UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DEVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN KONSUMSI YANG GO PUBLIC DI BURSA
EFEK INDONESIA
Oleh :
NAMA : FITRI ANITA BR SITEPU NIM : 060503008
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “ Analisis Hubungan Laba
Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Peresahaan Konsumsi yang Go Public
Di Bursa Efek Indonesia ” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, dan
benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2010
Yang Membuat Pernyataan
Fitri Anita Br Sitepu
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat
Allah SWT, dengan rahmat dan karuniaNya penulis dapat melalui hari demi hari dengan
penuh semangat dalam menulis skripsi ini. Dan ini merupakan suatu usaha untuk membantu
penulis dalam mencapai tujuan pendidikan. Karena anugerah-Nya lah, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan
Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Perusahaan Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek
Indonesia”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, semoga kesabaran beliau dapat
menjadi contoh teladan dalam perjalanan hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak.
Skripsi ini ditulis dalam upaya melengkapi syarat untuk mencapai derajat Sarjana
Strata-1 fakultas ekonomi, jurusan akuntansi, dan lebih dari itu sesungguhnya penelitian ini
merupakan rangkuman dari proses pembelajaran yang telah ditempuh selama masa
perkuliahan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberi sumbangsih bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan para pembaca.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan selama proses
penyusunan skripsi, terutama kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi S1
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, SE, MM, Ak.
selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan
bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak. dan Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku dosen
penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam
penulisan skripsi ini.
5. Ayahanda Rikson Sitepu dan Ibunda tersayang Rina Br Sembiring yang selalu
memberikan doa, dukungan dan kasih sayangnya untuk penulis sehingga penulis mampu
melewati segala suka dan duka dalam masa perkuliahan serta proses penulisan skripsi ini
dapat berjalan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan
karya-karya ilmuah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi
bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Mei 2010
Penulis
Fitri Anita Br Sitepu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas dari perusahaan Konsumsi yang Go public di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini memakai korelasi, yang menentukan apakah terdapat hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba tunai, dan deviden kas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni laporan keuangan yang dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Dalam penelitian ini digunakan analisis statistic sebagai metode penganalisisan data, model Spearman Rank koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan positif, signifikan, dan kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan devidden kas. Hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan positif antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas tetapi tidak signifikan.
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between accounting earnings and cash earnings with cash dividends from companies that go public consumption in Indonesia Stock Exchange. This test uses the correlation, which determines whether there is any relationship or correlation between accounting earnings and cash earnings in cash dividends
Variables used in this research is accounting earnings, cash earnings, and cash dividends. Source of data used in this research is secondary data, the published financial statements. Data were obtained from the Indonesian Capital Market Directory. This study used statistical analysis as a method of analyzing the data, Spearman's rank correlation coefficient model used to analyze the correlation in this study.
Results of previous research stating that there is a positive relationship, significant, and the strong link between accounting earnings and cash earnings with cash deviddens. The results suggest there is a positive relationship between accounting earnings and cash earnings in cash dividends but not significant.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT... v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Batasan Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ... 10
B. Tujuan Laporan Keuangan ... 14
C. Pengguna dan Pemakai Informasi Laporan Keuangan ... 16
D. Konsep Laba ... 17
E. Laba Akuntansi... 19
F. Laba Tunai... 22
G. Deviden Kas... 24
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 31
B. Populasi dam Sampel ... 31
C. Jenis Data ... 32
D. Metode Pengumpulan Data ... 33
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 34
F. Metode Analisis Data ... 34
G. Jadwal Penelitian ... 37
1. Data Akuntansi ... 39
2. Data Laba Tunai ... 41
3. Data Deviden Kas ... 43
3. Data Peringkat Laba Akuntansi, Laba Tunai, dan Deviden Kas ... 44
B. Analisis Hasil Penelitian ... 45
C. Analisis Hasil Statistik ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
Daftar Pustaka ... 57
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
Halaman Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 38
Tabel 4.2 Data Laba Akuntansi ... 39
Tabel 4.3 Data Laba Tunai ... 41
Tabel 4.4 Data Deviden Kas ... 43
Tabel 4.1.1 Crelation Tahun 2006 ... 48
Tabel 4.12 Corelation Tahun 2007 ... 49
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar Judul
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran i Tabel Sampel dan Populasi ... 58 Halaman
Lampuran ii Data Penelitian Tahun 2006, 2007,dan 2008 ... 60
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas dari perusahaan Konsumsi yang Go public di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini memakai korelasi, yang menentukan apakah terdapat hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba tunai, dan deviden kas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni laporan keuangan yang dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Dalam penelitian ini digunakan analisis statistic sebagai metode penganalisisan data, model Spearman Rank koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan positif, signifikan, dan kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan devidden kas. Hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan positif antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas tetapi tidak signifikan.
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between accounting earnings and cash earnings with cash dividends from companies that go public consumption in Indonesia Stock Exchange. This test uses the correlation, which determines whether there is any relationship or correlation between accounting earnings and cash earnings in cash dividends
Variables used in this research is accounting earnings, cash earnings, and cash dividends. Source of data used in this research is secondary data, the published financial statements. Data were obtained from the Indonesian Capital Market Directory. This study used statistical analysis as a method of analyzing the data, Spearman's rank correlation coefficient model used to analyze the correlation in this study.
