B. Hasil Pengawasan dan Pembinaan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara
4. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program.
Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, di samping sebagai alat pengendalian kebijakan.
Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor,
dan pro growth, dan pro-environment, BPKP secara konsisten pada tahun 2012 melakukan pengawasannya pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas Pemda. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta program strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2010 – 2014.
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011, Gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi memegang peranan penting untuk menunjang keberhasilan program lintas sektoral dalam hal koordinasi antara instansi daerah dengan instansi vertikal dan antara instansi vertikal dengan instansi vertikal lainnya.
Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit atas efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam
rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).
4.1 Hasil Pengawasan atas Program Lintas Sektoral
Hasil pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan tahun 2012 antara lain dapat diuraikan berikut ini :
a. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 44
perdesaan dengan tujuan meningkatkan akses masyarakat miskin
terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan, dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur perdesaan. Pada pelaksanaan audit kinerja PPIP di tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011, capaian kinerja pelaksanaan PPIP di tingkat DIY masuk dalam kategori kurang berhasil, sedangkan di tingkat kabupaten yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul dan Kab. Sleman (termasuk pelaksanaan di tingkat desa) masuk dalam kategori cukup berhasil. Hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun
pemantauan pengendalian intern. Permasalahan program
infrastruktur perdesaan antara lain kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan, ketidaksesuaian inftrastruktur dengan spesifikasi teknis maupun pedoman dan kelemahan administrasi.
Untuk mengeliminir permasalahan-permasalahan yang
muncul pada program infrastruktur perdesaan diperlukan
penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif.
b. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Program lintas sektoral yang utama di Bidang Pendidikan adalah Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja pada kabupaten yang diaudit yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul dan Kab. Sleman adalah kategori berhasil. Belum optimalnya capaian kinerja tersebut disebabkan kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. Selain itu juga dijumpai kurangnya
pemahaman oleh pelaksana kegiatan di tingkat sekolah sehingga terjadi penyimpangan antara lain keterlambatan penerimaan dana dan pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai pedoman/juknis.
Untuk mengeliminir permasalahan-permasalahan yang muncul pada program BOS diperlukan penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif.
c. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kementerian Agama
Selain dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, terdapat Program BOS yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama yang juga bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun.
Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja pada tingkat Daerah Istimewa dan kabupaten yang diaudit meliputi Kab. Gunungkidul, Kab. Kulon Progo dan Kab. Sleman adalah kategori sangat berhasil untuk madrasah negeri dan kategori berhasil untuk madrasah swasta. Belum optimalnya capaian kinerja terutama
untuk madrasah swasta disebabkan kelemahan sistem
pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. Akibatnya dijumpai permasalahan antara lain bantuan yang tidak tepat sasaran, jumlah, waktu dan penggunaan, serta administrasi yang tidak tertib.
Untuk mengeliminir permasalahan-permasalahan yang muncul pada program BOS diperlukan penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif.
d. Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 46
seluruh masyarakat khususnya dalam meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan MDGs Bidang Kesehatan tahun 2015. Audit kinerja dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan Program BOK yang dijabarkan dalam empat tepat yaitu tepat sasaran, tepat waktu,
tepat jumlah dan tepat guna, serta menginventarisasi
permasalahan penyaluran dana BOK dan memberikan
rekomendasi dalam kaitannya dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas.
Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja untuk kota/kabupaten yang diaudit meliputi Kota Yogyakarta, Kab. Bantul dan Kab. Gunungkidul adalah sangat berhasil. Meski demikian, masih terdapat beberapa kelemahan dalam unsur kegiatan pengendalian, penilaian risiko dan informasi komunikasi yang mengakibatkan bantuan diberikan tidak tepat sasaran, waktu, dan penggunaan.
e. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembangunan yang berbasiskan pada pemberdayaan
masyarakat (Community Driven Development / CDD Project),
dengan mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan program. Sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat, strategi dan kebijakan pelaksanaannya selalu berkembang, memenuhi tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat. Audit kinerja dilakukan untuk menilai 6 (enam)
ketaatan yaitu : ketaatan pada ketentuan loan agreement; ketaatan
prosedur pengadaan oleh masyarakat, ketaatan mekanisme proses perencanaan dan penetapan usulan kegiatan program oleh masyarakat; ketaatan dalam proses pencairan dan penyaluran
dana program dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ke Tim
Pengelola Kegiatan (TPK); ketaatan dalam peruntukan
penggunaan dana program di UPK dan TPK; dan ketaatan pengelolaan dana bergulir. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 di tingkat DIY diketahui capaian kinerja program masuk kategori cukup memadai. Sedangkan di tingkat kabupaten yang diaudit yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul, Kab. Sleman dan Kab. Bantul capaian kinerja program masuk kategori memadai.
Hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern.
Permasalahan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan antara lain, penyalahgunaan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP), pengendapan dana dan tunggakan macet yang lebih dari 6 bulan, warga yang menjadi penerima manfaat pada dua kelompok yang berbeda dan hasil kegiatan yang belum dimanfaatkan.
Untuk mengeliminir permasalahan-permasalahan yang muncul pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan diperlukan penguatan pada sistem
pengendalian intern secara komprehensif.
f. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembangunan
yang berbasiskan pada pemberdayaan masyarakat (Community
Driven Development / CDD Project), dengan mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan program. Sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat, strategi dan kebijakan pelaksanaannya selalu berkembang, memenuhi tuntutan dan
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 48
perkembangan kebutuhan masyarakat. Audit kinerja dilakukan untuk menilai 6 (enam) ketaatan yaitu ketaatan pada ketentuan
loan agreement; ketaatan prosedur pengadaan oleh masyarakat, ketaatan mekanisme proses perencanaan dan penetapan usulan kegiatan program oleh masyarakat; ketaatan dalam proses pencairan dan penyaluran dana program dari UPK ke TP; ketaatan dalam peruntukan penggunaan dana program di UPK dan TPK; dan ketaatan pengelolaan dana bergulir. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja program di tingkat provinsi masuk kategori cukup memadai. Sedangkan di tingkat kabupaten yang diaudit meliputi Kab. Sleman dan Kab. Bantul capaian kinerja program masuk kategori memadai.
Hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern.
Permasalahan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan antara lain pekerjaan fisik yang belum selesai, kekurangan volume fisik, hasil pengadaan yang tidak digunakan, penyalahgunaan dana bergulir, pemborosan anggaran dan kelemahan administrasi.
g. Program Raskin
Penyaluran Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin dan meningkatkan akses masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat sebagai salah satu program peningkatan ketahanan pangan nasional. Efektivitas Program Raskin tahun 2011 dapat dicapai melalui koordinasi antar instansi terkait mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, dengan mengedepankan peran penting partisipasi masyarakat. Distribusi Raskin diharapkan dapat
memenuhi 6 Tepat (tepat sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat administrasi, dan tepat kualitas). Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 pada tingkat DIY diketahui bahwa capaian kinerja program raskin cukup berhasil.
Pelaksanaan program Raskin perlu peningkatan untuk ketepatan sasaran, jumlah, harga, waktu dan administrasi. Serta perlunya peningkatan koordinasi lintas sektor/instansi untuk meningkatkan capaian kinerja program.
Selain itu hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern.
Untuk mengeliminir permasalahan-permasalahan yang muncul pada Program Raskin diperlukan penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif.
Sebagai pendukung Akuntabilitas Lintas Sektoral,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan audit dukungan atas kegiatan-kegiatan yang didanai dari bantuan/hibah luar negeri. Pada tahun 2012 telah dilakukan audit dukungan atas laporan keuangan 28 program/kegiatan lintas sektoral dengan hasil sebagaimana pada tabel 2.24 berikut ini.
