• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATIONS DAN OPINI PENGUNJUNG TAMAN KOTA

Aktivitas Public Relations Pemerintah Kota Bogor yang diukur dalam penelitian ini meliputi ragam media, jumlah informasi, frekuensi aktivitas, dan kekuatan pesan dari media penyampaian pesan yang digunakan oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung taman kota yang berdomisili di wilayah Bogor. Informasi seputar Program Sejuta Taman sangat mutlak dibutuhkan oleh maupun masyarakat secara luas agar publik dapat menjadikan mengetahui serta menentukan sikap terhadap program yang sedang diselenggarakan oleh Pemerintah.

Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Ragam Media, Jumlah Informasi dan Frekuensi Media Penyampaian Pesan oleh Praktisi Public

Relations Pemerintah Kota Bogor

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube) menjadi media utama yang digunakan oleh responden sebagai salah satu sumber informasi mengenai program Pemerintah Kota Bogor, dengan persentase sebesar 45,00%. Kemudian, media elektronik (Televisi, Radio, Website) sebesar 36,70%. Sementara itu jenis media cetak (Koran, Majalah, Buletin) dan media lainnya dalam hal ini adalah sumber informasi yang berasal dari mulut ke mulut (word of mouth) memiliki persentase sebesar 10,00% dan 8,30% (Gambar 7).

45,00%

8,30% 10,00%

36,70%

Media Sosial Media Lainnya Media Cetak Media Elektronik

Gambar 7 Persentase ragam penggunaan media pencarian informasi program pemerintah oleh responden

Beberapa responden mengaku bahwa pencarian informasi lebih mudah dilakukan dengan menggunakan media sosial. Selain karena dipengaruhi oleh perkembangan zaman, praktis dan mudah menjadi alasan penggunaan media tersebut. Media elektronik (Televisi, Radio, Website) menjadi ragam media kedua setelah media sosial. Responden mengetahui informasi dari tayangan televisi dan siaran radio, serta melakukan akses melalui website. Responden yang memperoleh informasi melalui media cetak cenderung lebih sedikit dari pada media sosial dan media elektronik. Beberapa responden menyarankan agar pihak Pemerintah Kota Bogor melakukan sosialisasi lebih menyeluruh dengan terjun langsung ke masyarakat luas seperti disampaikan oleh MP sebagai berikut:

“...lebih baik program kota sejuta taman dimaksimalkan lagi. Kemudian perhatikan lalu lintas juga, angkot dan becak agar ditertibkan dan diarahkan, tapi tidak harus dimusnahkan. Pemerintah sebaiknya lebih sering blusukan, dan ngadain sosialisasi agar masyarakat familiar. Sebelum pak Bima yang

terjun, Bagian Humasnya dulu...” (MP, pegawai swasta, 47

tahun).

Sementara itu ragam media yang digunakan oleh responden dalam mengakses informasi tentang Program Sejuta Taman yakni media sosial dengan persentase sebesar 45,00%, media lainnya 28,30%, media elektronik 20,00%, dan media cetak sebesar 6,70%. Persentase penggunaan media oleh responden dalam memperoleh informasi tentang Program Sejuta Taman disajikan dalam gambar berikut

Gambar 8 Persentase ragam penggunaan media pencarian informasi program sejuta taman oleh responden

Berbeda dengan program pemerintah secara keseluruhan, ragam media kedua yang digunakan oleh responden adalah media WoM. Responden mengaku

bahwa informasi tentang Program Sejuta Taman diperoleh dari kerabat, teman, keluarga, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa media WoM menjadi media kedua yang sangat kuat bagi para responden dalam mendapatkan informasi mengenai Program Sejuta Taman. Hal ini tentu saja menjadi sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh pihak Pemerintah Kota Bogor. Media WoM ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor kepuasan yang didapat oleh pengunjung sehingga memungkinkan pengunjung tersebut akan menyampaikan informasi tentang taman kota kembali kepada orang lain.

Data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai ragam media penyampaian pesan Program Sejuta Taman berada pada kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa pihak pemerintah perlu meningkatkan penyebaran informasi melalui media yang ada, guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bogor. Persentase responden dapat dilihat pada Gambar 9.

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0%

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 9 Persentase tingkat pengetahuan responden tentang ragam media penyampaian pesan program sejuta taman

Hasil penelitian yang disajikan Gambar 9 menunjukkan bahwa 80,00% responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai ragam media penyampaian pesan tentang Program Sejuta Taman pada kategori sedang. Tingkat pengetahuan responden pada kategori rendah dan tinggi masing-masing memiliki presentase sebesar 13,30% dan 6,70%. Artinya, tidak banyak responden yang mengetahui ragam media yang digunakan dalam menyampaikan informasi mengenai Program Sejuta Taman selain melalui media sosial dan dari orang lain.

