• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Setelah penulis menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan identifiksi penelitian. Selanjutnya penulis memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kajian ilmu komunikasi.

5.2.1 Saran Teoritis

Penelitian ini hanya memfokuskan pada salah satu kajian etnografi yatu aktivitas komunikasi, sementara itu masih ada 4 (empat) kajian lain dari etnografi komunikasi yang dapat ditelaah dan digali. Sehingga akan sangat berguna jika semua aspek kajian etnografi dapat diterapkan dalam mengakaji masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang. 5.2.2 Saran Praktis

5.2.2.1Peneliti

Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi peneliti khusunya maupun masyarakat luas tentang budaya atau tradisi masyarakat Kasepuhan Cisungsang dari aspek kajian etnografi komunikasi

5.2.2.2Akademik

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, masih banyak yang harus dilengkapi, peneliti berharap ke depan akan dilakukan penelitian lanjutan atau penelitian lain dari sudut pandang ilmu komunikasi, maupun dari sudut pandang keilmuan lain

Masyarakat, masyarakat yang peneliti maksud adalah mereka orang luar Kasepuhan yang belum mengenal secara dalam apa itu Kasepuahan, banyak orang yang datang berkunjung ke Kasepuhan

masih sebatas untuk liburan dan melihat bagaiaman ritual tersebut berlangsung, sehingga masyarakat belum pada tahap memahami apa sebenarnya seren taun dan bagaiamana sebaiknya sikap yang harus ditunjukan pada saat itu.

5.2.2.4Pemerintah

Pemerintah Kabupaten Lebak maupun Provinsi Banten sangat dibutuhkan peranannya, mengingat masih banyak hak-hak masyarakat adat yang belum terpenuhi haknya. Masyarakat adat dan aturan-aturan adat di dalamnya haruslah menjadi kekayaan tak benda yang perlu regulasi pemerintah sehingga mempunyai payung hukum sebagai komunitas manusia yang berbudaya.

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi & Suwandi. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung : Widya Padjajaran

Liliweri, Alo. 2012. Dasar-dasar Komunikasi Antarabudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Komunikasi Antara Budaya.

Bandung : Remaja Rosdakarya

2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya

2008. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sihabudin, Ahmad. Winangsih, Rahmi. 2012. Komunkasi Antarmanusia. Serang : Pustaka Getok Tular.

Ahmad Sihabudin. 2011. Komunikasi antarabudaya.Jakarta :Bumi aksara

Setiawan, Irwan. dkk. 2012. Upacara seren taun Pada Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi. Bandung : Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB).

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta : Alfabeta

Yusanto, Yoki. Sihabudin, Ahmad. dan Hatra, Henriana. 2014. Kasepuhan Cisungsang. Serang : Pustaka Getok Tular & PT. Kemitraan Energi Industri

JURNAL

Yusanto, Yoki. 2011. Tradisi Komunikasi anggota Kelompok Rendangan Dengan Ketua Adat. Studi Etnografi Komunikasi Dalam Ritual Adat Bulan Purnama Opat Belas di Komunitas Adat Kasepuhan Cisungsang. Kabupaten Lebak. Banten. Jurnal Ilmu Komunikasi. Serang. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sumber lain

Lampiran 1

Dokumentasi Ritual Rasul Pare di Leuit

Rendangan dan baris kolot sedang menunggu rasul pare di leuit

Rendangan dan baris kolot sedang menyantap hidangan setelah rasul pare di leuit

Lampiran 2

Dokumentasi Ritual Bubuka (pantun tradisional)

Padi berhiaskan bunga dan uang serta rurujakan sebagai syarat ritual

Aki Edis sedang papasrah kepada Apih Jampana menjelang mantun

Lampiran 3

Dokumentasi Ritual Balik Taun Rendangan

Rendangan sedang berkumpul menunggu antrian carita balik taun

Tumpang seupaheun berisi rokok dan sejumlah uang

Lampiran 4

Dokumentasi Ritual Ngareremokeun

Baris kolot sedang mengikuti ritual ngareremokeun yang diiringi seruling

Sawen, parupuyan, seupaheunsebagai perlengkapan ritual ngareremokeun

Lampiran 5

Dokumentasi Ritual Upacara Adat seren taun

Incu putu sedang membawa padi menuju leuit si jimat

Pare indung sedang dilantunkan jangjawokan/puji-pujian

Lampiran 6

Lampiran 7

Transkrip Wawancara Informan 1

Nama Informan : Henriana Hatra

Hari/Tanggal : Sabtu/10 September 2016

Waktu : 17.00

Tempat : Imah gede (Kasepuhan Cisungsang)

Penulis Informan

Bagaimana persiapan seren taun kali ini?