Tabel 2.24
Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Program/Kegiatan Lintas Sektoral
Tahun 2012
No Program/Kegiatan Jml Audit Simpulan
1 Audit Keuangan atas IBRD Loan No. : 7866-ID; 7504-ID; 4384-ID; 7664-ID; 4779-ID / 4779-IDA Credit 4063-4779-ID PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2011
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 50 2 Audit Keuangan atas INVEST ADB Loan
No. 2416-IND Tahun Anggaran 2011
3 Wajar
4 Audit Keuangan IBRD Loan 75910 / TF 93613 BOS-KITA Tahun 2011
5 Wajar
5 Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID Tahun Anggaran 2011
5 Wajar
6 Audit Keuangan Grant TF-091895 Basic Education Capacity - GOI Executed Tahun 2011
2 Wajar
7 Audit Keuangan IBRD Loan 4789-IND, IDA Credit 4077-IND : Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE) Tahun 2011
2 Wajar
8 Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Tahun 2011
2 Wajar
9 Audit Keuangan PNPM Rural III Disaster Recovery Support TF-098819 Tahun Anggaran 2011
2 Wajar
10 Audit Keuangan atas Health Proffesional Education Quality Project (IBRD) Loan No. 7737-ID) Tahun 2011
1 Wajar
11 Audit Keuangan atas IBRD Loan No. 7669-ID DOISP Tahun 2011
1 Wajar
12 Audit Keuangan atas Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (Rekompak) TF-098869 D.I. Yogyakarta Tahun 2011
1 Wajar
13 Audit Keuangan Program BERMUTU - IBRD Loan 7476-IND / IDA Credit 4349-IND / Deutch Grant TF 090794 TA 2011
1 Wajar
Jumlah 28
Sumber :Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
4.2 Mediasi Hambatan Kelancaran Pembangunan
Dari hasil mediasi hambatan kelancaran pembangunan antara lain penyelesaian atas permasalahan kepemilikan dan penguasaan tanah milik PT KAI (Persero) DAOP 6 telah diperoleh kesepakatan antara PT KAI (Persero) DAOP 6 dengan pemerintah Kota Magelang mengenai pemanfaatan tanah milik PT KAI (Persero) di wilayah Kota Magelang yang akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU. Sedangkan pada Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman dicapai kesepakatan bahwa pembangunan ruang rawat inap yang sempat terhenti akibat putus kontrak pada tahun 2012 akan dilanjutkan pada tahun 2013 dengan menentukan posisi 0% per tahun anggaran 2012.
Selain itu dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral, pada tahun 2012 BPKP secara proaktif telah melakukan pembinaan terhadap Pemda yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya tersebut menjadi prioritas penugasan BPKP mengingat sampai dengan tahun 2011 masih banyak Pemda yang belum mencapai target kinerja program lintas sektoral.
Atas pengelolaan program lintas sektoral, hal-hal penting yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan peran pengawasan APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Pembinaan kepada Penanggung Jawab Keuangan/Pejabat Pembuat Komitmen perlu ditingkatkan agar pelaksanaan program sepenuhnya mengikuti pedoman yang telah ditetapkan.
c. Peningkatan kinerja pengelolaan program perlu ditingkatkan melalui sosialisasi ketentuan pelaksanaan program dan perpajakan.
d. Untuk program BOS KITA dan BOS Kementerian Agama, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota perlu meningkatkan kualitas verifikasi, monitoring jumlah siswa, sosialisasi kegiatan BOS kepada sekolah, serta prosedur pencairan dana BOS perlu dipercepat.
