• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Peresahaan Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Peresahaan Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DEVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN KONSUMSI YANG GO PUBLIC DI BURSA

EFEK INDONESIA

Oleh :

NAMA : FITRI ANITA BR SITEPU NIM : 060503008

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “ Analisis Hubungan Laba

Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Peresahaan Konsumsi yang Go Public

Di Bursa Efek Indonesia ” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum

pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan

skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, dan

benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2010

Yang Membuat Pernyataan

Fitri Anita Br Sitepu

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat

Allah SWT, dengan rahmat dan karuniaNya penulis dapat melalui hari demi hari dengan

penuh semangat dalam menulis skripsi ini. Dan ini merupakan suatu usaha untuk membantu

penulis dalam mencapai tujuan pendidikan. Karena anugerah-Nya lah, penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan

Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Perusahaan Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek

Indonesia”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, semoga kesabaran beliau dapat

menjadi contoh teladan dalam perjalanan hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak.

Skripsi ini ditulis dalam upaya melengkapi syarat untuk mencapai derajat Sarjana

Strata-1 fakultas ekonomi, jurusan akuntansi, dan lebih dari itu sesungguhnya penelitian ini

merupakan rangkuman dari proses pembelajaran yang telah ditempuh selama masa

perkuliahan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberi sumbangsih bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dan para pembaca.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan selama proses

penyusunan skripsi, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

(4)

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi S1

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, SE, MM, Ak.

selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan

bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak. dan Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku dosen

penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Ayahanda Rikson Sitepu dan Ibunda tersayang Rina Br Sembiring yang selalu

memberikan doa, dukungan dan kasih sayangnya untuk penulis sehingga penulis mampu

melewati segala suka dan duka dalam masa perkuliahan serta proses penulisan skripsi ini

dapat berjalan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan

penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan

karya-karya ilmuah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi

bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2010

Penulis

Fitri Anita Br Sitepu

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas dari perusahaan Konsumsi yang Go public di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini memakai korelasi, yang menentukan apakah terdapat hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba tunai, dan deviden kas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni laporan keuangan yang dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Dalam penelitian ini digunakan analisis statistic sebagai metode penganalisisan data, model Spearman Rank koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.

Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan positif, signifikan, dan kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan devidden kas. Hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan positif antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas tetapi tidak signifikan.

(6)

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between accounting earnings and cash earnings with cash dividends from companies that go public consumption in Indonesia Stock Exchange. This test uses the correlation, which determines whether there is any relationship or correlation between accounting earnings and cash earnings in cash dividends

Variables used in this research is accounting earnings, cash earnings, and cash dividends. Source of data used in this research is secondary data, the published financial statements. Data were obtained from the Indonesian Capital Market Directory. This study used statistical analysis as a method of analyzing the data, Spearman's rank correlation coefficient model used to analyze the correlation in this study.

Results of previous research stating that there is a positive relationship, significant, and the strong link between accounting earnings and cash earnings with cash deviddens. The results suggest there is a positive relationship between accounting earnings and cash earnings in cash dividends but not significant.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Batasan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

(8)

A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ... 10

B. Tujuan Laporan Keuangan ... 14

C. Pengguna dan Pemakai Informasi Laporan Keuangan ... 16

D. Konsep Laba ... 17

E. Laba Akuntansi... 19

F. Laba Tunai... 22

G. Deviden Kas... 24

H. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 31

B. Populasi dam Sampel ... 31

C. Jenis Data ... 32

D. Metode Pengumpulan Data ... 33

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 34

F. Metode Analisis Data ... 34

G. Jadwal Penelitian ... 37

(9)

1. Data Akuntansi ... 39

2. Data Laba Tunai ... 41

3. Data Deviden Kas ... 43

3. Data Peringkat Laba Akuntansi, Laba Tunai, dan Deviden Kas ... 44

B. Analisis Hasil Penelitian ... 45

C. Analisis Hasil Statistik ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

Daftar Pustaka ... 57

(10)

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

Halaman Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 37

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 38

Tabel 4.2 Data Laba Akuntansi ... 39

Tabel 4.3 Data Laba Tunai ... 41

Tabel 4.4 Data Deviden Kas ... 43

Tabel 4.1.1 Crelation Tahun 2006 ... 48

Tabel 4.12 Corelation Tahun 2007 ... 49

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Gambar Judul

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Tabel Sampel dan Populasi ... 58 Halaman

Lampuran ii Data Penelitian Tahun 2006, 2007,dan 2008 ... 60

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas dari perusahaan Konsumsi yang Go public di Bursa Efek Indonesia. Pengujian ini memakai korelasi, yang menentukan apakah terdapat hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba tunai, dan deviden kas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni laporan keuangan yang dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Dalam penelitian ini digunakan analisis statistic sebagai metode penganalisisan data, model Spearman Rank koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.

Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan positif, signifikan, dan kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan devidden kas. Hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan positif antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas tetapi tidak signifikan.

(14)

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between accounting earnings and cash earnings with cash dividends from companies that go public consumption in Indonesia Stock Exchange. This test uses the correlation, which determines whether there is any relationship or correlation between accounting earnings and cash earnings in cash dividends

Variables used in this research is accounting earnings, cash earnings, and cash dividends. Source of data used in this research is secondary data, the published financial statements. Data were obtained from the Indonesian Capital Market Directory. This study used statistical analysis as a method of analyzing the data, Spearman's rank correlation coefficient model used to analyze the correlation in this study.