Untuk taun ini kami mengadakan rapat persiapan antara tokoh adat dan tokoh pemerintahan yang kebetulan dilaksanakan di Ajeng Rendangan hadir Pak Camat Cibeber, Pak Camat Malingping yang merangkap sebagai ketua SABAKI (Kesatuan Adat Banten Kidul), ada juga Jaro Ebet (Kepala Desa Cisungsang), Jaro Ubang (Kepala Desa Kujangujaya), Jaro Ukan (Kepala Desa Gunung Wangun).Pertemuan ini membahas tentang teknis pelaksanaan seren taun yang kebetulan taun ini akan dipisah konsentrasinya.

Apa yang membedakan seren taun

sekarang dan taun lalu?

Untuk rangkaian acara tradisi tiap tahun tidak ada yang berbeda, karena itu adalah ketetapan adat, dan hanya Abah

yang berhak memutuskannya. Yang membedakan terletak pada agenda hiburan, yang tahun ini acara tradisi dan

acara non tradisi (keduanya akan dipisah). Acara hiburan tradisional akan dipusatkan di area Kasepuhan, sementara hiburan bernuansa modern akan dipusatkan di lapangan Cisungsang, ini berkaca dari tahun lalu yang dirasa kurang kondusif, untuk mengurai kemacetan juga.

Acara apa saja yang ada didalam kegitan seren taun tersebut?

Untuk acara atau rangkaian ritual, setidaknya ada 5 (lima), pertama yaitu

rasul pare di leuit, sebagai acara pembuka, kemudian mantun, balik taun,

Ngareremokeun dan terakhir acara puncak pada hari minggu yaitu upacara adat dilanjut dengan saresehan dengan tamu undangan (pemerintah).

Apa maksud dan tujuan diadakannya ritual seren taun ?

Ini syukuran, rasa syukur kami sebagai masyarakat adat, apa yang kami nikmati hari ini tidak lepas dari jasa para leluhur yang telah mewariskan banyak hal pada kami, sehingga sebagai manusia yang berbudaya, adalah wajib bagi kami untuk memberikan rasa terima kasih kepada Karuhun, dan tentunya kepada sang Pencipta. Dan selain itu seren taun ini merupakan cara untuk berbagi, berbagi kebahagiaan, berbagi hasil bumi, ya berbagi suka cita dengan semuanya, tidak hanya masyarakat adat

saja, melainkan semua orang yang datang kesini, ini hiburan dan acara bersama. Tapi kalau melihat esensinya seren taun ini merupakan upacara untuk menghormati karuhun dengan berbagai pagelaran bentuk kesenian buhun(lama) atau modern sekalipun untuk ditampilkan kepada masyarakat.

Lalu seren taun sendiri itu apa sebenarnya ?

Kalo secara harfiah, seren taun kalau dalam bahasa Sunda seren/serah taun berati serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun yang berarti tahun. Jadi seren taun bermakna serah terima dari taun lalu ke taun yang akan datang sebagai penggantinya. Masyarakat kasepuahan cisungsang pada konteks ini, seren taun

merupakan bentuk rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan taun ini.

Masyarakat adat identik dengan hal-hal yang berbau tradisional, tertutup, pamali dan istilah lain yang menjadi pembeda dengan kehidupan masyarakat modern, tapi saya lihat di

kasepuhan cisungsang tidak demikian,

Iya, itu yang biasa kita dengar, kawan-kawan dari komunitas yang lain juga demikian, kita ambil contoh yang masih ada d Lebak, yaitu Baduy, Baduy dalam kita tahu sangat tertutup, segala sesuatu yang berbau modern tidak bisa masuk.

masyarakatnya modern tapi juga tradisional, sebenarnya bagaimana kehidupan masyarakat sendiri di sini ?