Results of previous research stating that there is a positive relationship, significant, and the strong link between accounting earnings and cash earnings with cash deviddens. The results suggest there is a positive relationship between accounting earnings and cash earnings in cash dividends but not significant.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umunya setiap perusahaan, baik perusahaan industri, dagang, maupun jasa dengan
motif profit, mempunyai tujuan utama untuk memperoleh laba seoptimal mungkin dengan
memberikan pengorbanan seminimal mungkin. Perusahaan akan melakukan berbagai
aktivitas untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh keuntungan (Profit) menjaga
kelangsungan hidup (going concern) dan pertumbuhan (grouwth). Laba yang diperoleh
mencerminkan tingkat prestasi suatu perusahaan dan untuk mengukur tingkat keuntungan
tersebut dapat dibaca dalam laporan perhitungan laba rugi yang merupaka bagian laporan
keuangan. Daftar laba rugi merupakan sumber informasi yang penting bagi pihak- pihak yang
berkepentingan, baik pihak internal misal manajemen maupun pihak eksternal misal investor,
pemerintah, kreditor, dan lai sebagainya. Perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang
dalam menjalankan usahanya membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh sebab itu
perusahaan senantiasa dihadapkan pada permasalahan mengenai bagaimana memperoleh,
menggunakan, mengembalikan dana yang diperoleh tersebut dengan suatu tingkat
pengembalian yang dapat memuaskan pihak pemberi dana.
Kebutuhan dana pada dasarnya dapat diperoleh melalui beberapa alternatif pendanaan.
Misalnya alternatif pendanaan adalah melalui penerbitan dan penjualan saham di pasar modal
atau bursa efek. Dengan menjual saham di pasar modal perusahaan akan memperoleh dana
untuk dapat menjalankan dan mengembangkan uasahanya.
Dipihak lain, Investor mengivestasikan dananya dengan cara membeli saham yang
saham bermaksud untuk mendapatkan keuntungan melalui deviden yang di bagikan oleh
perusahaan yang menerbitkan saham disamping capital gain dari saham yang dimiliki
investor.
Investor saham dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu buy and hold & buy and
sell. Kelompok yang dikatakan sebagai buy and hold adalah pihak yang membeli saham
untuk disimpan atau dimiliki dalam jangka waktu panjang. Pendapatan yang diharapkan
kelompok investor ini terutama deviden yaitu hasil yang diperoleh dari setiap lembar saham
yang dimiliki. Kelompok kedua yaitu kelompok buy and sell yang termasuk kelompok ini
adalah investor yang pendapatannya mengharapkan capital gain.
Dalam menjalankan usahanya tentu saja perusahaan ingin mencapai tujuan. Tujuan
perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba. Menurut Margaretha (2005:1),
tujuan perusahaan ialah memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan bagi para
pemegang saham/pemilik. Dalam era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi
dan kondiai persaingan yang sangat ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan
usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional
sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Setiap pemilik perusahaan menginginkan kesinambungan hidup perusahaan. Untuk
tercapainya kesinambungan hidup (going concern) tersebut, haruslah berusaha untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja tersebut dapat dilihat melalui laba yang sering
digunakan sebagai ukuran kinerja, yang disajikan dalam laporan laba rugi. Informasi laba
merupakan di dalam laba rugi perusahaan yang bertujuan untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain
melakukan penaksiran atas earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Laba yang
dibagikan sebagai deviden. Deviden ada beberapa bentuk, umumnya yang biasa pdibagikan
berbentuk deviden saham (stock dividend) dan deviden kas (cash dividend). Jumlah deviden
yang dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan deviden masing-masing perusahaan.
Deviden kas umumnya lebih sering dibagikan pada pemegang saham, biasanya dalam
sekali setahunbahkan lebih dari satu kali setahun. Kebijakan manajemen membagikan
deviden dalam bentuk kas biasanya ditentukan dalam rapat pemegang saham, yang
merupakan keputusan perusahaan tertinggi pada perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT). Untuk memutuskan kebijakan pembagian deviden tersebuut ada beberapa
faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan. Faktor yang menjadi perhatian manajemen
adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan, namun kebanyakan perusahaan juga sering
mempertimbangkan laba tunai yang pada darasnya merupakan laba akuntansi setelah
disesuakan non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji,
beban pajak, dan beban bunga yang belu dibayar, serta pembelian kredit.
Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan
perusahaan. Bagi investor sudah tentu mengharapkan jumlah deviden yang besar tetapi
perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus memikirkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Perusahaan
dalam operasi normalnya terkadang laba yang besar dalam kegiatan bisnisnya dalam setahun
tetapi laba tersebut tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang
sebenarnya. Karena pada saat itu seluruh pendapatan maupun penjualan tidak selamanya
diterima bebrapa bulan kedepan, namun meskipun demikian perusahaan mengakui sebagai
pendapatan dan melaporkan kedalam laba rugi sesuai dengan (SAK) dalam hal pengakuan
pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima jumlah kas seluruhnya. Dengan
demikian kondisi tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian deviden
Sejumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia membagikan deviden kepada
pemegang saham dengan jumlah deviden yang berbeda-beda, tergantung laba yang diperoleh
dan kecukupan dana untuk membagikan deviden, hal ini akan menjadi pertimbangan bagi
investor yang ingin memiliki sejumlah saham yang nantinya investor mengharapkan sejumlah
deviden maupu gain. Beberapa perusahaan memiliki jumlah laba yang besar tetapi deviden
yang dibagikan tidak sebanding dengan laba yang diperoleh. Secara umum disebabkan oleh
jumlah kas yang terbatas maupun likuiditas perusahaan.
