• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Public Relations Pemerintah Kota Bogor Dalam Pembentukan Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Public Relations Pemerintah Kota Bogor Dalam Pembentukan Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI

PUBLIC RELATIONS

PEMERINTAH KOTA BOGOR

DALAM PEMBENTUKAN OPINI PENGUNJUNG TERHADAP

PROGRAM SEJUTA TAMAN

MUHAMMAD SYUKUR

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Public Relations Pemerintah Kota Bogor dalam Pembentukan Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman adalah benar karya Saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016

(4)
(5)

ABSTRAK

MUHAMMAD SYUKUR. Strategi Public Relations Pemerintah Kota Bogor dalam Pembentukan Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman. Dibawah bimbingan

YATRI INDAH KUSUMASTUTI.

Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sebuah organisasi, salah satu tugasnya adalah untuk mengevaluasi opini publik terhadap sebuah organisasi. Pemerintah Kota Bogor melalui Program Sejuta Taman memiliki tujuan untuk merubah opini masyarakat terhadap Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif serta analisis SWOT untuk mengetahui strategi yang diterapkan melalui hubungan antara karakteristik pengunjung dan aktivitas Public Relations dengan kecenderungan opini pengunjung terhadap pelaksanaan Program Sejuta Taman, yang merupakan hasil dari penilaian pengunjung terhadap tingkat pengetahuan dan sikap. Responden penelitian ini merupakan 60 orang pengunjung Taman Kencana dan Taman Ekspresi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel kekuatan rancangan pesan memiliki hubungan nyata dengan kecenderungan sikap yang ditunjukkan oleh responden. Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor memiliki strategi untuk menunjang kinerjanya, yakni dengan melakukan pembagian menjadi tiga sub-bagian. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel kekuatan rancangan pesan berhubungan dengan sikap pengunjung. Perhitungan analisis SWOT menunjukkan bahwa Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor perlu mengatasi ancaman dan kelemahan yang ada melalui peluang dan kekuatan yang dimiliki.

Kata Kunci: Public Relations, opini publik, Pemerintah Kota Bogor, Program Sejuta Taman, SWOT

ABSTRACT

MUHAMMAD SYUKUR. Public Relations Strategy of Bogor City Government in Visitors’ Opinion Formation to A Million Park City Program. Under the guidance of YATRI INDAH KUSUMASTUTI.

Public Relations is a management function of an organization, one of its task is to evaluate public opinion against an organization. Bogor City Government through A Million Park City Program aims to change public opinion of Bogor City. This study uses a quantitative approach that is supported by qualitative data and SWOT analysis to determine the implemented strategy by the relation between the visitors’ characteristics and activities of Public Relations with the visitors’ opinion preference on A Million Park City Program implementation, which is the result of the visitors’ votes to the level of knowledge and attitude. The respondents of this study were 60 visitors at Taman Kencana and Taman Ekspresi. Statistical analysis showed that the strength of message design variable has a real relation with the respondents’ attitude preference. Public Relations division of Bogor City Government has strategy to support its performance by devided into three sub-divisions. Statistical analysis showed that the strength of message design variable has relation with the visitors’ attitudes. SWOT analysis calculations showed that the Public Relations division of Bogor City Government needs to address the threats and vulnerabilities that exist through the opportunities and strengths.

(6)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PEMERINTAH KOTA BOGOR DALAM PEMBENTUKAN OPINI PENGUNJUNG TERHADAP

PROGRAM SEJUTA TAMAN

MUHAMMAD SYUKUR I34120025

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “Strategi Public Relations Pemerintah Kota Bogor dalam Pembentukan Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman” ini dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir Yatri Indah Kusumastuti, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada orang tua tercinta Bapak Uba dan Ibu Sarwanah yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis, serta kepada seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Azkiyyatus Syariifah, Alia Nisfi Jayanti, Widya Amaliah, Sri Agustin Maulani, Egi Nurridwan, Dijako R Julistianto, Yosafat M Manalu, dan Citra Pratiwi serta teman-teman SKPM 49 yang senantiasa memberikan semangat dan keceriaannya selama proses penulisan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Inna Rahmawati dan Inez Kania yang telah memberikan semangat dan setia menemani selama proses penulisan. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman UKM Lises Gentra Kaheman IPB, Majalah Komunitas Fema, serta rekan-rekan Radio 107,7 Agri FM IPB.

Bogor, Juni 2016

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL XI

DAFTAR GAMBAR XII

DAFTAR LAMPIRAN XII

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 4

Kegunaan Penelitian 5

PENDEKATAN TEORITIS 7

Tinjauan Pustaka 7

Konsep Public Relations 7

Tugas Public Relations 8

Strategi Public Relations 9

Opini Publik 11

Citra 14

Analisis SWOT 16

Karakteristik Pengunjung 16

Kerangka Pemikiran 17

Hipotesis Penelitian 19

PENDEKATAN LAPANGAN 21

Metode Penelitian 21

Lokasi dan Waktu 21

Teknik Pemilihan Responden dan Informan 22

Teknik Pengumpulan Data 22

Definisi Operasional 23

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 26

GAMBARAN MENGENAI PROGRAM SEJUTA TAMAN 29

Program Sejuta Taman 29

Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bogor 33

STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS PEMERINTAH KOTA

(12)

Strategi Komunikasi Public Relations Pemerintah Kota Bogor 37

Aktivitas sebagai Implementasi dari Strategi Public Relations 38

KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN DI KOTA BOGOR 41

Jenis Kelamin 41

Usia 41

Tingkat Pendidikan 42

Jenis Pekerjaan 43

Frekuensi Kunjungan 43

Aksesibilitas Informasi 44

AKTIVITAS PENYAMPAIAN INFORMASI OLEH PRAKTISI PUBLIC

RELATIONS DAN OPINI PENGUNJUNG TAMAN KOTA 45

Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Ragam Media, Jumlah Informasi

dan Frekuensi Media Penyampaian Pesan oleh Praktisi Public Relations

Pemerintah Kota Bogor 45

Tingkat Penilaian Terhadap Kekuatan Pesan dari Media Penyampaian Pesan

Mengenai Program Sejuta Taman 49

Opini Pengunjung Terhadap Program Sejuta Taman 51

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN OPINI

PENGUNJUNG TERHADAP PROGRAM SEJUTA TAMAN 53

ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DENGAN OPINI

PENGUNJUNG TERHADAP PROGRAM SEJUTA TAMAN 55

ANALISIS SWOT BAGIAN HUMAS PEMERINTAH KOTA BOGOR 59

SIMPULAN DAN SARAN 65

Simpulan 65

Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 71

(13)

DAFTAR TABEL

1 Teknik pengumpulan data 23

2 Variabel, definisi operasional, parameter, dan kategori pengukuran

karakteristik pengunjung 23

3 Variabel, definisi operasional, parameter, dan kategori pengukuran aktivitas

public relations 25

4 Variabel, definisi operasional, parameter, dan kategori pengukuran

pembentukan opini publik 26

5 Daftar media yang memuat program sejuta taman 38

6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin 41

7 Jumlah dan persentase responden taman Kota Bogor berdasarkan kategori

usia 41

8 Jumlah dan persentase responden taman Kota Bogor berdasarkan kategori

tingkat pendidikan 42

9 Jumlah dan persentase responden taman kota berdasarkan kategori jenis

pekerjaan 43

10 Jumlah dan persentase responden taman kota berdasarkan kategori frekuensi

kedatangan 43

11 Jumlah dan persentase responden taman kota berdasarkan kategori

aksesibilitas informasi 44

12 Tingkat pengetahuan responden tentang program sejuta taman 51

13 Sikap pengunjung taman kota terhadap pelaksanaan program pemerintah 52

14 Nilai korelasi dan nilai signifikansi hubungan karakteristik pengunjung

dengan kecenderungan opini terhadap program sejuta taman 53

15 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas public relations

dengan opini pengunjung terhadap program sejuta taman 55

16 Matriks TOWS penentuan alternatif strategi public relations pemerintah Kota

(14)

