B. Hasil Pengawasan dan Pembinaan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara
3. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan Yang Baik dan Bersih
Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani, dan hal ini terkait dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara tiga subyeknya (pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat) maupun keseimbangan antara tiga kepentingan (politik, sosial, dan ekonomi). Kepemerintahan yang baik dan bersih juga mensyaratkan adanya pengaturan kelembagaan serta kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan
politik/publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.
Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi
kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif/edukatif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman.
Upaya preventif/edukatif berupa pelaksanaan Sosialisasi Anti Korupsi,
penerapan Fraud Control Plan (FCP) dan Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas Korupsi sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Adapun solusi kesisteman dilakukan melalui pendampingan Sistem
Akuntansi PDAM, penerapan BLUD dan assessment penerapan Good
Corporate Governance (GCG) pada BUMN/D, pendampingan pengadaan barang dan jasa, dan peningkatan kapasitas APIP.
3.1. Pencegahan KKN Melalui Upaya Preventif Edukatif
Selama tahun 2012, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi preventif/edukatif pada berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi pelaksanaan penguatan SPIP, Sosialisasi Anti Korupsi, sosialisasi, pemetaan, bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan FCP, serta sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
Korupsi dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 2.15 berikut ini.
Tabel 2.15
Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012 No Kegiatan Pemda/ BUMD Satker K/L Total 1.
Penguatan SPIP pada K/L dan Pemda 6 27 33
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 36 No Kegiatan Pemda/ BUMD Satker K/L Total 3. Pendampingan Pengembangan Sistem Pencegahan KKN berupa Fraud Control Plan
4 2 6
4. Sosialisasi Program Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi
2 - 2
5. Pelayanan konsultasi pengadaan barang dan jasa
5 5 10
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 6. 3.2. Pemberantasan KKN Melalui Upaya Represif
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa D. I. Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi represif pada berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi audit investigatif yang berindikasi TPK, audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), dan Audit Investigatif atas Permintaan Instansi Lain sebagaimana tampak pada Tabel 2.16 di bawah ini.
Tabel 2.16
Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Represif terhadap KKN Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012 No Kegiatan Pemda/ BUMD Satker K/L Total 1. Audit Investigasi 3 3 6
2. Bantuan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
3 4 7
3. Pemberian Keterangan Ahli 4 19 23
Rangkuman hasil kegiatan pengawasan dimaksud selama tahun 2012 adalah sebagaimana tampak pada Tabel 2.17 sampai dengan Tabel
2.19 sebagai berikut ini.
Tabel 2.17
Hasil Audit Investigatif Berindikasi TPK Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012
No Instansi Jumlah Kasus Nilai (Rp)
1. Satuan Kerja K/L 3 1.274.433.400,00 2. Pemprov - 0 3. Pemkab 3 556.972.863,00 4. Pemkot - 0 5. BUMN - 0 6. BUMD - 0 Jumlah 6 1.831.406.263,00
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 2.18
Hasil Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012
No Instansi Jumlah Kasus Nilai (Rp)
1. Satuan Kerja K/L 4 252.543.475,00 2. Pemprov - 0 3. Pemkab 3 523.953.600,00 4. Pemkot - 0 5. BUMN - 0 6. BUMD - 0 Jumlah 7 776.497.075,00
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 38
Tabel 2.19
Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012
No Instansi Jumlah Kasus Nilai (Rp)
1. Kejaksaan 10 3.690.238.568,00
2. Kepolisian 5 666.120.571,00
3. KPK 0 0
4. Pengadilan Negeri 8 1.896.355.513,00
Jumlah 23 6.252.714.652,00
Sumber :Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 9.
3.3. Pencegahan KKN Melalui Strategi Solusi Kesisteman dan Peningkatan Kapasitas APIP
Salah satu strategi solusi kesisteman dilakukan melalui kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) dilakukan oleh Tim Bersama Pemerintah Daerah dan Perwakilan BPKP
Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap seluruh Pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil evaluasi atas kinerja tahun 2011 diketahui perolehan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai berikut :
Tabel 2.20
Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2012
Peringkat Kabupaten/Kota Skor Kategori
1. Kota Yogyakarta 2,977 Tinggi
2. Kabupaten Sleman 2,952 Tinggi
3. Kabupaten Kulon Progo 2,884 Tinggi
4. Kabupaten Bantul 2,757 Tinggi
5. Kabupaten Gunung Kidul 2,634 Tinggi
Kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi solusi
kesisteman meliputi sosialisasi/pendampingan/asistensi GCG,
assessment/evaluasi penerapan GCG, asistensi penerapan SIA PDAM,
Evaluasi/audit Kinerja BUMD, pengembangan Key Performance Indicator
(KPI), Risk Management (RM), Sosialisasi/asistensi penyusunan
Corporate Plan, dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan kinerja BUMD. Tabel 2.21 berikut adalah rangkuman hasil kegiatan dimaksud.
