• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Alternatif Strategi dan Struktur Hirarki Strategi Peningkatan Daya Saing

VI STRATEGI DAYA SAI NG I NDUSTRI NATA DE COCO

6.4. Perumusan Alternatif Strategi dan Struktur Hirarki Strategi Peningkatan Daya Saing

Berdasarkan hasil klaster/pengelompokkan, Perusahaan EB merupakan kelompok perusahaan yang memiliki kinerja paling rendah dibandingkan dengan kelompok perusahaan lainnya, hal ini mengindikasikan bahwa Perusahaan EB harus melakukan strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaannya, misalnya dengan meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan kualitas produk. Jika hal ini dapat dicapai maka Perusahaan EB akan mampu memperoleh

profitabilitas yang lebih tinggi. Selain itu, Perusahaan EB dapat melakukan perluasan jaringan distribusinya untuk menciptakan dan mengembangkan pasar produk perusahaan, hal ini akan mendukung usaha perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Hasil HOQ memperlihatkan bahwa kinerja produk Perusahaan EB yang

dilihat dari kualitas produk masih belum memuaskan konsumen untuk beberapa atribut produk, hal ini mengindikasikan bahwa Perusahaan EB harus melakukan strategi untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Perbaikan kualitas ini menjadi fokus untuk strategi karena dengan peningkatan kualitas akan dapat dicapai peningkatan penjualan yang berguna untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Peningkatan kualitas ini juga sangat terkait dengan aktivitas proses yang dilakukan karena setiap aktivitas proses terkait secara langsung dengan atribut kualitas produk nata de coco yang akan dihasilkan. Peningkatan kualitas produk akan memberikan hasil yang baik jika didukung oleh peningkatan dalam teknologi produksi yang digunakan. Peningkatan teknologi juga sangat diperlukan oleh perusahaan terkait dengan beberapa aktivitas proses yang belum bagus (memiliki skor 3) seperti perebusan potongan nata, pembuatan sirop nata, pengisian nata ke dalam gelas plastik, pengisian sirop ke dalam gelas plastik, penutupan gelas plastik dengan merek dan distribusi pemasaran produk.

Analisa terhadap lingkungan perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan dalam menjalankan berbagai aktivitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal seperti pemasaran, keuangan, produksi dan operasi serta SDM. Perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternal seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan teknologi. Faktor-faktor linkungan tersebut sangat erat kaitannya dengan aktor atau lembaga yang terkait dengan faktor tersebut, seperti pemasok, distributor, lembaga keuangan, pemerintah, pesaing atau industri produk substitusi dan konsumen atau pengguna produk nata de coco.

Analisis matriks IFE dan EFE memberikan hasil bahwa posisi Perusahaan

EB berada pada kuadran I, posisi perusahaan ini mendukung untuk strategi agresif misalnya dengan melakukan ekspansi aik secara vertikal maupun secara horizontal. Ekspansi secara horizontal dapat dilakukan perusahaan dengan memperluas jaringan distribusinya, sedangkan ekspansi secara vertikal bisa dilakukan dengan memiliki pemasok atau melakukan kontrak kerjasama dengan pemasok bahan baku.

Strategi agresif jika diaplikasikan dalam matriks SWOT adalah strategi S- O, dimana perusahaan menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Jika posisi perusahaan bergeser, maka perusahaan harus menyesuaikan strategi yang akan dilaksanakan. Adapun perumusan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 13.

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (S)

1. Alat angkut pemasaran milik sendiri

2. Lokasi usaha yang strategis 3. Pengiriman produk tepat waktu 4. Kegiatan promosi produk melalui

pameran

5. Modal yang digunakan milik sendiri

6. Sistem operasi dan produksi yang baku

7. Terjaminnya ketersediaan bahan baku

8. Penanganan bahan baku yang baik

9. Tenaga kerja produksi yang berpengalaman

KELEMAHAN (W)

1. Harga jual produk yang belum sesuai

2. Merek produk yang belum dikenal

3. Keterbatasan dalam pendanaan 4. Teknologi produksi masih sederhana

5. Kualitas produk masih dibawah pesaing

6. Tenaga penjual yang terbatas

PELUANG (O)

1. Ketersediaan kredit bagi IKM 2. Kesadaran akan pentingnya

makanan berserat 3. Kebijakan tentang pengembangan IKM 4. Perkembangan teknologi 5. Jumlah penduduk Indonesia

yang besar 6. Peningkatan tingkat

pendidikan

7. Tersedianya pemasok bahan baku diberbagai lokasi

Strategi S-O

1. Memperluas jaringan distribusi produk (S1-9 & O1-7)

2. Meningkatkan kualitas produk (S6,9 & O1-7)

3. Meningkatkan teknologi produksi yang digunakan (S6,9

& O4,6)

4. Membangun kemitraan dengan pemasok (S2,5 & O7)

Strategi W-O

1. Efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan produksi (W1, 5 &

O4, 6, 7)

2. Meningkatkan sumber pendanaan (W3-4 & O1, 3)

3. Meningkatkan modal kerja untuk pembiayaan promosi produk (W2, 3 & O1, 2)

4. Meningkatkan teknologi produksi (W1, 4, 5 & O4)

5. Menambah tenaga penjual untuk pengembangan pasar (W2, 6 & O2, 5) ANCAMAN (W) 1. Kondisi perekonomian Indonesia 2. Kebijakan tentang perdagangan

3. Loyalitas konsumen terhadap merek tertentu

4. Keberadaan perusahaan sejenis

5. Adanya produk substitusi

Strategi S-T

1. Membuat diferensiasi produk melalui merek, karakteristik khusus dan pelayanan pelanggan (S1-3, 6, 9 & T1-5)

2. Membuat variasi produk (S6, 9 &

T1-5)

3. Meningkatkan kualitas produk (S6, 9 & T2-5)

4. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan distributor dan retail (S1-3 & T4,5)

Strategi W-T

1. Penerapan manajemen kualitas yang baik (W4, 5 & T5)

2. Bermitra dengan masyarakat setempat dalam hal

pendanaan dan tenaga kerja (W1-5 & T3, 4, 6 )

3. Perencanaan produksi yang matang (W1, 2, 4, 5 & T1, 2, 5 )

4. Meningkatkan promosi produk (W3-5 & T2, 5, 6 )

Gambar 13. Matriks SWOT Perusahaan EB

Berdasarkan kondisi diatas dan analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak perusahaan adalah :

1. Memperluas jaringan distribusi produk. 2. Meningkatkan kualitas produk.

3. Meningkatkan teknologi produksi yang digunakan. 4. Membangun kemitraan dengan pemasok.

Selain strategi yang dirumuskan untuk dilaksanakan oleh pihak perusahaan, ada beberapa strategi yang juga dapat dilaksanakan oleh pihak luar perusahaan sebagai upaya peningkatan daya saing industri nata de coco, strategi tersebut adalah :

1. Melakukan pameran untuk industri kecil setiap triwulan 2. Transfer teknologi oleh instansi terkait

3. Memberikan pelatihan untuk industri nata de coco

4. Menyediakan paket kredit lunak untuk pembiayaan industri nata de coco Struktur hirarki strategi peningkatan daya saing industri nata de coco

yang telah dirumuskan berdasarkan kondisi diatas dan brainstorming dengan

para pakar, terdiri dari lima tingkat, yaitu : 1. Tingkat 1 : Fokus’

Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Nata de Coco 2. Tingkat 2 : Faktor

Pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, SDM, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan teknologi.

3. Tingkat 3 : Aktor/Kelembagaan

Industri nata de coco, pemasok bahan baku, distributor produk nata de coco, perbankan/lembaga keuangan, pemerintah/pemda/dinas terkait, industri produk substitusi dan penggna produk nata de coco.

4. Tingkat 4 : Tujuan

Peningkatan penjualan, penciptaan dan pengembangan pasar, serta peningkatan produktivitas dan profitabilitas

5. Tingkat 5 : Strategi

a. Strategi pihak perusahaan

• Memperluas jaringan distribusi produk.

• Meningkatkan kualitas produk.

• Meningkatkan teknologi produksi yang digunakan.

• Membangun kemitraan dengan pemasok.

b. Strategi pihak luar perusahaan

• Melakukan pameran untuk industri kecil setiap triwulan

• Transfer teknologi oleh instansi terkait

• Memberikan pelatihan untuk industri nata de coco

• Menyediakan paket kredit lunak untuk pembiayaan industri nata de