• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK PERBEDAAN CARA MEMINUM SOFTDRINK (MINUMAN RINGAN) TERHADAP PENURUNAN ph SALIVA PADA SISWA SMP RAKSANA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEK PERBEDAAN CARA MEMINUM SOFTDRINK (MINUMAN RINGAN) TERHADAP PENURUNAN ph SALIVA PADA SISWA SMP RAKSANA MEDAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK PERBEDAAN CARA MEMINUM SOFTDRINK

(MINUMAN RINGAN) TERHADAP PENURUNAN

pH SALIVA PADA SISWA SMP RAKSANA MEDAN

RIKA MAYASARI ALAMSYAH, drg., M.Kes

NIP.198105162005012003

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(2)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva... 5

2.2 Minuman Ringan... 7

2.3 Sukrosa... 9

2.4 Pengukuran pH Saliva... 9

2.5 Remaja... 10

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 11

3.2 Populasi dan Sampel... 11

3.3 Variabel Penelitian... 12

3.4 Definisi Operasional Penelitian... 12

3.5 Cara Pengumpulan Data... 13

3.6 Pengolahan Data... 14

3.7 Analisa Data... 14

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Responden... 15

4.2 Kebiasaan Konsumsi Minuman Ringan Responden... 15

4.3 Perbandingan pH Saliva Sebelum dan Sesudah Perlakuan pa- da Kedua Kelompok... 17

(3)

BAB 5 PEMBAHASAN... 19 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 23 6.2 Saran... 24 DAFTAR RUJUKAN... 25 LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 pH Beberapa Jenis Makanan dan Minuman Ringan... 8 2 Gambaran Responden Siswa pada SMP Raksana Medan ... 15 3 Rerata pH Saliva Sebelum dan Sesudah Meminum Coca-cola berda-

sarkan Cara Minum... 16 4 Rerata selisih pH Saliva Sebelum dan Sesudah Meminum Coca-cola

dengan Sedotan dan dengan Gelas... 16 5 Jenis Minuman yang Sering Dikonsumsi Siswa SMP Raksana Medan. 17 6 Frekuensi Konsumsi Minuman Ringan Siswa SMP Raksana Medan.... 17 7 Cara Konsumsi Minuman pada Siswa SMP Raksana Medan... 18 8 Kebiasaan Siswa SMP Raksana Medan Setelah Konsumsi Minuman... 18

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1 Kurva Staphen menunjukkan perubahan pH saliva setelah

konsumsi sukrosa... 7

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kuesioner

2 Hasil Pengukuran pH Saliva Setelah Meminum Minuman Ringan pada Siswa SMP Raksana Medan

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, remaja sangat banyak mengkonsumsi berbagai macam jenis minuman yang ditawarkan di pasaran. Akan tetapi, pengetahuan mengenai efek terhadap konsumsi minuman tersebut terhadap kesehatan sangat rendah. Salah satu temuan menarik adalah bahwa minuman ringan merupakan minuman yang paling digemari oleh sebagian besar kelompok remaja. Rata-rata para remaja mengkonsumsi dua kaleng/botol dalam kurun waktu satu minggu.1 Hal ini terjadi karena pada masa

remaja cenderung terjadi perubahan-perubahan yang cepat dalam aspek kognitif dan emosi sehingga remaja cenderung selalu ingin mencoba trend baru. Remaja cenderung menjadikan konsumsi minuman ringan sebagai gaya hidup.2 Pola konsumsi minuman ringan mendapat perhatian yang besar dalam bidang kesehatan masyarakat karena dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut dan kesehatan umum. Kegemaran remaja mengkonsumsi minuman ringan akan menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis dini seperti terjadinya pengeroposan tulang, minimnya pemasukan kalsium dan hiperaktifitas.3 Selain itu, konsumsi minuman ringan juga dapat menyebabkan karies dan erosi gigi. Minuman ringan mengandung karbohidrat sederhana dalam konsentrasi yang tinggi, yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, dan kandungan gula sederhana lainnya. Bakteri dalam mulut memfermentasikan karbohidrat dan menghasilkan asam yang dapat merusak enamel selama proses karies gigi, oleh karena itu, minuman yang manis dapat meningkatkan

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(8)

resiko karies gigi. Artinya, resiko karies akan meningkat jika konsumsinya juga meningkat. Kebanyakan, minuman ringan mengandung zat asam dan memiliki pH 3,0 atau lebih rendah sehingga dapat menyebabkan demineralisasi pada jaringan keras gigi.4 pH saliva akan kembali pada keadaan normal dalam waktu 30 detik setelah terpapar oleh minuman ringan.5 Konsumsi minuman ringan pada remaja (usia 8-17 tahun) dapat menyebabkan resiko yang tinggi terhadap terjadinya karies dan erosi gigi karena enamel gigi pada anak remaja belum terlalu matang dan struktur enamelnya cenderung poreus, konsistensinya seperti kapur dan mudah dipenetrasi dan dilarutkan oleh asam yang terkandung dalam minuman ringan.6