DAFTAR GAMBAR

1 Empat Situasi/Kondisi Kecenderungan Publik 8

2 Tujuan PR Adalah Merubah Sikap 14

3 Model Pembentukan Citra 15

4 Matriks TOWS 16

5 Kerangka Pemikiran Strategi Public Relations dalam Pembentukan Opini

Bogor Kota Sejuta Taman 18

6 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bogor 34

7 Persentase Ragam Penggunaan Media Pencarian Informasi Program

Pemerintah Oleh Responden 45

8 Persentase Ragam Penggunaan Media Pencarian Informasi Program Sejuta

Taman Oleh Responden 46

9 Persentase Tingkat Pengetahuan Responden tentang Ragam Media

Penyampaian Pesan Program Sejuta Taman 47

10 Persentase Tingkat Pengetahuan Responden tentang Frekuensi Media

Penyampaian Pesan Program Sejuta Taman 48

11 Persentase Tingkat Pengetahuan Responden tentang Jumlah Informasi

Program Sejuta Taman 48

12 Penilaian Responden terhadap Kekuatan Pesan Media 50

13 Rancangan Pesan Pemerintah Kota Bogor di Media Sosial Instagram,

Twitter, Youtube, dan Facebook 57

DAFTAR LAMPIRAN

1 Denah Kota Bogor 72

2 Daftar Responden 73

3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016 75

4 Hasil Uji Statistik Dengan Rank Spearman dan Uji Beda Chi-Square 76

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Public Relations merupakan fungsi manajemen untuk sebuah organisasi atau perusahaan. Salah satu fungsi yang melekat adalah membentuk opini publik. Opini merupakan sebuah pendapat atau pandangan terhadap sesuatu hal. Sedangkan publik merupakan khalayak baik yang berada di dalam sebuah organisasi maupun di luar organisasi, dengan kata lain opini publik merupakan sebuah pandangan dalam bentuk pendapat masyarakat yang dipengaruhi oleh stimulan yang diberikan oleh salah satu pihak. Baik dalam bentuk sikap maupun pendapat. Kusumastuti (2009) menjelaskan Public Relations dengan fungsinya yakni sebagai upaya terencana guna memengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah pihak. Public Relations juga dapat diartikan sebagai profesi yang berkaitan dengan relasi suatu unit dengan publiknya. Public Relations merupakan aktivitas berkelanjutan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat dimata publiknya.

Bidang Public Relations tidak hanya berfungsi dalam sebuah organisasi profit atau perusahaan komersil, namun juga berada pada sistem pemerintahan yang merupakan sebuah organisasi non-profit yang memiliki tugas yakni sebagai jembatan untuk melakukan proses pertukaran informasi. Informasi yang disampaikan pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah sehingga dapat menghasilkan pemahaman di antara kedua belah pihak. Hal tersebut dibutuhkan agar dalam membuat kebijakan, pemerintah melakukan pertimbangan dengan melibatkan opini yang tengah berkembang, sehingga kebijakan yang diterapkan merupakan kebijakan yang tepat guna dan tepat sasaran.

Rakhmadi (2015) dalam tulisannya yang berjudul “Government Public Relations: Tantangan dan Langkah-Langkah Strategis” menjelaskan jika melihat kondisi pemerintahan Indonesia saat ini, memang harus diakui citra pemerintahan dalam satu dekade terakhir ini belumlah seperti yang diharapkan. Masih terdapat gap yang senjang antara tingginya ekspektasi publik dengan kinerja badan publik yang merupakan penopang utama dari jalannya pemerintahan. Mulai dari eksekutif, legislatif, hingga yudikatif baik di daerah maupun di pusat yang mendapat sentiment negatif dari publik. Bukan hanya kinerja badan publik yang dianggap belum maksimal, standar pelayanan publik mulai dari kelurahan hingga institusi di atasnya juga belum melampaui harapan publik. Kondisi ini makin diperparah berbagai kasus terutama korupsi dan perilaku buruk para pejabat publik lainnya.

(16)

dilakukan TI ini sejalan dengan Studi Integritas yang dilakukan oleh Direktorat Litbang KPK di tahun 2007. Bahwa unit-unit layanan tersebut seperti Pajak, Bea cukai, layanan ketenagakerjaan, dan keimigrasian masih memperoleh nilai skor integritas yang rendah. Dengan rentang nilai 0-10, layanan TKI di terminal 3 memiliki skor integritas yang rendah yakni 3,45 sementara layanan pajak mempunyai skor yang sedikit lebih baik yakni 5,96. Skor integritas unit layanan yang ada di Indonesia ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan di negara lain seperti Korea. Di Korea, rata-rata skor integritas sudah berada di 7 dan telah banyak unit layanan yang memiliki nilai integritas di atas 8 bahkan sudah ada yang mencapai nilai 9.Hal itu menjadi sebab utama lemahnya kepercayaan publik terhadap badan publik. Berdasarkan uraian tersebut, Public Relations yang berada didalamnya dituntut untuk mampu mengembalikan citra dan reputasi pemerintah di depan publik melalui cara-cara atau strategi Public Relations yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

Lembaga pemerintahan yang juga memiliki tugas untuk menciptakan reputasi kota yang positif adalah Pemerintah Kota Bogor. Diantaranya adalah menjadikan kota Bogor sebagai kota yang bersih, indah dan nyaman. Kota Bogor sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki luas sebesar 11.850 ha terdiri dari enam kecamatan dan 68 kelurahan. Pemerintah Kota Bogor melalui progam-program yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Permasalahan Kota Bogor tahun 2013 seperti dikutip dari laman web pemerintah Kota Bogor1 yakni a) masalah transportasi, adapun usaha-usaha yang sudah dilakukan adalah pengembangan jaringan jalan, pengembangan terminal, penataan angkutan umum dan manajemen rekayasa lalu lintas. b) masalah kemiskinan, pada tahun 2013 berbagai program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan diimplementasikan melalui 24 program dengan 98 kegiatan yang terbagi ke dalam 4 klaster. c) masalah kebersihan, pada tahun 2013 dihadapkan pada peningkatan volume sampah sebanyak 1,51 persen, yaitu dari 2.447 m³ pada tahun 2012 menjadi 2.484 m³ pada tahun 2013. Untuk mengatasi kenaikan itu maka pada tahun 2013, target luas wilayah pelayanan pengangkutan sampah ditingkatkan dari 70,2 persen menjadi 70,3 persen atau sama dengan 8.330 ha dari total luas wilayah Kota Bogor. d) masalah pedagang kaki lima (PKL), sampai dengan tahun 2013 masalah PKL seperti menjadi masalah sosial yang klasik, karena secara ekonomis tetap dibutuhkan walaupun kerap menjadi pemicu munculnya masalah ketertiban.

