I V. I NDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR
V. KUALI TAS PRODUK NATA DE COCO
5.2. Aktivitas Proses
Berdasarkan hasil brainstorming dengan pihak perusahaan, diskusi
dengan para pakar serta studi literatur yang mendalam, diperoleh beberapa aktivitas proses yang dilakukan oleh perusahaan EB dalam melakukan kegiatan perusahaan. Aktivitas proses tersebut akan mempengaruhi kualitas produk baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas proses yang mempengaruhi kualitas produk nata de coco dalam kemasan dilihat mulai dari bahan baku diterima oleh Perusahaan EB sampai produk jadi diterima oleh konsumen. Perusahaan EB tidak membuat lembaran nata sendiri, tapi membeli lembaran nata dari perusahaan lain. Adapun aktivitas proses yang diamati adalah :
1. Pengadaan bahan baku, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi seluruh kebutuhan bahan baku selama operasi.
2. Penanganan bahan baku, yaitu aktivitas memberikan perlakuan tambahan dan menyimpan bahan baku untuk sementara waktu di tempat tertentu sebelum diolah ke tahap selanjutnya.
3. Pemotongan lembaran nata, yaitu aktivitas memperkecil ukuran nata lembaran menjadi potongan nata berbentuk kotak berukuran 1x1x1 cm. 4. Perebusan potongan nata, yaitu aktivitas merebus potongan nata untuk
membunuh kuman, menghilangkan bau dan rasa asam pada nata mentah. 5. Pembuatan sirop nata, yaitu aktivitas membuat cairan sebagai bahan
pencampur nata kemasan. Pada aktivitas ini air direbus dengan menambahkan gula, matrium benzoat, asam sitrat dan flavour yang sesuai dengan pesanan. Biasanya flavour yang sering dipesan oleh konsumen adalah rasa lyche atau cocopandan.
6. Pengisian nata ke dalam gelas plastik, yaitu kegiatan mengisi gelas plastik dengan potongan nata yang telah direbus.
7. Pengisian sirop ke dalam gelas plastik , yaitu kegiatan mengisi sirop panas ke dalam gelas plastik , setelah gelas plastik diisi dengan potongan nata hasil rebusan.
8. Penutupan gelas plastik dengan merek, yaitu kegiatan menutup gelas plastik yang telah diisi nata dan sirop dengan merek perusahaan dengan menggunakan sealer.
9. Pengemasan ke dalam dus, yaitu kegiatan menyusun nata de coco dalam gelas plastik ke dalam dus (24 gelas plastik /dus), kemudian dus ditutup menggunakan lakban besar.
10. Penyimpanan produk, yaitu kegiatan menyimpan produk yang telah dikemas untuk sementara waktu sampai produk dijual ke pasaran.
