsip dan folder pengorganisasian

3. Item informasi yang pada awalnya letakkan dalam folder komputer dan kemudian diatur seiring waktu

4. Koleksi bookmark yang dikelola dalam situs referensi Web 5. Database referensi artikel.

2.3 Kerangka Kerja Arsip Digital Pribadi

Marshall (2014) membuat sebuah kerangka alur kerja pengarsipan digital pribadi berdasarkan pengembangan teori perpustakaan digital yang dipresentasikan dalam Going Digital: A Look at Assumptions Underlying Digital Libraries oleh David M. Levy and Cathrine C. Marshall (1994,77-84) seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Personal Digital Archiving Framework Sumber: Marshall, 2011

Berdasarkan kerangka diatas, Marshall (2014) mengungkapkan bahwa

“kegiatan pengarsipan digital pribadi melibatkan tiga upaya yaitu koleksi digital, teknologi pengarsipan pribadi dan praktik pengelolaan arsip digital”. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga aspek tersebut:

a. Konten Digital (Digital Content)

Pengarsipan Digital Pribadi adalah istilah formal untuk ‘barang digital’

yang dibuat dan simpan oleh individu setiap hari.

Menurut Gabriela (2015,7) mengungkapakan bahwa “Isi dan karakter arsip digital beragam dan tergantung pada individu yang menciptakannya. Koleksi digital atau lebih lengkapnya akumulasi barang digital tidak memiliki batas atau kebijakan dalam pengadaan koleksinya”.

digital content

stewardship practies

personal archiving technology

Redwine (2015,7) mengatakan bahwa “Konten digital yang dimiliki individu terbagi atas dua kategori yaitu konten digital yang mulai lahir dalam bentuk digital dan file digital yang berfungsi sebagai pengganti bahan kertas”.

Satu file digital dapat masuk ke dalam kedua kategori. Perbedaan yang paling penting diantara keduanya adalah file pengganti barang digital dapat diciptakan kembali sedangkan barang yang lahir digital adalah file asli yang ada hanya dalam bentuk digital dan tidak dapat diciptakan kembali. Tumpang tindih antara item digital dan non-digital berarti beberapa item yang lahir digital dan didigital sering hidup berdampingan di media penyimpanan individu.

Menurut Boardman (2004,15) “Kumpulan konten digital yang dimiliki seseorang didalam media penyimpanan akan menjadi koleksi informasi pribadi”.

Koleksi digital merupakan barang-barang digital yang dimiliki individu.

Makna file digital dapat berubah, mungkin saat ini file digital yang kita miliki nampaknya tidak penting dan dapat berubah menjadi file penting seiring berjalannya waktu.

Marshall (2011,103) mengungkapkan bahwa:

“Pandangan nilai yang bertingkat menunjukkan bahwa satu koleksi pribadi mungkin memiliki beberapa manfaat strategi nilai yang berbeda untuk menjaga barang digital tetap aman. Setidaknya ada empat kategori nilai yaitu:

1. Item bernilai tinggi yang dikenal. Setiap individu memiliki item yang bernilai tinggi dan dianggap paling berharga bagi pemiliknya. Barang digital ini akan dijamin memiliki perawatan arsip lengkap. Kebanyakan strategi pengarsipan digital pribadi lebih berorietasi pada item ini 2. Sub koleksi bernilai sedang. Item yang saat ini dianggap tidak terlalu

penting namun tidak ingin dibuang oleh seseorang dikarenakan item ini akan menjadi tinggi nilai di kemudian hari.

3. Sub koleksi atau jenis media bernilai rendah. Ini adalah subkoleksi, tipe media, dan item yang nilainya lebih ambigu. Misalnya pesan email yang masuk dalam jumlah banyak atau banyaknya lagu musik yang

tersebar dimana-mana dalam media penyimpanan. Sebagian item lebih menyusahkan daripada memberi manfaat, namun mungkin nilai sebenarnya dari item tersembunyi diantara tumpukan tersebut.

4. Item kewajiban yang diketahui. Item ini adalah item yang sengaja ingin dihapus seseorang dari arsip pribadi. Penghapusan ini tidak terkait dengan nilai dari suatu item tetapi terikat dalam tanggung jawab emosional atau hukum.