Selain mengatasi permasalahan tersebut diatas, dalam upaya membentuk reputasi Kota Bogor yang positif, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor berupaya untuk menjadikan Bogor sebagai Kota Sejuta Taman. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Disebutkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai. Demi terwujudnya kehidupan yang sehat,

(17)

lingkungan bersih serta memiliki manfaat baik sosial maupun ekonomi, untuk itu Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menarget setiap tahun dapat membangun satu taman hal tersebut merupakan upaya untuk menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan.

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP seperti dijelaskan dalam Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Adapun tujuan penataan RTHKP yakni menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan, mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan, dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman. Serta dengan fungsi yakni: a) pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan; b) pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara; c) tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati; d) pengendali tata air; serta e) sarana estetika kota.

Pelaksanaan Program Sejuta Taman sudah berlangsung sejak tahun 2011. Namun tidak banyak masyarakat dalam hal ini masyarakat di Kota Bogor yang mengetahui tentang pelaksanaan program tersebut diatas. Berdasarkan uraian tersebut, untuk mencapai opini Bogor Kota Sejuta Taman, pihak pemerintah dituntut untuk mampu melakukan publikasi serta pertukaran informasi yang efektif guna terjalin kerjasama antara pihak pemerintah, dinas terkait, serta masyarakat di Kota Bogor. Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor dalam pelaksanaannya memiliki peranan strategis untuk pembentukan opini publik. Melalui tulisan ini, akan dikaji tentang bagaimana strategi yang diterapkan oleh Public Relations Pemerintah Kota Bogor dalam membentuk opini Bogor sebagai Kota Sejuta Taman?

Masalah Penelitian

(18)

Pemerintah Kota Bogor melalui program Sejuta Taman berupaya untuk membentuk reputasi Kota Bogor menjadi lebih baik. Pembangunan taman sudah berlangsung sejak 2011 dan hingga akhir 2014, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) telah membangun dan menata kembali beberapa taman aktif, dan taman-taman kecil lainnya yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Bogor. DKP dalam pelaksanaannya yakni menata, merawat serta membangun taman-taman kota tersebut telah mengeluarkan dana yang tak sedikit, baik yang berasal dari dana APBD, dana bantuan pusat serta sebagian dibantu dari dana pertanggungjawaban sosial perusahaan atau CSR Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Luas taman yang sudah terbangun dan tertata hingga akhir tahun 2014 jika digabungkan, yakni seluas 2,2 ha. Taman-taman baru yang dibangun tersebar di sejumlah kelurahan dan kecamatan di Kota Bogor. Beberapa taman yang dibangun pada tahun 2014 lalu yakni 1) Taman Persimpangan Bogor, 2) Taman Kencana, 3) Taman Heulang, 4) Taman Peranginan, 5) Taman Ekspresi, 6) Taman Grafiti, 7) Taman Pangrango, 8) Taman Skateboard, 9) Taman Air Mancur, serta taman lainnya. Taman-taman tersebut dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat berkumpul dan bermain. Taman tersebut dilengkapi area bermain anak-anak dan tempat duduk untuk warga berinteraksi. Sehingga siapapun tentu saja diperbolehkan untuk mengunjungi taman yang sudah dibangun, berbagai pengunjung dengan karakteristik yang berbeda. Melihat kondisi tersebut, bagaimana hubungan karakteristik pengunjung dengan kecenderungan opini yang terbentuk?

Pelaksanaan Program Sejuta Taman merupakan salah satu cara untuk mengatasi gap ekspektasi. Publik Kota Bogor tentunya memiliki standar tinggi dalam menilai kinerja pemerintah. Jika ini tidak mampu dikejar maka, kepercayaan publik terhadap pemerintah tidak akan kunjung merangkak naik. Jika dilihat secara menyeluruh, sepanjang tahun 2013 atau empat tahun pemerintahan SBY yang juga merupakan tahun politik menjelang Pemilu 2014 belum ada tanda-tanda meningkatnya kepercayaan publik terhadap Badan Publik. Persepsi terhadap penegakan hukum, kesejahteraan rakyat, stabilitas politik, dan pemulihan ekonomi jalan di tempat. Di masa pemerintahan Wali Kota Bogor saat ini, dalam menjalankan fungsinya, Public Relations bertugas untuk membantu pencapaian program Kota Sejuta Taman sehingga publik semestinya memiliki opini positif terhadap Pemerintah Kota Bogor melalui pelaksanaan program yang relevan. Halini perlu dikaji, sehingga dirumuskan pertanyaan bagaimana hubungan aktivitas Public Relations dengan kecenderungan opini tentang Bogor Kota Sejuta Taman?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Menganalisis strategi komunikasi yang diterapkan oleh Bagian Humas (Public Relations)Pemerintah Kota Bogor dalam membentuk opini Bogor Kota Sejuta Taman

2. Menganalisis hubungan karakteristik pengunjung dengan kecenderungan opini yang terbentuk

(19)

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang strategi Public Relations Pemerintah Kota Bogor dalam membentuk reputasi Kota Bogor sebagai Kota Sejuta Taman. Penelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung agar dapat mengambil tindakan guna mengatasi permasalahan yang ada. Pihak-pihak tersebut adalah:

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi proses pembelajaran agar tercipta penelitian yang lebih baik lagi. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan literatur untuk penelitian yang terkait. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

serta penyebaran informasi tentang program Sejuta Taman yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bogor. Sehingga masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan.

(20)
(21)

PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Konsep Public Relations

Public Relations dan Hubungan Masyarakat (Humas) memiliki definisi yang tidak jauh berbeda. Namun jika dilihat berdasarkan definisi beberapa ahli, menurut Widjaja (2002), Public Relations adalah profesi yang mengurusi hubungan antara sesuatu unit dan publiknya yang menentukan hidup unit itu (Crystallizing Public Opinion). Berbeda dengan Kriyantono (2008) yang mendefinisikan Public Relations adalah fungsi manajemen untuk membangun dan menjaga citra positif dengan cara menjalin relasi timbal balik dengan publik. Tujuan Public Relations pertama kali adalah berupaya untuk menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya. Sementara itu Reza dan Trihandini (2013) menjelaskan Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Salah satu upaya paling gigih untuk mendefinisi hubungan masyarakat secara operasionil datang dari Public Relations News, seperti dikutip oleh Cutlip, Center, dan Broom (2000) bahwa hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengenali kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dalam kepentingan masyarakat, dan merencanakan serta melaksanakan program tindakan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan masyarakat. Pada dasarnya, Humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang sifatnya komersil (perusahaan) maupun organisasi nonkomersil, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi/perusahaan secara positif. Humas yang merupakan terjemahan bebas dari istilah Public Relatios atau PR itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya (Anggoro 2005).

(22)

lain yakni publik (umum, masyarakat). Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.