Perusahaan harus menganalisis faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk deviden
atau untuk laba ditahan (retained earnings). Ada dua faktor utama yang harus
dipertimbangkan yaitu ketersediaan kas karena walaupun perusahaan memperoleh laba
namun jika uang kas tidak mancukupi maka ada kemungkinan perusahaan untuk menahan
laba tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan dibagikan kedalam bentuk deviden.
Apabila kondisinya seperti ini, jumlah deviden yang akan dibayarrkan menjadi relatif kecil.
Sementara dipihak pemegang saham tentu saja menginginkan jmlah deviden kas yang tinggi
sebagai hasil dari modal yang mereka investasikan.
Tujuan pembagian dividen untuk memaksimumkan pemegang saham atau harga saham
dan menunjukan likuiditas perusahaan. Dari sisi investor dividen merupakan salah satu
motivator untuk menanamkan dana dipasar modal. Investor lebih memilih dividen yang
berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Litner sebagai
“The bird in the hand theory” bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu
burung di udara. Selain itu investor juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan
menilai besarnya dividen yang dibagikan Menurut pengertian akuntansi konvensional
dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisasi
yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan
sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk
menghitung laba (Muqodim, 2005:114).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Barita 2006
dan Reagen 2007 menggunakan sampel dari perusahaan industri makanan dan minuman yang
merupakan sub bidang dari industri konsumsi dasar dan perusahaan manufaktur. Hasil
penelitian terdahulu menunjukkan hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba
tunai terhadap deviden kas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu tahun
yang diamati yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008 serta perusahaan yang dijadikan sampel yaitu
perusahaan industri konsumsi dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Perusahaan
Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan hasil
penelitian-penelitian terdahulu maka masalah dirumuskkan sebagai berikut:
1. apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas?
2. apakah terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas?
C. Batasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada hal-hal dibawah ini:
2. laba tunai yang akan dianalisis adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan
transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit,
beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar,
3. perusahaan yang akan dianalisis terbatas pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara laba akuntansi dengan deviden
kas,
2. untuk mengetahui dan menganalisis hubungan laba tunai dengan deviden kas.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk membeli, menjual, atau menahan saham berdasarkan harapan atas jumlah
deviden kas yang akan dibagikan dengan menggunalan informasi laba akuntansi dank
as yang dilaporkan perusahaan,
2. bagi penulis, untuk menambah wawasan tentang perilaku pasar modal khusuanya
mengenai kebijakan deviden,
3. emiten maupun calon emiten sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan
membagi deviden agar dapat memperoleh dana sehingga dapat memaksimumkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk dari proses pelaporan keuangan yang diatur oleh
standar dan aturan akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan
perusahaan. Menurut Harahap (2004:5) “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi para analis merupakan
media yang paling penting untuk menilai prestasi pada kondisi ekonomis suatu perusahaan.”
Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi bagi para pengguna baik internal maupun
eksternal dalam suatu proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan
arus kas perusahaan dalam periode tertentu.
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2007) merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang
merupakan bagian intergral dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan yang sebenarnya merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan
akuntansi dalam satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari pengumpulan bukti- bulti
transaksi yang terjadi sampai pada penyusunan laporan keuangan. Proses akuntansi tersebut
harus dilaksanakan menurut cara tertentu yang lazim dan berterima umum serta sesuai
Informasi laporan keuangan tersebut dapat menjadi sebuah keputusan penting oleh
pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) didalam mengambil keputusan bisnis.
Stakholders dapat dibedakan menjadi dua bagian, (1) Pemakai internal, yaitu pengambil
keputusan secara langsung mempengaruhi kegiatan internal membutuhkan informasi untuk
membantu mereka merencanakan dan mengendalikan kegiatan serta mengelola
(mengalokasikan) sumber daya perusahaan. sistem akuntansi yang ada harus mampu
mengendalikan kegiatan sehari-hari dan untuk mengambil keputusan bisnis perusahaan. Dan
(2) pemakai eksternal, yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka
dengan perusahaan. Pemakai eksternal yang paling utama informasi keuangan yaitu kreditur
dan investor. Alasan yang paling utama mengapa kedua kelompok ini sangat penting, yaitu
(1) Keputusan mereka sangat mempengaruhi pengalokasian sumber daya didalam
perekonomian. (2) informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan para investor dan
kreditor kemungkinan besar juga berguna bagi para kelompok anggota lain yang tertarik akan
aspek-aspek keuangan perusahaan yang pada hakikatnya menjadi pusat perhatian investor
dan kreditor.
Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07 (IAI,2007)
dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
a. neraca,
b. laporan laba rugi,
c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas, dan
e. catatan atas laporan keuangan.
Neraca, pada waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan aktiva,
atau modal pemilik. Laporan laba rugi, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan aktiva
bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan, (pendapatan aktiva bersih yang digunakan
(beban), dan selisihnya, yang disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha yang
terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu
(Smith, Stice, dan Sukousen,2004:12).
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1,14). Laporan laba rugi minimal mencakup
pos-pos sebagai berikut:
a) pendapatan;
b) laba rugi usaha;
c) beban pinjaman;
d)dari laba rugi perusahaana flikasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas;
e) beban pajak;
f) laba rugi dari aktivitas normal perusahaan;
g) pos luar biasa;
h) hak minopitas;
i) laba rugi untuk periode berjalan.
