• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Aktualisasi Potensi pada Reza

Melalui pendidikan inklusif anak-anak autis dididik bersama anak-anak berkebutuhan khusus dan anak-anak normal lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Meskipun anak autis memiliki banyak keterbatasan namun anak autis memiliki banyak potensi. Potensi tersebut dapat berupa potensi akademis maupun potensi non akademis. Dalam proses pembelajaran matematika sering kali siswa juga mengalami kesulitan dengan aktivitas belajarnya. Kesulitan yang dialami oleh siswa tidak selalu berada di luar jangkauannya. Dalam hal ini siswa berada dalam Zona of Proximal Development (ZPD). Dalam kondisi inilah guru berperan untuk membantu siswa secara bertahap agar siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri. Bantuan inilah yang oleh Vigotsky disebut sebagaiscaffolding.

Di SD Tumbuh Yogyakarta terdapat tiga orang guru dalam satu kelas. Dengan demikian kekurangan dan kelebihan Reza dapat lebih terpantau. Dari kelemahan yang Reza miliki guru berusaha untuk membantunya sesuai dengan kemampuan anak. Dari berbagai bantuan yang diberikan guru beberapa aspek-aspek kognitif Reza menjadi aktual. Dari kekuatan yang dimiliki Reza, guru terus berupaya untuk mengembangkannya. Berikut ini merupakan bentuk aktualisasi potensi yang tampak pada Reza berdasarkan pengamatan terhadap Reza dari pertemuan 1 sampai pertemuan 8.

1. Aspek kognitif

Dari aspek kognitif khususnya dalam hal kemampuan matematika Reza tidak banyak mengalami kesulitan. Secara umum ia dapat mengikuti materi bangun datar dengan baik. Bahkan dapat dikatakan ia lebih unggul dibandingkan

beberapa tema yang lain. Hal ini terlihat pada saat evaluasi ia dapat mengerjakan soal evaluasi dengan tepat dan lebih cepat dari pada teman-temannya yang lain. Ia dapat mengingat dengan baik semua materi yang telah dipelajarinya. Namun demikian Reza juga memiliki beberapa kelemahan. Reza sering kali kurang teliti dalam menghitung, sehingga guru perlu mengingatkan Reza untuk menghitung ulang. Reza juga terlihat kurang memahami materi tentang pola bangun datar dan permukaan suatu benda. Dari kelemahannya itu guru berusaha membantu Reza dengan memberikan beberapa penjelasan. Dengan adanya bantuan guru tersebut Reza menjadi paham dan pada saat evaluasi ia dapat mengerjakan soal yang serupa tanpa bantuan guru.

Reza seringkali menjadi panik apabila ia belum selesai mengerjakan tugas sedangkan temannya yang lain sudah beristirahat. Kepanikan ini menyebabkan apa yang dia dipikirannya tidak dapat ia ungkapkan dengan baik. Dalam hal ini guru berusaha memenangkan Reza dan mencoba membantunya agar pekerjaannya cepat selesai. Aktualisasi fungsi-fungsi kognitif Reza dapat dilihat dari:

a. Atensi.

Reza memiliki karakteristik tidak dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Hal ini mempengaruhi informasi penting yang diberikan guru tidak dapat ia tangkap dengan baik. Misalnya pada saat Leader Educator menjelaskan tentang bentuk permukaan suatu benda. Dalam hal ini interaksi Reza denganShadow Teacherberperan untuk selalu mengingatkan Reza agar memperhatikanLeader Educator.

b. Persepsi.

Reza mampu menangkap informasi dari guru tentang bentuk-bentuk bangun datar. Reza yang pada awalnya mengenal bangun datar berdasarkan bentuk keseluruhan kini ia mampu mengenali berbagai bentuk bangun datar berdasarkan banyak sisi sudutnya. Dengan persepsi Reza tentang bangun datar ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ketika Reza tidak bisa menangkap informasi dari guru, Shadow Teacher berusaha menjelaskan kembali. Hal ini dilakukan untuk menghindari persepsi Reza yang salah. c. Ingatan.