Public Relations atau Humas merupakan divisi manajemen yang berada pada sebuah organisasi baik profit maupun non-profit sebagai jembatan antara organisasi dengan khalayak baik di dalam maupun di luar organisasinya. Morissan (2008) menjelaskan bahwa organisasi non-profit didirikan untuk mencapai tujuan yang bersifat nonbisnis atau tidak mencari keuntungan. Organisasi non-profit dibagi menjadi dua macam, yakni organisasi non-profit pemerintah dan organisasi non-profit bukan pemerintah. Praktisi Humas pada organisasi pemerintah berfungsi untuk membantu menjelaskan kegiatan yang dilakukan organisasi bersangkutan kepada masyarakat dan sebaliknya menerima umpan balik yang diberikan masyarakat dan menyampaikannya kepada pimpinan organisasi.

Tugas Public Relations

Pramono (2009) menjelaskan bahwa terdapat tiga tugas Public Relations dalam organisasi atau lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi Public Relations. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menginterprestasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi atau lembaga. Kecenderungan perilaku publik diklasifikasikan dengan baik oleh Frank Jeffkins menjadi empat situasi/kondisi kecenderungan publik yang dihadapi oleh Public Relations, yakni tidak tahu, apatis, prasangka dan memusuhi. Mengacu pada klasifikasi publik menurut Jeffkins tersebut, maka tugas Public Relations adalah merubah publik yang tidak tahu menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka menjadi menerima, dan yang memusuhi menjadi simpati.

Tidak tahu……….Mengetahui Apatis………Peduli Prasangka………..Menerima

Permusuhan...Simpati Gambar 1 Empat situasi/kondisi kecenderungan publik

Tugas ini melekat pada kemampuan praktisi Public Relations mengamati dan meneliti perilaku berdasarkan kajian ilmu-ilmu sosial.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi atau lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi atau lembaga dapat jadi jauh dengan kepentingan publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini sedikit berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama. Dalam kondisi yang manapun, tugas Public Relations adalah mempertemukan kepentingan ini menjadi saling mengerti, dipahami, dihormati, dan dilaksanakan. Bila kepentingannya berbeda, maka Public Relations dapat bertugas untuk menghubungkannya.

(23)

untuk memberikan nasehat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah ditunda ataukah dihentikan. Di sini Public Relations bertugas untuk senantiasa memonitor semua program.

Menurut Kriyantono (2014) tugas Public Relations yaitu memengaruhi sikap publik dengan memberikan informasi tertentu. Dengan asumsi bahwa individu sebagai manusia yang mempunyai kemampuan mengolah informasi. Mengolah informasi ini mencakup proses mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang sesuatu hal dan memengaruhi sikapnya sesuai konsep yang diperolehnya saat mengolah informasi itu. Berbagai jenis informasi dijadikan bahan pemikirannya dan diolah sebelum mengambil keputusan atau sikap tertentu. Informasi disajikan dengan beberapa tujuan layaknya tujuan komunikasi. Effendy (1993) menyebutkan tujuan komunikasi yakni mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini/ pendapat/pandangan (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to change the society).

Strategi Public Relations

Strategi tindakan (action strategy) merupakan penggerak utama program humas, namun pada umumnya strategi tindakan bersifat tidak tampak atau tidak mudah dikenali oleh pihak luar. Lain halnya dengan kegiatan komunikasi yang merupakan komponen yang jelas terlihat oleh siapa pun karena komunikasi memang ditujukan untuk masyarakat. Komunikasi berfungsi sebagai katalisator untuk menginterpretasikan dan mendukung strategi tindakan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh praktisi humas dalam berkomunikasi yakni membingkai pesan, nilai berita, semiotika, simbol dan stereotip. Yusuf (2010) menjelaskan bahwa strategi bisa diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai suatu target meskipun tidak ada jaminan akan keberhasilannya. Di dalam dunia komunikasi, strategi berarti rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi.

Berdasarkan pelaksanaan tugasnya, selain melakukan kegiatan komunikasi dan sosialisasi, para praktisi Public Relations juga dituntut untuk menyelenggarakan program melalui persiapan konsep mengenai berbagai kelebihan yang harus dijual, tetapi mengeliminir kerusakan akibat kelemahan atau kesalahan yang telah dikeluarkan. Public Relations memiliki peranan sangat strategis dalam merencanakan dan membuat format yang jitu sebagai upaya membangun citra lembaga yang positif, sehingga menghasilkan dukungan publik. Utomo (2005) menjelaskan bahwa menjalankan aktivitas Public Relations hampir

tidak berbeda dengan menyusun “strategi perang”. Karena hubungan yang baik

(24)

Karena itu, sebuah paradigma baru Public Relations menjadi sangat kontekstual. Paradigma baru yang dimaksud adalah perpaduan aktivitas komunikasi dan langkah kongrit untuk memperbaiki kinerja. Sebagus apapun kualitas sebuah produk atau sedahsyat apapun kinerja suatu lembaga, tidak akan ada artinya jika tidak mampu terkomunikasikan dengan baik kepada publik. Disinilah pentingnya peran Public Relations untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan apa yang telah dan akan dilakukan oleh lembaga.

Public Relations memiliki fungsi dan peranan dalam aktivitasnya. Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh Public Relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Public Relations. Jadi, Public Relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik. Secara garis besar fungsi Public Relations adalah (Kriyantono 2008):

 Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication)

 Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)

 Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners)

Bedasarkan fungsi tersebut, untuk dapat melakukan pekerjaannya seorang Public Relations mempunyai alat-alat kegiatan (PR tools). Alat-alat kegiatan ini biasa disebut sebagai media Public Relations seperti dijelaskan Kriyantono (2008), antara lain:

1. Publisitas dan media relations

- press-release (menulis berita tentang perusahaan kepada media)

- pess-conference (menyampaikan informasi tentang perusahaan dengan secara langsung mengundang wartawan)

- press-tours (mengundang wartawan untuk berkunjung ke perusahaan) - press-party (menjamu wartawan makan bersama)

- press-receptions (mengadakan acara khusus pertemuan dengan wartawan)

- media gathering (mengumpulkan media dalam sebuah forum) 2. Special event

- open house atau company visit (memberi peluang kepada public untuk mengenal lebih dekat perusahaan dengan berkunjung langsung ke perusahaan)

- fund-raisers (kegiatan menumpulkan dana) - trade shows (mengadakan pameran dagang) - award ceremonies (acara pemberian penghargaan) - contest

3. Corporate advertising (iklan-iklan korporat untuk menunjang citra). 4. Newsletters (media tulisan yang biasa digunakan untuk publik internal dan

eksternal)

(25)

6. Lobbying (melakukan negosiasi baik kepada lembaga pemerintah atau bukan, berkaitan dengan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan perusahaan).

7. Charitable contributions (Kegiatan-kegiatan amal untuk membantu masyarakat).

8. Thank you notes and letters (ucapan-ucapan terima kasih kepada publik). 9. Audio-visual instrument (misalnya membuat company profile berbentuk

audio-visual dan materi pesentasi dihadapan publik).

10. Sponsorships (menjadi sponsor diberbagai event di masyarakat).

11. Letters of denial (surat klarifikasi atas sebuah informasi yang tidak benar yang disampaikan ke media).

Kesemua bagian pesan yang dirancang oleh Public Relations semestinya mengandung unsur pesan persuasif. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah pesan persuasif, diantaranya adalah komposisi pesan, organisasi pesan, urutan pesan, daya tarik pesan, gaya pesan, pilihan kata, dan struktur pesan. Urutan pesan merupakan pesan yang disesuaikan dengan cara berpikir manusia terutama disesuaikan dengan proses penerimaan pesan. Proses tersebut meliputi perhatian, pengertian, dan penerimaan. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan urutan pesan (Monroe) yakni attention, need, satisfactions, visualization, dan action. Kelimanya disebut dengan istilah ANSVA (Kusumastuti 2009).