Minuman ringan dapat mengakibatkan erosi gigi pada waktu kritis yaitu pada menit pertama setelah terpaparnya rongga mulut dengan minuman ringan. Proses erosi yang terjadi pada gigi diakibatkan oleh pH minuman ringan yang asam. Kondisi yang tidak menguntungkan ini, akan dikompensasi oleh protein saliva yang akan mengurangi kesempatan terjadinya erosi gigi.7

Frekuensi dan cara mengkonsumsi minuman ringan juga dapat mempengaruhi sifat erosifnya. Menurut Dr. Kenton Ross, DMD, cara yang paling baik untuk meminum minuman ringan adalah dengan menggunakan pipet karena kontak minuman ringan dengan gigi minimal sehingga sifat erosifnyapun lebih sedikit dibandingkan apabila diminum langsung dari gelas.8

Pada penelitian ini, minuman ringan yang digunakan adalah Coca Cola karena minuman ringan ini banyak tersedia di pasaran sehingga masyarakat khususnya anak remaja mudah untuk mendapatkan dan mengkonsumsinya. Selain

(9)

mudah didapatkan, harga produk coca cola juga terjangkau sehingga sesuai dengan kemampuan anak remaja.

Penelitian ini dilakukan pada kelompok anak usia 12-15 tahun (siswa SLTP) karena pada usia ini adalah tergolong usia remaja yang cenderung untuk mengkonsumsi coca cola sebagai gaya hidup (dapat dilihat pengaruhnya pada kondisi rongga mulut) dan dianggap sudah dapat menjaga oral hygiene-nya dan seluruh giginya telah permanen.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana efek perbedaan cara meminum minuman ringan terhadap penurunan pH saliva pada siswa sekolah SMP Raksana Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pH saliva sebelum dan sesudah meminum coca cola.

2. Mengetahui perbedaan penurunan pH saliva setelah minum minuman coca

cola dengan menggunakan pipet dan langsung menggunakan gelas.

3. Mengetahui pola konsumsi makanan dan minuman ringan pada siswa SMP Raksana Medan.

(10)

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan oleh tenga kedokteran gigi pencegahan untuk melakukan penyuluhan dan memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai efek coca cola terhadap kesehatan rongga mulut dan bagaimana cara konsumsi coca cola yang benar sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan gigi akibat konsumsi coca cola.

(11)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saliva

Saliva adalah air dan biasanya berbusa yang diproduksi mulut manusia dan beberapa hewan. Saliva disekresikan oleh kelenjar saliva. Saliva manusia mengandung air paling banyak, tetapi juga mengandung elektrolit, mukus, komponen anti bakteri dan berbagai enzim sebagai bagian dari proses pencernaan makanan awal, enzim-enzim dalam saliva menghancurkan beberapa produk lemak sampai level molekuler. Saliva membantu pencernaan mekanis yang dilakukan oleh gigi, melindungi gigi dari bakteri yang dapat menyebabkan karies. Selain itu saliva berfungsi sebagai pelumas dan pelindung gigi, lidah, dan jaringan lunak dalam mulut.9

Fungsi saliva pada sistem pencernaan adalah membasahi makanan dan membantu membentuk bolus makanan sehingga mudah ditelan. Saliva juga mengandung enzim amilase yang membantu memecah zat pati menjadi maltosa dan dekstrin. Selain itu kelenjar saliva juga mesekresi enzim lipase untuk pencernaan lemak. Sebagai desinfektan saliva berfungsi sebagai agen antibakterial dalam bentuk sIgA, laktoferin dan peroksidase.9

Saliva distimulasi oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik, saliva yang distimulasi oleh persyarafan simpatik bersifat lebih kental sedangkan yang distimulasi oleh persyarafan parasimpatik lebih encer.9

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(12)

Proses karies dimulai dari lapisan biofilm yang disebut pelikel yang melekat erat ke permukaan gigi. Lapisan ini tertutupi oleh bakteri yang selanjutnya akan disebut sebagai dental plak. Sejumlah bakteri seperti Streptokokus mutans ataupun Laktobasilus akan menghasilkan sisa metabolisme berupa laktat, asetat, dan lain-lain. Bakteri penghasil asam ini disebut sebagai bakteri asidogenik. Asam tersebut dihasilkan sebagai hasil metabolisme karbohidrat yang dapat difermentasi seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, pati, dll.10

