• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Studi Bahasa dan Politik

3.2. Sumber Data 1. Sumber Utama

Surat kabar dan sumber berita online dipilih karena memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi tentang Pemilu pascakonflik dan publikasi yang konsisten selama kampanye Pemilu gubernur tahun 2012. Sejauh ini, saat ini belum ada studi empiris dalam bentuk buku mengenai topik ini dalam konteks Aceh. Pemilihan media Aceh ini telah memperhitungkan sejarah pendirian, perbandingan dengan kunjungan situs dan tingkat pembaca, jumlah halaman, pemilik dan link ke jaringan media nasional, dan yang terpenting, tingkat langganannya. Media yang dipilih beroperasi di wilayah yang sama di Aceh

Tabel 3.2: Profil Media Terpilih Kriteria/ Media Serambi

Indonesia Harian Aceh Rakyat Aceh The Globe Journal The Atjeh Post Didirikan pada 25.02.1986 03.10.2006 17.01.2005 23.10.2007 22.02.2011 Halaman 24 pages 16 pages 8 pages

Pengedaran/

Website 30.000-35.000/ 100.00 ex/day n.a 15.700 ex/day 5768/day 16. 867/day Kepala Editor Mawardi I. M. Haris n.a Radhi D. Yuswardi A.S Pemilik PT. Aceh Media

Grafika (Kompas Gramedia) PT. Darussalam Media Grafika PT. Medan Grafindo (Jawa Pos Group) PT. The Globe

Journal PT. Atjeh Multi Media

Serambi Indonesia

Serambi Indonesia diprakarsai oleh almarhum M. Nourhalydin dan Sjamsul Kahar pada tahun 1986. Sjamsul Kahar adalah seorang mantan wartawan Kompas. Sejak bergabung dengan Kompas pada tahun 1988, Serambi Indonesia telah mendominasi wacana di Aceh melalui akses yang kuat terhadap pembaca lokal dan tingkat berlangganan harian yang tinggi. Dikarenakan jaringan media, sumber daya manusia, dan dukungan finansial mereka yang luas dari Kompas Gramedia Group, mogul media berbasis nasional di Jakarta yang dimiliki oleh Jakoeb Oetama, seorang tokoh media senior di Indonesia (Sen & Hill 2006: 27). Kelompok media Kompas kemudian menciptakan sebuah sister

company untuk mengelola jaringan surat kabar lokal dengan nama, Tribunnework, yang terdiri dari 28

28

Gambar 3.1: Serambi Indonesia dan Jaringan Bisnis Aceh

Sebagai surat kabar yang paling populer di Aceh, Serambi Indonesia adalah surat kabar wajib bagi orang Aceh. Serambi Indonesia selalu hadir di warung kopi, perkantoran, dan toko buku. Dengan sekitar 30.000 - 35.000 kopi cetak per hari pada tahun 2006, peredaran sekitar 40.000 per hari pada tahun 2013-2014 (kecuali pada hari Minggu dengan sirkulasi berkurang seribu kopi per hari) dan akses lokal ke semua kabupaten dan kota di daerah terpencil di Aceh, peran sentral. Serambi Indonesia tidak terbantahkan. Pemiliknya telah memperluas bisnis media mereka dengan mendirikan toko buku (Toko Buku Zikra), Prohaba - tabloid "kertas kuning" setiap hari dengan gosip sensasional, Serambi On TV, dan sebuah stasiun radio bernama Serambi FM. Setelah tragedi tsunami, mereka membeli mesin cetak mereka sendiri dan membuka kantor pusat di Aceh Besar dengan dua kantor cabang di Lhokseumawe dan Jakarta. Serambi Indonesia mengoperasikan e-paper mereka (replikasi versi cetak) dan versi digital (hanya tersedia secara online) untuk pembaca mereka.

Rakyat Aceh

Rakyat Aceh adalah bagian dari jaringan surat kabar nasional Jawa Pos Group, yang dimiliki oleh mantan menteri BUMN, Dahlan Iskan. Untuk distribusi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan sekitarnya, Rakyat Aceh berbasis di Medan. Sebagai bagian dari strategi ekspansi di Aceh, para pemilik menciptakan tabloid harian sensual Metro Aceh. Pada profil situs web mereka, mereka

29 mengklaim memiliki pembaca sekitar 150.000. Rakyat Aceh pertama kali diterbitkan pada 27 Januari 2005,. Berikut adalah sampul depan versi cetak Rakyat Aceh dan Metro Aceh.

Gambar 3.2: Rakyat Aceh Gambar 3.3: Metro Aceh

Harian Aceh

Harian Aceh didirikan setahun setelah tsunami, pada tanggal 3 Oktober 2006. Surat kabar ini dipercaya memiliki ketergantungan finansial yang kuat terhadap keluarga mantan wakil gubernur Aceh, Muhammad Nazar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa surat kabar ini sepertinya selalu mempublikasikan aktivitas wakil gubernur secara resmi namun kemudian menghentikan produksi menyusul kekalahannya sebagai kandidat Partai Demokrat dalam pemilihan gubernur 2012. Beberapa mantan jurnalis mereka, seperti Taufik Al-Mubarak dan Thayeb loh Angen, sekarang aktif menghasilkan tulisan-tulisan lokal di Aceh melalui publikasi buku, blogging, dan kegiatan serupa. Informasi mengenai Harian Aceh jarang tersedia karena menghentikan peredaran. Buku ini mengandalkan data dari Harian Aceh melalui langganan versi edisi cetak mereka.

30 Gambar 3.4: Jaringan Surat Kabar Lokal Jawa Pos

Gambar 3.5: Harian Aceh The Globe Journal dan The Atjeh Post

Dua portal berita online lain yang menjadi sample dalam buku ini adalah The Globe Journal dan The

Atjeh Post. Keduanyadipilih karena peran utama mereka ditengah-tengah pasar pembaca online saat

itu. Setelah mengalami beban keuangan dan keterbatasan bisnis surat kabar cetak, mereka berusaha memberikan alternatif bagi pembaca yang haus akan berita di Aceh dengan memberikan kedua pilihan tersebut. Dengan demikian, mereka tidak berhadapan secara frontal dari dominasi tradisional Serambi Indonesia dan media cetak lainnya. The Globe Journal mulai beroperasi pada tanggal 23 Oktober 2007. Mereka merekrut banyak mantan aktivis mahasiswa untuk tim mereka sebagai reporter dan jurnalis. Radhi, pemimpin redaksi, mengambil alih kepemimpinan bisnis yang relatif muda dengan sedikit dukungan finansial. Menurut statistik analisis web, situs The Globe Journal, yang berusia lebih dari enam tahun, rata-rata mendapatkan kunjungan bulanan sebanyak 153.317 dan 5.768 kunjungan setiap harinya.

Pada tanggal 22 Februari 2011, Yuswardi Ali Suud, mantan jurnalis senior Tempo di Aceh, memprakarsai munculnya rival baru untuk The Globe Journal dengan mendirikan portal berita online

The Atjeh Post, yang juga memiliki konten lokal. Situs web The Atjeh Post selama tiga tahun

terakhirrata-rata dikunjungi oleh sekitar 16.867 pengunjung per hari. Gambar berikut adalah tampilan laman The Globe Journal dan The Atjeh Post. The Aceh Post secara resmi mengumumkan perpisahan dengan pembacanya pada 5 Maret 2015 karena alasan yang tidak diungkapkan

31 Gambar 3.6: The Globe Journal dan The Atjeh Post

32

Bab 4

Dokumen terkait