Aktivitas Public Relations yang dilakukan tidak terlepas dari peran media. Media merupakan jalur terpenting kegiatan Public Relations. Meskipun kata itu seringkali hanya dipakai mengacu kepada penyiaran komunikasi metode modern melalui televisi dan radio, bagi kebanyakan Public Relations kata ini mengacu kepada seluruh wilayah kerja wartawan: baik surat kabar dan majalah maupun selebaran, surat kabar perusahaan dan berbagai macam majalah berkala (Greener 1993). Dalam pemilihan media komunikasi, perlu diketahui bahwa penggunaan multimedia (lebih dari satu media) jauh lebih baik dibanding dengan single media (satu media). Sebab kelemahan satu media bisa ditutupi oleh media yang lain. Hanya saja penggunaan multimedia memerlukan dukungan dana yang lebih besar dari pada menggunakan satu media dengan dana relatif kecil (Cangara 2012).

Opini Publik

(26)

merupakan keseimbangan (ekuilibrium) yang tercapai pada perjuangan kelompok pada saat tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas Public Relations tidak terlepas dari pelibatannya terhadap publik. Publik (bisa juga disebut stakeholders) adalah sasaran kegiatan Public Relations. Publik berbeda-beda menurut jenis organisasi atau perusahaannya. Namun secara umum, publik dikelompokkan menjadi dua, yaitu publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah publik yang berada dalam organisasi tempat Public Relations bekerja, misalnya karyawan dan keluarganya maupun pihak manajemen (CEO, direksi, manajer, dan stockholders). Sedangkan publik eksternal antara lain konsumen atau pelanggan, komunitas, kelompok-kelompok masyarakat (kelompok penekan atau pressure group, lembaga swadaya masyarakat), pemerintah, bank, pemasok, media massa dan sebagainya. Kegiatan Public Relations yang sasarannya publik internal disebut internal relations sedangkan untuk publik eksternal disebut external relations (Kriyantono 2008).

Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan publik dalam Public Relations dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu:

1. Publik internal dan publik eksternal: Internal publik yaitu publik yang berada dalam organisasi/perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas, dan pemasok. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal: Publik primer bisa sangat

membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting. Contoh, anggota Federal Reserve Board of Governor (dewan gubernur cadangan federal) yang ikut mengatur masalah perbankan, menjadi publik primer untuk sebuah bank yang menunggu rotasi secara teratur, dimana anggota legislatif dan masyarakat menjadi publik sekundernya.

3. Publik tradisional dan publik masa depan: Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemrintah (madya) adalah publik masa depan.

4. Proponents, opponent, dan uncommitted: Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents), dan ada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan (Seitel, 1992: 13-14)

5. Silent majority dan vocal minority: Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatya, namun jumlahnya tak banyak. sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif seingga tidak tampak suara atau pendapatnya (Kasali, 1994: 11)

(27)

itu dan melaporkanya kepada manajemen jika informasi itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen (Morissan 2008). Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasi/perusahaan, dalam kegiatannya Public Relations memberi masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang. Dalam pelaksanaannya PR menggunakan komunikasi untuk memberi tahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya adalah good image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual confidence (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai), dan tolerance (toleransi).

Lebih jauh Soemirat dan Ardianto (2002) mendefinisikan opini publik sebagai kumpulan pendapat individu terhadap masalah tertentu yang memengaruhi suatu kelompok orang-orang (masyarakat). Pendapat lain menyebutkan bahwa opini publik mewakili suatu kesepakatan, dan kesepakatan dimulai dengan sikap orang-orang terhadap issue yang masih tanda tanya. Mencoba untuk mempengaruhi suatu sikap yang dimiliki individu –bagaimana tanggapan dia terhadap suatu pokok masalah yang dihadapinya- adalah suatu fokus utama dari kegiatan Public Relations. Noelle-Neumann (1984) seperti dikutip oleh Morissan (2008) mendefinisikan opini publik sebagai sikap atau tingkah laku yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak jika ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam hal isu kontroversial, opini publik adalah sikap yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak tanpa harus membahayakan dirinya sendiri yaitu berupa pengucilan. Lebih jauh Noelle-Neumann menjelaskan bahwa terdapat dua teori yang membentuk opini publik yakni Teori Spiral Keheningan; menyatakan bahwa pendapat pribadi sangat tergantung pada apa yang dipikirkan atau diharapkan oleh orang lain. Individu pada umumnya berusaha untuk menghindari terjadi pengucilan atau isolasi karena ia sendirian mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Orang akan mengamati lingkungannya terlebih dahulu guna mempelajari pandangan-pandangan mana yang bertahan dan mendapatkan dukungan dan pandangan mana yang tidak dominan atau popular. Teori Agenda Setting; menyatakan kekuatan media massa dalam agenda setting ini tidak saja terletak pada kekuatan media dalam menentukan jumlah ruang atau waktu yang diberikan media pada berita-berita tertentu atau penempatannya pada siaran berita atau halaman media cetak tetapi juga kesamaan isu atau topik yang diangkat oleh berbagai media massa.

Individu berkecenderungan untuk mencari dukungan atau pembenar atas opininya dan untuk mendapatkan solusi terhadap suatu isu. Situasi tersebut membuat individu terlibat melalui diskusi dalam kelompok maupun diskusi publik. Dalam diskusi publik ini, opini individu saling bertemu, menjadikan opini berkembang luas dan terakumulasi membentuk opini publik. Karena terdiri dari beragam orang dan kepentingan, maka diskusi publik dapat memunculkan setidaknya dua ragam opini publik, yaitu yang setuju (pro) dan yang tidak setuju atau kontra (Kriyantono 2014).

(28)

1. Personal, secara fisik, unsur emosional suatu individu termasuk kondisi, usia, dan status sosial.

2. Cultural, lingkungan dan gaya hidup dalam area geografis tertentu, seperti Jepang berbeda dengan orang Amerika atau orang desa di Amerika berbeda dengan orang kotanya.

3. Pendidikan, tingkat dan kualitas pendidikan seseorang. 4. Familial (people’s root), semacam akar rumput orang-orang. 5. Religi, suatu sistem kepercayaan tentang Tuhan atau supernatural. 6. Tingkatan sosial, posisi dalam masyarakat. Perubahan status sosial

yang dimiliki orang-orang. 7. Ras, asal etnik/suku.

Karakteristik-karakteristik di atas memberikan pengaruh terhadap bentuk sikap, juga faktor-faktor lainnya seperti pengalaman, tingkat ekonomi, sikap politik dan anggota suatu organisasi. Penelitian membuktikan bahwa sikap dan perilaku adalah situasional –dipengaruhi oleh issue-issue dalam situasi tertentu. Meskipun begitu, sewaktu yang lain dengan sikap yang sama mencapai suatu pendapat yang sama, maka suatu konsensus/kesepakatan atau opini publik itu muncul.