Nilai suatu file digital yang dirasakan akan menentukan apakah individu akan berusaha melestarikannya dengan membuat versi cadangan dan membuat salinannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Jones (2007,39) bahwa Individu akan melakukan “keep this in a special place or way so that I can be sure to use this information later”.

Individu akan mencari informasi yang dibutuhkan dan membaca terlebih dahulu informasi tersebut sehingga dapat menentukan tempat untuk menyimpan informasi dan suatu saat informasi yang telah disimpan dapat digunakan kembali dimasa mendatang.

Marshall (2007) menjelaskan bahwa:

“Selain menambahkan langkah untuk membuat backup dokumen digital mereka secara umum, individu juga tidak terbiasa dengan format penyimpanan yang tersedia. Hal ini karena alat untuk menyimpan konten digital pribadi saat ini sangat banyak jumlahnya dan memilih media penyimpanan yang baik adalah strategi yang tepat untuk mengarsip file digital pribadi”.

b. Teknologi Pengarsipan Digital Pribadi

Menurut Korhonen (2013,85) “Informasi tersebar di berbagai platform dan unit seperti CD flashdisk, memori USB, situs media sosial dan lain-lain dalam berbagai jenis dan format file yang berbeda”.

Robinson & Johnson (2012,3) menambahkan bahwa:

“Individu sering tidak menyadari jumlah konten yang didapatkan dan hasilkan setiap hari. Ketika seseorang mempertimbangkan bagaimana mengelola informasi digital pribadi mereka, masalah metode dan aplikasi yang digunakan untuk pengarsipan muncul”.

Hal ini tidak hanya terlihat dalam berbagai teknologi dan gadget serbaguna yang dapat diakses untuk menghasilkan dan mengakses konten yang berbeda namun juga menyediakan berbagai macam media penyimpanan arsip dalam strategi yang berbeda seperti jejaring sosial, peralatan dan layanan cloud yang digunakan, dan berbagai pilihan lain yang dipilih individu dari setiap upaya pengarsipan digital pribadi.

Marshall (2007) mengungkapkan bahwa:

“Persyaratan pengarsipan digital pribadi berputar disekitar masalah teknologi dasar yang sama dengan pengarsipan digital lainnya yaitu bagaimana file disimpan, bagaimana mereka dapat dipertahankan dan bagaimana akses jangka panjang mungkin didukung”.

Untuk itu, penting untuk menyimpan dan mengelola konten digital dan menentukan pusat repositori penyimpanan arsip digital pribadi yang baik.

Individu harus mengetahui apa sebenarnya dasar teknologi untuk menyimpan, memelihara, dan melestarikan koleksi digital pribadinya.

Marshall (2011,104) mengungkapkan bahwa:

“Jika individu memiliki kendali atas item digital maka mudah untuk

`memigrasikan atau menyimpannya sendiri dengan cara memberikan kemampuan emulasi di masa depan. Kebijakan akses yang canggih memungkinkan individu untuk mengatakan siapa saja yang dapat memiliki akses terhadap informasi pribadinya”.

Sedangkan pendapat lain Marshall (2015) memperjelas bahwa “Komputer adalah arsip hidup yang dapat menyimpan semua barang digital dalam kehidupan individu”. Penyimpanan pada komputer disamakan dengan kapasitas memori

manusia dan dengan ekstensi, penghapusan file sama dengan keinginan seseorang untuk melupakan suatu informasi.

Namun Desiani (2006,17-18) menambahkan bahwa “Penyimpanan menggunakan media komputer tidak cukup untuk membantu menjaga konten digital berharga individu”. Menyalin konten digital menggunakan media penyimpanan lain seperti layanan cloud dan perangkat keras eksternal sangat dibutuhkan sebagai langkah pencegahan kerusakan.

Dalam beberapa terakhir, jumlah layanan yang ditawarkan untuk mengelola arsip digital pribadi semakin meledak. Beberapa perusahaan bergerak dibidang teknologi terus berinovasi menawarkan berbagai layanan yang dirancang untuk mengelola, menyimpan dan sharing file digital antara lain Dropbox, Google Document dan Google Drive.