Reza mempunyai daya ingat yang sangat tajam, terutama informasi yang diucapkan oleh guru secara verbal. Reza mampu mengingat banyak sisi dan sudut pada segitiga dan segiempat tanpa harus menghitungnya terlebih dahulu. Ketika Reza lupa akan materi tertentu Reza mau bertanya kepada guru untuk mendapat penguatan.

d. Penalaran.

Reza mampu menggunakan penalaran untuk mengerjakan Lembar Kerja yang diberikan. Misalnya ia dapat menyusun dua buah segitiga dengan menggunakan lima batang korek api. Soal ini memerlukan penalaran karena untuk membuat sebuah segitiga dengan menggunakan 3 batang korek api. Namun Reza dapat memanipulasi batang korek api yang hanya berjumlah lima menjadi 2 buah segitiga. Ia tidak mengalami kesulitan dan kebingungan.

e. Pemecahan masalah.

Reza dapat memecahkan masalah yang pada awalnya ia tidak dapat memecahkannya sendiri dengan beberapa petunjuk dari guru. Hal ini terlihat ketika Reza bingung untuk menentukan permukaan jam pada gambar berikut:

Shadow teacher memberikan petunjuk kepada Reza apa yang dimaksud dengan permukaan sebuah benda. Dengan bantuan tersebut Reza dapat memutuskan bentuk permukaan gambar jam tersebut.

f. Bahasa.

Reza mampu memberikan tanggapan atas pertanyaan guru meski dengan kata-kata yang terbatas. Reza sudah dapat memahami soal dengan baik, sehingga ia dapat mengerjakan semua soal dengan baik. Hanya saja ketika Reza terburu-buru ia kurang dapat memahami pertanyaan tersebut. Reza juga sudah mampu bertanya secara verbal kepada guru. Pertanyaan yang diajukan Reza lebih banyak untuk mendapat penguatan dan pertanyaan tentang teknis mengerjakan tugas. Reza mampu berdiskusi dengan guru dan mampu memberikan alasan atas pendapatnya meskipun dengan kata-kata yang terbatas. Namun demikian Reza masih memiliki keterbatasan untuk berkomunikasi dengan temannya pada saat pembelajaran. Ia belum mampu

berdiskusi dengan temannya dan belum mampu menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget Reza masuk dalam tahap praoperasi. Tahap ini ditandai dengan adanya perkembangan pemikiran intuitif. Pada saat guru menjelaskan Reza melakukan persepsi langsung dengan menggunakan indera pengelihatan maupun pendengarannya. Namun persepsi yang ia lakukan tidak didahului dengan adanya penalaran terlebih dahulu.

Dari berbagai bantuan yang diberikan oleh guru dan teman sekelas tidak semua bantuan dikategorikan sebagai scaffolding seperti dalam teori Vigotsky. Hanya bantuan yang diberikan pada saat Reza berada dalam ZPD yang dapat dikategorikan sebagai scaffolding. Berikut ini disajikan data tentang scaffolding yang diterima Reza berkaitan dengan pembelajaran matematika

Tabel 5.1Scaffoldingyang diterima Reza

P e rt e m u a n ZPD Reza Scaffoling 1

- Reza tidak mampu membuat bangun datar segitiga dan segiempat dengan baik, karena garis yang ia buat tidak lurus

- Reza belum dapat menghitung bangun datar yang sejenis dengan tepat

- Shadow Teachermemberi petunjuk dengan pertanyaan “Kalau garisnya seperti itu jadi bangun datar atau tidak?”