Asam ini dapat melarutkan mineral kalsium fosfat pada enamel dan dentin gigi melalui proses yang disebut demineralisasi. Jika proses ini terus berlanjut akan mengakibatkan timbulnya kavitas pada gigi. Oleh sebab itu disini berperan saliva melalui efek bufering yang akan menetralkan asam dengan menaikkan konsentrasi kalsium dan fosfat untuk mengimbangi demineralisasi yang terjadi, proses ini disebut dengan remineralisasi.10

Setelah selesai makan makanan yang mengandung karbohidrat pH saliva yang semula 6.8-7.2 akan turun hingga ke pH 4.5 dalam waktu 5 menit, titik ini disebut dengan pH kritis yang mana jika tidak terjadi proses remineralisasi maka proses karies akan berlanjut. Proses remineralisasi membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembalikan pH saliva ke nilai normal yang mana sebagian kristal hidroksiapatit yang terurai akan memperoleh ikatan baru antara fosfat dengan fluoride dan membentuk fluorapatit yang mempunyai daya larut lebih rendah terhadap asam.10

(13)

Gambar 1. Kurva Staphen menunjukkan perubahan pH saliva setelah konsumsi sukrosa

Jumlah saliva yang dihasilkan oleh individu bervariasi dari 0.75-1.5 liter/hari. Sedangkan pada saat tidur jumlah saliva menurun, bahkan hampir tidak ada. 98% saliva terdiri dari air sedangkan sisanya berupa elektrolit, mukus, komponen antibakteri, dan berbagai enzim.9

2.2 Minuman ringan

Minuman ringan merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol, secara umum juga tidak mengandung susu ataupun produk olahan susu, dan biasanya dikonsumsi dalam keadaan dingin. Minuman bersoda ini merupakan air yang disertai dengan karbon dioksida yang menjadikannya sebagai air karbonasi. Secara umum minuman ringan dapat berupa cola, air berasa, air bergas, teh manis, lemonade,

squash, dan fruitpunch. 4,11

Minuman ringan yang berkarbonasi ini ditambahkan gula sebagai pemanis, ataupun pemanis non kalori. Pada awalnya gula ataupun sirup jagung digunakan sebagai pemanis akan tetapi akhir-akhir ini di USA lebih banyak dipergunakan sirup

(14)

jagung fruktosa tinggi sebagai pemanisnya dikarenakan biayanya yang lebih rendah sedangkan di Eropa sukrosa lebih dominan sebagai pemanis. Selain itu minuman ringan ini juga mengandung pewarna makanan, perasa buatan, bahan pengemulsi dan pengawet. Minuman ringan juga masih dikonsumsi untuk menggantikan minuman kesehatan lain pada pola makanan individu.1,4,11

Tabel 1. pH beberapa jenis makanan dan minuman ringan (Gandara dan Truelove, 1999)12

Jenis makanan/minuman Kisaran pH

Buah-buahan • Apel • Aprikot • Anggur • Peach • Plum • Lemon • Jeruk • Nenas 2,9-3,5 3,5-4,0 3,3-4,5 3,1-4,2 2,8-4,6 1,8-2,4 2,8-4,0 3,3-4,1 Minuman ringan dan minuman bersoda

• Kopi • Teh • Bir • Minuman anggur • Pepsi • Coca cola • Nutrisari 2,4-3,3 4,2 4,0-5,0 2,3-3,8 2,7 2,7 2,0-4,0 Bahan Makanan • Mayones • Cuka • Salad • Saps tomat 3,8-4,0 2,4-3,4 3,3 3,7 Lain-lain • Yogurt • Acar • Tomat • Selai buah-buahan 3,8-4,2 2,5-3,0 3,7-4,7 3,0-4,0

(15)

2.3 Sukrosa

Sukrosa atau nama lainnya table sugar atau sakarosa merupakan bentuk disakarida yang terdiri atas glukosa dan fruktosa dengan ikatan α (alpha) 1,2 glikosid. Molekul dari sukrosa adalah C12H22O11. Sukrosa meleleh pada suhu 186 C

sehingga membentuk karamel dan pada ssat pencampuran karbon dioksida dengan air. Sukrosa merupakan pemanis makanan yang paling umum digunakan dan terkadang dikombinasi dengan sirup fruktosa. Sukrosa ini dicerna melalui reaksi hidrolisis asam. Sukrosa merupakan makronutrien yang menyediakan sumber energi yang cepat diserap tubuh kelebihan konsumsi sukrosa dapat menyebabkan beberapa efek samping terhadap kesehatan. Yang paling sering dijumpai adalah dental karies dimana bakteri oral akan mengkonversi gula (termasuk sukrosa) dari makanan menjadi asam sehingga merusak enamel gigi.9,13