A. Penguatan SPIP
- Sosialisasi/Workshop SPIP 11 4 Pemprov DIY, Pemkab
Gunungkidul, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul
- Pendampingan/Bimtek Implementasi SPIP
4 3 Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo
- Monitoring Perbaikan Penerapan SPIP
5 5 Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo, Pemkab Gunungkidul, Pemkab Bantul - Persiapan Diagnostic Assessment
SPIP
2 2 Pemprov DIY, Pemkot Yogyakarta B. Pendampingan Penyusunan/Riviu LK
- Pendampingan Penyusunan LK Pemda
5 3 Pemkab Gunungkidul, Pemkab Bantul, Pemkot Yogyakarta - Reviu LK Pemda 3 3 Pemkab Kulon Progo, Pemkab
Sleman, Provinsi DIY
- Pendampingan Implementasi SIMDA 7 2 Pemkab Bantul, Pemkab Kulon Progo
C. Pendampingan Penataan BMD
- Asistensi pengelolaan BMD dengan aplikasi SIMDA BMD
4 2 Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo
- Inventarisasi BMD 1 1 Pemkab Gunungkidul
- Pendampingan inventarisasi dan verifikasi BMN
1 1 BLK Dinaskesos Kab. Sleman D. Pendampingan LAKIP
- Narasumber Sosialisasi Penyusunan LAKIP
3 3 Pemkab Bantul, Pemkab Sleman, Pemkot Yogyakarta
E.
- Narasumber Pelatihan Pengelolaan Keuangan
2 1 Pemprov DIY
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
TAHUN 2012
Jumlah Pemda
Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan
No Jumlah Pemerintah Daerah
Kegiatan Kegiatan
A. Penguatan SPIP
- Monitoring Penerapan SPIP 24 24 P4TK Yogyakarta, Perwakilan BKKBN DIY, BB PBPTH Yogyakarta, ISI Yogyakarta, Kanwil BPS DIY, PTUN Yogyakarta, BB Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta, KR I BKN Yogyakarta, UNY, UIN Sunan Kalijaga, LPMP Yogyakarta, Kanwil BPN DIY, Pengadilan Tinggi
Yogyakarta, PTA Yogyakarta, BBWS Serayu Opak, KPU DIY, Kanwil Ditjen Pajak DIY, STPN, UGM, Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY, Kanwil Kemenag DIY, BB Veteriner Yokyakarta, BB Kerajinan Batik Yogyakarta, BPOM Yogyakarta
- Pendampingan Implementasi SPIP
1 1 Perwakilan BKKBN D.I. Yogyakarta - Narasumber dalam Diklat
SPIP
1 1 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta
- Narasumber Sosialisasi SPIP 1 1 Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta B. Pendampingan Penyusunan/Riviu LK
- Pendampingan Penyusunan LK Satker K/L
22 19 STPN Yogyakarta, Kemenperta Prov. DIY, Kemenakertrans Prov. DIY, Kejati DIY, Kementerian PU di DIY, KPU Prov. DIY, BPS Prov. DIY, Kanwil Kemenhuk dan HAM Prov. DIY, Dinas Pariwisata Prov. DIY, Polda DIY, Kementerian Sosial di DIY, Kementerian Kehutanan di DIY, Kanwil Kemenag Prov. DIY, Perwakilan BKKBN Prov. DIY
Polda DIY, Ditjen Badan Peradilan Militer dan TUN (05) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, Ditjen Badan Peradilan Umum (03) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, Ditjen Peradilan Agama (04) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, Sekretariat Jenderal (01) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, - Pendampingan Reviu LK Satker K/L 0 0 -Jumlah Satker TAHUN 2012 No Kegiatan Jumlah
dan verifikasi BMN APBN Dir. Bina LEMSARLATKER Dirjen BL Kemenakertrans pada Dinsosnakertrans Kab. Kulon Progo Tahun 2006-2011
D.