Hal ini sesuai dengan pendapat Marshall (2015) yang mengatakan bahwa

“Individu yang meng-upload file pribadinya di berbagai layanan online ini telah menyimpan file pribadi tersebut pada komputer jarak jauh perusahaan lisensi yang menawarkan layanan tersebut”. Namun, penyimpanan layanan jarak jauh ini memiliki aturan yang harus dipatuhi masing-masing perusahaan lisensi.

Redwine (2015,17) mengungkapkan bahwa:

“Penyimpanan file digital menggunakan layanan cloud memang memiliki banyak keuntungan seperti mudah untuk diakses dimana dan kapan saja, ruang penyimpanan yang cukup besar, tidak perlu khawatir tentang peningkatan perangkat keras secara berkala dan kemungkinan kerusakan file sangat jarang terjadi namun tidak menutup kemungkinan segala risiko”.

Menurut Ashenfelder (2013,22) “Dua elemen penting yang harus diteliti sebelum memutuskan layanan backup online yaitu biaya dan kemudahan penggunaan”.

Penelitian harus dilakukan sebelum memilih layanan cloud sebagai media penyimpanan file digital untuk mengetahui layanan mana yang benar-benar memiliki rencana digital yang bagus terhadap pelestarian file digital milik penggunanya.

c. Praktik Pengelolaan Arsip Digital Pribadi Menurut Ashenfelder (2013) mengatakan bahwa:

“Pendekatan pengarsipan digital pribadi pada umumnya sama dengan pengarsipan yang dilakukan oleh institusional yaitu menemukan semua file untuk disimpan, putuskan apa yang harus disimpan, organisasikan file, dan simpan salinan di tempat yang berbeda”. Hal ini dapat diperjelas sebagai berikut:

1. Temukan semuanya untuk disimpan

Pindahkan file dari media penyimpanan, kamera, CD, disket lama, email dan lain-lain kemudian kumpulkan semuanya ke dalam satu tempat di dalam komputer.

2. Putuskan apa yang harus disimpan

Tentukan nilai kepentingan dari masing-masing file yang akan disimpan serta hapus file yang dianggap sudah tidak bernilai.

3. Organisasikan file

Tidak ada sistem pengaturan untuk kegitan pengorganisasian file.

Tujuan utama pengorganisasian file adalah memudahkan proses temu kembali. Dalam pengorganisasian file umumnya disimpan berdasarkan folder deskriptif dan nama file. Nama deskriptif dapat berupa jenis file misalnya foto dalam folder foto dan dokumen dalam folder dokumen, atau penamaan file berdasarkan tanggal, bulan atau tahun.

4. Simpan salinan di tempat yang berbeda dan kelola koleksi

File pribadi harus dicadangkan di lokasi geografis terpisah jauh dari koleksi sumber pada setidaknya dua jenis perangkat penyimpanan yang berbeda sumber agar tetap aman dan dapat diakses apabila terjadi bencana. Tidak ada frekuensi yang ditetapkan seberapa sering untuk membuat cadangan - semakin sering semakin baik. Berikut ini cara yang dapat digunakan untuk menjaga file digital dari kerusakan atau disebut juga "Aturan 3 - 2 - 1" :

• Membuat 3 salinan

• Simpan file minimal ke 2 jenis media penyimpanan yang berbeda

• Simpan 1 di lokasi yang berbeda dari tempat tinggal Anda.

Wheeler (2013,39) memberikan gambaran tentang sistem pengarsipan digital yang lebih sederhana bagi individu yang memiliki sedikit material yaitu:

“Semua konten disimpan dalam direktori berdasarkan topik umum yang luas, kemudian di sub direktori dinamai berdasarkan tanggal dan subjek yang spesifik. Semua sub direktori data dimulai dengan tanggal dalam format YYYYMMDD (tahun, bulan dan hari) sehingga disortir secara otomatis dari konten terbaru ke tertua”.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Hidayat Syah (2010) adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu”. Penelitian deskriptif hanya menggunakan satu variabel penelitian, satu masalah dan satu objek kajian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Bentuk penelitian kualitatif berawal dari inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur perhitungan secara statistik.

Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan pemahaman terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Data dapat diperoleh dari komunikasi langsung yang hasilnya akan dilaporkan berdasarkan analisis penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, makal okasi penelitian pada Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU di Jalan Perpustakaan No.3 Kampus USUMedan. Penelitian dilakukan pada bulan April 2018.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang diperlukan adalah:

1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan untuk memaksimalkan keberhasilan dalam penelitian, diantaranya buku, internet, jurnal, artikel yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif, peneliti sebagai pengumpul data utama yang memahami secara mendalam tentang obyek yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakandalam penelitian ini adalah dengan bentuk:

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisikan hal-hal pokok yang akan ditanyakan pada saat melakukan wawancara. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.

2. Perekam Suara

Perekam suara digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan peneliti, karena catatan atau ingatan yang dimiliki masih terbatas, sehingga perlu adanya perekam suara.

3.5 Proses Penelitian

Proses penelitian sangat diperlukan untuk mengetahui tahap-tahap atau cara yang diperlukan untuk mengelola hasil yang akan didapat. Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Mengidentifikasi Informan

Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun angkatan 2014 yang masih aktif kuliah di Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya USU. Informan ini merupakan orang yang dianggap menerapkan kegiatan yang akan diteliti.

3.5.2 Menentukan Informan

Penentuan sample sumber data (informan) dilakukan dengan menggunakan teknik purposive samping. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah orang-orang yang pilihan peneliti yang dianggap terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada peneliti.

Adapun informan penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya USU berjumlah adalah 137 orang. Karakteristik informan perlu diketahui agar peneliti mudah untuk mengklasifikasi informan yang ada. Berikut adalah karakteristik informan :

1. Mahasiswa aktif Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan yang sudah memiliki pengalaman dalam melakukan kegiatan pengarsipan digital berkaitan dengan materi kuliah.

2. Mahasiswa aktif Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan yang sudah memiliki media penyimpanan file digital berkaitan dengan materi kuliah minimal 3 tahun terakhir, khususnya komputer atau laptop serta media penyimpanan yang terhubung dengan laptop seperti flashdisk, hardisk eksternal maupun layanan cloud.

Penentuan sampel sumber data pada proposal masih bersifat sementara dan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan. Pada penelitian ini, jumlah informan yang direncanakan adalah sebanyak 6 (enam) orang dengan rincian 3 orang pria dan 3 orang wanita. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Kode Informan Status

1. I1 Mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 2. I2 Mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 3. I3 Mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 4. I4 Mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 5. I5 Mahasiswa aktif angkatan tahun 2014 6. I6 Mahasiswa aktif angkatan tahun 2014

Informan pertama (I1) adalah informan yang diwawancarai disesuaikan dengan karakteristik informan, sama halnya dengan I2, I3, I4, I5, I6. Setelah itu,

peneliti meminta waktu informan untuk diwawancarai dan menjelaskan maksud serta tujuan untuk melakukan wawancara tersebut.

I1, I2, I3, I4, I5 dan I6adalah teman sekelas peneliti selama menempuh pendidikan perkuliahan di Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan. Peneliti dan informan sebenarnya sudah lama saling mengenal selama 4 tahun lalu sejak menempuh pendidikan akademik. Sedikit banyak peneliti telah mengetahui seluk- beluk informan karena sering melakukan pertemuan dan diskusi saat belajar dan mengerjakan tugas selama perkuliahan. Adapun informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan 1 (I1)

I1adalah seorang wanita dan telah memenuhi persyaratan karakteristik informan dalam penelitian ini dikarenakan telah melakukan kegiatan pengarsipan file digital berkaitan dengan materi kuliah. Sedikit banyak I1 telah mengetahui apa yang dimaksud dengan kegiatan pengarsipan digital pribadi dan telah melakukan kegiatan tersebut sejak masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).I1telah menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama, menggunakan media penyimpanan eksternal seperti flashdisk dan juga menggunakan layanan penyimpanan cloud seperti Google Drive selama 4 tahun. I1 mengelola dan mengorganisasikan file digital materi kuliah didalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan di dalam folder ‘Semester’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah.

