• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Pembahasan

4.3.4 Aktivitas Komunikasi Ritual Ngareremokeun

Situasi komunikatif mengacu pada konteks terjadinya ritual

Ngareremokeun, konteks ini terdiri dari konteks fisik dan konteks psikologis. Konteks fisik yaitu berkaitan dengan tempat pelaksanaan dan

sebagal sesuatu komponen fisik yang menjadi pendukung dalam pelaksaaan ritual Ngareremokeun . Ngareremokeun selalu dilaksanakan di depan leuit si jimat, waktunya saat pagi hari “mejehna haneut moyan”.

Sedangkan konteks psikologis berkaitan dengan suasana yang muncul selama proses ritual berlangsung. Aki Samir, Mang Junadi, Apih Jakar, Aki

Edis dan rendangan serta baris kolot yang hadir terlihat khidmat dan khusyuk mengikuti ritual berlangsung. Suasana hening saat Aki Samir melakukan ngukus, tidak ada rendangan dan baris kolot yang mengeluarkan suara. Kalaupun ada mereka hanya berbisik. Lantunan puji-pujian membuat suasana saat itu tambah khidmat, alunan seruling dan musik angklung dog-dog lojor membuat baris kolot yang hadir dalam ritual serta pengunjung ikut terhanyut di dalmnya. Hal ini tampak dari para pengunjung yang juga tidak mencoba melakukan aktivitas yang akan mengganggu jalannya acara, mereka hanya sesekali mengambil foto dan kemudian lebih sering menyimak dan mengikuti bagaimana jalannya ritual

Ngareremokeun .

4.3.4.2 Peristiwa Komunikatif

Yaitu komponen-komponen yang membentuk terjadinya proses peristiwa komunikatif. Komponen-komponen ini hadir menjadi satu kesatuan yang utuh dalam ritual Ngareremokeun .

1. Setting

Ritual Ngareremokeun dilaksanakan di depan leuit si jimat,

leuit si jimat berada. Sedangkan kaum perempuan yang ikut dalam ritual tersebut membelakangi leuit si jimat dan menghadap kaum lelaki, alat ritual, padi, rurujakan, cai pereuh berada di tengah-tengah. Semua rendangan dan baris kolot yang hadir semat-mata hanya untuk menjalankan perintah Karuhun, rendangan dan baris kolot khidmat mengikuti jalannya ritual Ngareremokeun .

2. Partisipant

Tidak semua rendangan, baris kolot ikut hadir dalam ritual ini,

Abah juga tidak hadir karena memang setiap ritual dilaksanakan oleh pemangku atau petugasnya masing-masing. Abah hanya memastikan bahwa semua prosesi berjalan lancar. Ngareremokeun dipimpin oleh

Aki Samir, dihadiri Apih Jakar, Aki Edis, Mang Junadi, Apih jampana, Umi Enar dan beberapa ibu-ibunya serta baris kolot dan rombongan angklung.

3. Ends

Dalam ritual Ngareremokeun terjadi proses komunikasi, komunikasi ini lebih bersifat transenden, baik pada saat ngukus yang ditujukan kepada para karuhun maupun saat melantunkan puji-pujian.

Jangjawokan atau doa-doa yang disampaikan merupakan peristiwa komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan maksud diadakannya ritual ngarermoken. Selain agar terjadi keselamatan pada saat ritual namun juga harapan untuk dapat diberkati. Jika dilihat dari asal katanya, Ngareremokeun (ngararameken) merupakan ritual yang

dilakukan untuk meramaiakan atau menghibur Nyi Pohaci, itulah kenapa jika ritual yang berkaitan dan melibatkan padi secara langsung, selalu dibarengi oleh musik atau lantunan puji-pujian. Lantunan musik dipercaya dapat menghibur Nyi Pohaci, sehingga jika padi dirarameken akan memberikan keberkahan pada masyarakat adat.