Pakaian, alat transportasi, alat komunikasi adalah buyut bagi mereka. Beda halnya dengan di Kasepuhan

Cisungsang, di sisni kami terbuka dengan dunia modern, kami menggunakan apa yang orang modern gunakan, transportasi, alat komunikasi termasuk teknologi yang lain, tapi kami juga tetap menjalankan tadisi Karuhun

kami. Kami berpatokan pada perintah

Karuhunhirup kudu ngigelan jaman

tapi ulah kabawa ku jaman” artinya kita akan jadi masyarakat yang tertinggal ketika tidak mengikuti perkembangan jaman, maka dari itu kita harus menyeimbangkan mana yang baik dan mana yang tak baik yang dari kemajuan zaman tersebut.

seren taun adalah acara rutin tahunan di Ksepuhan,tradisi wariskan Krauhun, apakah saat ini mengalami perubahan atau modifikasi yang diAkibatkan penyesuaian zaman ?

Kalau acara inti, yaitu ritual-ritual tidak mengalami perubahan karena itu sudah jadi hukum tidak tertulis, ketika dari

Karuhun seperti itu ya kita harus mengikutinya, dan tidak boleh dilanggar, akan ada karma jika dilanggar. Perubahan lebih kepada acara non ritual yang bersifat hiburan untuk warga Kasepuhan, seren taun adalah momentum untuk menyenangkan semua warga kasepuhan, pesta rakyat yang hanya terjadi setahun sekali, sehingga diusahakan harus memenuhi ekspektasi

masyarakat disini. Sepuluh tahun lalu, acara hiburan masih tradisional, topeng, angklung, wayang golek, degung, semuanya masih kesenian tradisional khas sunda. Tapi sekarang-sekarang ada tambahan, karen amasyarakat adat tidak hanya orang tua, anak muda juga bagian dari masyarakat adat yang juga harus mendapatkan perhatian, sehingga hiburan yang pas buat anak muda kita siapkan untuk mengcover itu semua. Makanya kita bisa lihat ada parade band, turnamen olahraga, volly dan sepak bola. Musiknya juga beragam. Ada dngdut, jaipongan, pop, rock dan reaggae yang sekarang digandrungi anak muda. Hal ini kami lakukan agar semua warga kasepuhan merasa diakui, ini apresiasi untuk mereka, dan smeua hiburan disini kan gratis untuk warga. Tinggal datang dan menyaksikan.

Lampiran 8

Transkrip Wawancara Informan 2

Nama Informan : Herwan Hernawan Hari/Tanggal : Kamis/ 08 Agustus 2017

Waktu :15.30

Tempat : Villa Kasepuhan Cisungsang

Penulis Informan

Ritual rasul pare di leuit di agenda susunan acara merupakan acara pertama dari rangkaian ritual seren taun , kenapa demikian ?

Ini berkaitan dengan inti dari ritual seren taun sendiri, kita bisa mulai dari tujuan seren taun , ini semua tentang padi, padi yang kami amat hormati, bagi kami padi tidak sebatas tumbuhan pangan, tapi punya arti lebih yang jauh daripada masyarakat luas ketahui. Nah kenapa rasul terlebih dahulu, karena

rasul atau ngarasulan, mengirim do‟a

agar acara seren taun berjalan lancar, sehingga padi yang sudah ditetepkan atau di tempatkan di leuit benar-benar sudah ditaraptikeun (diperlakukan sebagaimana mestinya) sesuai yang para

Karuhun ajarkan kepada kami. Tadi saya lihat, para baris kolot,

berkumpul hendak melakukan carita balik taun, maksudnya seperti apa ?