2. Informan 2 (I2)

I2adalah seorang pria dan telah menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama selama 4 tahun .I2juga rutin membuat salinan file digital berkaitan dengan materi kuliah menggunakan layanan penyimpanan cloud yaitu Google Drive dalam waktu yang cukup lama selama 4 tahun sejak awal menempuh perkuliahan. File digital berkaitan dengan materi kuliah disimpan di dalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan di dalam folder ‘Semester’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah. I2 tidak menggunakan media eksternal lain seperti flashdisk untuk menyimpan file. Penyimpanan melalui layanan cloud seperti Google Drive dianggap lebih efektif danefisien. Hal ini dikarenakan I2dapat dengan mudah mengakses file mengenai materi kuliah di dalam Google Drive melalui smarthphone miliknya dimana dan kapan saja.

3. Informan 3 (I3)

I3 adalah seorang pria dan telah menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama dan menggunakan media penyimpanan eksternal seperti flashdisk selama 4 tahun. I3 telah mengerti dan mempraktikkan kegiatan pengarsipan digital pribadi selama kegiatan perkuliahan. File digital berkaitan dengan materi kuliah disimpan di dalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan di dalam folder

‘Arsip Kuliah’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata

kuliah. I3 juga menggunakan layanan cloud yaitu Google Drive sebagai media penyimpanan cadangan.

4. Informan 4 (I4)

I4adalah seorang pria dan telah menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama dan menggunakan media penyimpanan eksternal seperti flashdisk selama 3 tahun. File digital berkaitan dengan materi kuliah disimpan di dalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan di dalam folder ‘MATERI KULIAH’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah. I4 mulai menggunakan layanan cloud yaitu Google Drive sebagai media penyimpanan cadangan selama 6 bulan terakhir.

5. Informan 5 (I5)

I5adalah seorang wanita dan telah menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama dan menggunakan media penyimpanan eksternal seperti flashdisk selama 3 tahun. File digital berkaitan dengan materi kuliah disimpan di dalam penyimpanan internal Libraries Document serta folder dinamai berdasarkan nama mata kuliah.

6. Informan 6 (I6)

I6adalah seorang wanita dan telah menggunakan laptop sebagai media penyimpanan utama, menggunakan media penyimpanan eksternal seperti flashdisk selama 3 tahun. File digital berkaitan dengan materi kuliah disimpan di dalam penyimpanan internal Local Disk (:D) dan

di dalam folder ‘Semester’ serta subfolder dinamai berdasarkan nama mata kuliah.

3.5.3 Mengumpulkan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara mendalam (depth interview). Data yang didapatkan direkam dengan tape recorder dan dibantu dengan alat tulis lainnya. Peneliti juga akan melihat arsip digital pribadi secara langsung di dalam komputer mahasiswa dan media penyimpanan eksternal lainnya untuk memperoleh data yang relevan. Data yang telah didapatkan kemudian dibaca berulang-ulang agar peneliti benar-benar memahami hasil yang telah didapatkan.

3.5.4 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk menata data secara sistematis dari hasil wawancara untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang yang akan diteliti. Analisis data dilakukan berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh para informan. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh adalah:

1. Pengelompokkan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan adanya pengetahuan yang mendalam terhadap data serta keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar lapangan dengan apa yang ingin digali. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh informan. Seluruh data, baik yang berasal

Data yang telah dikelompokkan kemudian dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya.

Pengelompokkan ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam mempelajari dan menelaah kembali data-data yang diinginkan.

2. Menguji asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data

Setelah kategori dan data tergambar jelas, kemudian peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini 3. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data

Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat, peneliti merasa perlu mencari alternatif atau penjelasan lain tentang kesimpulan yang didapat.

Setelah mengumpulkan data, kepustakaan yang berkaitan dan relevan dengan masalah studi hendaknya dipelajari untuk membandingkan hasil temuan dengan apa yang dikatakan kepustakaan profesional.

3.5.5 Menulis Hasil Penelitian

Data dari informan yang telah didapatkan kemudian diperiksa kembali

Data dari informan yang telah didapatkan kemudian diperiksa kembali

Dokumen terkait