Gagasan umum tentang opini publik adalah tetap sebagai agregasi pandangan individu belaka terhadap beberapa isu. Tetapi pendekatan

“kesepakatan individu” dalam mendefinisikan opini publik kehilangan maksudnya

bahwa sifatnya adalah publik. Kognisi individu bisa atau tidak bisa mewakili konsensus, atau “berpikir bersama,” yang lebih lengkap mewakili bermacam -macam opini yang membentuk dan dibentuk oleh diskusi publik di antara mereka

yang berbagi “rasa kesamaan”. Bagaimanapun, opini publik merupakan kekuatan

besar dalam masyarakat modern. Segala jenis organisasi harus menghadapi opini publik yang nyata dan dilihat pada saat mereka membangun dan mempertahankan hubungan dengan banyak publik internal dan eksternal mereka. Tetapi organisasi

merupakan aktor. Opini publik hanya merupakan “pembangkit energi” tindakan mereka (Cutlip, Center dan Broom 2000).

Citra

Salah satu tugas Public Relations adalah membangun citra. Menurut Kriyantono (2008) citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral atau memusuhi. Lebih jauh Kriyantono menjelaskan bahwa kegiatan Public Relations adalah bertujuan untuk merubah sikap

Benci (Hostility) Menaruh perhatian (Interest) Berpengetahuan

(29)

Gambar 2 menjelaskan bahwa tujuan Public Relations adalah agar citra perusahaan positif di mata publiknya. Citra positif mengandung arti kredibilitas perusahaan di mata publik adalah baik (kredibel). Kredibilitas mencakup dua hal, yaitu:

Kemampuan (expertise)

Persepsi publik bahwa perusahaan dirasa mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan, harapan maupun kepentingan publik. Misalnya produk-produk yang dihasilkan murah, berkualitas, dan ramah lingkungan.

Kepercayaan (trustworthy)

Persepsi publik bahwa perusahaan dapat dipercaya untuk tetap komitmen menjaga kepentingan bersama.

Citra positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan di mata khalayak. Ada empat lapis reputasi yang perlu dikelola Public Relations, yakni: reputasi personal para eksekutif dan karyawan (personal branding); reputasi produk dan jasa yang yang ditawarkan (product branding); reputasi korporat (corporate branding); dan reputasi industri (industrial branding). Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya teradap objek tersebut. Lebih jauh Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan proses pembentukan citra sebagai berikut:

Pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Respon

Rangsang Perilaku

Model pembentukan citra tersebut menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsan itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.

Kognisi

Persepsi Sikap

Motivasi

(30)

Analisis SWOT

Strategi Public Relations dapat disusun dengan menggunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Analisis SWOT adalah satu pekerjaan yang cukup berat karena hanya dengan itu alternatif-alternatif strategis dapat disusun (Salusu 1996). Terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk melakukan Analisis SWOT, salah satunya adalah yang disebut dengan Matriks TOWS yang dikembangkan oleh David (1989), yang mendahulukan analisis Ancaman dan Peluang untuk kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan faktor-faktor eksternal tersebut. Terlihat pada Gambar 4, terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis TOWS tersebut.

STRENGTHS

- Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal.

- Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.

- Strategi ST akan digunakan organisasi untuk menghindari, paling tidak memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar.

- Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal

Karakteristik Pengunjung

(31)

menerima barang dan jasa serta pengalaman. Menurut Hurriyati (2008) karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku. Adapun karakteristik pengunjung dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan segmentasinya. Yakni demografi, geografis, geodemografis, serta psikografis. Segmentasi demografi merupakan khalayak yang dibedakan berdasarkan karakteristik demografi, seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Sementara itu segmentasi geografis merupakan khalayak yang dibedakan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, misalnya pulau, provinsi, kota, dan desa. Segmentasi geodemografis adalah khalayak yang tinggal disuatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografi yang sejenis namun wilayah demografi harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan. Sementara itu segmentasi psikografi merupakan khalayak yang dibagi berdasarkan gaya hidup dan kepribadiannya. Gaya hidup dapat memengaruhi perilaku seseorang dan mengklasifikasikannya berdasarkan aktivitas, ketertarikan, dan pendapat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawaty, Pian, dan Daulay (2006) yang berjudul “Karakteristik Pengunjung Rekreasi dan Obyek Wisata di

Taman Hutan Raya Dr. Mohammad Hatta” menjelaskan bahwa penilaian

terhadap karakteristik pengunjung dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pndidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi geografis, waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.

Kerangka Pemikiran

Kecenderungan opini publik terhadap pemerintah adalah hal yang penting dan dibutuhkan guna menunjang kinerja dan pelayanan yang akan dilakukan oleh pemerintah. Semakin merebaknya isu negatif pemerintah justru akan membuat reputasi pemerintah menjadi buruk, itu berarti hal tersebut akan membentuk opini negatif terhadap lembaga pemerintahan. Praktisi Public Relations dalam hal ini dituntut untuk mampu mengembalikan dan membentuk kembali opini positif publik terhadap lembaga pemerintah. Seseorang untuk sampai ke tahap pembentukan opini terlebih dahulu harus mengetahui tentang sesuatu hal atau isu sebagai objek yang akan diperhatikan. Setelah mengetahui tentang objek tersebut, barulah proses menuju penentuan sikap berdasarkan kecenderungan yakni sikap negatif, netral, atau positif terjadi. Dengan demikian opini seseorang terhadap objek tersebut akan muncul, adalah berupa evaluasi tentang isu yang mejadi pusat perhatian. Penelitian ini melihat opini publik berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu objek.

(32)

Faktor yang berhubungan dengan pembentukan opini diluar individu yang menjadi publik tersebut adalah aktivitas sebagai implementasi strategi Public Relations. Penggunaan Media Public Relatons adalah hal yang mutlak dilakukan. Adapun Public Relations Tools yang dimaksud menurut Kriyantono (2008) adalah: Publisitas dan media relations, special event, Corporate advertising, Newsletters, Speaker Bureau, Lobbying, Charitable contributions, Thank you notes and letters, Audio-visual instrumen, Sponsorships,Letters of denial. Dalam hal ini, pembentukan opini publik dilihat berdasarkan jumlah informasi yang diberikan, ragam media sebagai alat penyampaian informasi serta frekuensi aktivitas yang dilakukan, dan selanjutnya adalah seberapa kuat pesan yang dirancang berperan dalam membentuk opini Bogor Kota Sejuta Taman.

Keterangan:

: Berhubungan

Gambar 5 Kerangka pemikiran strategi public relations dalam pembentukan opini Bogor kota sejuta taman

Karakteristik Pengunjung

X1.1 Jenis Kelamin X1.2 Usia

X1.3 Tingkat Pendidikan X1.4 Jenis Pekerjaan X1.5 Frekuensi Kunjungan X1.6 Aksesibilitas Informasi

Aktivitas Public Relations

X2.1 Ragam Media X2.2 Jumlah Informasi X2.3 Frekuensi Aktivitas X2.4 Kekuatan Pesan

Ragam Opini Publik (Y)

Y1 Tingkat Pengetahuan

(33)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengunjung dengan opini Bogor Kota Sejuta Taman

(34)
(35)

PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif diperlukan untuk pengambilan data berupa angka yang diperoleh melalui kuesioner. Unit analisis penelitian adalah individu. Penelitian juga bersifat eksplanatori karena menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesa (Singarimbun 2006). Penelitian kualitatif digunakan untuk pengambilan data yang bersifat deskriptif yakni berupa gejala-gejala sosial yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen kependudukan, dan literatur lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan kondisi yang ada di lapang. Penelitian deskriptif digunakan untuk memperkuat hasil yang didapatkan dari penelitian eksplanatori. Selain itu, penelitian deskriptif berguna untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Taman-Taman Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive. Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Bogor memiliki program Kota Sejuta Taman yang merupakan satu dari program prioritas Pemerintah Kota Bogor saat ini, serta program yang bersangkutan merupakan program yang berupaya untuk merubah opini masyarakat kearah yang lebih baik. Secara geografis Kota Bogor terletak di antara

106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta berlokasi sangat dekat dengan Ibukota Negara, hal tersebut merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.

(36)

Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua individu yang berkunjung ke taman di Kota Bogor. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu. Sampel penelitian dipilih secara aksidental. Teknik accidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Dengan teknik ini, peneliti memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Rianse dan Abdi 2009). Adapun peneliti dalam penelitian ini menetapkan kriteria responden yakni dewasa secara umur dan dapat mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikan. Selain itu, responden merupakan pengunjung taman yang bertempat tinggal di wilayah Bogor. Responden tersebut diwawancarai dengan menggunakan kuesioner mengenai opini tentang Kota Bogor karena jawabannya dianggap dapat mewakili opini di mata publik.

Jumlah responden sebanyak 60 orang dipilih dengan menggunakan teknik accidental sampling. Teknik accidental sampling dipilih karena populasi tidak diketahui secara pasti. Responden sebanyak 60 orang diambil dari Taman Ekspresi dan Taman Kencana, Kecamatan Bogor Tengah. Jumlah minimal responden pada uji statistik adalah 35 responden, sehingga jumlah sampel dapat mewakili jawaban populasi. Sementara itu informan yang dipilih adalah Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor. Bagian Humas merupakan divisi manajemen sebagai jembatan pertukaran informasi antara pemerintah dengan masyarakat, sementara itu Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor sebagai dinas pelaksana program Sejuta Taman.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari responden dan informan. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Kuesioner telah diujikan terlebih dahulu kepada 10 orang diluar responden yang diteliti, dengan hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha yakni 0,771. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk menguji reliabilitas kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data kuantitatif. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun 2006).

(37)

Tabel 1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data Data yang akan dikumpulkan

Kuesioner - Karakteristik responden

- Aktivitas Public Relations - Ragam Opini Publik

Wawancara mendalam - Peran Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor dalam program pemerintahan

- Latar belakang dan tujuan Program Sejuta Taman

- Peran pengunjung dalam taman kota Observasi lapang - Kondisi taman kota

- Aktivitas yang dilakukan pengunjung

Analisis dokumen - Visi dan misi Pemerintah Kota Bogor

- Susunan rogram prioritas pemerintah Kota Bogor

Definisi Operasional Karakerisik Pengunjung

Karakteristik pengunjung merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dan berhubungan dengan pembentukan sebuah opini. Adapun karakteristik yang dimaksud terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, frekuensi kunjungan, serta akses terhadap informasi. Karakteristik tersebut kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori pengukuran, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan selang skor untuk masing-masing kategori dilakukan secara emik setelah mendapatkan data dari responden.

(38)

dilaksanakan. (Pengkategorian

(39)

Tabel 3 Variabel, definisi operasional, parameter, dan kategori pengukuran

(40)

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, parameter, dan kategori pengukuran

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data primer dan sekunder yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS for Windows versi 21.0, dianalisis dengan metode yang sesuai dalam mengukur sikap dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemerintahan Kota Bogor. Pengolahan data karakteristik pengunjung dilakukan dengan menggunakan analisis Rank Spearman untuk data ordinal dan uji beda Chi-square untuk data nominal. Opini yang terbentuk dianalisis berdasarkan aspek yang dapat membentuk opini publik melalui sikap dan tingkat pengetahuan, meliputi aktivitas Public Relations, dan karakteristik pengunjung. Setelah opini masyarakat berhasil dianalisis, langkah selanjutnya adalah penggunaan analisis SWOT untuk merumuskan strategi Public Relations yang efektif sesuai dengan elemen peluang, ancaman, kelebihan, dan kekurangan untuk dapat digunakan oleh Bagian Humas Pemerintah Kota Bogor.

Data primer yang diperoleh secara kuantitatif di lapangan telah melalui proses pengolahan data. Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Proses pengolahan data ini meliputi proses pembuatan kode, pemberian skor, dan kemudian dimasukkan ke dalam SPSS Statistic 21.0 dan Microsoft Excel 2013. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis deskriptif kualitatif, digunakan untuk menggambarkan kegiatan

(41)

2. Analisis statistik deskriptif, digunakan untuk menggambarkan individu penduduk Kota Bogor yang meliputi: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan formal, jenis pekerjaan, tingkat pengetahuan, sumber informasi, aksesibilitas informasi, dan frekuensi keterlibatan; aktivitas Public Relations, yaitu: jumlah informasi, tingkat fasilitasi, jenis pelayanan, ragam media, intensitas media dan kekuatan pesan.

(42)
(43)

GAMBARAN MENGENAI PROGRAM SEJUTA TAMAN Program Sejuta Taman

Masa kepemimpinan lima tahun pertama pada tahun 2014, Pemerintah Kota Bogor memiliki Enam program prioritas, yang terdiri dari dua program lanjutan dari pemerintahan sebelumnya dan empat program tambahan. Beberapa di antaranya adalah program yang berfokus pada penyelesaian masalah transportasi, penertiban pedagang kaki lima (PKL), solusi untuk masalah kebersihan, pengentasan kemiskinan, serta program yang memiliki fokus pada reformasi birokrasi dalam pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan.

Pada tahun 2015 dalam upaya mengatasi masalah kebersihan dan keindahan kota, telah dibangun delapan taman kota. Upaya tersebut merupakan perwujudan dari pelaksanaan Program Sejuta Taman. Kemudian pada tahun 2016, Pemerintah Kota Bogor memiliki dua pokok fokus utama yakni mengatasi masalah transportasi dan masalah kebersihan. Upaya untuk mengatasi masalah kebersihan, pihak pemerintah dalam hal ini melakukan kerja sama dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dilakukan dengan melakukan sosialisasi tentang konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle), hingga mengadakan perlombaan kebersihan antar masyarakat guna memotivasi agar masyarakat mampu menjaga dan meningkatkan kebersihan lingkungannya.

Program Sejuta Taman adalah program yang diusung oleh Walikota Bogor dalam masa kerjanya untuk merubah image Kota Bogor yang awalnya Kota Sejuta Angkot menjadi Kota Sejuta Taman. Program ini bertujuan untuk membuat perubahan pada kota sehingga menjadi lebih nyaman bagi masyarakat Kota Bogor dengan demikian diharapkan dapat menarik wisatawan asing maupun lokal datang ke Kota Bogor untuk menikmati Taman-tamannya. Dampak positif lainnya akan meningkatkan pendapatan daerah Kota Bogor. Manfaat dari adanya taman di tengah Kota adalah untuk memperbaiki iklim kota, kota yang tidak jauh dari polusi kendaraan bermotor maka dengan adanya taman akan mengurangi dampak negatif dari polusi tersebut. Adapun jumlah taman kota yang saat ini telah terbangun sebanyak 17 taman dengan masing-masing nama sebagai berikut:

1. Hutan Kota Ahmad Yani saat ini memiliki luas ± 13.000 m². Hutan kota termasuk dalam kegiatan pembangunan taman tahun anggaran 2014. Anggaran berasal dari dana Banprov (Batuan Provinsi). Hutan kota ahmad yani berada dekat dengan kawasan perkantoran seperti kantor imigrasi, kantor BPJS dan Jamsostek.