Balik taun secara istilah artinya kembali ke tahun yang baru, tapi pada hakekatnya balik taun merupakan carita(laporan) dari setiap rendangan

yang berhubungan dengan pertanian selama setaun kebelakang.Jadi carita balik taun eta sabenerna carita nyaeta ngabalikeun sri na,mausa jeng dunya na kulantaran bareto samemeh tatanen urang carita papangkal ka Abah menta bahan keur urang makaya. Jadi ayena dibalikeun jeng dipenta kaberkahan tina hasil panen eta.

Kalau pelaksananya itu, setelah prosesi dimuali, setiap rendangan yang mau carita Ka Abah, ngumpul di ruang tengah imah gede, bikang-lAki, teu kabeh lalAki, ngajajar nunggu giliran, kan caritana saurang-saurang jongok ka Abah, kabehan mawa sepahen atanapi tumpang

seupahen, esina menyan panglay, rokok jeng daun sereuh, gambir. Jeng duit biasana.

Mengapa setiap rendangan atau incuputu yang hendak balik taun harus membawa tumpang sepaheun?

Tumpang sepaheun bagi masyarakat adat sipatnya ialah wajib.Tumpang sepaheun ieu the aya dua nyaeta

sepaheun sareng tumpangna,upami

sepaheun nyaeta paranti nyepah di jerona aya gamir, daun sereh, sareng kapur. Salin eta aya tumpangna nyaeta rokok sareng artos. Jumlahna mah bebas, teu aya patokan, eta mah sesuai kaiklasan masing-masing jalmi.

Di dekat pintu gerbangsaya melihat ada

himbauan “kawasan wajib memakai iket” apakah itu berlaku untuk semua

orang ?

Ya itu wajib bagi setiap laki-laki masyarakat adat, sebenarnya itu berlaku juga untuk tamu atau para pendatang dari luar, tapi kadang ada juga yang tidak memakai, mungkin karena belum tahu, tapi bagi masyarakat adat itu wajib.Jadi tujuan utama memakai iket kepala adalah menjaga dari fikiran -fikiran negatif. Dan merupakan sebuah kepantasan bagi sebagian masyarakat adat,

Apakah memakai iket kepala hanya sebagai aksesories ?

Tentu tidak, secara estetika memakai iket menunjukan kepantasan sebagai masyarakat adat, lebih rapi dan gagah, tapi selain itu juga, memakai iket dimaksudkan untuk menjaga apa yang ada dalam kepala (fikiran), maksudnya menjaga pemikiran agar tehindar dari pemikiran negatif. Selain sebagai penutup kepala, iket juga merupakan simbol dan identitas bagi masyarakat adat kasepuhan di sini.

Dalam ritual, rasul pare diu leuit, ngareremokeun, dan upacara adat, padi-padi dihias dengan berbagai kembang, kenpa demikian ?

Padi bagi kami tidak hanya sebagai makanan (kebutuhan pokok), tapi lebih daripada itu, padi adalah sesuatu yang sakral, Nyi Sri kudu dipusti-pusti, harus dijaga, dirawat, disayangi. Laiaknya seorang perempuan, untuk terlihat cantik harus didandani, dirias, begitu juga padi, tidak boleh diperlakukan

sembarangan, padi nantinya akan kita konsumsi, maka kita juga harus memperlakukannya dengan baik, agar berkah.

Kenapa masyarakat adat sering mengguankan pakaian hitam?

Sebenarnya tidak hanya hitam disini ada dua warna yang sering digunakan dan menjadi ciri khas yaitu hitam dan putih. Hitam itu berarti hideung, hitam atau dalam bahasa sunda hideung juga bentuk lain dari hideng. Hideng dalam bahasa sunda artinya paham atau mengerti, jadi warna baju hitam bagi masyarakat adat adalah warna yang mewakili kepahaman atau saling memahami satu sama lain,baik

rendangan dengan rendangan,

rendangan dengan Abah atau pun dengan elemen masyarakat lain. Sedangkan warna putih warna ini sering dikenakan oleh Abah dan aden terutama pada upacara adat seren taun . Warna putih menggambarkan kesucian atau kebersihan hati jadi mungkin jika disimpulkan warna hitam dan putih hanya dengan kebersihan dan kesucian hati, kita dapat memmahami satu sama lain sehinggga tercipta kehidupan yang harmonis.

perempuan? samping itu wajib bagi perempuan selebihnya mungkin bisa dipantaskan dengan mengenakan kebaya yang

terpenting tertutup tidak memperlihatkan

aurat. Jika di perhatikan sebenarnya seren

taun itu selalu dikaitkan dengan padi atau nyai sri,bagaimana posisi padi di masyarakat adat kasepuhan cisungsang itu sendiri?

Kami menyebutnya ngmumule pare itu merupakan bentuk penghormatan masyarakat adat terhadap padi, leluhur kami menyebutkan bahwa padi merupakan jelmaan nyai sri. Namun pada hakekatnya itu adalah bentuk syukur kami kepada yang maha kuasa yang telah memberikan penghidupan dari tanaman padi tersebut istilahnya lain rek migusti pare, tapi kudu mupusti pare. Itulah kenapa padi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat adat cisungsang.

Dalam ritual ngareremokeun ada prosesi ngukus,apa yang dimaksud dengan ngukus?

Prosesi ngukus yaitu mengirim do‟a

kepada karuhun sebagai bentuk ucapan terimakasih atas perlindungan saat melakukan panen. Ngukus itu membakar kemenyan dan gaharu, asap dari kemenyan yang dibakar itu sebagai penanda sekaligus media untuk mentrasnmisikan pesan kepada para

Lampiran 9

Transkrip Wawancara Informan 3

Nama Informan : Abah Usep Suyatma Hari/ Tanggal : Rabu, 9 Agustus 2017

Waktu : 16.00

Tempat : Imah gede

Penulis Informan

Kemaren pada hari senin, sebelum acara rasul pare di leuit, Abah dan para

rendangan, baris kolot, serta tokoh pemerintah mengadakan rapat di Ajeng

rendangan, membahas apa saja itu ?

Itu kita lagi adu renyom, maksudnya jejak pendapat sekaligus pemaparan persiapan menjelang seren taun , susunan acaranya akan seperti apa dan siapa saja yang akan hadir dari unsur pemerintah, lebih seperti rapat koordinasi tentang pra seren taun . Laporan dari panitia acara, Kang Nochi, Menjelang seren taun , Abah sendiri

biasanya ngapain aja, maksud saya, apa yang Abah persiapkan ?

Ritual ini rutin, tentu tidak ada yang berbeda, terutama ritual inti yang memang sudah ada sejak zaman mendiang ayah Abah. Memang sudah ada panitia pelaksana dan penanggung jawab masing-masing, tapi Abah tetap melakukan koordinasi, dan meraka lapor ke Abah perkembangannya seperti apa, karena ini acara besar yang melibatkan banyak orang, jangan sampai ada yang kurang, terutama persediaan makanan, kita menyiapkan

hidangan untuk siapupun yang datang ke Kasepuhan.

Pada saat balik tahun rendangan, banyak rendangan yang melakukan

carita kepada Abah, apa saja yang biasanya mereka sampaikan ?

Ini bentuk kepulangan mereka,

rendangan balik atau mengembalikan, mengembalikan rasa syukur atas apa yang telah dilewati selama satu tahun ke belakang, malikeun sri, dunya sareng

manusana. Abah mendengarkan apa

yang ingin mereka sampaikan, para

rendangan kan bercerita,

menyampaikan sesutau maksud pada

Abah, dan Abah selaku orang yang mewakili, mewakili Karuhun Abah

untuk menyambut dan mendengar apa yang mereka sampaikan. Banyak hal yang disampaikan, ada yang menyampaiakan pergantian kokolot lembur, masalah pertanian di tiap kampung, meminta saran, dan Abah

selaku kokolot tentu harus merespon itu semua, mereka incu putu Abah, bagian dari Kasepuhan.

Ada istilah ngadiukeun pare indung,

bagaimana itu maksudnya ?