Pos, judul, dan sub judul lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan
oleh Pernyataan Standar Akuntansi keuangan atas penyajian tersebut diperlukan untuk
menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar
Laporan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih
atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu
yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan ekuitas pemilik
mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan
ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan penerbitan, pembelian
kembali saham, dan reinventasi laba. Laporan ekitas pemilik melaporkan perubahan modal
pemilik selam jangka waktu tertentu. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi,
karena laba bersih atau rugi bersih perode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.
Demikian juga laporan perubahan modal dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena
jumlah ekutas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu laporan
ekuitas sering kali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dan neraca.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan
pemegang saham seperti storan modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang
bersangkutan (IAI, Paragraf 66).
Laporan arus kas untuk rentang waktu, melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan
digunakan perusahaan melalui tiga tipe aktivitas, operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut
Sukoeson, Stice, (2004:12) “Laporan arus kas merupakan yang paling objektif karena
menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun
neraca dan laporan laba rugi”.
Tujuan menyajiakan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang releven
tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan para pemakai
lainnya untuk:
1. menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang,
2. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden
3. menilai alasan- alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas,
4. menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan
lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen, catatan atas laporan
keuangan mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam
Pernyataan Standar Akntansi Keuangan (PSAK) serta pengungkapan-pengungkapan lain
yang diperlukan untuk menghasilkan pelaporan keuangan secara wajar (PSAK No.1 Paragraf
70).
Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian,
ekstensi, dan jumlah deviden yang tertunggak, adanya pos-pos bersyarat, rencana
pembelanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan kebijaksanaan akuntansi yang penting
atau kejadian atau pos-pos yang tidak lazim yang kiranya lebih data dimengerti dengan
penjelasan tambahan.
B. Tujuan Laporan Keuangan
Ikatan akuntansi Indonesia (2007:412) “Tujuan laopran keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kenerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
APB Statetment No. 4 (AICPA) menggmbarkan tujuan laporan keuangan
(Harapan,2001:21) membaginya menjadi dua yaitu:
1. Tujuan khusus
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai General Accepted Accounting Principle (GAAP).
2. Tujuan umum
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud;
b. untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
c. untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi
d. untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang utangnya
e.Menunjukkan kemampuan sumbe-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:
a) memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham,
b) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulksn dana untuk perluasan perusahaan,
c) memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan,
d) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangaka panjang.
2) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir posisi perusahaan dalam menghasilkan laba.
3) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahaan harta dan kewajiban.
4) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibuktikan para pemakai laporan.
3. Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatf yaitu:
a) relevan (relevance), memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan,
b) dapat dipahami (understandability), informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga informasi yang harus dimengerti para pemakainya, c) dapat deperiksa (verifiability), hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh
d) netral (neutrality), laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja,
e) tepat waktu (time liness), laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f) dapat dibandingkan, laporan akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain,
g) lengkap (completeness), informasi akuntansi yang dilaporakan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Dalam PSAK No.1 paragraf 5 (IAI,2007) dinyatakan tujuan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka.
C. Pengguna dan Pemakai Infomasi Laporan Keuangan
Didalam PSAK: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, paragraf 9
(IAI,2007) menyatakan:
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi keuangan perusahaan. beberapa kebutuhan meliputi:
a. Investor, penamaan resiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok lain yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaandalam memberikan balas jasa, imbalan paska kerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman, pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
d. Pemasok dan kreditur lainnya, usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka memutuskan apabila jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali laba sebagai pelanggan utama mereka tergantung kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang, dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaan kepentingan dengan alokasi sumber daya karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga butuh informasi waktu mengatur perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya,
g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara misal, perusahaan dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dikerjakan dengan perlindungan penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyadiakan informasi kecurangan dan informasi terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
D. Konsep laba
Menurut Moqodim (2005:110) Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk
pada konsep FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai
kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning
adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva
neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar
usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedangkan
pendapatan merupakan konsep paling luas. Penghasilan (income) adalah kenaikan menfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
Konsep laba dinyatakan dalam IAI (2007:23) menyatakan,
Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau kejadian tertentu diakui secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pengaitan pendapatan dan beban (
matching revenue and expense). Beban termasuk jaminan beban dan biaya lain yang
terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal bila kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi tidak dapat diakui bila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian setiap imbalan yang telah diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai kewajiban.
Menurut Suwardjono (2005:455) makna income dalam konteks perpajakan dapat
berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan
keuangan. Dalam perpajakan, pendapatan dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga
diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi
Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi, istilah income pada
umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa
yang dimaksud pendapatan dalam buku-buku tersebut.
Muqodim (2005:111) menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis
mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan laba dan pengertian laba sebagaimana
dikemukakan oleh ekonom John Hiks (1949) yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi
merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode (misalnya satu minggu
atau satu bulan) dengan harapan keadaannya pada akhir periode tetap sama (as well off)
seperti keadaan awal periode.
E. Laba Akuntansi
Menurut Harahap 2007 ”Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang
pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi Laba akuntansi diukur berdasarkan
konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi
suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual
berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini
maupun transaksi terhadap arus kas masa depan.
Pendapatan dalam berbagai pengukuran diperluas tak terbatas (adinfinitum). Pendapatan
merupakan item laporan keuangan memberi dasar dan penting memiliki berbagai kegunaan
dalam berbagai konteks. Pendapatan secara diyakini sebagai dasar untuk perpajakan,
penentuan dasar pembagian deviden, petunjuk investasi, dan pembuatan keputusan serta
prediksi (Belkaoui 2001:124). Pendapatan merupakan dasar untuk perpajakan dan
pendistribusian dan kesejahteraan kembali untuk individu. Pendapatan juga sebagai prediksi
yang memberitahu prediksi pendapatan masa yang akan datang dan kejadian ekonomi dimasa
yang akan datang. Pendapatan masa lalu berdasarkan kas historis dan nilai sekarang yang
telah ditemukan bermanfaat dalam memprediksi nilai pendapatan dimasa mendatang.
Pendapatan terdiri atas hasil operasi atau pendapatan biasa yang jumlahnya sama dengan
pendapatan bersih.
Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari
transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost
(biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang
masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang
dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Laba akuntansi sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang
pelaporan keuangan, maka laba akuntansi sebelum pajak tidak berpengaruh pada jumlah
pajak penghasilan yang sebenarrnya bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan dan karena terdapat peraturan pengukuran alternatif yang dapat dipilih untuk
mengukur laba akuntansi sebelum pajak. Perubahan modal suatu kesatuan usaha di antara dua
titik waktu tidak termasuk perubahan-perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi
kepada pemilik, dimana modal dinyatakan dengan ukuran nilai dan didasarkan pada skala
tertentu.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah
perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu
periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono
(2005:455) mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian
secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian
pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual,
akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara perinsip
mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh
pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi terhadap
arus kas masa depan. Misalnya, akuntansi akrual mengakui arus kas masa depan yang
berasal dari penjualan kredit dengan mengakui pendapatan saat terjadi penjualan
sebalum kas diterima.
Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai
mengenai konsekuensi aktivitas usaha tehadap arus kas perusahaan di nasa depan
secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan
kas pada saat bersamaan. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas
masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Penyesuan akrual dicatat
setalah membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan
informasi akuntansi secara material.
Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya
merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karateristik dari
perhitungan laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa
keunggulan laba akuntansi yang ikemukakan oleh Muqodim (2005: 144) adalah:
1. terbukti teruji dari sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan,
2. laba akuntansi talah diukur dan dilaporkan secara onyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti, 3. berdasarkan prinsip realisasi dala mengakui pendapatan laba akuntansi
memenuhi dasar konservatisme,
4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan tanggung jawab manajemen.
F. Laba Tunai
Menurut Evan (2003:199) “Cash income is struktly objective, it is besed on cash inflow
and outflows. Cash realization is the only trigger for recocnition of income.” Laba tunai
adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban
penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban pajak, dan beban bunga
yang belum dibayar serta pembelian kredit. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas. Laba tunai
merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Menurut Dycmand,et.al (2001:553)
“Arus kas operasi adalah semua arus kas yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi
atau pendanaan.” Arus kas operasi ditentukan dengan kegiatan memproduksi dan
menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam
menyediakan, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki
hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali. Metode langsung
mengurangkan arus kas operasi menghasilkan arus kas bersiah. Metode tidak langsung
menentukan arus kas operasi bersih secara tidak langsung, tetapi metode ini mengurutkan
masing-masing arus kas operasi.
Dalam PSAK paragraf 12 (IAI:2007) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan indikasi yang menentukan apakah dari operasi perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendapatan dari luar.
Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan
amortisasi yang merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuakan jumlah
aktiva tak berwujud atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak
berwujud. Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi belum dibayarkan karena
belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi
pembayaran belum dilakukan, demikian juga dengan utung bunga belum dilakukan tetapi
sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban perusahaan.
Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi
merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang
benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode
tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak
dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa
depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke
produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).
G. Deviden Kas
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya
(Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan
selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang
saham dalam suatu rapat pemegang saham.
Menurut Sandjaja dan Barlian (2002:332) :” Deviden kas adalah sumber dari aliran kas
untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan
akan datang.” biasanya sebuah korporasi harus memnuhi tiga kondisi tarlebih dahulu agar
dapat membayar deviden tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan
tindakan formil dari Dewan Komisaris. Pembayaran deviden tunai kepaa pemegang saham
perusahaan diputuskan leh dewan Direksi Perusahaan. Direksi umumnya mengadakan
pertemuan yang membahas tentang deviden setiap kuartal atau setengah tahun dimana
mereka, mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang
dalam pembagian. Menentukan jumlah deviden yang harus dibayar. Menentukan tanggal-
tanggal yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Baiasanya investor lebih tertarik dengan
deviden yang berupa tunai daripada deviden saham. Hal ini dikarenakan para investor
beranggapan deviden yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar
return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.
Deviden merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau
1. deviden kas yaitu distribusi laba dalam bentuk oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya,
2. deviden likuditas yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan, 3. deviden properti yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,
4. deviden saham yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada para pemegang saham,
5. deviden skip/wesel yaitu deviden yang diberikan dalam bentuk wesel promes, kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi deviden yaitu:
a. pengurangan dengan pembagian aktiva (deviden) kepada para pemegang saham,
b. ditahan dan aktivitas yang mengafsetnya digunakan dalam operasi perusahaan.
Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham
(RUPS). Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu:
1) pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin
dari harga saham perusahaan tersebut,
2) laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting
bagi pertumbuhan perusahaan.
Menurut Arifin (2005:104), faktor utama yang mempengaruhi kebijakan deviden adalah:
a) pertumbuhan perusahaan, b) kebutuhan dana investasi, c) profitabilitas,
d) variabilitas earning,
e) karakteristik aset (komposisi tangible dan intangible assets).
Jenis-jenis kebijakan deviden,
Menurut Sawir (2004:138) ada tiga jenis kebijakan pembiayaan deviden yang bisa dilakukan
(1) satble amount per share, deviden diberikan dalam nilai rupiah yang relatif stabil
atas sahamnya,
(2) constant payout ratio, deviden atas dasar persentase tetap dari laba bersih
perusahaan,
(3) low regular deviden plus ekstra, dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat deviden yang relatif rendah tapi sudah pasti jumlahnya dan ditambah suatu ekstra yang biasanya disesuaikan dengan tingkat keuntungan perusahaan.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan
bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan
sebelumnya. Dividen dapat berupa uang, skrip (script), barang atau saham (modal saham).
Menurut Soemarson 2005 ada tiga macam tanggal yang relevan dengan pembagian dividen
yaitu :
(1) tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi mengumumkan akan membayar dividen,
(2) tanggal pencatatan dividen yaitu tanggal dimana pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahuikepada siapa deviden dibagikan,
(3) tanggal pembayaran dividen yaitu tanggal deviden mulai dibayarkan. Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan dibagikannya deviden. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana secara formal pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa deviden dibagikan.
Pengumuman deviden merupakan salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar.
Pengumuman deviden dan pengumuman laba pada periode sebelumnya merupakan dua jenis
pengumuman deviden yang paling sering digunakan manajer untuk menginformasikan
prestasi prospek perusahaan. Bagu para investor, deviden merupakan hasil yang diperolah
dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apbila harga jual saham lebih
tinggi dibandingkan harag belinya. Dviden tersebut didapat dari perusahaan sebagai diatribusi
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama
Penelitian dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Hasi Penelitian
1 Barita
Manufaktur di BEJ
Laba akuntansi
yang kuat dan positif terhadap pembagian deviden kas debandingkan
jumlah kas perusahaan
I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis a. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan
kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana
hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas, berdasarkan uraian Laba akuntansi
Deviden kas
penelitia terdahulu, maka variabel independen penelitia ini adalah laba akuntansi dan laba
tunai dan deviden kas varibel dependen. Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan
yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu. Laba akuntansi yang
dilaporkan pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi. Laba akuntansi diukur
berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus
kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi dan laba
tunai berhubungan dengan deviden kas. Laba tunai adalah laba akuntansi setelah disesuaikan
dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan
kredit, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Deviden
kas adalah sumber dari aliran kas untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang
kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba
akuntansi dan laba tunai mempunyai hubungan yang positif dengan deviden kas dalam
pembagian deviden kepada para pemegang saham.
b. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerngka konseptual diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. laba akuntansi berhubungan dengan deviden kas,
b. laba tunai berhubungan dengan deviden kas
Sehingga dirumuskan hipotesa sebagai berikut :
1. Ho1 = Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
Ha1 = Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
2. Ho2 = Tidak terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilkukan adalah penlitian hipotesis yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variebel, yakni hubungan yang bersifat korelasional.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2000:72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” Menurut Prasetyo (2005:18)
“Populasi merupakan keseluruhan gejala atau yang ingin diteliti.” Sedangkan menurut Gulo
(2004:76) “Populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang
daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang bergerak disektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesis dan memperoleh laba serta membandingkan deviden kepada pemegang
saham dari tahun 2006-2008.
Menurut Prasetyo (2005:118) ”Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin
diteliti”. Sedangkan menurut Gulo (2004:118) ”sampel yaitu himpunan bagian yang
memberikan gambaran yang benar dari suatu populasi”. Menurut Suliyanto (2006:125)
“Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling purposif,
yaitu teknik penetapan sampel dengan didasarkan pada kreteria- kreteria tertentu”. Beberapa
kriteria tersebut adalah:
b) perusahaan tersebut tidak dilisting pada tahun 2006 sampai dengan 2008,
c) perusahaan tersebut memperoleh laba bersih pada tahun 2006 sampai dengan 2008,
d) perusahaan tersebut membayar deviden kas pada tahun 2006 sampai dengan 2008.
C. Jenis Data
Menurut Kuncoro (2003:124) ”data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data
yang diukur dalam suatu sekala numerik”. Sumber data penelitian ini merupakan data
sekunder, berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar
Modal Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai denga tahun 2008. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan
variabel penelitian yaitu:
1. informasi mengenai laba akuntansi perusahaan,
2. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,
3. informasi mengenai deviden kas.
Data tersebut dikumpulkan secara runtun waktu (time-series), yaitu data yang dikumpulkan
dari waktu kewaktu pada suaru periode dangan tujuan menggambaarkan perkembangan dan
secara silang tempat (cross-section), yaitu data yang dikumpulkan pada suatu tititk waktu
tertentu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan keadaan (sulianto, 2006:133),
D. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan penelitian. Jawaban ini
masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibuhkan pengumpulan data. Data
diperoleh berdasarkan lokasi eksternal, yaitu penyimpanan data dimana saja secara eksternal,
yaitu penyimpanan data diluar perusahaan. Dalam pengumpulan data sekunder, penulis
melakukan secara manual, berdasarkan lokasi eksternal, yaitu penyimpanan data dimana saja
diluar perusahaan. Data diperoleh secara tidak langsung dari media internet melalui situs
E. Definisi Operasionsl dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan yaitu:
1. variabel bebas (variabel independen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba
akuntansi dan laba tunai pada setiap perusahaan obyek penelitian,
2. variabel terikat (variabel dependen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deviden kas pada setiap perusahaan obyek penelitian.
Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang diperoleh
dariselisih hasil pendapatan dikurangi harga pokok dan biaya-biaya perusahaan. Laba tunai
adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi- transaksi non kas, seperti beban
penyusutan, beban amortisasi penjualan kredi, beban pajak, dan beban bunga yang belum
dibayar, serta pembelian kredit. Informasi tentang laba tunai ini diperoleh dari jumlah arus
pemegang saham berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam
bentuk kas.
F. Metode Analisis Data
Secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis
penelitian adalah stastistik inferensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data
yang telah dicatat dan diringkas tersebut (Singgih Santoso, 2005: 3). Menurut Suliato
(2006:175) ”statistik nonparametrik digunakan jika data dalam riset bersekla nominal dan
ordinal, kemudian penyebaran data tidak mengikuti distribusi normal”. Penelitian yang
dilakukan penulis ini menggunakan metode korelasional. Menerut bungi (2005:197) ”metode
korelasional digunakan untuk menentukan ada atau tidak adanya korelasi antara data ordinal
dan data ordinal lainnya”. Metode ini merupaka suatu yang menemtukan ada atau tidaknya
hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dengan deviden kas dan laba tunai dengan
deviden kas. Untuk menguji hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas
digunakan model persamaan korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 15.0.
Menurut Muliono (2003:245) ”persamaan korelasi bertujuan untuk mengukur keeratan
hubunhan antar variabel”.
Langkah pertama dalam menganalisis data penelitian adalah pemilihan perusahaan yang
dipilih secara sampling purposive sesuai kreteria. Kemudian menganalisis laba akuntansi
dengan deviden kas. Lalu menghitung laba tunai dari sampel tersebut. Setelah itu dibuat tabel
mengenai perusahaa- perusahaan tersebut dan selanjutnya menghitungbeda peringkat data
kuadrat perbedaan antara peringkat laba akuntansi dan deviden kas, serta perbedaan antara
Penelitian ini menggunakan model Korelasi Spearman yang merupakan suatu koefisien
untuk mengukur ert tidaknya antara dua variabel. Menghitung korelasi Spearman Rank (rs)
dengan menggunakan rumus:
r = koefisien Korelasi Spearman Rank
1= bilangan konstan
2= bilangan konstan
D = merupakan perbedaan peringkat untuk setiap pasangan
n = jumlah pasangan pengamatan
∑= sigma atau jumlah
Melakukan pengujian hipotesis dengan uji t dengan rumus:
Dimana:
t = uji signifikan rs
1 = bilangan konstan
2 = bilangan konstan
n = jumlah pasangan pengamatan
Menurut Nachrowi (2002:25) “ uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak”. Sebelum nilai t diuji,diharuskan
menetapkan besarnya derajat kebebasan (df) yang dipakai. Dalam penelitian ini derajat
kebebasan n-2. Lalu membandingkan nilai uji t hitung dengan nilai tabel t dengan
menggunakan derajat kebebasan yaitu n-2. Langkah berikutnya menarik kesimpulan statistik
mengenai hipotesis nol (Ho).
1. Ho diterima apabila t ≤ nilai t tabel
2. Ho ditolak dan akan menerima Ha , apabila t ≥ nilai t tabel.
G. Jadwal Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Pembahasan tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan
deviden kas harus terlebih dahulu memperhatikan data para emiten. Data para emiten perlu
dianalisis terlebih dahulu sebelum melakukan pembahasan hubungan dari variabel
independen dan variabel depanden. Jumlah populasi emiten pada perusahaan konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 36 perusahaan. Dimana jumlah ini hanya ada 14
perusahaan yang menjadi sampel yang sesuan dengan kriteria- kriteria yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui penetapan sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Pada tabel 4.1
berikut ini adalah daftar sampel perusahaan konsumsi yang menjadi data penelitian. Selama
periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, emiten yang bergerak disektor industri
konsumsi yang memenuhi kreteria ada 14 perusahaan.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan
1 Aqua Golden Mississippi Tbk
2 Delta Djakarta Tbk
3 Indofood Sukses Makmur Tbk
4 Mayora Indah Tbk
5 Multi Bintang Indonesia Tbk
6 Bentoel International Investama Tbk
7 Gudang Garam Tbk
8 HM Sampoerna Tbk
No Nama Perusahaan
10 Kalbe Farma Tbk
11 Merck Tbk
12 Tempo Scan Facific Tbk
13 Mandom Indonesia Tbk
14 Unilever Indonesia Tbk
Sumber: Indonesia Capital Market Directory
1. Data Laba Akuntansi
Pada tahun 2006 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu sebesar Rp 1.071.271.451.115 dan Tempo Scen Facific Tbk memperoleh
deviden kas terbesar yaitu sebesar Rp 135.000.000.000. Sedangkan Multi Bintang Indonesia
Tbk memperoleh laba akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp 131.108.000, dan Indofood Sukses
Tbk memperoleh deviden kas terkecil yaitu sebesar Rp 42.642.000.