- Narasumber Pelatihan Pengelolaan Keuangan
0 0
-Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan
2008 2009 2010
1. PDAM Tirta Marta WTP WTP WTP
2. PDAM Kab Bantul WTP WTP WTP
3. PDAM Kab Sleman WTP WTP WTP
4. PDAM Kab Kulon Progo WTP WTP WTP
5. PDAM Kab Gunung Kidul WTP WTP WTP
6. BPD DIY WTP WTP WTP 7. PD BPR Bank Jogja WTP WTP WTP 8. PD BPR Bank Sleman WTP WTP WTP 9. PD BPR Bank Bantul WTP WTP WTP 10. PD BPR Bank Wates WTP WTP WTP 11. PD BPR Bank Wonosari WTP WTP WTP 12. PD Tarumartani WTP WTP WTP
13. PT Anindya Mitra Internasional TW TW 0
14. PT Selo Adikarto Kulon Progo WTP TMP 0
15. PD Aneka Usaha Kulon Progo 0 WTP WTP
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
No Nama BUMD Opini
PERWAKILAN BPKP DIY DAN EKSTERNAL AUDITOR ATAS BUMD
No Judul Audit Koreksi (Rp) 1 Audit Eskalasi Harga atas Kontrak Pekerjaan ICB Paket
No 3 Construction of Sabo Dam Training Dykes in Mt.Merapi Area pada Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak
1.175.126.845,00
2 Audit Klaim atas Pekerjaan Pembangunan Jembatan Gantung dan Jembatan Bailley Kegiatan Tanggap Darurat Bencana Alam Lahar Dingin Gunung Merapi Paket XI Tahun 2011 di Wilayah Kabupaten Sleman
513.718.000,00
3 Audit Klaim atas Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Merapi Lanjutan 4 paket 1
84.926.110,74
4 Audit Klaim atas Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Merapi Lanjutan 4 paket 3
338.989.000,00
Jumlah 2.112.759.955,74
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
No Uraian Kejadian Nilai (Rp) A Audit Keuangan 1 Pemda DIY 1 65.600.000,00 2 Kota Yogyakarta 10 27.734.800,00 3 Kabupaten Bantul 12 138.666.724,00 4 Kab. Sleman 21 700.858.975,00 5 Kab. Gunungkidul 5 22.263.750,00
6 Kab. Kulon Progo 7 108.655.195,00
Sub Jumlah 56 1.063.779.444,00 B Audit Operasional 1 Pemda DIY 23 63.331.053,00 2 Kota Yogyakarta 10 60.304.500,00 3 Kabupaten Bantul 4 40.457.500,00 4 Kab. Sleman 10 20.117.612,75 5 Kab. Gunungkidul 0 -
6 Kab. Kulon Progo 4 45.283.000,00
Sub Jumlah 51 229.493.665,75 C Audit Kinerja 1 Pemda DIY 1 185.000,00 2 Kota Yogyakarta 3 10.103.640,00 3 Kabupaten Bantul 5 454.500,00 4 Kab. Sleman 0 - 5 Kab. Gunungkidul 5 39.660.000,00
6 Kab. Kulon Progo 0 -
Sub Jumlah 14 50.403.140,00
Jumlah 155 1.343.676.249,75
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Jumlah Kegiatan
Jumlah
Pemda Nama Pemda
Jumlah Kegiatan
Jumlah
Satker Nama Satker
A. Penguatan SPIP
- Sosialisasi/Workshop SPIP 11 4 Pemprov DIY, Pemkab Gunungkidul, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul
24 24 P4TK Yogyakarta, Perwakilan BKKBN DIY, BB PBPTH Yogyakarta, ISI Yogyakarta, Kanwil BPS DIY, PTUN Yogyakarta, BB Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta, KR I BKN Yogyakarta, UNY, UIN Sunan Kalijaga, LPMP Yogyakarta, Kanwil BPN DIY, Pengadilan Tinggi Yogyakarta, PTA Yogyakarta, BBWS Serayu Opak, KPU DIY, Kanwil Ditjen Pajak DIY, STPN, UGM, Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY, Kanwil Kemenag DIY, BB Veteriner Yokyakarta, BB Kerajinan Batik Yogyakarta, BPOM Yogyakarta
- Pendampingan/Bimtek Implementasi SPIP
4 3 Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo
1 1 Perwakilan BKKBN D.I. Yogyakarta - Monitoring Perbaikan Penerapan SPIP 5 5 Pemprov DIY, Pemkab Sleman,
Pemkab Kulon Progo, Pemkab Gunungkidul, Pemkab Bantul
1 1 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta
- Persiapan Diagnostic Assessment SPIP 2 2 Pemprov DIY, Pemkot Yogyakarta 1 1 Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
B. Sosialisasi Program Anti Korupsi - - - 3 3 Dinas Pendidikan Kab. Gunungkidul,
Mahasiswa dari Universitas di DIY, Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo (pelajar) C. Fraud Control Plan 4 4 Pemkot Yogyakarta, PDAM Kab.