2.4 Pengukuran pH saliva

Ada beberapa cara untuk mengukur pH saliva. pH saliva normal berkisar pada angka 6.8-7.2. Ketika kita ingin menguji pH saliva lebih baik saliva diambil 1-2 jam sebelum makan.10,14 Instruksi yang di berikan pada subjek sampel penuhkan mulut dengan saliva, kemudian telan, hal ini diulang sebanyak dua kali. Pada saat ketiga kalinya saliva diambil. Pengujian saliva dapat menggunakan kertas indikator pH ataupun pH meter.

pH meter merupakan instrumen elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau kebasaan) dari suatu cairan dengan menggunakan prob khusus yang biasa digunakan untk mengukur pH bahan semisolid. Suatu pH meter khusus

(16)

terdiri dari prob pengukur khusus (elektroda kaca) yang dihubungkan pada pengukur elektronik dan akan muncul bacaan hasil pengukuran pH. pH meter memiliki beberapa jenis dari alat seperti pena yang murah dan sederhana sampai dengan instrumen laboratorium yang kompleks dan mahal dengan penggunaan komputer dan beberapa input indikator (ion sensitif,redox), reference electrode,dan sensor panas seperti thermoresistor atau thermocouples.

2.5 Remaja

Horlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut survei pada tahun 1998 yang dilakukan oleh Centre for Science in The Public Interest (CSPI) menunjukkan bahwa remaja mengkonsumsi 64,5 galon (244,15 liter) minuman ringan/tahun. Jumlah ini merupakan tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun 1978. 75 % remaja laki-laki minum soda 12 ons ( 0.35 liter ) perhari sementara 2/3 remaja perempuan minum 2 kaleng/hari. Remaja juga mengkonsumsi minuman ringan 2 kali lipat lebih banyak dari konsumsi susu. Menurut direktur CSPI kebanyakan remaja menjadikan minuman ringan sebagai minuman utama dan menyediakan 15-20% kebutuhan kalori/hari. Bahkan perusahaan minuman ringan rela membayar lebih untuk mendapatkan hak pemasaran ke sekolah-sekolah dibandingkan lokasi orang dewasa.2

(17)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental. Rancangan penelitian adalah pretest-posttest study.

3.2 Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMP Raksana Medan yang berjumlah 428 orang, terdiri atas 157 orang siswa SMP Kelas VII , 134 orang siswa SMP Kelas VIII, dan 139 orang siswa SMP Kelas IX.

3.2.2 Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus : (15)

2 σ2 Keterangan:

n = besar sampel σ = standard deviasi

µ1 = rata-rata peningkatan pH saliva

pada kelompok yang minum minuman ringan tanpa sedotan.16

µ2 = rata-rata peningkatan pH saliva

pada kelompok yang minum minuman ringan dengan sedotan.16 α = 0.05 β = 0.95 x f (α,β) (µ2-µ1)2 n = 2 . (0.25)2 x 13 (0.82-1.14)2 = 15.869 ≈ 20 orang =

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(18)

Sampel sejumlah 40 orang diambil dengan cara simple random sampling. Jumlah sampel yang diambil 20 orang tiap kelompok. Sampel penelitian ini adalah 14 orang siswa SMP kelas VII, 14 orang siswa SMP kelas VIII, dan 12 orang siswa SMP kelas IX di SMP Raksana Medan. Kemudian dibagi menjadi 7 orang siswa SMP kelas VII, 7 orang siswa SMP kelas VIII, dan 6 orang siswa SMP kelas IX pada masing-masing kelompok.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel independent :

a. Minum Coca-Cola menggunakan sedotan

b. Minum Coca-Cola menggunakan gelas

Variabel dependent :

a. pH saliva

3.4 Definisi Operasional Penelitian

a. pH saliva adalah derajat keasaman saliva yang diukur dengan menggunakan pH meter.

b. Minuman ringan adalah minuman ringan merk Coca-Cola klasik dengan komposisi air berkarbonasi, gula, konsentrat Coca-Cola, karamel.

c. Cara minum Coca-Cola menggunakan sedotan adalah cara minum

Coca-Cola melalui sedotan, 200 cc langsung ditelan, tanpa dikulum, dihabiskan

(19)

d. Cara minum Cola menggunakan gelas adalah cara minum

Coca-Cola langsung dari gelas, 200 cc dan diminum seperti kebiasaan minum sehari-hari,

dihabiskan selama 5 menit.

3.5 Cara Pengumpulan Data

1. Sebelum dilakukan pengukuran pH saliva dengan menggunakan pH meter, terlebih dahulu setiap subjek diinstruksikan untuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman, juga tidak menyikat gigi selama 2 jam sebelum diteliti.

2. Masing-masing kelompok diinstruksikan untuk berkumur dengan air bersih selama 20 detik, air kumurnya ditelan, kemudian diminta untuk mengumpulkan salivanya di dalam mulut dan meludahkan salivanya ke dalam wadah yang disediakan lalu langsung diukur pHnya.