(44)

3. Taman Peranginan merupakan salah satu taman yang ada di Kota Bogor yang cukup terkenal seperti Taman Kencana dan taman lainnya. Taman Peranginan memiliki luas area sebesar 1.699,44 m². Lokasi taman berada di Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah. Taman Peranginan merupakan taman kota yang bersifat aktif sehingga tedapat banyak aktifitas yang dapat dilakukan didalamnya. Taman Peranginan merupakan satu-satunya taman di Kota Bogor yang berbatasan langsung dengan tebing, sehingga memiliki pemandangan yang cukup bagus dengan view perumahan dan Sungai Ciliwung. Dengan desain yang telah disesuaikan membuat taman ini cukup aman untuk dikunjungi.

4. Taman Palupuh adalah taman ketiga yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) setelah Taman Situ Anggalena dan Taman Cipaku. Taman yang berukuran ± 10.000 m² ini dibangun di atas tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Salah satu daya tarik Taman Palupuh adalah adanya Makam Keramat Ciung Wanara sehingga banyak yang berkunjung ke taman tersebut untuk keperluan tertentu.

5. Taman Cipaku merupaka taman kedua yang dibangun melalui program Pengembangan Kota Hijau dari Kementerian Pekerjaan Umum. Taman yang berukuran luas ± 5.300 m2 ini terletak di komplek perumahan Perumda Cipaku, kelurahan Cipaku Kecamatan Bogor Selatan. Taman ini dikelilingi oleh pemukiman penduduk, komplek pemakaman umum, dan fasilitas pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini, sekolah dasar, sampai dengan sekolah menengah.

6. Taman Kencana, terletak di Jalan Taman Kencana depan kampus IPB Taman Kencana, saat ini adalah kantor publishing house IPB Press. Taman Kencana termasuk ke dalam kelompok taman lingkungan namun karena letaknya di tengah kota dan sangat strategis maka nilai strategis Taman Kencana naik menjadi taman kota. Nilai strategi Taman Kencana terletak pada namanya yang sangat terkenal di kalangan mahasiswa IPB khususnya yang berkuliah di kampus Baranangsiang, kampus Taman Kencana, Kampus Gunung Gede, dan kampus Cilibende. Selain itu, lokasi Taman Kencana berdekatan dengan hotel, restoran, dan pusat jajanan kuliner di Bogor sehingga Taman Kencana sangat diminati oleh pengunjung taman. 7. Taman Ekspresi Lereng Sempur, terletak di simpang Jl. Salak dan Jl. Jalak

Harupat atau lebih tepatnya di sebelah lapangan Sempur. Taman Ekspresi terletak berdekatan dengan Taman Bhineka di Kebun Raya Bogor dan berbatasan langsung dengan Gedung Bundar milik Badan Pertanahan Nasional. Luas Taman Ekspresi adalah seluas 3611,3 m².

(45)

umum oleh para pengguna angkutan umum Kota Bogor. Taman Bogor saat ini tidak digunakan sebagai taman display dan taman perlintasan. 9. Taman Malabar adalah taman yang berada ditengah-tengah perumahan

warga, yang tergolong kedalam taman kota dengan luas taman ±5.517,85 m². Taman ini memiliki lokasi administratif terletak pada Kelurahan Babakan Kecamatan Bogor Tengah. Taman ini merupakan taman aktif dimana taman ini dapat dimasuki oleh pengguna dan pengguna dapat melakukan aktifitas didalamnya. Lokasi strategis ditengah kota menjadikan taman ini taman yang cukup terkenal bagi warga lokal di Kota Bogor.

10.Taman Situ Anggalena merupakan taman pertama yang dibangun melalui bantuan hibah pembangunan taman Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2012. Taman yang memiliki luas total ± 5.600 M2 ini terletak di dalam kawasan Perumahan Villa Bogor Indah, Kelurahan Ciparigi Kecamatan Bogor Utara. Taman Situ Anggalena merupakan taman aktif yang di dalamnya terdapat situ yang saat ini menjadi salah satu tampungan air warga sekitar.

11.Taman Skatepark merupakan taman hasil kerjasama Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bidang Pertamanan dengan pihak Telkomsel. Kerjasama dikenal dengan sebutan CSR (Coorporate Social Responsibility) dimana pihak tersebut membangun taman berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan. Pada taman yang telah dibangun akan diberi simbol bahwa taman tersebut hasil kerjasama, seperti adanya lambang-lambang dari perusahaan yang mencirikannya. Taman yang telah dibangun tidak hanya dibiarkan begitu saja, melainkan terlibat masa pemeliharaan dengan jangka waktu tertentu, dan setelahnya akan diserahterimakan sepenuhnya kepada pihak dinas.

12.Taman Sudut Pangrango terletak di simpang Jalan Pangrango dan Jalan Pajajaran, taman ini ditujukan sebagai taman transit. Berada di Kelurahan Babakan Kecamatan Bogor Utara. Selain itu, taman tersebut merupakan taman untuk tempat beristirahat pejalan kaki yang hendak berganti angkutan kota atau hendak berganti moda transportasi. Taman yang dibangun pada tahun 2015 ini merupakan pasangan dari taman kembar pangrango. Luas taman kembar ini sebesar ± 20079.80 m², dengan luas bagian kiri ± 1820.26 m² dan sebelah kanan memiliki luas ± 1879.54 m². 13.Taman Corat Coret atau Taman Graffiti terletak di simpang jalan KH.

Gambar

Gambar 3 Model pembentukan citra
Gambar 4, terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis TOWS tersebut.
Gambar 5 Kerangka pemikiran strategi public relations dalam pembentukan
Tabel 2 Variabel, definisi operasional, parameter, dan kategori pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengenali paper yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia maka kode program tersebut harus disesuaikan dengan cara menambahkan kata-kata

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, terdapat faktor yang membuat pendidikan life skill dijadikan sebagai dasar dalam pembelajaran pada

Melihat data diatas, Pegawai Negeri Sipil yang beragama Islam (muslim) merupakan unsur aparatur negara yang penting dan strategis serta memiliki peran yang sangat besar

Boşluk bölgesinde oluşan elektrik alanı (uzaklık ile ters orantılı) ise artar. Dolayısıyla katkı oranının arttırılması zener diyodun devrilme gerilimini azaltır...

Perbedaan kebiasaan konsumsi minuman yang paling sering dikonsumsi antara hasil penelitian pada siswa SMP Raksana Medan dengan hasil survei CSPI mungkin disebabkan karena para

Secara simultan terdapat pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap kepuasan nasabah Bank BTPN KCP Lumajang dengan koefisien determinasi sebesar 0,710 yang

Pernikahan , jilid I, 87-88. Khalaf al-As}baha>ni> al-Baghda>di. Yang menjadi pedoman serta alasan Dawu>d al-Z}a>hiri dalam menetapkan suatu hukum antara lain