- Shadow Teacher mengawasi Reza bekerja kemudian memberi penguatan

- Shadow Teacher memberi contoh cara

menghitung bangun datar yang sejenis agar tidak terjadi kesalahan

2

- Reza terlihat bingung ketika hendak mengurutkan lingkaran berdasarkan ukurannya

- Shadow Teacherberperan sebagai mediator agar Reza mampu membandingkan lingkarannya dengan lingkaran teman-teman yang lain

- Shadow Teachermemotivasi Reza untuk ikut bekerja sama dengan teman yang lain

3 - Reza kurang memahami pola bangun datar

- Shadow Teachermelihat pemahaman Reza tentang bentuk bangun datar dengan memberi pertanyaan

- Shadow Teachermenguraikan langkah-langkah membuat pola bangun datar yang aplikasinya

untuk membuat pembatas buku 4

- Reza tidak menghitung banyaknya korek api terlebih dahulu untuk membuat berbagai macam bentuk bangun datar

- Shadow Teachermemberi petunjuk agar Reza menghitung terlebih dahulu korek api yang dibutuhkan untuk membuat bangun datar agar tidak terjadi kesalahan

5

- Reza kurang memahami apa yang dimaksud dengan permukaan sebuah benda sehingga ia mengalami kesulitan dalam mengerjakan LK

- Shadow Teachermemberi pertanyaan kepada Reza berkaitan dengan permukaan bangun datar sehingga ia menemukan sendiri bentuk

permukaan benda yang ada pada LK

- Shadow Teachermemotivasi Reza ketika Reza panik karena tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan cepat

6

- Reza kurang memahami penggunaan jangka untuk membuat lingkaran

- Reza belum dapat

menghubungkan titik-titik untuk membuat bangun datar

- Leader Educatormemvisualisasikan cara menggunakan jangka.

- Leader Educatormemberi penjelasan akibat bila lebar jangka dikecilkan atau dibesarkan

- Leeder Educatormengoreksi pekerjaan Reza dan memberikan beberapa petunjuk agar ia

menyadari kesalahannya dan dapat memperbaikinya

7 - Reza merasa tidak yakin dengan

apa yang ia kerjakan - Assistant Educatormemberi penguatan

8

- Reza tidak memahami cara membuat beberapa bangun datar dengan menggunakan tali rafia

- Assistant Educatormemberi pertanyaan kepada Reza agar Reza memahami unsur-unsur bangun datar yang dibuat dari tali Rafia

- Shadow Teachermengarahkan Reza untuk ikut terlibat dalam kerja kelompok

2. Aspek afektif.

Dari aspek afektif Reza banyak mengalami kemajuan dibandingkan pada semester sebelumnya hal ini didasarkan pada wawancara dengan guru dan orang tua serta didasarkan pada observasi sebanyak 8 kali. Reza banyak mengalami perkembangan dari segi tingkah lakunya. Reza sudah dapat menunjukkan kebiasaan menunjuk tangan sebelum bertanya, Reza sudah dapat melaksanakan aturan kelas misalnya membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan setelah beraktivitas, meminta izin sebelum meminjam barang milik teman, melakukan aturan sebelum memasuki kelas, serta tata cara mengantri. Hal ini belum dapat ia lakukan pada awal memasuki SD Tumbuh. Selain itu ia dapat menunjukkan sikap yang baik selama pembelajaran matematika. Ia mampu

mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh, mau menerima kritikan dari guru serta mau berupaya keras untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Aspek psikomotorik

Dari aspek psikomotorik, Reza semakin terampil menggunakan alat tulis. Ia juga dapat menggunting dan mewarnai dengan lebih rapi. Ia belajar menggunakan jangka, meskipun masih kesulitan dalam membuat lingkaran dengan baik. Reza juga mampu mengikuti gerakan yang dianjurkan guru, misalnya pada saat guru menganjurkan untuk melakukan gerakan tertentu yang mengiringi sebuah nyanyian. Namun Reza belum bisa menghilangkan kebiasaannya yang suka menggerakkan badan, kepala dan tangannya secara berulang-ulang.