3. Kemudian kelompok I diinstruksikan minum Coca-Cola dengan menggunakan sedotan sampai minuman habis (selama 5 menit), lalu diminta untuk mengumpulkan salivanya di dalam mulut dan meludahkan saliva ke dalam wadah yang telah disediakan. Kemudian diukur pH saliva dengan cara mencelupkan pH meter ke dalam sampel saliva yang sudah terkumpul. Kelompok II diinstruksikan untuk meminum Coca-Cola melalui gelas seperti kebiasaan minum sehari-hari sampai minuman habis (selama lima menit), lalu diminta mengumpulkan salivanya di dalam mulut dan meludahkan saliva ke dalam wadah yang telah disediakan. Kemudian diukur pH saliva dengan cara mencelupkan pH meter ke dalam sampel saliva yang sudah terkumpul.

(20)

3.6 Pengolahan Data

Data yang diperoleh diedit, kemudian diklasifikasikan dan dipindahkan ke kartu kode, lalu ditabulasikan secara manual.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk melihat perbedaan perubahan pH saliva dengan cara meminum Coca-Cola menggunakan sedotan dan meminum dengan menggunakan gelas.

(21)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah siswa perempuan pada SMP Raksana Medan lebih banyak (57,5 %) daripada jumlah siswa laki-laki (42,5 %).

Tabel 2. Gambaran Responden Siswa pada SMP Raksana Medan

Gambaran Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 11-12 13-14 15-16 17 23 17 21 2 42,5 57,5 42,5 52,5 5 Jumlah 40 100

4.2 Perbandingan pH Saliva Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Tabel 3 memperlihatkan pH saliva rata-rata sebelum minum Coca-cola dengan menggunakan sedotan adalah 7,83 ± 0,37 dan pH saliva rata-rata sebelum minum Coca-cola dengan gelas adalah 7,76 ± 0,39. pH saliva rata-rata sesudah minum Coca-cola dengan menggunakan sedotan menunjukkan penurunan sebanyak 0,50 sehingga pH saliva menjadi 7,33 ± 0,47. Sedangkan pH saliva rata-rata sesudah minum Coca-cola dengan gelas menunjukkan penurunan yang lebih banyak yaitu sebesar 0,63 sehingga pH saliva menjadi 7,13 ± 0,54. Hasil uji t-test menunjukkan

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(22)

bahwa rata-rata penurunan pH saliva sebelum dan sesudah minum Coca-cola dengan sedotan dan dengan gelas menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05).

Tabel 3. Rerata pH Saliva Sebelum dan Sesudah Meminum Coca-cola berdasarkan Cara Minum. Rerata pH saliva ± SD Cara minum Sebelum Sesudah n Hasil analisis statistik Dengan sedotan 7,83 ± 0,37 7,33 ± 0,47 20 df = 19 t = 5,724 p = 0,000 Dengan gelas 7,76 ± 0,39 7,13 ± 0,54 20 df = 19 t = 5,217 p = 0,000

Tabel 4 menunjukkan selisih rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah minum

Coca-cola dengan sedotan dan dengan gelas. Selisih rata-rata pH saliva pada

kelompok yang minum Coca-cola dengan sedotan adalah -0,50 ± 0,39, sementara selisih rata-rata pH saliva setelah minum Coca-cola dengan gelas adalah -0,63 ± 0,54. Hasil uji t-test independent yang dilakukan pada kedua kelompok, didapat bahwa kedua cara meminum Coca-cola tidak memberikan perbedaan yang berarti terhadap penurunan pH saliva (p > 0,05).

Tabel 4. Rerata selisih pH Saliva Sebelum dan Sesudah Meminum Coca-cola dengan Sedotan dan dengan Gelas.

Cara minum Rerata selisih pH saliva sebelum dan sesudah minum Coca cola n Hasil analisis statistik

Dengan sedotan -0,50 ± 0,39 20

Dengan gelas -0,63 ± 0,54 20

p = 0,249

(23)

4.3 Kebiasaan Konsumsi Minuman Ringan Responden

Tabel 5 menunjukkan minuman yang paling sering dikonsumsi oleh siswa SMP Raksana Medan adalah susu (35 %) dan minuman ringan (35 %).

Tabel 5. Jenis Minuman yang Sering Dikonsumsi Siswa SMP Raksana Medan Minuman yang sering dikonsumsi Jumlah Persentase Teh dalam kemasan

Minuman ringan (softdrink) Jus Susu Lainnya 6 14 4 14 2 15 35 10 35 5 Jumlah 40 100

Tabel 6 menunjukkan frekuensi konsumsi minuman ringan pada siswa SMP Raksana Medan yang paling banyak adalah 2x sehari (37,5 %).