Sejalan dengan ragam media penyampaian pesan yang diketahui responden, pengetahuan responden mengenai frekuensi penyampaian pesan melalui beberapa media tersebut masih rendah dengan persentase sebanyak 66,70%. Tingkat pengetahuan pada kategori sedang sebesar 31,70% dan 1,70% pada kategori tinggi. Artinya, masih banyak responden tidak mengetahui seberapa

sering media-media tersebut menyebarluaskan informasi tentang Program Sejuta Taman (Gambar 10). 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0%

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 10 Persentase tingkat pengetahuan responden tentang frekuensi media penyampaian pesan program sejuta taman

Jika dilihat berdasarkan jumlah informasi yang disajikan oleh Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor tentang Program Sejuta Taman, diperoleh persentase sebesar 63,30% pada kategori rendah, dan 36,70% pada kategori sedang. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah informasi yang disajikan masih harus ditingkatkan, agar masyarakat lebih banyak mengetahui tentang Program Sejuta Taman yang sedang dilaksanakan dari berbagai macam media (Gambar 11).

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0%

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 11 Persentase tingkat pengetahuan responden tentang jumlah informasi program sejuta taman

Minimnya pengetahuan pengunjung tentang jumlah informasi yang disampaikan sejalan dengan pengakuan responden bahwa belum banyak yang mengetahui program yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Kota Bogor. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh minat responden terhadap informasi yang disajikan. Seperti penuturan LIM berikut ini:

“Pihak Pemerintah harusnya lebih gencar lagi dalam memberikan info, karena banyak orang yang tidak tahu tentang program di Kota Bogor, isi pesan harus lebih menarik lagi misal dengan memberikan manfaat yang diperoleh apabila mengunjungi taman, dan lain sebagainya. Menyampaikan

informasi harus sesuai dengan sasaran...” (LIM, freelancer, 22

tahun)

Pernyataan LIM juga didukung oleh pernyataan ANT yang menyarankan agar Pemerintah tidak hanya fokus pada salah satu media untuk penyebarluasan informasi

“...ditempel spanduk di tempat umum biar banyak yang tahu,

soalnya nggak setiap orang pake medsos, melakukan sosialisasi

ke sekolah atau instansi terkait program Pemkot Bogor” (ANT,

pelajar, 15 tahun)

Jika melihat pernyataan tersebut, tidak dapat dipungkiri memang dewasa ini media konvensional seolah ditinggalkan. Namun jika ditarik lebih jauh, media konvensional seperti spanduk, poster, leaflet, booklet, serta media tercetak lainnya tetap memiliki peranan penting dalam menyebarkan informasi, terutama untuk beberapa golongan yang menutup diri dari keterdedahan kecanggihan media sosial. Tidak hanya melalui publikasi media tercetak, kegiatan sosialisasi tentang pelaksanaan program pun mutlak perlu dilakukan. Salah satunya yaitu dengan dilakukan di komunitas akar rumput, secara tidak langsung dengan dilakukannya kegiatan sosialisasi tersebut akan berdampak pada penyebaran informasi melalui mulut ke mulut atau dikenal dengan istilah Word of Mouth. Melalui media tersebut, penyebaran informasi akan berlangsung cepat dan menjangkau ke yang tidak dapat dijangkau oleh media sosial.

Tingkat Penilaian Terhadap Kekuatan Pesan dari Media Penyampaian Pesan Mengenai Program Sejuta Taman

Kekuatan pesan merupakan elemen penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Kekuatan pesan diukur berdasarkan teori ANSVA menurut Monroe yang dikutip oleh Kusumastuti (2009). ANSVA mencakup dimensi attention (perhatian), need (kebutuhan), satisfactions (pemuasan), visualization (penggambaran), dan action (tindakan).

Pada Gambar 12 disajikan gambaran detail dari penilaian responden terhadap kekuatan pesan dari media penyampai pesan. Penilaian kekuatan pesan

dari berbagai media, secara keseluruhan digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0%

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 12 Penilaian responden terhadap kekuatan pesan media

Penilaian responden terhadap kekuatan pesan dari keseluruhan media yang diketahui oleh responden berada pada kategori sedang, yaitu sebesar 58,30%. Kategori rendah dan tinggi memperoleh persentase sebesar 35,00% dan 6,70%. Mayoritas responden menyatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui media sudah cukup menarik dan membuat responden tertarik untuk mengunjungi taman kota yang baru dibangun maupun yang sudah diperbaiki. Penilaian kekuatan pesan media penyampaian informasi Program Sejuta Taman mencakup tampilan atau cara penyampaian informasi, kelengkapan informasi (nama taman, fasilitas, letak geografis, atraksi yang bisa dilakukan), kegiatan pengunjung, kepuasan setelah melihat media penyampaian informasi, gambar atau informasi penunjang, dan nilai seberapa kuat keinginan untuk berkunjung. Penilaian pada kekuatan pesan pada media-media yang digunakan didukung oleh pernyataan FD berikut.