Results of previous research stating that there is a positive relationship, significant, and the strong link between accounting earnings and cash earnings with cash deviddens. The results suggest there is a positive relationship between accounting earnings and cash earnings in cash dividends but not significant.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umunya setiap perusahaan, baik perusahaan industri, dagang, maupun jasa dengan

motif profit, mempunyai tujuan utama untuk memperoleh laba seoptimal mungkin dengan

memberikan pengorbanan seminimal mungkin. Perusahaan akan melakukan berbagai

aktivitas untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh keuntungan (Profit) menjaga

kelangsungan hidup (going concern) dan pertumbuhan (grouwth). Laba yang diperoleh

mencerminkan tingkat prestasi suatu perusahaan dan untuk mengukur tingkat keuntungan

tersebut dapat dibaca dalam laporan perhitungan laba rugi yang merupaka bagian laporan

keuangan. Daftar laba rugi merupakan sumber informasi yang penting bagi pihak- pihak yang

berkepentingan, baik pihak internal misal manajemen maupun pihak eksternal misal investor,

pemerintah, kreditor, dan lai sebagainya. Perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang

dalam menjalankan usahanya membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh sebab itu

perusahaan senantiasa dihadapkan pada permasalahan mengenai bagaimana memperoleh,

menggunakan, mengembalikan dana yang diperoleh tersebut dengan suatu tingkat

pengembalian yang dapat memuaskan pihak pemberi dana.

Kebutuhan dana pada dasarnya dapat diperoleh melalui beberapa alternatif pendanaan.

Misalnya alternatif pendanaan adalah melalui penerbitan dan penjualan saham di pasar modal

atau bursa efek. Dengan menjual saham di pasar modal perusahaan akan memperoleh dana

untuk dapat menjalankan dan mengembangkan uasahanya.

Dipihak lain, Investor mengivestasikan dananya dengan cara membeli saham yang

(16)

saham bermaksud untuk mendapatkan keuntungan melalui deviden yang di bagikan oleh

perusahaan yang menerbitkan saham disamping capital gain dari saham yang dimiliki

investor.

Investor saham dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu buy and hold & buy and

sell. Kelompok yang dikatakan sebagai buy and hold adalah pihak yang membeli saham

untuk disimpan atau dimiliki dalam jangka waktu panjang. Pendapatan yang diharapkan

kelompok investor ini terutama deviden yaitu hasil yang diperoleh dari setiap lembar saham

yang dimiliki. Kelompok kedua yaitu kelompok buy and sell yang termasuk kelompok ini

adalah investor yang pendapatannya mengharapkan capital gain.

Dalam menjalankan usahanya tentu saja perusahaan ingin mencapai tujuan. Tujuan

perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba. Menurut Margaretha (2005:1),

tujuan perusahaan ialah memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan bagi para

pemegang saham/pemilik. Dalam era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi

dan kondiai persaingan yang sangat ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan

usahanya dengan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat

mencapai tujuan tersebut manajemen perusahaan harus dapat mengkoordinir secara rasional

sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Setiap pemilik perusahaan menginginkan kesinambungan hidup perusahaan. Untuk

tercapainya kesinambungan hidup (going concern) tersebut, haruslah berusaha untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja tersebut dapat dilihat melalui laba yang sering

digunakan sebagai ukuran kinerja, yang disajikan dalam laporan laba rugi. Informasi laba

merupakan di dalam laba rugi perusahaan yang bertujuan untuk menaksir kinerja atau

pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain

melakukan penaksiran atas earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Laba yang

(17)

dibagikan sebagai deviden. Deviden ada beberapa bentuk, umumnya yang biasa pdibagikan

berbentuk deviden saham (stock dividend) dan deviden kas (cash dividend). Jumlah deviden

yang dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan deviden masing-masing perusahaan.

Deviden kas umumnya lebih sering dibagikan pada pemegang saham, biasanya dalam

sekali setahunbahkan lebih dari satu kali setahun. Kebijakan manajemen membagikan

deviden dalam bentuk kas biasanya ditentukan dalam rapat pemegang saham, yang

merupakan keputusan perusahaan tertinggi pada perusahaan yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT). Untuk memutuskan kebijakan pembagian deviden tersebuut ada beberapa

faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan. Faktor yang menjadi perhatian manajemen

adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan, namun kebanyakan perusahaan juga sering

mempertimbangkan laba tunai yang pada darasnya merupakan laba akuntansi setelah

disesuakan non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji,

beban pajak, dan beban bunga yang belu dibayar, serta pembelian kredit.

Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan kepada investor tergantung kebijakan

perusahaan. Bagi investor sudah tentu mengharapkan jumlah deviden yang besar tetapi

perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus memikirkan

kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Perusahaan

dalam operasi normalnya terkadang laba yang besar dalam kegiatan bisnisnya dalam setahun

tetapi laba tersebut tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang

sebenarnya. Karena pada saat itu seluruh pendapatan maupun penjualan tidak selamanya

diterima bebrapa bulan kedepan, namun meskipun demikian perusahaan mengakui sebagai

pendapatan dan melaporkan kedalam laba rugi sesuai dengan (SAK) dalam hal pengakuan

pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima jumlah kas seluruhnya. Dengan

demikian kondisi tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian deviden

(18)

Sejumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia membagikan deviden kepada

pemegang saham dengan jumlah deviden yang berbeda-beda, tergantung laba yang diperoleh

dan kecukupan dana untuk membagikan deviden, hal ini akan menjadi pertimbangan bagi

investor yang ingin memiliki sejumlah saham yang nantinya investor mengharapkan sejumlah

deviden maupu gain. Beberapa perusahaan memiliki jumlah laba yang besar tetapi deviden

yang dibagikan tidak sebanding dengan laba yang diperoleh. Secara umum disebabkan oleh

jumlah kas yang terbatas maupun likuiditas perusahaan.

Perusahaan harus menganalisis faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk deviden

atau untuk laba ditahan (retained earnings). Ada dua faktor utama yang harus

dipertimbangkan yaitu ketersediaan kas karena walaupun perusahaan memperoleh laba

namun jika uang kas tidak mancukupi maka ada kemungkinan perusahaan untuk menahan

laba tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan dibagikan kedalam bentuk deviden.

Apabila kondisinya seperti ini, jumlah deviden yang akan dibayarrkan menjadi relatif kecil.

Sementara dipihak pemegang saham tentu saja menginginkan jmlah deviden kas yang tinggi

sebagai hasil dari modal yang mereka investasikan.

Tujuan pembagian dividen untuk memaksimumkan pemegang saham atau harga saham

dan menunjukan likuiditas perusahaan. Dari sisi investor dividen merupakan salah satu

motivator untuk menanamkan dana dipasar modal. Investor lebih memilih dividen yang

berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Litner sebagai

“The bird in the hand theory” bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu

burung di udara. Selain itu investor juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan

menilai besarnya dividen yang dibagikan Menurut pengertian akuntansi konvensional

dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisasi

yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan

(19)

sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk

menghitung laba (Muqodim, 2005:114).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Barita 2006

dan Reagen 2007 menggunakan sampel dari perusahaan industri makanan dan minuman yang

merupakan sub bidang dari industri konsumsi dasar dan perusahaan manufaktur. Hasil

penelitian terdahulu menunjukkan hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba

tunai terhadap deviden kas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu tahun

yang diamati yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008 serta perusahaan yang dijadikan sampel yaitu

perusahaan industri konsumsi dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Perusahaan

Konsumsi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan hasil

penelitian-penelitian terdahulu maka masalah dirumuskkan sebagai berikut:

1. apakah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas?

2. apakah terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas?

C. Batasan Penelitian

Penelitian ini terbatas pada hal-hal dibawah ini:

(20)

2. laba tunai yang akan dianalisis adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan

transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit,

beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar,

3. perusahaan yang akan dianalisis terbatas pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara laba akuntansi dengan deviden

kas,

2. untuk mengetahui dan menganalisis hubungan laba tunai dengan deviden kas.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

untuk membeli, menjual, atau menahan saham berdasarkan harapan atas jumlah

deviden kas yang akan dibagikan dengan menggunalan informasi laba akuntansi dank

as yang dilaporkan perusahaan,

2. bagi penulis, untuk menambah wawasan tentang perilaku pasar modal khusuanya

mengenai kebijakan deviden,

3. emiten maupun calon emiten sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan

membagi deviden agar dapat memperoleh dana sehingga dapat memaksimumkan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan produk dari proses pelaporan keuangan yang diatur oleh

standar dan aturan akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan

perusahaan. Menurut Harahap (2004:5) “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi para analis merupakan

media yang paling penting untuk menilai prestasi pada kondisi ekonomis suatu perusahaan.”

Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi bagi para pengguna baik internal maupun

eksternal dalam suatu proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat

menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan

arus kas perusahaan dalam periode tertentu.

Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2007) merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan

perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang

merupakan bagian intergral dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan yang sebenarnya merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan

akuntansi dalam satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari pengumpulan bukti- bulti

transaksi yang terjadi sampai pada penyusunan laporan keuangan. Proses akuntansi tersebut

harus dilaksanakan menurut cara tertentu yang lazim dan berterima umum serta sesuai

(22)

Informasi laporan keuangan tersebut dapat menjadi sebuah keputusan penting oleh

pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) didalam mengambil keputusan bisnis.

Stakholders dapat dibedakan menjadi dua bagian, (1) Pemakai internal, yaitu pengambil

keputusan secara langsung mempengaruhi kegiatan internal membutuhkan informasi untuk

membantu mereka merencanakan dan mengendalikan kegiatan serta mengelola

(mengalokasikan) sumber daya perusahaan. sistem akuntansi yang ada harus mampu

mengendalikan kegiatan sehari-hari dan untuk mengambil keputusan bisnis perusahaan. Dan

(2) pemakai eksternal, yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka

dengan perusahaan. Pemakai eksternal yang paling utama informasi keuangan yaitu kreditur

dan investor. Alasan yang paling utama mengapa kedua kelompok ini sangat penting, yaitu

(1) Keputusan mereka sangat mempengaruhi pengalokasian sumber daya didalam

perekonomian. (2) informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan para investor dan

kreditor kemungkinan besar juga berguna bagi para kelompok anggota lain yang tertarik akan

aspek-aspek keuangan perusahaan yang pada hakikatnya menjadi pusat perhatian investor

dan kreditor.

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07 (IAI,2007)

dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai

berikut:

a. neraca,

b. laporan laba rugi,

c. laporan perubahan ekuitas,

d. laporan arus kas, dan

e. catatan atas laporan keuangan.

Neraca, pada waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan aktiva,

(23)

atau modal pemilik. Laporan laba rugi, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan aktiva

bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan, (pendapatan aktiva bersih yang digunakan

(beban), dan selisihnya, yang disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha yang

terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu

(Smith, Stice, dan Sukousen,2004:12).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1,14). Laporan laba rugi minimal mencakup

pos-pos sebagai berikut:

a) pendapatan;

b) laba rugi usaha;

c) beban pinjaman;

d)dari laba rugi perusahaana flikasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas;

e) beban pajak;

f) laba rugi dari aktivitas normal perusahaan;

g) pos luar biasa;

h) hak minopitas;

i) laba rugi untuk periode berjalan.

Pos, judul, dan sub judul lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan

oleh Pernyataan Standar Akuntansi keuangan atas penyajian tersebut diperlukan untuk

menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar

Laporan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih

atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu

yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan ekuitas pemilik

(24)

mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan

ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan penerbitan, pembelian

kembali saham, dan reinventasi laba. Laporan ekitas pemilik melaporkan perubahan modal

pemilik selam jangka waktu tertentu. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi,

karena laba bersih atau rugi bersih perode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.

Demikian juga laporan perubahan modal dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena

jumlah ekutas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu laporan

ekuitas sering kali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dan neraca.

Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan

pemegang saham seperti storan modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah

keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang

bersangkutan (IAI, Paragraf 66).

Laporan arus kas untuk rentang waktu, melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan

digunakan perusahaan melalui tiga tipe aktivitas, operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut

Sukoeson, Stice, (2004:12) “Laporan arus kas merupakan yang paling objektif karena

menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun

neraca dan laporan laba rugi”.

Tujuan menyajiakan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang releven

tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu

periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan para pemakai

lainnya untuk:

1. menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang,

2. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden

(25)

3. menilai alasan- alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan

dan pengeluaran kas,

4. menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan

lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang

tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta

informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen, catatan atas laporan

keuangan mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam

Pernyataan Standar Akntansi Keuangan (PSAK) serta pengungkapan-pengungkapan lain

yang diperlukan untuk menghasilkan pelaporan keuangan secara wajar (PSAK No.1 Paragraf

70).

Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian,

ekstensi, dan jumlah deviden yang tertunggak, adanya pos-pos bersyarat, rencana

pembelanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan kebijaksanaan akuntansi yang penting

atau kejadian atau pos-pos yang tidak lazim yang kiranya lebih data dimengerti dengan

penjelasan tambahan.

B. Tujuan Laporan Keuangan

Ikatan akuntansi Indonesia (2007:412) “Tujuan laopran keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kenerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

(26)

APB Statetment No. 4 (AICPA) menggmbarkan tujuan laporan keuangan

(Harapan,2001:21) membaginya menjadi dua yaitu:

1. Tujuan khusus

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai General Accepted Accounting Principle (GAAP).

2. Tujuan umum

a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud;

b. untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan

c. untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi

d. untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang utangnya

e.Menunjukkan kemampuan sumbe-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:

a) memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham,

b) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulksn dana untuk perluasan perusahaan,

c) memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan,

d) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangaka panjang.

2) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir posisi perusahaan dalam menghasilkan laba.

3) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahaan harta dan kewajiban.

4) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibuktikan para pemakai laporan.

3. Tujuan Kualitatif

Adapun tujuan kualitatf yaitu:

a) relevan (relevance), memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan,

b) dapat dipahami (understandability), informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga informasi yang harus dimengerti para pemakainya, c) dapat deperiksa (verifiability), hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh

(27)

d) netral (neutrality), laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja,

e) tepat waktu (time liness), laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

f) dapat dibandingkan, laporan akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain,

g) lengkap (completeness), informasi akuntansi yang dilaporakan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

Dalam PSAK No.1 paragraf 5 (IAI,2007) dinyatakan tujuan laporan keuangan untuk

tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan kinerja dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan dalam rangka membuat

keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka.

C. Pengguna dan Pemakai Infomasi Laporan Keuangan

Didalam PSAK: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, paragraf 9

(IAI,2007) menyatakan:

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi keuangan perusahaan. beberapa kebutuhan meliputi:

a. Investor, penamaan resiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok lain yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaandalam memberikan balas jasa, imbalan paska kerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman, pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

(28)

d. Pemasok dan kreditur lainnya, usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka memutuskan apabila jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali laba sebagai pelanggan utama mereka tergantung kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang, dengan atau bergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaan kepentingan dengan alokasi sumber daya karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga butuh informasi waktu mengatur perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya,

g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara misal, perusahaan dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dikerjakan dengan perlindungan penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyadiakan informasi kecurangan dan informasi terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

D. Konsep laba

Menurut Moqodim (2005:110) Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk

pada konsep FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai

kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning

adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva

neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar

usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedangkan

pendapatan merupakan konsep paling luas. Penghasilan (income) adalah kenaikan menfaat

ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva

atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

(29)

Konsep laba dinyatakan dalam IAI (2007:23) menyatakan,

Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau kejadian tertentu diakui secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pengaitan pendapatan dan beban (

matching revenue and expense). Beban termasuk jaminan beban dan biaya lain yang

terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal bila kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi tidak dapat diakui bila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian setiap imbalan yang telah diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai kewajiban.

Menurut Suwardjono (2005:455) makna income dalam konteks perpajakan dapat

berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan

keuangan. Dalam perpajakan, pendapatan dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga

diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi

Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi, istilah income pada

umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa

yang dimaksud pendapatan dalam buku-buku tersebut.

Muqodim (2005:111) menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis

mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan laba dan pengertian laba sebagaimana

dikemukakan oleh ekonom John Hiks (1949) yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi

merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode (misalnya satu minggu

atau satu bulan) dengan harapan keadaannya pada akhir periode tetap sama (as well off)

seperti keadaan awal periode.

E. Laba Akuntansi

Menurut Harahap 2007 ”Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang

(30)

pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi Laba akuntansi diukur berdasarkan

konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi

suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual

berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini

maupun transaksi terhadap arus kas masa depan.

Pendapatan dalam berbagai pengukuran diperluas tak terbatas (adinfinitum). Pendapatan

merupakan item laporan keuangan memberi dasar dan penting memiliki berbagai kegunaan

dalam berbagai konteks. Pendapatan secara diyakini sebagai dasar untuk perpajakan,

penentuan dasar pembagian deviden, petunjuk investasi, dan pembuatan keputusan serta

prediksi (Belkaoui 2001:124). Pendapatan merupakan dasar untuk perpajakan dan

pendistribusian dan kesejahteraan kembali untuk individu. Pendapatan juga sebagai prediksi

yang memberitahu prediksi pendapatan masa yang akan datang dan kejadian ekonomi dimasa

yang akan datang. Pendapatan masa lalu berdasarkan kas historis dan nilai sekarang yang

telah ditemukan bermanfaat dalam memprediksi nilai pendapatan dimasa mendatang.

Pendapatan terdiri atas hasil operasi atau pendapatan biasa yang jumlahnya sama dengan

pendapatan bersih.

Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional

didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari

transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost

(biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang

masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang

dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.

Laba akuntansi sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang

(31)

pelaporan keuangan, maka laba akuntansi sebelum pajak tidak berpengaruh pada jumlah

pajak penghasilan yang sebenarrnya bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan dan karena terdapat peraturan pengukuran alternatif yang dapat dipilih untuk

mengukur laba akuntansi sebelum pajak. Perubahan modal suatu kesatuan usaha di antara dua

titik waktu tidak termasuk perubahan-perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi

kepada pemilik, dimana modal dinyatakan dengan ukuran nilai dan didasarkan pada skala

tertentu.

Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah

perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu

periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono

(2005:455) mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian

secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian

pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini

adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.

Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual,

akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara perinsip

mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh

pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi terhadap

arus kas masa depan. Misalnya, akuntansi akrual mengakui arus kas masa depan yang

berasal dari penjualan kredit dengan mengakui pendapatan saat terjadi penjualan

sebalum kas diterima.

Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai

mengenai konsekuensi aktivitas usaha tehadap arus kas perusahaan di nasa depan

secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan

(32)

kas pada saat bersamaan. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas

masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Penyesuan akrual dicatat

setalah membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan

informasi akuntansi secara material.

Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya

merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karateristik dari

perhitungan laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa

keunggulan laba akuntansi yang ikemukakan oleh Muqodim (2005: 144) adalah:

1. terbukti teruji dari sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan,

2. laba akuntansi talah diukur dan dilaporkan secara onyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti, 3. berdasarkan prinsip realisasi dala mengakui pendapatan laba akuntansi

memenuhi dasar konservatisme,

4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan tanggung jawab manajemen.

F. Laba Tunai

Menurut Evan (2003:199) “Cash income is struktly objective, it is besed on cash inflow

and outflows. Cash realization is the only trigger for recocnition of income.” Laba tunai

adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban

penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban pajak, dan beban bunga

yang belum dibayar serta pembelian kredit. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas. Laba tunai

merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Menurut Dycmand,et.al (2001:553)

“Arus kas operasi adalah semua arus kas yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi

atau pendanaan.” Arus kas operasi ditentukan dengan kegiatan memproduksi dan

menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam

(33)

menyediakan, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki

hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali. Metode langsung

mengurangkan arus kas operasi menghasilkan arus kas bersiah. Metode tidak langsung

menentukan arus kas operasi bersih secara tidak langsung, tetapi metode ini mengurutkan

masing-masing arus kas operasi.

Dalam PSAK paragraf 12 (IAI:2007) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal

dari aktivitas operasi merupakan indikasi yang menentukan apakah dari operasi perusahaan

dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan

operasi perusahaan membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan

pada sumber pendapatan dari luar.

Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan

amortisasi yang merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuakan jumlah

aktiva tak berwujud atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak

berwujud. Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi belum dibayarkan karena

belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi

pembayaran belum dilakukan, demikian juga dengan utung bunga belum dilakukan tetapi

sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban perusahaan.

Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi

merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang

benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode

tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak

dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa

(34)

depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke

produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).

G. Deviden Kas

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang

saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya

(Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan

selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang

saham dalam suatu rapat pemegang saham.

Menurut Sandjaja dan Barlian (2002:332) :” Deviden kas adalah sumber dari aliran kas

untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan

akan datang.” biasanya sebuah korporasi harus memnuhi tiga kondisi tarlebih dahulu agar

dapat membayar deviden tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan

tindakan formil dari Dewan Komisaris. Pembayaran deviden tunai kepaa pemegang saham

perusahaan diputuskan leh dewan Direksi Perusahaan. Direksi umumnya mengadakan

pertemuan yang membahas tentang deviden setiap kuartal atau setengah tahun dimana

mereka, mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang

dalam pembagian. Menentukan jumlah deviden yang harus dibayar. Menentukan tanggal-

tanggal yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Baiasanya investor lebih tertarik dengan

deviden yang berupa tunai daripada deviden saham. Hal ini dikarenakan para investor

beranggapan deviden yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar

return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.

Deviden merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau

(35)

1. deviden kas yaitu distribusi laba dalam bentuk oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya,

2. deviden likuditas yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan, 3. deviden properti yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,

4. deviden saham yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada para pemegang saham,

5. deviden skip/wesel yaitu deviden yang diberikan dalam bentuk wesel promes, kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi deviden yaitu:

a. pengurangan dengan pembagian aktiva (deviden) kepada para pemegang saham,

b. ditahan dan aktivitas yang mengafsetnya digunakan dalam operasi perusahaan.

Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham

(RUPS). Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu:

1) pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin

dari harga saham perusahaan tersebut,

2) laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting

bagi pertumbuhan perusahaan.

Menurut Arifin (2005:104), faktor utama yang mempengaruhi kebijakan deviden adalah:

a) pertumbuhan perusahaan, b) kebutuhan dana investasi, c) profitabilitas,

d) variabilitas earning,

e) karakteristik aset (komposisi tangible dan intangible assets).

Jenis-jenis kebijakan deviden,

Menurut Sawir (2004:138) ada tiga jenis kebijakan pembiayaan deviden yang bisa dilakukan

(36)

(1) satble amount per share, deviden diberikan dalam nilai rupiah yang relatif stabil

atas sahamnya,

(2) constant payout ratio, deviden atas dasar persentase tetap dari laba bersih

perusahaan,

(3) low regular deviden plus ekstra, dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat deviden yang relatif rendah tapi sudah pasti jumlahnya dan ditambah suatu ekstra yang biasanya disesuaikan dengan tingkat keuntungan perusahaan.

Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan

bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan

sebelumnya. Dividen dapat berupa uang, skrip (script), barang atau saham (modal saham).

Menurut Soemarson 2005 ada tiga macam tanggal yang relevan dengan pembagian dividen

yaitu :

(1) tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi mengumumkan akan membayar dividen,

(2) tanggal pencatatan dividen yaitu tanggal dimana pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahuikepada siapa deviden dibagikan,

(3) tanggal pembayaran dividen yaitu tanggal deviden mulai dibayarkan. Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan dibagikannya deviden. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana secara formal pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa deviden dibagikan.

Pengumuman deviden merupakan salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar.

Pengumuman deviden dan pengumuman laba pada periode sebelumnya merupakan dua jenis

pengumuman deviden yang paling sering digunakan manajer untuk menginformasikan

prestasi prospek perusahaan. Bagu para investor, deviden merupakan hasil yang diperolah

dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apbila harga jual saham lebih

tinggi dibandingkan harag belinya. Dviden tersebut didapat dari perusahaan sebagai diatribusi

(37)

H. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama

Penelitian dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Hasi Penelitian

1 Barita

Manufaktur di BEJ

Laba akuntansi

yang kuat dan positif terhadap pembagian deviden kas debandingkan

jumlah kas perusahaan

I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis a. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan

kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana

hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas, berdasarkan uraian Laba akuntansi

Deviden kas

(38)

penelitia terdahulu, maka variabel independen penelitia ini adalah laba akuntansi dan laba

tunai dan deviden kas varibel dependen. Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan

yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu. Laba akuntansi yang

dilaporkan pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi. Laba akuntansi diukur

berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus

kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi dan laba

tunai berhubungan dengan deviden kas. Laba tunai adalah laba akuntansi setelah disesuaikan

dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan

kredit, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Deviden

kas adalah sumber dari aliran kas untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang

kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba

akuntansi dan laba tunai mempunyai hubungan yang positif dengan deviden kas dalam

pembagian deviden kepada para pemegang saham.

b. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerngka konseptual diatas maka hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. laba akuntansi berhubungan dengan deviden kas,

b. laba tunai berhubungan dengan deviden kas

Sehingga dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

1. Ho1 = Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas

Ha1 = Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas

2. Ho2 = Tidak terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilkukan adalah penlitian hipotesis yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variebel, yakni hubungan yang bersifat korelasional.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2000:72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” Menurut Prasetyo (2005:18)

“Populasi merupakan keseluruhan gejala atau yang ingin diteliti.” Sedangkan menurut Gulo

(2004:76) “Populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang

daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan yang bergerak disektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesis dan memperoleh laba serta membandingkan deviden kepada pemegang

saham dari tahun 2006-2008.

Menurut Prasetyo (2005:118) ”Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin

diteliti”. Sedangkan menurut Gulo (2004:118) ”sampel yaitu himpunan bagian yang

memberikan gambaran yang benar dari suatu populasi”. Menurut Suliyanto (2006:125)

“Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling purposif,

yaitu teknik penetapan sampel dengan didasarkan pada kreteria- kreteria tertentu”. Beberapa

kriteria tersebut adalah:

(40)

b) perusahaan tersebut tidak dilisting pada tahun 2006 sampai dengan 2008,

c) perusahaan tersebut memperoleh laba bersih pada tahun 2006 sampai dengan 2008,

d) perusahaan tersebut membayar deviden kas pada tahun 2006 sampai dengan 2008.

C. Jenis Data

Menurut Kuncoro (2003:124) ”data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data

yang diukur dalam suatu sekala numerik”. Sumber data penelitian ini merupakan data

sekunder, berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar

Modal Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 sampai denga tahun 2008. Data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan

variabel penelitian yaitu:

1. informasi mengenai laba akuntansi perusahaan,

2. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,

3. informasi mengenai deviden kas.

Data tersebut dikumpulkan secara runtun waktu (time-series), yaitu data yang dikumpulkan

dari waktu kewaktu pada suaru periode dangan tujuan menggambaarkan perkembangan dan

secara silang tempat (cross-section), yaitu data yang dikumpulkan pada suatu tititk waktu

tertentu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan keadaan (sulianto, 2006:133),

(41)

D. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam

bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan penelitian. Jawaban ini

masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibuhkan pengumpulan data. Data

diperoleh berdasarkan lokasi eksternal, yaitu penyimpanan data dimana saja secara eksternal,

yaitu penyimpanan data diluar perusahaan. Dalam pengumpulan data sekunder, penulis

melakukan secara manual, berdasarkan lokasi eksternal, yaitu penyimpanan data dimana saja

diluar perusahaan. Data diperoleh secara tidak langsung dari media internet melalui situs

E. Definisi Operasionsl dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yaitu:

1. variabel bebas (variabel independen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba

akuntansi dan laba tunai pada setiap perusahaan obyek penelitian,

2. variabel terikat (variabel dependen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deviden kas pada setiap perusahaan obyek penelitian.

Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang diperoleh

dariselisih hasil pendapatan dikurangi harga pokok dan biaya-biaya perusahaan. Laba tunai

adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi- transaksi non kas, seperti beban

penyusutan, beban amortisasi penjualan kredi, beban pajak, dan beban bunga yang belum

dibayar, serta pembelian kredit. Informasi tentang laba tunai ini diperoleh dari jumlah arus

(42)

pemegang saham berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam

bentuk kas.

F. Metode Analisis Data

Secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis

penelitian adalah stastistik inferensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data

yang telah dicatat dan diringkas tersebut (Singgih Santoso, 2005: 3). Menurut Suliato

(2006:175) ”statistik nonparametrik digunakan jika data dalam riset bersekla nominal dan

ordinal, kemudian penyebaran data tidak mengikuti distribusi normal”. Penelitian yang

dilakukan penulis ini menggunakan metode korelasional. Menerut bungi (2005:197) ”metode

korelasional digunakan untuk menentukan ada atau tidak adanya korelasi antara data ordinal

dan data ordinal lainnya”. Metode ini merupaka suatu yang menemtukan ada atau tidaknya

hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dengan deviden kas dan laba tunai dengan

deviden kas. Untuk menguji hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas

digunakan model persamaan korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 15.0.

Menurut Muliono (2003:245) ”persamaan korelasi bertujuan untuk mengukur keeratan

hubunhan antar variabel”.

Langkah pertama dalam menganalisis data penelitian adalah pemilihan perusahaan yang

dipilih secara sampling purposive sesuai kreteria. Kemudian menganalisis laba akuntansi

dengan deviden kas. Lalu menghitung laba tunai dari sampel tersebut. Setelah itu dibuat tabel

mengenai perusahaa- perusahaan tersebut dan selanjutnya menghitungbeda peringkat data

kuadrat perbedaan antara peringkat laba akuntansi dan deviden kas, serta perbedaan antara

(43)

Penelitian ini menggunakan model Korelasi Spearman yang merupakan suatu koefisien

untuk mengukur ert tidaknya antara dua variabel. Menghitung korelasi Spearman Rank (rs)

dengan menggunakan rumus:

r = koefisien Korelasi Spearman Rank

1= bilangan konstan

2= bilangan konstan

D = merupakan perbedaan peringkat untuk setiap pasangan

n = jumlah pasangan pengamatan

∑= sigma atau jumlah

Melakukan pengujian hipotesis dengan uji t dengan rumus:

Dimana:

t = uji signifikan rs

1 = bilangan konstan

2 = bilangan konstan

(44)

n = jumlah pasangan pengamatan

Menurut Nachrowi (2002:25) “ uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak”. Sebelum nilai t diuji,diharuskan

menetapkan besarnya derajat kebebasan (df) yang dipakai. Dalam penelitian ini derajat

kebebasan n-2. Lalu membandingkan nilai uji t hitung dengan nilai tabel t dengan

menggunakan derajat kebebasan yaitu n-2. Langkah berikutnya menarik kesimpulan statistik

mengenai hipotesis nol (Ho).

1. Ho diterima apabila t ≤ nilai t tabel

2. Ho ditolak dan akan menerima Ha , apabila t ≥ nilai t tabel.

G. Jadwal Penelitian

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Pembahasan tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan

deviden kas harus terlebih dahulu memperhatikan data para emiten. Data para emiten perlu

dianalisis terlebih dahulu sebelum melakukan pembahasan hubungan dari variabel

independen dan variabel depanden. Jumlah populasi emiten pada perusahaan konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 36 perusahaan. Dimana jumlah ini hanya ada 14

perusahaan yang menjadi sampel yang sesuan dengan kriteria- kriteria yang telah ditentukan.

Untuk mengetahui penetapan sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Pada tabel 4.1

berikut ini adalah daftar sampel perusahaan konsumsi yang menjadi data penelitian. Selama

periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, emiten yang bergerak disektor industri

konsumsi yang memenuhi kreteria ada 14 perusahaan.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan

1 Aqua Golden Mississippi Tbk

2 Delta Djakarta Tbk

3 Indofood Sukses Makmur Tbk

4 Mayora Indah Tbk

5 Multi Bintang Indonesia Tbk

6 Bentoel International Investama Tbk

7 Gudang Garam Tbk

8 HM Sampoerna Tbk

(46)

No Nama Perusahaan

10 Kalbe Farma Tbk

11 Merck Tbk

12 Tempo Scan Facific Tbk

13 Mandom Indonesia Tbk

14 Unilever Indonesia Tbk

Sumber: Indonesia Capital Market Directory

1. Data Laba Akuntansi

Pada tahun 2006 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu sebesar Rp 1.071.271.451.115 dan Tempo Scen Facific Tbk memperoleh

deviden kas terbesar yaitu sebesar Rp 135.000.000.000. Sedangkan Multi Bintang Indonesia

Tbk memperoleh laba akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp 131.108.000, dan Indofood Sukses

Tbk memperoleh deviden kas terkecil yaitu sebesar Rp 42.642.000.

Tabel 4.2

Data Laba Akuntansi (dalam rupiah)

No Nama

85.699.106.348 89.270.712.280 95.634.374.933

2

Delta Djakarta Tbk

51.681.667.000 60.611.899.000 100.038.783.000

3

Indofood Sukses Makmur Tbk

1.962.486.000 2.876.440.000 4.341.476.000

4 Mayora

Indah Tbk 170.904.609.793 238.713.343.143 345.420.105.123

5

Multi Bintang Indonesia Tbk

(47)

6

Bentoel International Investama Tbk

166.503.038.662 343.319.235.437 410.139.935.334

7 Gudang

Garam Tbk 2.526.343.000 2.528.677.000 3.165.635.000

8

HM

Sampoerna

Tbk 5.175.282.000 5.577.278.000 6.225.233.000

9

78.881.058.000 80.370.154.000 134.212.109.000

10 Kalbe 11 Merck Tbk 119.534.575.000 123.852.505.000 140.153.570.000

12 Tempo Scan

Facific Tbk 314.043.556.010 320.560.299.182 363.370.832.489 Mandom

Indonesia Tbk

138.803.350.194 320.560.299.182 175.319.472.297

Unilever Indonesia Tbk

2.435.370.000 2.777.360.000 3.431.098.000

Sumber : Laporan Tahunan Bursa Efek Indonesia

Pada tahun 2007 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk merupakan industri yang

memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu sebesar Rp 1.129.354.542.486 dan deviden kas

sebesar Rp 112.500.000.000. Sedangkan Multi Bintang Indonesia Tbk memperoleh laba

akuntansi terkecil sebesar Rp 133.153.000 dan untuk deviden kas terkecil diperoleh oleh

Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar Rp 84.837.000.