11. Distribusi Pemasaran, yaitu kegiatan menyalurkan produk ke distributor atau ke retail.
Berdasarkan aktivitas proses diatas, dilakukan penilaian untuk melihat kemampuan aktivitas proses perusahaan dalam membentuk atribut kualitas produk guna mencapai kepuasan konsumen. Hasil penilaian responden pakar terhadap aktivitas proses produksi pada masing-masing perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Penilaian Aktivitas Proses Produksi pada Masing-masing Perusahaan Nata de Coco
No Aktivitas Proses PerusahaanEB PerusahaanST Perusahaan IMM Perusahaan PT
1. Pengadaan bahan baku 5 5 5 5 2. Penanganan bahan baku 4 5 5 5 3. Pemotongan lembaran nata 5 3 - - 4. Perebusan potongan nata 3 3 4 5 5. Pembuatan sirop nata 3 3 4 4 6. Pengisian nata kedalam gelas
plastik 3 3 4 4
7. Pengisian sirop kedalam gelas
plastik 3 3 4 5
8. Penutupan gelas plastik
dengan merek 3 3 5 5
9. Pengemasan kedalam dus 4 4 4 4 10. Penyimpanan produk 4 4 5 5 11. Distribusi Pemasaran 3 4 5 5
Ket : 5 (sangat bagus), 4 (bagus), 3 (cukup bagus), 2 (kurang bagus), 1 (tidak bagus)
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 10 memperlihatkan bahwa ada beberapa aktivitas proses yang belum bagus, hal ini mengindikasikan bahwa Perusahaan EB harus melakukan perbaikan terhadap aktivitas proses tersebut, karena setiap karakeristik proses tersebut sangat besar pengaruhnya untuk membentuk seluruh atribut kualitas produk. Aktivitas proses yang harus diperbaiki adalah penanganan bahan baku, perebusan potongan nata, pembuatan sirop nata, pengisian nata kedalam gelas plastik , pengisian sirop
kedalam gelas plastik , penutupan gelas plastik dengan merek dan distribusi pemasaran. Jika dibandingkan dengan pesaingnya, aktivitas proses tersebut pada Perusahaan EB berada dibawah pesaingnya (Perusahaan IMM dan Perusahaan PT), hal ini sangat dipengaruhi oleh teknologi produksi yang digunakan dan cara melakukan aktivitas proses tersebut. Namun jika dibandingkan dengan Perusahaan ST, hasil penilaian aktivitas proses Perusahaan EB hampir sama, bahkan pada aktivitas proses pemotongan lembaran nata Perusahaan EB lebih bagus karena menggunakan mesin potong, sedangkan Perusahaan ST menggunakan pisau karena pesanan tidak terlalu banyak, namun jika pesanan banyak baru menggunakan pisau. Hal ini dilakukan oleh Perusahaan ST dengan alasan untuk menghemat biaya listrik.
Setiap aktivitas proses yang dilakukan perusahaan akan berpengaruh terhadap pembentukan atribut kualitas produk baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, analisa keterkaitan antara aktivitas proses dengan atribut produk perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan atau hubungan antara masing-masing aktivitas proses dengan atribut kualitas produk nata de coco. Dengan diketahuinya keterkaitan ini diharapkan dapat diketahui akar permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas produk atau kualitas produk pada suatu perusahaan. Matriks interaksi hubungan/keterkaitan antara atribut kualitas produk dengan aktivitas proses didapatkan dengan brainstorming.
Empat atribut utama yaitu kebersihan, rasa, aroma dan warna sangat berkaitan erat dengan aktivitas proses pembuatan sirop nata, aktivitas proses ini juga merupakan aktivitas proses yang secara total paling besar pengaruhnya untuk membentuk seluruh atribut kualitas produk. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas proses ini merupakan aktivitas proses yang pertama harus diperhatikan dan diperbaiki oleh perusahaan. Aktivitas proses lain yang juga sangat besar pengaruhnya dalam membentuk atribut kualitas produk adalah perebusan potongan nata, penanganan bahan baku dan penutupan gelas plastik dengan merek perusahaan. Matriks keterkaitan antara atribut kualitas produk dengan aktivitas proses dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hubungan Keterkaitan antara Atribut Kualitas Produk dengan Aktivitas Proses Aktivitas Proses Atribut Kualitas
Produk Pengadaan bahan baku Penanganan bahan baku Pemotongan lembaran nata Perebusan potongan nata Pembuatan sirop nata Pengisian nata ke dalam gelas plastik Pengisian siro
p ke dalam gelas plastik
P