“...informasi yang disampaikan sudah dengan tampilan

menarik, hanya saja sebaiknya lebih sering di update” (FD,

pelajar, 19 tahun)

Beberapa responden juga mengapresiasi program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor, sembari memberikan saran dalam penyampaian pesan seperti pernyataan FZL berikut.

“Semoga programnya dijaga terus. Selalu melakukan pembenahan serta dilakukan pemeliharaan. Untuk menarik perhatian masyarakat, sebaiknya perbanyak konten kreatif,

jangan hanya tulisan saja. Lewat video misalnya” (FZL, Film Maker, 26 tahun)

Kekuatan rancangan pesan akan menjadi lebih menarik jika dikelola secara kreatif. Untuk itu diperlukan SDM yang handal dan kompeten dalam bidang perpesanan kreatif. Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor dapat memanfaatkan tenaga anak muda kreatif untuk menunjang kinerjanya, dengan demikian kreativitas anak muda mendapat tempat dan dukungan yang layak.

Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman

Noelle-Neumann (1984) seperti dikutip oleh Morissan (2008) mendefinisikan opini publik sebagai sikap atau tingkah laku yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak jika ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam hal isu kontroversial, opini publik adalah sikap yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak tanpa harus membahayakan dirinya sendiri yaitu berupa pengucilan. Penelitian ini melihat opini pengunjung yang diukur dari tingkat pengetahuan dan sikap.

Tingkat Pengetahuan

Variabel tingkat pengetahuan merupakan akumulasi hasil pengetahuan responden tentang pelaksanaan Program Sejuta Taman. Responden diberikan pertanyaan mengenai manfaat taman di tengah kota, nama-nama dan jumlah taman yang sudah dibangun serta atraksi yang dilakukan ketika melakukan kunjungan ke taman kota. Persentase tingkat pengetahuan responden terhadap Program Sejuta Taman disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12 Tingkat pengetahuan responden tentang program sejuta taman

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Rendah 20 33,30

Sedang 33 55,00

Tinggi 7 11,70

Total 60 100,00

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan pada kategori sedang dengan persentase sebesar 55,00%. Kategori rendah dan sedang masing-masing memiliki persentase sebesar 33,30% dan 11,70%. Ini berarti masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Program Sejuta Taman yang sedang dilaksanakan. Penyebaran informasi yang belum merata menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan MFN

“...lebih membuat warga Bogor mengetahui program yang sedang dijalankan pemerintah. Buat informasinya lebih menarik, sehingga

warga Bogor tertarik sama informasi itu” (MFN, mahasiswa, 21

Pernyataan tersebut didukung juga oleh pernyataan NV tentang penyebaran informasi mengenai Program Sejuta Taman

“Lebih digembar-gemborin lagi tentang program sejuta taman.

Sosialisasi harus merata dan gencar. Fast respons di media sosial. Lalu lintas juga lebih ditata lagi biar nggak macet. Toilet yang

ditaman dibagusin lagi” (NV, Guru TK, 23 tahun)

Sikap

Sikap merupakan kecenderungan atau pilihan atas lintas situasi yang berkaitan dengan obyek. Sikap membuat individu cenderung memberi tanggapan dengan cara tertentu terhadap obyek dari satu situasi ke situasi yang lainnya, berdasarkan akumulasi dan evaluasi informasi dan pengalaman seumur hidup (Cutlip, Center, Broom 2000). Data hasil penelitian menunjukkan sikap pengunjung terhadap Pemerintah Kota Bogor sebagai berikut.

Tabel 13 Sikap pengunjung taman kota terhadap pelaksanaan program sejuta taman

Sikap Jumlah Persentase (%)

Netral 27 45,00

Positif 33 55,00

Total 60 100,00

Kategori sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi sikap negatif, netral, dam positif. Persentase terbesar berada pada kategori positif yakni 55,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih bersikap mendukung terhadap program yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Kota Bogor saat ini. Sementara itu sikap netral berada pada persentase 45,00%. Artinya responden cenderung tidak memperlihatkan sikap negatif maupun sikap positif terhadap Program Sejuta Taman yang dilakukan oleh pemerintah, karena data hasil penelitian tidak menunjukkan sikap negatif responden terhadap Pemerintah Kota Bogor. Beberapa responden mengaku bahwa program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor sudah cenderung bagus dan mendapat dukungan. Seperti pernyataan SYD yang memberi saran tentang penambahan program

“...sementara udah bagus sih programnya, jadi belum ada kritik untuk pemerintah. Paling ditambah terus aja program tentang penghijauan itu” (SYD, pegawai swasta, 19 tahun)

Pernyataan saran juga disampaikan oleh FR dalam pelaksanaan program “Dalam memunculkan program harus mengambil resiko yang sangat besar, tapi manfaat juga harus besar. Cepat dan teliti dalam menanggapi masalah yang ada. Lebih menyeluruh

informasinya, jangan cuma fokus sama satu kekuatan.” (FR,

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN