• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retorika Politik GAM dalam Pilkada Pasca-Konflik

5.1. Aktor: Tokoh Mantan GAM dan Pemimpin Pasca-Konflik Aceh

Bab 5

Retorika Politik GAM dalam Pilkada Pasca-Konflik

"Jideuk sapat jimupakat, hate meukleh."

''Mereka duduk (dan berbicara) semeja, tapi hati (niat)nya berbeda'' (Peribahasa Aceh).

Peribahasa Aceh di atas sangat cocok untuk menggambarkan kondisi politik Aceh baru-baru ini, terutama yang berkaitan dengan kampanye pemilihan gubernur tahun 2012. Temuan ini akan menunjukkan bahwa peribahasa ini mencerminkan situasi dan dinamika di Aceh pascakonflik, di mana banyak pemimpin yang dikagumi bisa saling berbicara dengan ramah pada satu kesempatan, namun melancarkan serangan verbal terhadap banyak pihak lainnya pada momen lain. Di sini, saya akan menyoroti berbagai cara dan sejauh mana perbedaan pilihan retorika mantan tokoh GAM seperti yang terlihat pada teks media Aceh yang sudah dipilih.

5.1. Aktor: Tokoh Mantan GAM dan Pemimpin Pasca-Konflik Aceh

Pada bagian ini, pertanyaan "siapa" yang menjadi aktor dalam pemilihan konflik pasca konflik akan dibahas secara analitis. Jawaban pertama adalah mencantumkan nama panggung mantan tokoh GAM di media terpilih. Setelah menggunakan nama panggung dalam menganalisis retorika politik mantan GAM, a analisis akan dilanjutkan dengan memberikan kategorisasi mantan GAM. Kategorisasi ini sangat membantu dalam menyelidiki retorika politik para pemempin ini disamarkan oleh fakta bahwa penggunaan nama panggung mantan GAM di media sejalan dengan status dan peran politik mereka di dalam organisasi mantan GAM.

5.1.1. Nama Panggung Mantan GAM di Media

Secara umum, identifikasi aktor politik di media dapat menciptakan titik acuan tertentu. Penggunaan nama yang berbeda untuk politisi tertentu dapat dibatasi pada referensi yang sangat spesifik terhadap lokasi, waktu, atau peran. Gros (2004: 275-302) berpendapat bahwa politik nama adalah "tindakan performatif" yang "lebih didorong oleh kesuksesan politik" dalam proses identifikasi sosial. Selama kampanye politik, politisi berinteraksi dengan pembaca melalui media dengan nama yang berbeda pada kesempatan yang berbeda.Beberapa nama ini adalah label yang diberikan oleh saingan, teman, atau rekan kerja; atau diciptakan sendiri. Satu sosok bisa memiliki banyak nama panggung di media dan ini digunakan dengan sengaja pada berbagai kesempatan dan momen, tergantung pada konteks dan kelompok sasaran audiens mereka. Banyak tokoh mantan GAM memiliki nama panggung atau nama samaran dalam representasi media mereka. Nama-nama ini sering menunjukkan peran dan identitas mereka selama konflik.

53 Bagi mantan GAM, sebuah nama mungkin berasal dari julukan masa kecil yang telah digunakan untuk mengelabui usaha angkatan bersenjata Indonesia untuk mengidentifikasi GAM pada masa konflik. Dalam buku ini, semua nama samaran ini dipahami sebagai "nama panggung." Kampanye pemilihan didefinisikan di sini sebagai "panggung" – atau arena teater politik (Boltanski 1999: 25). Istilah "nama panggung" digunakan karena bisa menyerupai penggunaan nama samaran yang sebenarnya yang ditunjukkan di media yang dipilih.

5.1.1.1. Irwandi Yusuf

Irwandi, sebagian besar, berulang kali disorot di hampir semua media yang dipilih, kecuali di portal berita online The Atjeh Post, di mana Muzakir Manaf lebih sering muncul. Di sisi lain, Irwandi, sebagai mantan ahli strategi GAM diwakili dalam berbagai nama dan jabatan yang dia pegang. Tabel di bawah merangkum sejumlah nama panggung Irwandi di media.

Tabel 5.1: Nama Panggung Irwandi Yusuf dalam Berbagai Media Aceh

No Nama Panggung Kemunculan

1 Irwandi / Irwandi Yusuf 451

2 Mantan/Bekas Gubernur 72

3 Cagub Aceh Irwandi Yusuf (Calon Gubernur Aceh) 62

4 Tgk. Agam 21

5 Gubernur Aceh Irwandi Yusuf (Gubernur Aceh) 12

6 Mantan ahli propaganda GAM 8

7 Irwandi-Muhyan (dipasangkan dengan calon wakil gubernurnya saat ini) 3

8 Mantan dosen Unsyiah 3

9 Bang Wandi 3

10 (drh.) Irwandi Yusuf (gelar akademik) 2

11 Mantan senior GAM di misi pemantau perdamaian Aceh 1

Total 638

Tabel diatas menunjukkan nama dan peran nama panggung yang mewakili Irwandi di media. Representasi ini menginformasikan bahwa Irwandi adalah seorang politikus berpengalaman dan bukan seorang pemula. Nama bisa muncul dalam bentuk nama asli (seperti Irwandi atau Irwandi Yusuf), julukan (seperti Bang Wandi atau Tgk Agam), posisi sebelumnya atau saat ini, setelah dan selama konflik (gubernur, mantan gubernur, mantan dosen di universitas, mantan perwakilan senior GAM, mantan propagandis), atau sebagai kandidat calon dalam pemilihan gubernur Aceh (calon gubernur independen). Nama panggung yang berbeda mewakili berbagai peran Irwandi dan keterlibatannya dalam wacana politik Aceh. Keterlibatannya yang panjang dalam aktivisme, kerja-kerja kemanusiaan, dan mediasi konflik serta latar belakang akademisnya dapat membantu menjelaskan ketenarannya di media.

54 Irwandi mungkin adalah salah satu mantan politisi GAM yang paling berpengalaman di Aceh yang terlibat secara intensif pada tahap akhir konflik. Tidak seperti banyak mantan elit GAM lainnya yang tinggal di pengasingan selama konflik, Irwandi sudahkenyang terlibat dengan masalah internal dan eksternal GAM. Sosoknya juga lebih terekspos secara sosial dan politis daripada mantan tokoh GAM lainnya di lapangan.

Saat laporan media menyebutkan nama aslinya, seperti "Irwandi" dan "Irwandi Yusuf" (dalam lebih dari 450 kali penyebutan), ini memberi kesan bahwa dia adalah orang biasa yang setara dengan kandidat lainnya. Misalnya, penggunaan nama panggung "Irwandi" dalam kutipan berikut dari The Atjeh Post menjelaskan betapa hangatnya Irwandi kepada mantan rekan setimnya, Muhammad Nazar, yang juga mencalonkan diri dalam Pilkada. Di sini ia tampil sebagai orang yang terbuka dan jujur terhadap lawannya karena ia dengan senang hati berharap dia sukses dalam pemilihan. Ini adalah pilihan unik dari gaya retoris Irwandi.

Di satu sisi, dia mengatakan dukungannya di tempat yang tepat, saat upacara serah terima ke gubernur sementara di kediaman gubernur. Di sisi lain, dia secara implisit menandakan ketidaksepakatan yang kuat dengan lawan yang lain dengan mengharapkan kemenangan kepadanya atau Nazar dalam pemilihan, dan bukan Zaini atau Muzakir dari PA:

(17) ―Semoga di antara kami bisa terpilih sebagai Gubernur Aceh periode mendatang,‖ ujar Irwandi yang disambut tepuk tangan undangan yang hadir.

(The Atjeh Post, ―Ini Kata Perpisahan Irwandi Yusuf,‖ 11.2.2012)

Pada kesempatan lain, "Irwandi Yusuf" dan "Irwandi," sering digunakan secara bergantian oleh media dengan maksud yang sama. "Irwandi Yusuf" digantikan oleh "Irwandi" di akhir kalimat dalam contoh berikut dari The Atjeh Post:

(6) Irwandi Yusuf mengatakan, pertemuan itu digelar utuk memperkuat kembali barisan antar mantan kombatan. (7) ―Apabila ada tindak kekerasan yang telah mengancam harta dan nyawa maka kita akan melawannya, seperti di bakar rumah, kantor, bahkan jiwa kita, tapi kalau hanya sekedar sms kita akan melaporkannya kepada polisi,‖ kata Irwandi.

(The Atjeh Post, ―Irwandi Dirikan Partai Lokal Baru,‖ 13.2 2012)

Rupanya Irwandi mengkonsolidasikan pendukung mantan GAM untuk membahas tindakan yang harus dilakukan jika intimidasi terhadap mereka tidak berhenti. Irwandi menegaskan bahwa jika pelaku mengancam harta dan kehidupan, dia akan menghadapinya (dengan menakut-nakuti pelaku). Namun, jika itu hanya ancaman via SMS, maka akan dilaporkan ke polisi setempat. Di

55 sini Irwandi ingin menyampaikan kebulatan tekad kepada dua kubu audiens di media - satu untuk pendukungnya, dan satu lagi untuk lawan-lawannya.

Penggunaan nama panggung "mantan gubernur Aceh" juga cukup sering disebutkan, dengan lebih dari 70 kali. Ketika nama panggung ini digunakan di media, rasa otoritas terasa meningkat, seperti dalam contoh berikut ketika Irwandi menuntut agar polisi secara terbuka memperlihatkan aktor sebenarnya di balik kekerasan Pemilu di Harian Aceh. Hal ini juga menunjukkan dampak seketika dari pernyataan tersebut dengan menantang polisi untuk melakukan tindakan tertentu:

(1) Mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf meminta kepolisian untuk mempublikasikan siapa pelaku kekerasan selama ini, supaya tidak timbul fiitnah di masyarakat.

(Harian Aceh, ―Polisi Harus Ungkap Kasus Kekerasan,‖ 15.3.2012)

Irwandi juga diakui atas keahliannya dalam menangani konflik. "Mantan ahli propaganda GAM" adalah nama panggung lain yang digunakan oleh media saat merujuk pada Irwandi. Dari delapan kali penyebutan di media, salah satunya ditemukan dalam kutipan The Globe Journal berikut ini ketika ia mengklaim bahwa ia telah bekerja sangat keras untuk membuat MoU Helsinki terwujud dan oleh karena itu menggambarkan dirinya dalam cahaya positif:

(8) ―Saya masuk diantara orang yang bekerja keras untuk menciptakan MoU Helsinki itu,‖ terang mantan ahli propaganda GAM.

(The Globe Journal, ―Irwandi Yusuf: Ada Ribuan yang Saya Bantu dan Ribuan Lagi Menipu Saya,‖ 20.3 2012)

Pada kesempatan lain, nama panggungnya adalah ―mantan dosen‖ Unsyiah yang lebih menekankan kepada komitmennya terhadap pengembangan pendidikan. Ia juga mengutus para pelajar Aceh ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada masa pemerintahannya, seperti yang dikutip dalam The Globe Journal:

(9) Mantan dosen Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) itu dengan tegas menyatakan, kuliah tidak mungkin digratiskan karena pendidikan tinggi adalah wewenang pemerintah pusat maupun swasta.

(The Globe Journal, ―Irwandi Akui Belum Semua Jalan di Desa-Desa Diaspal,‖26.3.2012)

5.1.1.2. Muzakir Manaf

Mengingat reputasinya di lapangan dan hubungan politiknya yang pro-GAM, pengasingan di Swedia, Muzakir adalah kontak person terdepan dan paling dapat dipercaya untuk kelompok GAM yang diasingka di Swedia di Aceh. Selain itu, mengingat posisinya sebagai Ketua PA dan

56 KPA, tidak mengherankan jika Mualem ditunjuk untuk menemani Zaini Abdullah, tokoh pengasingan GAM di Swedia yang sebelumnya berbasis di Swedia dalam pemilihan. Yang lebih mengherankan lagi adalah kenyataan bahwa Muzakir mengalahkan Zaini Abdullah dalam hal kemunculannya di media. Di antara politisi PA lainnya, dia hanya bisa dilampaui oleh Irwandi. Meskipun demikian, ia diberitakan lebih banyak di The Atjeh Post daripada mantan tokoh GAM lainnya, termasuk Irwandi. Hal ini cukup menarik, karena pada awalnya seseorang berharap bahwa Zaini Abdullah atau Malik Mahmud, sosok terdekat Hasan Tiro dan kandidat terkuat untuk posisi WN untuk bersaing dengan Irwandi dalam liputan media.

Tabel.5.2: Pemberitaan Muzakir Manaf dalam The Atjeh Post dibandingkan dengan Mantan GAM Lainnya

No Nama Tokoh Kemunculan 1 Muzakir Manaf 178

2 Irwandi Yusuf 157 3 Zaini Abdullah 132 4 Malik Mahmud 109

5 Abu Razak 27

Tabel ini menunjukkan dominasi Muzakir Manaf atas mantan tokoh GAM lainnya dalam berita portal Online The Atjeh Post. Seperti biasa, media menggunakan status sebenarnya sebagai wakil calon gubernur, dan ketua PA dan KPA untuk merujuk kepadanya. Meski mungkin tidak disebutkan sebanyak Irwandi, atau sesering rekan setimnya, Zaini dan Malik, ia masih mampu mewarnai berita tersebut dengan hanya tujuh nama panggung. Nama yang paling banyak dikutip untuknya adalah "Mualem" sebanyak 158 kali, diikuti oleh nama lengkapnya, "Muzakir Manaf," status "wakil gubernur", dan posisinya terkenal sebagai "mantan komandan lapangan GAM". Tabel 5.3: Nama Panggung Muzakir dalam Media Aceh Terpilih

No Nama Panggung Kemunculan

1 Mualem (yang tercerdas dalam hal militer) 158

2 Muzakir/Muzakir Manaf 148

3 Calon Wakil Gubernur PA (Kandidat PA) 51

4 Mantan Panglima Tertinggi GAM 22

5 Ketua PA 8

6 Ketua KPA 2

Total 389

"Mualem" muncul di tabel sebagai nama panggung paling sering disebutkan untuk Muzakir dengan total 158 kali. Pada beberapa kesempatan, nama panggung ini nampak lebih akrab bagi penonton daripada nama lain. "Mualem" digunakan hampir di semua acara, baik formal maupun situasi santai. Sampai batas tertentu, namanya mungkin mengacu pada masa lalu, karena dia disebut "Mualem" selama konflik berlangsung. Misalnya, seperti yang dilaporkan oleh The Atjeh

57

Post, pada acara non-Pemilu yang diselenggarakan oleh beberapa pemuda Aceh (Gen-K) di

tengah kesibukannya di Hermes Palace Hotel, Mualem mendorong mereka untuk menulis ulang sejarah terdistorsi:

(43) Usai menyimak, Mualem berkata sambil melihat ke semua: "Perle that sejarah. (44) Beuna yang tuleh beu beutoi," kata Mualem.

(The Atjeh Post, ―Anak Gen-K Bilang Mualem Tampan Kali,‖5.3.2012)

"Muzakir" atau "Muzakir Manaf," nama kelahirannya, muncul 148 kali di media terpilih, kedua terbanyak setelah "Mualem." Contoh penyebutan "Muzakir Manaf" adalah saat dia ditandai bersama Zaini Abdullah di pencalonan untuk pemilihan. Misalnya dalam kutipan berikut dari Rakyat Aceh, dia berkampanye di hadapan para pendukungnya dan menegaskan komitmennya untuk menerapkan MoU Helsinki:

(4) Muzakir Manaf menegaskan, sejak ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki, pihaknya berkomitmen untuk menjalankan isi perjanjian tersebut

(Rakyat Aceh, ―Muzakir Manaf: Tak Akan Ada Lagi Perang, ‖13.2.2012)

Serupa dengan penjelasan sebelumnya, penggunaan nama lain yang menyebutkan "calon wakil gubernur" (51 kali) juga terkait erat dengan konteks kampanye. Dalam contoh ini, diambil dari Harian Aceh, Muzakir terlibat dalam pertukaran serius di media dengan kandidat lain yang menuduh PA bersikap bermusuhan dengan pesaing mereka:

(1) Cawagub Aceh dari PA Muzakkir Manaf mengingatkan para kontestan Pilkada saling menghargai dan tidak memancing suasana, termasuk di Facebook.

(Harian Aceh, ―Muzakir Manaf, Kontestan Jangan Memancing Suasana, ‖ 20.3.2012)

Di sini, dengan sangat menarik, Muzakir menyadari bahaya terjebak dalam kekerasan pemilihan, sementara pada saat bersamaan memukul mundur kandidat lain yang menunjukkan jari pada pendukungnya karena menghasut kekerasan terhadap pendukung mereka, yang pada gilirannya menyebar melalui media social (Facebook). Dengan demikian, dia dengan tegas mengingatkan kandidat lain untuk tidak saling menyalahkan dan menahan diri untuk tidak melepaskan pernyataan provokatif di media.

Pada kesempatan lain, Muzakir diwakili oleh gelar masa perangnya dulu, "mantan komandan tertinggi GAM" (muncul 22 kali). Kali ini, dia menangani masalah internal saat dia mengingatkan pendukung PA agar tetap tenang dan menjaga ketertiban. Penggunaan yang sama adalah saat dia disebut sebagai ketua PA (delapan kali) atau KPA, seperti yang dikemukakan Serambi Indonesia:

58 (10) Mantan Panglima GAM ini pun menyerukan kepada semua pihak, terutama massa Partai Aceh agar tertib dan tidak melakukan tindakan yang bisa memancing kekisruhan.

(Serambi Indonesia, ―Massa PA jangan Arogan,‖12.2.2012)

5.1.1.3. Zaini Abdullah

Posisi jabatannya yang tinggi dalam organisasi GAM diyakini sebagai salah satu faktor yang menjelaskan mengapa mantan GAM yang pro-Swedia menunjuk Zaini sebagai kandidat gubernur dalam Pilkada 2012 Namun, kemunculannya dalam Pilkada tidak begitu menonjol seperti calon wakil gubernurnya, Muzakir Manaf. Tidak banyak yang tercatat dalam liputan media tentang Zaini, karena ia telah lama tinggal di luar negeri. Tabel berikut menjelaskan nama panggung Zaini di media Aceh terpilih.

Tabel 5.4: Nama Panggung Zaini Abdullah dalam Media Aceh Terpilih

No Nama Panggung Kemunculan

1 (dr.) Zaini (Abdullah) 223

2 Calon Gubernur Aceh PA (dari PA) 36

3 Doto Zaini (Abdullah) 27

4 Tgk. Zaini Abdullah 4

5 Tuha Peuet PA 3

Total 293

Dari 293 kali kemunculan, Zaini Abdullah disebutkan dengan lima nama panggung yang berbeda. Yang paling banyak diulang di media adalah nama panggungnya "(Dr.) Zaini" atau "(Dr.) Zaini Abdullah" sebanyak 223 kali di media. Tidak ada satu pun tentang angka-angka ini yang benar-benar menarik, kecuali fakta bahwa mereka didominasi dan secara resmi mewakili pencalonan dan kegiatan deklarasi pasangan calon. Demikian pula, representasinya sebagai kandidat gubernur untuk PA juga digunakan hampir semuanya dalam konteks yang sesuai dengan nama lengkapnya.

Namun, dalam satu kesempatan, "Zaini" sebagai nama panggung di Harian Aceh digunakan untuk menjelaskan kepada media secara rinci laporan yang dia terima mengenai penghancuran hak milik PA oleh pelaku anonim:

(39) Zaini melanjutkan pada malam itu pihak panpel, masyarakat setempat didatangi sekelompok orang yang jumlahnya diperkirakan ratusan dengan mobil dan puluhan sepeda motor.

(Harian Aceh, ―Kantor PA dan Labi-Labi Timses Dibakar OTK, ‖ 20.2.2012)

Sementara itu, pilihan lain seperti sbeutan "Tgk.Zaini" (mengacu pada latar belakang keluarga yang dihormati dan posisinya yang sekarang berpengaruh di masyarakat), "Doto Zaini" (mengacu pada latar belakang akademis dan profesinya sebagai dokter), Tuha Peut PA (merujuk ke posisi

59 elitnya di dewan penasihat PA) dan bahkan jabatannya saat ini "calon gubernur Aceh" dicakup oleh media (36 kali).

Gelar akademik dan profesionalnya sebagai dokter medis, ―Doto Zaini‖ sering muncul selama masa pemilihan. Hal ini merujuk kepada kecerdasannya yang melampaui kandidat lain – sebagai kandidat yang lebih berpendidikan, ia lebih dari cukup untuk menantang calon pejabat lainnya, yang juga orang berpendidikan dan dosen di universitas, seperti yang terlihat dalam kutipan ini:

(10) Mari bersatu dan merapatkan barisan bersama PA untuk membangun Aceh,‖ kata Doto Zaini lagi. (The Atjeh Post, ―Doto Zaini Ajak Rakyat Lawan Korupsi,‖ 26.3.2012)

5..1.1.4. Malik Mahmud

Tabel di bawah menguraikan nama panggung Malik Mahmud di media Aceh . Yang paling sering adalah penggunaan yang disukai oleh posisinya oleh media, "Wali Nanggroe," daripada nama lengkapnya, "Malik Mahmud," atau dengan "Al Haytar" ditambahkan ke dalamnya seperti yang terlihat dalam tabel. Bagi tiga mantan aktor GAM pertama, nama depan mereka atau nama asli mereka yang asli lebih disukai daripada embel-embel organisasi atau jabatan mereka. Namun, bagi Malik, nama resminya yang diharapkan, "Wali Nanggroe", yang sebelumnya terikat pada pemimpin dan ideolog GAM, Hasan Tiro, lebih dominan sebanyak 78 kali. Nama asli Malik Mahmud muncul sebanyak 28 kali, diikuti oleh kombinasi nama aslinya yang lengkap dan pencalonannya sebagai "kandidat terkuat Wali Nanggroe berikutnya" sebanyak 21 kali. Ini mungkin karena dominasi Malik Mahmud dalam wacana internal PA dan fakta bahwa dia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam tubuh organisasi mantan GAM.

Tabel 5.5: Nama Panggung Malik Mahmud dalam Media Aceh Terpilih

No Nama Panggung Kemunculan

1 Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar 78

2 Malik Mahmud (Al Haytar) 31

3 Kandidat Kuat Wali Nanggroe 21

4 Deklarator MOU Helsinki 4

5 Mantan pemimpinGAM 2

6 Mentroe/Perdana Mentri 1

7 Tokoh Aceh Mentroe Malik (Tokoh penting Aceh) 1

Total 138

Kemunculan Malik yang jarang terekspos dalam media diyakini karena dia adalah orang yang mengarahkan semua dinamika internal organisasi PA. Malik sangat berhati-hati dalam mengungkapkan pendapatnya kepada media dan dia menghindari membahas masalah internal PA di depan umum. Pernyataan Malik terhadap posisi pewaris, juru kunci, dan kandidat terkuat

60 untuk Wali Nanggroe berikutnya, sebelumnya adalah milik Hasan Tiro sebagai ideolog GAM. Pada saat buku ini ditulis, posisinya tidak diragukan lagi, tidak ada kandidat lain yang berhak menjadi komando tertinggi mantan GAM di dalam PA. Proses pelaksanaan resmi, termasuk persetujuan legislatif dan upacara peresmian, hanya soal waktu saja.

Satu nama panggung untuk Malik, yang dikutip oleh media saat merujuk pada MoU Helsinki, adalah "mantan pemimpin GAM." Nama ini disebutkan ketika dia menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan MoU Helsinki, pelaksanaan perdamaian, atau UUPA, seperti ditemukan di The Globe Journal:

(3) Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut mantan pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Malik Mahmud, semua pihak harus konsisten dengan butir-butir kesepakatan damai Helsinki 2005 yang merupakan dasar perdamaian di Aceh saat ini.

(The Globe Journal, ―Malik Mahmud: Aceh Tetap Akan dalam NKRI, ‖12.2.2012)

5.1.1.5. Hasbi Abdullah

Dalam buku ini, Hasbi berada di peringkat kelima, di belakang Malik Mahmud dan satu posisi di atas Adnan Beuransyah, rekannya di parlemen. Nama panggung yang paling sering dikutip untuk Hasbi Abdullah di media adalah statusnya saat ini sebagai ketua parlemen Aceh disebutkan sebanyak 86 kali. Nama aslinya, "Hasbi Abdullah," adalah nama panggung kedua yang paling banyak digunakan di media terpilih dengan sebanyak 10 kali. Sementara itu, nama panggung lainnya, ketua sidang pleno, hanya muncul sekali. Tabel di bawah ini berisi nama panggung Hasbi selama periode tiga bulan di media Aceh terpilih.

Tabel 5.6: Nama Panggung Hasbi Abdullah dalam Media Aceh Terpilih

No Nama Panggung Kemunculan

1 Hasbi Abdullah/Hasbi/ Drs H Hasbi Abdullah M.Si 112

2 Ketua DPRA Hasbi Abdullah 86

3 Pimpinan sidang 1

Total 99

Dalam hal kepemimpinannya di parlemen Aceh, Hasbi biasanya disebut sebagai "Ketua DPRA" saat menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan parlemen, seperti memastikan bahwa "semuanya berada di jalur yang benar sehubungan dengan ketidaksesuaian data tentang perselisihan pendaftaran pemilih, "Seperti dikutip dalam Harian Aceh:

(3) ―Ada perbedaan sebanyak 500 ribu jiwa penduduk, maka ini kami pertanyakan agar diperjelas,‖ kata Ketua DPRA Hasbi Abdullah.

61 Dalam kesempatan lain, nama lengkapnya, Hasbi Abdullah, tanpa menyematkan gelar akademik, agama, atau politik, digunakan oleh Serambi Indonesia dengan nada netral:

(23)―Mudah-mudahan kita bisa melakukan koordinasi dengan baik dalam membangun Aceh,‖ kata Hasbi Abdullah. (Serambi Indonesia, ―Mendagri Lantik Tarmizi Karim,‖ 9.2.2012)

5.1.1.6. Adnan Beuransyah

Tabel 5.7: Nama Panggung Adnan Beuransyah dalam Media Aceh Terpilih

No Nama Panggung Kemunculan

1 Ketua Komisi A DPRA 32

2 Adnan Beuransyah 13 3 Anggota Fraksi PA 8 4 Anggota DPRA 5 5 Mantan GAM 3 6 Juru kampanye PA 1 7 Politisi PA 1 Total 62

Adnan dalam tabel di atas diwakili oleh enam nama panggung. Yang paling utama adalah statusnya sebagai "Ketua Komisi-A di DPR Aceh" (32 kali). Menghadapi wartawan kini telah menjadi rutinitas barunya karena komisi tersebut mencakup isu-isu sensitif dan produk hukum penting dari peraturan daerah (qanun) seperti Pemilu, wali nanggroe, dan komite rekonsiliasi (TRC). Nama panggungnya yang lain adalah Adnan Beuransyah (13 kali), anggota Kelompok PA di parlemen Aceh (delapan kali), anggota parlemen (lima kali), mantan GAM (tiga kali), dan juru kampanye PA dan politisi PA (masing-masing sekali).

Sebagai "Ketua Komisi A di parlemen Aceh," Adnan Beuransyah menjelaskan kepada wartawan bahwa undang-undang Pemilu akhirnya disepakati oleh kekuasaan legislatif dan eksekutif di Aceh. Dalam laporan The Atjeh Post, dia menekankan bahwa ketidaksepakatan tidak dapat ditoleransi lagi, karena tenggat waktu Pemilu sudah lama terlampaui batas waktunya. Parlemen harus mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah:

(4) ―Alasan kami setuju karena ada keinginan menyelesaikan konflik yang telah berlarut-larut dan perlu dicari penyelesaiannya,‖ kata Ketua Komisi A DPRA Adnan Beuransyah kepada The The Atjeh Post di DPRA, Selasa 14 Februari 2012.

(The Atjeh Post, ―Akhirnya, Dewan dan Pemerintah Aceh Satu Pendapat Soal Qanun Pilkada,‖14 2.2012) Namun, di lain waktu, Adnan disebutkan di Harian Aceh sebagai "politisi PA", yang berarti bahwa ia mewakili sudut pandang partainya mengenai deretan Pemilu dan perundang-undangan pemilihan. Dia tidak mewakili semua anggota parlemen saat dia mengakui bahwa solusi untuk undang-undang pemilihan hanya bersifat politis dan bukan legal:

62 12) ―Jadi bisa dikatakan, pengesahan qanun Pemilukada lebih melihat aspek politis daripada aspek hukum,‖ papar politisi PA tersebut.

(Harian Aceh, ―Adnan Beuransah: Qanun Pemilukada Banyak Kelemahan,‖29.2 2012)

Ada satu momen di mana Adnan Beurasyah digambarkan oleh media sebagai "juru kampanye PA" di Serambi Indonesia. Dalam sambutannya, dia menyebutkan program pengembangan Zaini-Muzakir (selanjutnya ZIKIR) jika mereka terpilih sebagai pemimpin baru di Aceh. Dia

Dokumen terkait