Pada tahun 2008 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk memperoleh laba akuntansi

terbesar yaitu sebesar Rp 1.142.712.402.521 sedangkan laba akuntansi terkecil yaitu Multi

(48)

memperoleh deviden kas terbesar yaitu sebesar Rp 270.000.000.000 sedangkan Multi

Bintang Indonesia Tbk memperoleh deviden kas terkecil yaitu sebesar Rp 75.582.000.

2. Data Laba Tunai

Pada tahun 2006 dapat dilihat bahwa Kalbe Farma Tbk memperoleh laba tunai tersebar

yaitu sebesar Rp 640.610.354.353 dan Multi Bintang Indonesia Tbk memperoleh laba tunai

terkecil yaitu sebesar Rp 166.742.000. Pada tahun 2007 dan 2008 Kalbe Farma Tbk masih

memperoleh laba tunai terbesar yaitu sebesar Rp 362.898.238.846 dan pada tahun 2008 laba

tunai Kalbe Farma sebesar Rp 807.700.535.344. pada tahun 2007 Multi Bintang Indonesia

Tbk memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp 227.271.000 dan tahun 2008 Multi

Bintang Indonesia Tbk memperoleh laba tunai terkecil yaitu sebesar Rp 415.213.000.

Deviden kas terbesar pada tahun 2007 yaitu Tempo Scan Facific Tbk yaitu sebesar Rp

112.500.000.000 dan pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 270.000.000.000. Deviden kas

terkecil pada tahun 2007 yaitu diperoleh oleh Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar Rp

(49)

Tabel 4.3

56.659.911.185 115.989.209.324 123.763.513.411

2 Delta

Djakarta Tbk

18.108.286.000 87.272.573.000 161.946.514.000

3 Indofood Sukses Makmur Tbk

1.614.931.000 2.613.759.000 2.684.806.000

4 Mayora Indah Tbk

24.389.308.219 178.699.351.379 138.452.987.153

5 Multi Bintang Indonesia Tbk

166.742.000 227.271.000 415.213.000

6

Bentoel International Investama Tbk

115.042.512.289 552.085.102.941 55.097.907.586

7 Gudang Garam Tbk

1.905.618.000 1.449.178.000 2.260.895.000

8 HM

Sampoerna Tbk

3.538.693.000 1.786.380.000 4.745.113.000

9

Bristol Meyrs Squibb Indonesia Tbk

98.975.851.000 77.247.648.000 171.852.959.000

10 Kalbe Farma Tbk

640.610.354.353 362.898.238.846 807.700.535.344

11

Merck Tbk 116.776.903.000 110.966.960.000 145.237.471.000

12 Tempo Scan Facific Tbk

234.892.877.849 294.712.577.526 292.296.080.215

13 Mandom Indonesia Tbk

90.108.309.327 178.542.842.753 101.359.599.478

14 Unilever Indonesia Tbk

2.174.808.000 2.250.013.000 2.785.785.000

(50)

3. Data Deviden Kas

Table 4.4

Data Deviden Kas (dalam rupiah)

No Nama

Perusahaan 2006 2007 2008

1 Aqua Golden

Missippi Tbk 15.510.730.505 8.260.746.944 13.116.133.421

2

Delta Jogjakarta Tbk

11.224.049.000 20.226.164.000 22.846.856.000

3

Indofood Sukses Makmur Tbk

42.642.000 264.386.000 366.730.000

4 Mayora Indah

Tbk 19.140.676.295 26.830.440.000 30.663.360.000

5

Multi Bintang Indonesia Tbk

102.405.000 84.837.000 75.582.000

6

Bentol Internasional Ivestama Tbk

31.112.925.000 95.798.196.029 50.456.765.650

7 Gudang

Garam Tbk 962.045.000 481.022.000 481.022.000

8

HM

Sampoerna Tbk

2.410.650.000 1.292.985.000 3.462.570.000

9

13.824.000.000 25.600.000.000 38.912.000.000

10 Kalbe Farma

Tbk 1.620.723.456 100.786.240.522 96.707.694.218 11 Merk Tbk 31.360.000.000 44.800.000.000 51.520.000.000

12 Tempo Scan

Fasific Tbk 135.000.000.000 112.500.000.000 270.000.000.000

13

Mandom Indonesia Tbk

39.803.487.500 45.207.104.450 50.669.048.916

14

Unilever Indonesia Tbk

1.522.296.000 1.636.560.000 1.994.516.000

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan
Tabel 4.2
Tabel 4.3       Data Laba Tunai (dalam rupiah)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan website informasi seputar Euro 2008 bertujuan menyampaian informasi tentang Euro 2008 yang akan di paparkan kepada pengguna internet khususnya para pencinta sepak

Label halal pada kosmetik membuat persepsi baru bagi masyarakat yaitu kosmetik berlabel halal tidak mengandung alkohol sesuai dengan uji pearson correlation dengan

Keadilan dalam syariah governance suatu lembaga, badan ataupun perusahaan maka akan berkaitan dengan suatu perlakuan yang harus diberikan kepada para pemangku

Pada hari ini Rabu tanggal tiga puluh bulan November tahun dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B5, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengumuman laba (laba kotor, laba operasi, dan laba bersih) berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan laba yang lebih

Therefore, to obtain the total number of students enrolled in the program, we add the number of students in the drama class and the number of students in the music class, and

Pengawasan internal dan iklim organisasi sekolah bertambah sebesar satu unit, dengan rata-rata peningkatan kualitas pelayanan pendidikan kepada siswa bertambah sebesar 0,945 dan