Tabel 4.2
Data Laba Akuntansi (dalam rupiah)
No Nama
85.699.106.348 89.270.712.280 95.634.374.933
2
Delta Djakarta Tbk
51.681.667.000 60.611.899.000 100.038.783.000
3
Indofood Sukses Makmur Tbk
1.962.486.000 2.876.440.000 4.341.476.000
4 Mayora
Indah Tbk 170.904.609.793 238.713.343.143 345.420.105.123
5
Multi Bintang Indonesia Tbk
6
Bentoel International Investama Tbk
166.503.038.662 343.319.235.437 410.139.935.334
7 Gudang
Garam Tbk 2.526.343.000 2.528.677.000 3.165.635.000
8
HM
Sampoerna
Tbk 5.175.282.000 5.577.278.000 6.225.233.000
9
78.881.058.000 80.370.154.000 134.212.109.000
10 Kalbe 11 Merck Tbk 119.534.575.000 123.852.505.000 140.153.570.000
12 Tempo Scan
Facific Tbk 314.043.556.010 320.560.299.182 363.370.832.489 Mandom
Indonesia Tbk
138.803.350.194 320.560.299.182 175.319.472.297
Unilever Indonesia Tbk
2.435.370.000 2.777.360.000 3.431.098.000
Sumber : Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia
Pada tahun 2007 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk merupakan industri yang
memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu sebesar Rp 1.129.354.542.486 dan deviden kas
sebesar Rp 112.500.000.000. Sedangkan Multi Bintang Indonesia Tbk memperoleh laba
akuntansi terkecil sebesar Rp 133.153.000 dan untuk deviden kas terkecil diperoleh oleh
Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar Rp 84.837.000.
Pada tahun 2008 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk memperoleh laba akuntansi
terbesar yaitu sebesar Rp 1.142.712.402.521 sedangkan laba akuntansi terkecil yaitu Multi
memperoleh deviden kas terbesar yaitu sebesar Rp 270.000.000.000 sedangkan Multi
Bintang Indonesia Tbk memperoleh deviden kas terkecil yaitu sebesar Rp 75.582.000.
2. Data Laba Tunai
Pada tahun 2006 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk memperoleh laba tunai tersebar
yaitu sebesar Rp 640.610.354.353 dan Multi Bintang Indonesia Tbk memperoleh laba tunai
terkecil yaitu sebesar Rp 166.742.000. Pada tahun 2007 dan 2008 Kalbe Farma Tbk masih
memperoleh laba tunai terbesar yaitu sebesar Rp 362.898.238.846 dan pada tahun 2008 laba
tunai Kalbe Farma sebesar Rp 807.700.535.344. pada tahun 2007 Multi Bintang Indonesia
Tbk memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp 227.271.000 dan tahun 2008 Multi
Bintang Indonesia Tbk memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp 415.213.000.
Deviden kas terbesar pada tahun 2007 yaitu Tempo Scan Facific Tbk yaitu sebesar Rp
112.500.000.000 dan pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 270.000.000.000. Deviden kas
terkecil pada tahun 2007 yaitu diperoleh oleh Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar Rp
Tabel 4.3
56.659.911.185 115.989.209.324 123.763.513.411
2 Delta
Djakarta Tbk
18.108.286.000 87.272.573.000 161.946.514.000
3 Indofood Sukses Makmur Tbk
1.614.931.000 2.613.759.000 2.684.806.000
4 Mayora Indah Tbk
24.389.308.219 178.699.351.379 138.452.987.153
5 Multi Bintang Indonesia Tbk
166.742.000 227.271.000 415.213.000
6
Bentoel International Investama Tbk
115.042.512.289 552.085.102.941 55.097.907.586
7 Gudang Garam Tbk
1.905.618.000 1.449.178.000 2.260.895.000
8 HM
Sampoerna Tbk
3.538.693.000 1.786.380.000 4.745.113.000
9
Bristol Meyrs Squibb Indonesia Tbk
98.975.851.000 77.247.648.000 171.852.959.000
10 Kalbe Farma Tbk
640.610.354.353 362.898.238.846 807.700.535.344
11
Merck Tbk 116.776.903.000 110.966.960.000 145.237.471.000
12 Tempo Scan Facific Tbk
234.892.877.849 294.712.577.526 292.296.080.215
13 Mandom Indonesia Tbk
90.108.309.327 178.542.842.753 101.359.599.478
14 Unilever Indonesia Tbk
2.174.808.000 2.250.013.000 2.785.785.000
3. Data Deviden Kas
Table 4.4
Data Deviden Kas (dalam rupiah)
No Nama
Perusahaan 2006 2007 2008
1 Aqua Golden
Missippi Tbk 15.510.730.505 8.260.746.944 13.116.133.421
2
Delta Jogjakarta Tbk
11.224.049.000 20.226.164.000 22.846.856.000
3
Indofood Sukses Makmur Tbk
42.642.000 264.386.000 366.730.000
4 Mayora Indah
Tbk 19.140.676.295 26.830.440.000 30.663.360.000
5
Multi Bintang Indonesia Tbk
102.405.000 84.837.000 75.582.000
6
Bentol Internasional Ivestama Tbk
31.112.925.000 95.798.196.029 50.456.765.650
7 Gudang
Garam Tbk 962.045.000 481.022.000 481.022.000
8
HM
Sampoerna Tbk
2.410.650.000 1.292.985.000 3.462.570.000
9
13.824.000.000 25.600.000.000 38.912.000.000
10 Kalbe Farma
Tbk 1.620.723.456 100.786.240.522 96.707.694.218 11 Merk Tbk 31.360.000.000 44.800.000.000 51.520.000.000
12 Tempo Scan
Fasific Tbk 135.000.000.000 112.500.000.000 270.000.000.000
13
Mandom Indonesia Tbk
39.803.487.500 45.207.104.450 50.669.048.916
14
Unilever Indonesia Tbk
1.522.296.000 1.636.560.000 1.994.516.000