Tabel 6. Frekuensi Konsumsi Minuman Ringan Siswa SMP Raksana Medan

Frekuensi konsumsi minnuman ringan Jumlah Persentase 1x sehari 2x sehari 3x sehari > 3x sehari 12 15 6 7 30 37,5 15 17,5 Jumlah 40 100

Tabel 7 menunjukkan cara konsumsi minuman yang paling banyak adalah dengan menggunakan gelas (62,5 %), langsung dari kemasan (20 %), dan dengan sedotan (17,5 %).

(24)

Tabel 7. Cara Konsumsi Minuman pada Siswa SMP Raksana Medan

Cara konsumsi Jumlah Persentase

Dengan gelas Dengan sedotan

Minum langsung dari kemasan (botol/kaleng) 25 7 8 62,5 17,5 20 Jumlah 40 100

Tabel 8 menunjukkan kebiasaan yang paling banyak dilakukan setelah meminum minuman tersebut adalah tidak melakukan apa-apa (52,5 %).

Tabel 8. Kebiasaan Siswa SMP Raksana Medan Setelah Konsumsi Minuman Kebiasaan setelah konsumsi minuman Jumlah Persentase Minum/berkumur air putih

Menyikat gigi

Tidak melakukan apa-apa

18 1 21 45 2,5 52,5 Jumlah 40 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH saliva yang signifikan (p < 0,05) setelah minum Coca-cola baik menggunakan sedotan maupun dengan gelas. Penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan gelas terlihat sedikit lebih besar dibandingkan penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan sedotan, namun secara statistik perbedaannya tidak signifikan (p > 0,05).

(25)

BAB 5

PEMBAHASAN

pH saliva akan menurun setelah siswa minum minuman ringan. Pada kelompok yang meminum minuman ringan dari sedotan, rata-rata pH saliva sebelum minum minuman ringan adalah 7.83 ± 0.37 dan menurun setelah minum minuman ringan menjadi 7.33 ± 0.47. Sedangkan pada kelompok yang meminum minuman ringan langsung dari gelas, rata-rata pH sebelum minum minuman ringan adalah 7.76 ± 0.39 dan menurun setelah minum minuman ringan menjadi 7.13 ± 0.54. Berdasarkan uji t-Test yang dilakukan, menunjukkan bahwa penurunan pH tersebut signifikan (p < 0.05). Namun perbedaan penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan sedotan dan dengan gelas tidak cukup signifikan (p > 0.05). Sementara menurut hasil penelitian Tahmassebi et al tahun 1997, didapat bahwa perbedaan penurunan pH saliva setelah minum jus buah dengan sedotan dan dengan gelas cukup signifikan (p < 0.05), selain itu perbedaan penurunan pH saliva setelah minum jus buah dengan cara dikumur baik dengan sedotan maupun dengan gelas juga menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0.0005).

Penurunan pH saliva ini dikarenakan minuman ringan bersifat asam dan memiliki pH 3.0 atau lebih rendah yang dapat menyebabkan demineralisasi pada jaringan keras gigi.pH saliva akan kembali pada keadaan normal dalam waktu 30 detik setelah terpapar oleh minuman ringan.Konsumsi minuman ringan pada remaja (usia 8-17 tahun) dapat menyebabkan resiko yang tinggi terhadap terjadinya karies dan erosi gigi karena enamel gigi pada anak remaja belum terlalu matang dan struktur

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(26)

enamelnya cenderung poreus, konsistensinya seperti kapur dan mudah dipenetrasi dan dilarutkan oleh asam yang terkandung dalam minuman ringan.Minuman ringan dapat mengakibatkan erosi gigi pada waktu kritis yaitu pada menit pertama setelah terpaparnya rongga mulut dengan minuman ringan. Proses erosi yang terjadi pada gigi diakibatkan oleh pH minuman ringan yang asam. Kondisi yang tidak menguntungkan ini, akan dikompensasi oleh protein saliva yang akan mengurangi kesempatan terjadinya erosi gigi.16

Pada penelitian ini dijumpai jenis minuman yang paling sering dikonsumsi siswa SMP Raksana Medan adalah minuman ringan (35 %) dan susu (35 %). Sementara hasil survei pada tahun 1998 yang dilakukan oleh Centre for Science in

The Public Interest (CSPI) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa remaja

mengkonsumsi 64.5 galon (244.15 liter) minuman ringan/tahun. 75 % remaja laki-laki minum soda 0.35 liter perhari sementara 2/3 remaja perempuan minum 0.66 liter/hari. Remaja juga mengkonsumsi minuman ringan 2 kali lipat lebih banyak dari konsumsi susu. Kebanyakan remaja menjadikan minuman ringan sebagai minuman utama dan menyediakan 15-20 % kebutuhan kalori/hari.2

Perbedaan kebiasaan konsumsi minuman yang paling sering dikonsumsi antara hasil penelitian pada siswa SMP Raksana Medan dengan hasil survei CSPI mungkin disebabkan karena para remaja di Amerika Serikat mempunyai gaya hidup yang lebih bebas (tidak terlalu diatur orangtua) dan cenderung lebih suka untuk mengkonsumsi minuman yang populer atau digemari di kalangan remaja lain tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap kesehatan dan mereka menjadikan konsumsi

(27)

minuman ringan sebagai gaya hidup. Sementara kehidupan remaja Indonesia tidak terlalu bebas dan peranan orang tua masih mempengaruhi konsumsi anaknya.