Ngadiukeun berasal dari kata diuk

„duduk‟ memiliki makna mendudukan

padi pada tempat yang benar dan baik dari segi lahir maupun batin. Padiyang merupakan penjelmaan dari Nyi pohaci, apabila diibaratkan dalam wujud manusia seakan-akan pindah dari rumah lama (huma/sawah) menuju rumah baru

(leuit). Diteteupkeun kana

pangcalikanan (ditempatkan pada

tempat yang seharusnya) agar genah tumaninah „nyaman‟. Dari aspek lain,

menyimpan padi di dalam leuit bertujuan untuk menjaga ketahanan padi, hal ini karena padi yang disimpan dalpat bertahan hingga puluhan tahun, sehingga ketersediaan pangan dapat terjamin untuk jangka panjang.

Lampiran 10

Transkrip Wawancara Informan 4

Nama Informan : Junadi

Hari/Tanggal : Sabtu, 15Juli 2017

Waktu :21.00

Tempat :Cikarang

Penulis Informan

Acara dikawitan kurasul pare di leuit, biasana sok kumaha bae eta Mang ?

Atu salamet biasa, nyalametan pare, sawareh baris kolot jeng rendangan mah di laluar, upami Abah, Aki Edis, Aki Amil, Apih Jakar mah di jero, di ruangan Abah. Haju pan eta tih ciri ngamimitian nyien kueh, pan Bibi di die anu sok ngurus-ngurus sagala rupana, nyien dodol, wajik, opak deang, dimimitian didie hela di imah mamang. Sabarian pongokan pan, urang libur teu menang lalampah ka sawah, tapi ngan tilu poe di die mah (Cisungsang) pan

biasana mah Ciptagelar mah

pongokanana sabulan, di die mah ngan tilu poe, salasa, rebo, kemis.

Loba jabatan atanapi istilah

padamelan anu aya di kasepuhan, mamang sorangan sebagai naon ?

Mamang sebagai tukang para, tugasna nyaeta ngatur sgala rupa kue-kue salila seren taun , ngaturken kabutuhan daharen khusuna kkue-kue sangkan cukup ker persediaan salami saminggu.

Teu samarangan jalma, kudu turunan ti kolotna, jadi Mamang oge pan turunan ti almarhum Olot. Ciicngna di para, teu sorangan mamang oge, loba anu mantuan, nepi ka sapuluh jalema anu sok maturan di luhur. Moal ka cabak lamun ku sorangan ngaturken ker jalma rebuan.

Terus bagian anu sanesna saha anu nagggung jawab mang ?

Lamun masalah lauk pauk, sepertos daging nu karitu mah eta tanggung jawab Apih Jakar, biasana daging kebo, jadi Apih anu melina ti petani, koordinasi sareng Abah, butuh daging sabaraha se’er. Lamun acara Nyaeta

Kang Nochi, manehna anu ngatur acara, nyambut tamu, sami saeng Pak Ewang. Mun urusan jero nyaeta Aki Edis, anjeuna anu metaken sagala, model carita jeng sajabana. Can bidang anu sanesna, sadayana gaduh tugas sareng kawajiban masin-masing, janten teu paciweh, da tos apal saha wae anu janten petugas teh.

Rendangan, saha sareng naon wae tugas rendangan teh ?

Rendangan, maksadna ngarendang

tanggung jawab sadaya turunan, kan tiap kaluarga ageng direndang ku sajalmi anu neupikeun sagala maksad ka Abah, sawangsulna oge sami, rendangan mengrupikeun panghubung antara Abah salaku ketua adat sareng

incu putu anu diwAkilkeun ka rendangan. Jadi upami bade aya acara naon wae d kasepuhan, biasana rendangan kempel di Kasepuhan teras kin informasi anu kenging ti Kasepuhan diwawarken ka sadaya incu putu. Jadi

istilahna mah rendangan eta

panghubung Abah sareng incu putu, sangkan Abah tetep bisa terang kaayaan di masing-masing daerah wewengkon Kasepuhan. Rendangan

turunan, jadi anu ayena janten

rendangan eta teh turunan ti bapakna, kin terus we kitu sareng kitu turun temurun.

Hampir ditiap ritaual sadayana

dikawitan ku melem menyan dina parupuyan, kumaha eta mang ?

Pananda sakaligus medium, salian ti

menyan oge aya garu, kirim do’a, hasep

agung, kanggo nepiken sagala anu ku

Dokumen terkait