e
nutupan gelas plastik dengan merek
Pengemasan ke dalam dus Penyimpanan produk Distribusi pemasaran
Kebersihan 1 10 5 5 10 10 10 10 1 5 5 Rasa 0 1 0 5 10 0 0 0 0 1 0 Aroma 0 5 0 5 10 0 0 1 1 1 0 Warna 0 5 0 10 10 1 1 1 0 1 0 Tekstur/Kekenyalan 0 5 0 10 0 1 1 0 0 0 0 Kemasan 0 0 0 0 0 5 5 10 10 5 10 Nilai Gizi 0 5 0 5 5 0 0 0 0 0 0 Bentuk nata 0 0 10 5 0 0 0 0 0 0 0 Ukuran nata 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0
Usaha perusahaan EB untuk melakukan perbaikan proses berkaitan dengan seluruh aktivitas proses yang terdapat pada perusahaan, karena aktivitas proses tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Bahkan jika dilihat aktivitas proses yang ada pada perusahaan tidak dapat terputus ataupun berdiri sendiri karena aktivitas proses tersebut berkelanjutan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dilakukan analisa aktivitas proses untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antara masing-masing proses untuk menghasilkan produk nata de coco dalam kemasan gelas plastik . Hubungan keterkaitan antar
aktivitas proses yang diperoleh dari hasil brainstorming dapat dilihat pada Tabel
Tabel 12. Hubungan Keterkaitan antar Aktivitas Proses
Aktivitas proses yang
dinilai
Aktivitas proses terkait Hubungan dan alasan
Pengadaan bahan baku
Penanganan bahan baku (++) Semakin banyak pengadaan bahan baku akan menyebabkan semakin banyaknya kegiatan penanganan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku
Pemotongan lembaran nata (+) Semakin banyak pengadaan bahan baku akan menyebabkan semakin banyaknya kegiatan pemotongan lembaran nata. Namun bisa saja bahan baku yang berupa lembaran nata tidak langsung dipotong, tapi diberi perlakuan tambahan (memberikan cuka dan sedikit gula) jika ditunda pemotongannya.
Perebusan potongan nata Tidak ada Pembuatan sirop nata Tidak ada Pengisian nata kedalam gelas
plastik Tidak ada Pengisian sirop kedalam gelas
plastik Tidak ada Penutupan gelas plastik
dengan merek Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Pengadaan
bahan baku
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pemotongan lembaran nata (++) Penanganan bahan baku dalam jumlah besar akan mengakibatkan kegiatan jumlah lembaran nata yang akan dipotong juga semakin besar. Tapi bisa saja bahan baku tersebut disimpan tanpa harus langsung dipotong pada saat setelah diterima.
Perebusan potongan nata Tidak ada Pembuatan sirop nata Tidak ada Pengisian nata kedalam gelas
plastik Tidak ada Pengisian sirop kedalam gelas
plastik Tidak ada Penanganan
bahan baku
Penutupan gelas plastik
Pengemasan gelas plastik
kedalam dus Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Distribusi pemasaran Tidak ada
Perebusan potongan nata (++) Pemotongan lembaran nata dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan kegiatan perebusan potongan nata juga semakin besar. Tapi bisa saja bahan baku tersebut disimpan tanpa harus langsung direbus pada saat setelah dipotong. Pembuatan sirop nata (+) Semakin banyak nata yang
telah dipotong, maka semakin banyak diperlukan sirop nata untuk campuran nata kemasan. Pengisian nata kedalam gelas
plastik
Tidak ada Pengisian sirop kedalam gelas
plastik
Tidak ada Penutupan gelas plastik
dengan merek
Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Pemotongan
lembaran nata
Distribusi pemasaran Tidak ada
Pembuatan sirop nata (++) Jumlah pembuatan sirop nata disesuaikan dengan jumlah nata yang sudah direbus.
Pengisian nata kedalam gelas plastik
(++) Semakin banyak nata yang sudah direbus maka akan semakin banyak kegiatan pengisian nata kedalam gelas plastik .
Pengisian sirop kedalam gelas plastik
Tidak ada Penutupan gelas plastik
dengan merek
Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Perebusan
potongan nata
Distribusi pemasaran Tidak ada Pengisian nata kedalam gelas
plastik
(++) Semakin banyak gelas plastik yang telah diisi dengan nata maka akan semakin banyak sirop nata yang harus dibuat. Pembuatan
sirop nata
Pengisian sirop kedalam gelas plastik
(++) Jumlah sirop nata yang dibuat disesuaikan dengan jumlah gelas plastik yang akan diisi sirop nata atau jumlah kemasan gelas plastik .
Penutupan gelas plastik dengan merek
Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Distribusi pemasaran Tidak ada
Pengisian sirop nata (++) Semakin banyak nata yang sudah diisikan kedalam gelas plastik maka akan semakin banyak kegiatan pengisian sirop nata kedalam gelas plastik Penutupan gelas plastik
dengan merek
(+) Jumah gelas plastik yang telah diisi nata akan mempengaruhi jumlah gelas plastik yang akan ditutup dengan merek perusahaan.
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Pengisian nata
kedalam gelas plastik
Distribusi pemasaran Tidak ada Penutupan gelas plastik
dengan merek
(++) Semakin banyak gelas plastik yang telah diisi siro nata, maka akan semakin banyak gelas plastik yang harus ditutup dengan merek.
Pengemasan gelas plastik kedalam dus
Tidak ada Penyimpanan produk Tidak ada Pengisian sirop
nata
Distribusi pemasaran Tidak ada Pengemasan gelas plastik
kedalam dus
(++) Semakin banyak nata dalam gelas plastik yang sudah dikemas maka akan semakin banyak pengemsan ke dalam dus untuk dipasarkan.
Penyimpanan produk Tidak ada Penutupan
gelas plastik dengan merek
Distribusi pemasaran Tidak ada
Penyimpanan produk (++) Semakin banyak produk yang telah dikemas dalam dus, maka semakin banyak kegiatan penyimpanan produk untuk sementara sebelum dipasarkan Pengemasan
gelas plastik kedalam dus
Distribusi produk (+) Produk yang telah dikemas membutuhkan kegiatan distribusi produk. Tapi bisa saja produk yang sudah dikemas ke dalam dus disimpan untuk sementara waktu menunggu pendistribusiannya.
Penyimpanan produk
Distribusi produk (++) Semakin banyak produk yang disimpan untuk dipasarkan, maka semakin banyak kegiatan distribusi produk untuk konsumen.
Setiap aktivitas proses yang terdapat pada perusahaan EB diatas, memiliki tingkat kepentingan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tingkat kepentingan ini didasarkan pada hubungan keterkaitan antara atribut Kualitas produk dengan aktivitas proses tersebut. Perhitungan tingkat kepentingan aktivitas proses dapat dilihat pada Lampiran 15.
Hasil perhitungan nilai relatif dan tingkat kepentingan proses terlihat memperlihatkan bahwa pembuatan sirop nata, perebusan potongan nata dan penanganan bahan baku, secara berurutan merupakan tiga aktivitas proses yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi di dalam aktivitas proses Perusahaan EB untuk menghasilkan produk nata de coco. Oleh karena itu aktivitas proses tersebut sangat perlu diperhatikan dan harus terus dilakukan penyempurnaan guna memperoleh kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen. Hasil perhitungan tingkat kepentingan proses dan nilai relatifnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Kepentingan dan Nilai Relatif Aktivitas Proses
No Proses Tingkat
Kepentingan Nilai relatif 1. Pengadaan bahan baku 9 0.006 2. Penanganan bahan baku 203 0.138 3. Pemotongan lembaran nata 75 0.051 4. Perebusan potongan nata 255 0.174 5. Pembuatan sirop nata 315 0.214 6. Pengisian nata kedalam gelas plastik 121 0.082 7. Pengisian sirop kedalam gelas plastik 121 0.082 8. Penutupan gelas plastik dengan merek 143 0.097 9. Pengemasan kedalam dus 56 0.038 10. Penyimpanan produk 86 0.059 11. Distribusi Pemasaran 85 0.058
T O T A L 1469 1.000