Frekuensi konsumsi minuman pada siswa adalah 2x sehari (37.5 %) dan 1x sehari (12 %). Hal ini mungkin disebabkan oleh karena umumnya siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di rumah sehingga memberi banyak kesempatan kepada mereka untuk membeli minuman ringan. Siswa umumnya membeli minuman ringan pada jam istirahat sekolah.

Cara konsumsi minuman yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah dengan menggunakan gelas (62.5 %), sedangkan cara konsumsi minuman dengan menggunakan sedotan sebanyak 17.5 %. Hal ini dimungkinkan karena para siswa menganggap minum dengan gelas lebih praktis daripada minum dengan sedotan.

Penelitian ini mendapatkan kebiasaan yang paling banyak dilakukan oleh siswa setelah minum minuman tersebut adalah tidak melakukan tindakan apa-apa (52.5 %) dan berkumur (45 %). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian PERGIZI Indonesia tahun 2008 bahwa 51.1 % remaja berpengetahuan rendah tentang efek air minum terhadap tubuh sehingga mereka umumnya tidak mengetahui cara yang baik setelah minum minuman ringan.14 Para siswa juga umumnya mengkonsumsi minuman ringan setelah makan pada jam istirahat.

Penurunan pH saliva yang signifikan (p < 0.05) terlihat setelah minum Coca-cola baik menggunakan sedotan maupun dengan gelas. Penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan gelas terlihat lebih besar dibandingkan penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan sedotan, namun perbedaan penurunan pH

(28)

saliva setelah minum Coca-cola dengan sedotan dan dengan gelas tidak cukup signifikan (p > 0.05).

(29)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa pH saliva rata-rata sebelum minum Coca-cola dengan menggunakan sedotan adalah 7.83 ± 0.37 dan pH saliva rata-rata sebelum minum Coca-cola dengan gelas adalah 7.76 ± 0.39. pH saliva rata-rata sesudah minum Coca-cola dengan menggunakan sedotan menunjukkan penurunan sebanyak 0.50 sehingga pH saliva menjadi 7.33 ± 0.47. Sedangkan pH saliva rata-rata sesudah minum Coca-cola dengan gelas menunjukkan penurunan yang lebih banyak yaitu sebesar 0.63 sehingga pH saliva menjadi 7.13 ± 0.54.

Penurunan pH saliva yang signifikan (p < 0.05) terlihat setelah minum

Coca-cola baik menggunakan sedotan maupun dengan gelas. Penurunan pH saliva setelah

minum Coca-cola dengan gelas terlihat lebih besar dibandingkan penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan sedotan, namun perbedaan penurunan pH saliva setelah minum Coca-cola dengan sedotan dan dengan gelas tidak cukup signifikan (p > 0.05).

Pola konsumsi minuman ringan pada anak remaja cukup tinggi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan anak SMP yang mengkonsumsi Coca cola sebesar 35%.

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(30)

6.2 Saran

Dokter gigi sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan pengetahuan/penyuluhan kepada siswa agar meminum minuman ringan dengan menggunakan sedotan dan kemudian ditelan sehingga meminimalisasi kontak dengan permukaan gigi.

Selain itu, perlu juga disarankan untuk berkumur-kumur dengan air putih dan tidak menyikat gigi setelah konsumsi minuman ringan karena dapat mengakibatkan meningkatnya resiko erosi gigi akibat asam.

(31)

DAFTAR RUJUKAN

1. Andam. Survei tren dan perilaku remaja. 2008. http://www.google.com/survei tren dan perilaku.htm (15 Juli 2009)

2. Asrori A. Psikologi remaja, karakteristik dan permasalahannya. 2009. http:// Psikologi remaja, karakteristik dan permasalahannya_Netsains.Com.htm (15 Juli 2009)

3. Emilia Y, Djamil MD, Syamsiatun NH. Faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi softdrink dan masa tulang siswa SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta.

http://www.google.com.htm (15 Juli 2009)

4. Michael M, Joseph The health effect of drinking soda. Encyclopedia of Natural Medicine, Revised Second Edition. http://www.google.com (15 Juli 2009)

5. Tenuta L M et all. Paper: Saliva pH after consumption of beverages with distinct

buffer capacities.http://google.com.htm (15 Juli 2009)