Gunungkidul, PDAM Kab. Sleman, PDAM Kab. Kulon Progo
2 2 Kantor Pertanahan Kab. Sleman, Dinas Perindagkop Kab. Sleman
D. Pembangunan ZI menuju WBK 2 2 Pemkab. Sleman, Pemkab Gunungkidul
- -
-E. 5 5 Pempov DIY, Pemkab. Kulon
Progo, Pemkot Yogyakarta, Inspektorat Kab. Gunungkidul, Inspektorat Kota Yogyakarta
5 5 RSUD Sleman, Dispora Kab. Sleman, RSUP Sardjito, Dinas Diknas Kab. KulonProgo, UNY
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Konsultasi Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah Daerah Satuan Kerja
No Judul Audit Nilai (Rp) 1 Audit Investigatif atas Perkara Dugaan TPK dalam
Penyaluran Dana Bantuan Rehab dan Rekon Pasca Gempa Bumi di Desa Terong Kec Dlingo Kab Bantul TA 2007
1.155.000.000,00
2 Audit Investigatif pada Perencanaan Pembangunan Gedung Pendidikan (Kampus Baru) Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta
-
3 Audit Investigatif atas Dugaan penyimpangan Penyaluran dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan tahun 2006-2010 pada Unit pengelola Kegiatan (UPK) Kec Minggir Kabupaten Sleman
119.433.400,00
4 Audit Investigatif atas Pengadaan Tanah untuk TPA di Desa Banyuroto Kecamatan Naggulan Kabupaten Kulon Progo TA 2006
264.993.600,00
5 Audit Investigatif atas Dugaan TPK dana Bantuan PKBM dan KF Bakti Muda Desa Kanoman Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo TA 2007 s.d 2011
102.008.500,00
6 Audit Investigatif atas Perkara Dugaan TPK APBDes TA 2008 s/d 2010 Desa Wunung Kec Wonosari Kabupaten Gunungkidul
189.970.763,00
Jumlah 1.831.406.263,00
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
No Judul Audit Nilai (Rp) 1 PKKN atas Pembayaran Honorarium Harian Lepas pada
Pembangunan Talud dan Pembersihan Jalan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Suruh Argo Mulyo Cangringan Sleman TA 2010
50.245.000,00
2 PKKN atas Dugaan Penyimpangan Dana APBS SMAN 1 Gamping Kabupaten Sleman Tahun 2009
57.298.475,00
3 PKKN atas Perkara Dugaan Penyimpangan Dana Penguatan Modal Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2005 atas nama Kelompok Tani Guyub Rukun
45.000.000,00
4 PKKN atas Perkara Dugaan Penyimpangan Dana Penguatan Modal Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2005 atas nama Kelompok Nurul Amin Putri
100.000.000,00
5 PKKN atas Perkara Dugaan TPK Kasus Penyalahgunaan Uang Kas Desa Guwosari Kec Pajangan Kabupaten Bantul
190.500.000,00
6 PKKN atas Pelaksanaan Perluasan TPA Sampah di Dukuh Wukirsari Desa Baleharjo Kec Wonosari Kab Gunungkkidul TA 2010
71.460.000,00
7 PKKN atas Perkara Dugaan Penyimpangan Pengadaan