4. Act Sequence

Mengacu pada apa yang dibicarakan atau apa yang disampaikan, peristiwa komunikasi yang terjadi pada ritual Ngareremokeun berjalan berurutan. Peristiwa tutur yang terjadi sifatnya bertahap, dalam ritual

Ngareremokeun tidak terjadi dialaog, sehingga urutan peristiwa akan mengikuti atau berlanjut setelah peristiwa lainnya selesai. Tahap pertama yaitu ngukus yang dilakukan oleh Aki Samir.Tahap kedua yaitu parupuyan dibawa mengelilingi rendanagn dan baris kolot yang ikut dalam prosesi ritual. Tahap ketiga yaitu melantunkan puji-pijian menghadap ke empat arah mata angin. Tahap ke emapat yaitu ngukus

kembali sebagai tanda telah berakhirnya prosesi Ngareremokeun .

5. Keys

Pelaksanan Ngareremokeun melibatkan baris kolot, laki-laki dan juga kaum perempuan. Peristiwa kunci dalam Ngareremokeun adalah pada saat melantunkan puji-pujian. Inti dari Ngareremokeun adalah

ngararameken (menghibur), sehingga yang menjadi fokus dalam ritual ini adalah bagaimana baris kolot begitu tertib mengikuti ritual. Lantunan puji-pujian juga berisi pesan-pesan moral tentang kehidupan.

6. Instrumentalities

Pesan disampaikan dalam bentuk verbal dan non verbal, pesan verbal disampaikan melalui jangjawokan yang diucapkan oleh Aki

Samir. Puji-pujian yang dilantunkan selama prosesi Ngareremokeun

juga bagian dari pesan verbal. Sedangkan pesan nonverbal disampaikan melalui pembakaran kemenyan dan juga gestur yang muncul selama prosesi, seperti mencipratkan cai peureuh ke setiap penjuru mata angin dan penggunaan karembong (kain kafan) yang diletakan di atas kepala Aki Samir yaitu untuk mentrasnformasikan pesan agar dapat berkomunikasi dengan Karuhun.

7. Norm of Interaction

Norma-norma interaksi ini berkaitan dengan bagaimana masyarakat adat berkomunikasi selama ritual Ngareremokeun. Sesuai pengamatan penulis, pada saat ngukus berlangsung, tidak ada baris kolot yang berbicara, mereka semua senyap sampai ngukus selesai. Artinya situasi tersebut mengharuskan para baris kolot untuk menyimak dan menyaksikan jalannya ritual dengan khusyuk.Mengingat ngukus merupakan salah satu prosesi untuk mengirim sekaligus mengundang Karuhun.

8. Genre

Merupakan tipe peristiwa, yaitu bagaimana sebuah peristiwa dapat digolongkan berdasarkan peristiwa yang muncul.

yaitu anggapan bahwa dengan menghibur atau meramaikan padi yang dipercaya sebagai jelmaan dari Nyi Pohaci, maka padi yang sudah dipanen dapat memberikan keberkahan kepada masyarakat adat. 4.3.4.3 Tindakan Komunikatif

Ngareremokeun merupakan ritual yang berupa persembahan. Ritual ini dilakukan untuk ngararameken atau menghibur Nyi Pohaci. Pada ritual

Ngareremokeun terjadi penyampaiaan informasi yang disampaiakan oleh

Aki Samir pada saat melakukan ngukus. Ngukus adalah cara masyarakat adat untuk mengirimkan atau menyampaikan maksud tertentu kepada

Karuhun, artinya disini terjadi komunikasi kepada sesuatu yang sifatnya metafisik atau transenden. Fungsi lain dari ngukus yaitu untuk mengundang Karuhun agar dapat hadir dalam ritual tersebut, sehingga jalannya ritual dapat terlaksana sesuai apa yang diharapkan, yaitu tercapainya tujuan bersama, dalam hal ini adalah ngararmeken nyi pohaci. Fungsi utama dari diadakannya Ngareremokeun yaitu berisi harapan, harapan agar padi yang sudah dipanen dapat memberikan keberkahan. Hal ini terlihat dari jangjawokan dan puji-pujian yang dilantunkan selama prosesi ritual berlangsung.

4.3.5 Aktivitas Komunikasi Ritual Upacara Adat seren taun

Dokumen terkait