6. Pamela R E, Deanna L A, Darcy J R. Soft drinks hard on

teeth.http://www.nortwestdentisty.ed (15 Juli 2009)

7. Jensdottir et all. Immediate erosive potensial of cola drinks and orange juices. J Dent Res 85(3):226-230, 2006. http://www.jdr.sagepub.com (15 Juli 2009)

8. Wikipedia. Sucrose.http://www.google.com.htm (15 Juli 2009)

9. What is the pH saliva before and after. Meal.http://www.yahooanswer.com.htm (15 Juli 2009)

10.Zodkoy Steven. A free and simple test fo pH a potential tester .

http://www.ezinearticles.com/?id=2928 (15 Juli 2009)

11.Erik H Ros, Kevin J D. Invivo dental plaque pH variaton with regular and diet

soft drinks the scietific article. Pediatric dentistry jr. http:// www.uthscsa.ed (15

Juli 2009)

(32)

12.Glenn E M, Gissele B L, James P F. Sucrose induced ecological response of

experimental plaque from caries free and caries susceptible human volunteer.

infection and Immunity, Dec. 1981, p. 662-675 Vol. 34.

http://www.google.com.htm (15 Juli 2009)

13.Mosby et all. Dental hygiene concept case and competences. Mosby Elsevier. 2nd ed. Kanada. 2008.

14.PERGIZI. Pengetahuan remaja tentang minuman masih minim.

http://www.endonesia.com.htm (15 Juli 2009)

15.Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat. FKG USU.Metodologi Penelitian.82

16.Tahmassebi JF, Duggal MS. The effect methodes of drinking on the pH of dental

(33)

Lampiran 1

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

EFEK PERBEDAAN CARA MEMINUM SOFTDRINK (MINUMAN RINGAN) TERHADAP PENURUNAN pH SALIVA PADA SISWA

SMA RAKSANA - MEDAN

NO. KARTU : Tanggal :

A.IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur : tahun

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

3

2. Perempuan

B. ISILAH JAWABAN YANG SESUAI PADA KOTAK YANG DISEDIAKAN

4. Selain air putih, jenis minuman apa yang sering Anda minum sehari-hari ? 1. Teh kemasan (kotak/botol)

2. Minuman ringan (softdrink)

4 3. Jus. 4. Susu.

5. Yang lain : __________________________ (tuliskan) 5. Seberapa sering Anda mengkonsumsi minuman tersebut?

1. 1 x sehari.

2. 2 x sehari.

3. 3 x sehari 5

4. >3 x sehari.

6. Bagaimana cara anda biasanya mengkonsumsi minuman tersebut?

1. dengan gelas.

Rika Mayasari Alamsyah : Efek Perbedaan Cara Meminum Softdrink (Minuman Ringan) Terhadap Penurunan pH Saliva Pada Siswa SMP Raksana Medan, 2010

(34)

2. dengan sedotan. 6 3. minum langsung dari kemasan (botol/kaleng)

7. Apakah yang biasanya anda lakukan setelah meminum minuman tersebut? 1. minum / berkumur air putih

2. menyikat gigi 7

3. tidak melakukan apa-apa

4. yang lain ________________________ (tuliskan)

C. PENGUKURAN pH SALIVA

Minum soda dengan cara ...

No Pemeriksaan Hasil Pengukuran Selisih

a. sebelum

8. pH saliva

(35)

Lampiran 2

HASIL PENGUKURAN pH SALIVA SETELAH MEMINUM MINUMAN RINGAN PADA SISWA SMP RAKSANA MEDAN

(36)

Gambar

Tabel   Halaman
Gambar Halaman  1  Kurva Staphen menunjukkan perubahan pH  saliva  setelah
Gambar 1. Kurva Staphen menunjukkan perubahan  pH  saliva  setelah konsumsi sukrosa
Tabel 1. pH beberapa jenis makanan dan minuman ringan (Gandara dan Truelove,  1999) 12
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak n- heksana daun salam terhadap penurunan kadar asam urat serum mencit jantan yang diinduksi potasium oksonat

IMPLf, MENTASI SISTEM PERDAGANCAN DLEKTRONIl&lt;. PRODUX

Menurut Pasal 12 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing-masing

Virtually all the leading figures of Hartmann’s narrative works are of high birth – Erec and Iwein are the sons of kings, their wives are respectively the daughter of a count and

Kami sadari penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna, Tiada Gading Yang Tak Retak , oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami

Kondisi tanah sawah yang berdampingan dengan area industri dan input pupuk serta pestisida kimia yang tinggi menjadikan tanah tersebut menjadi ekosistem khas bagi

Fishing activities carried out by shermen in the district of Kampung Bugis Poasia institutional pattern forming with di erent social structures, especially in shing using gae.

Rencana pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus I dirancang dan dilaksanakan oleh peneliti dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut: siswa dapat