Tabel 2.21
Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tatakelola BUMD Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2012
No Kegiatan Frekuensi (kali)
1. Assessment/evaluasi penerapan GCG 2
2. Asistensi penerapan SIA PDAM 6
3. Evaluasi/audit kinerja BUMD 8
4. Pengembangan Key Performance Indicator (KPI) 3 5. Pengembangan Risk Management (RM) 0 6. Sosialisasi/asistensi penyusunan Corporate Plan 1 7. Pendampingan penyusunan Rencana Strategis
Bisnis/Rencana Bisnis dan Anggaran
2
8. Pendampingan penyusunan Dokumen BLUD 8
9. Pendampingan SAK-ETAP PDAM 5
Jumlah 35
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 10
Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, BPKP berperan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, serta pembinaan PFA. Tabel 2.22 di bawah ini menyajikan figur peran BPKP dalam
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 40
peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tabel 2.22
Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP
Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
No Kegiatan Pemda
1. Pendidikan dan Pelatihan/Workshop 1
2. Pembinaan JFA 3
3. Sosialisasi tata kelola APIP 8
Jumlah 12
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 11.
Selain hal-hal tersebut di atas, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kerja sama dengan KPK dengan membentuk Tim Koordinasi Supervisi Pencegahan Korupsi. Pada tahun 2012 Tim melakukan pengamatan pada Pemda Daerah Istimewa dan Pemkot Yogyakarta dan menemukan kelemahan atas proses perancanaan dan penganggaran APBD berupa keterlambatan penyusunan APBD 2013, keterlambatan pengesahan APBD perubahan tahun 2012, dan standar harga barang dan jasa yang tidak lengkap. Atas proses pengadaan barang dan jasa Tim menemukan potensi inefisiensi, pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, Berita Serah Terima Barang yang dibuat secara formalitas dan mutu pekerjaan yang tidak baik. Sedangkan dari beberapa jenis pelayanan publik Tim menemukan adanya sistem antrian yang kurang tertib, fasilitas layanan pengaduan yang kurang terinformasikan, pelayanan yang tidak maksimal, jam layanan yang belum optimal dan adanya pembayaran di luar tarif resmi.
Secara umum hasil penilaian terhadap kualitas akuntabilitas pewujudan
iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Daerah Istimewa
Menurut indeks persepsi korupsi (IPK) yang direlease oleh Transparency International Indonesia tahun 2008, Kota Yogyakarta menduduki peringkat 1 dengan perolehan skor sebesar 6.43. Pada tahun 2010 meskipun mengalami penurunan dan menduduki peringkat 4, dengan perolehan skor sebesar 5,81 pemerintah Kota Yogyakarta telah membuktikan komitmennya
dalam peningkatan kualitas akuntabilitas penyelamatan keuangan
negara/daerah dan perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih.
Demikian juga menurut hasil survei integritas pelayanan publik tahun 2010 yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan direlease tahun 2011, meskipun perolehan nilai integritas masih dibawah nilai standar minimal yang ditetapkan oleh KPK, Kota Yogyakarta menduduki peringkat 3 dengan nilai integritas 5,89.
Jika menilik perolehan skor yang telah dicapai baik skor IPK maupun nilai integritas (berkisar di angka 5,81 s.d. 6,43), kota Yogyakarta tergolong menduduki peringkat atas.
Capaian tersebut merupakan cerminan dari adanya komitmen yang kuat para pimpinan dan jajaran Pemerintah Daerah untuk mewujudkan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih. Komitmen tersebut dipertegas dengan telah dicanangkannya Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.
Sedangkan berdasarkan hasil audit Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, perkembangan hasil audit sampai dengan 31 Desember 2012 tampak pada Tabel 2.23 berikut ini.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta 42
Tabel 2.23
Perkembangan Data Temuan Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Pemerintah Daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Sampai dengan 31 Desember 2012
Pemda TP s.d. 31/12/12 TL s.d. 31/12/12 TPB s.d.31/12/12 Kej. Nilai (Rp000) Kej. Nilai (Rp000) Kej. Nilai (Rp000) Kota Yogyakarta 683 45.374.296 663 45.290.621 20 83.674 Kab. Bantul 449 11.023.301 433 10.868.588 16 154.712 Kab. Sleman 451 31.499.314 421 31.159.631 30 339.682 Kab. K. Progo 457 18.949.471 433 18.412.656 24 536.815 Kab. G. Kidul 318 6.052.643 303 5.998.214 15 54.429 Total 2.358 112.899.025 2.253 111.729.713 105 1.169.312 % dari Total TP 4,45 1,04
Sumber : SIM HP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Sehubungan akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, beberapa fokus rencana tindak yang perlu dilaksanakan ke depan adalah :
a. Memperbaiki implementasi SPIP pada satuan kerja Pemerintah Daerah. b. Meningkatkan capaian skor GCG pada BUMD.
c. Meningkatkan capaian skor kinerja pada BUMD yang belum mencapai skor Baik.
d. Meningkatkan kapasitas pengelola pengadaan barang dan jasa melalui diklat dan sertifikasi.
e. Mendorong implementasi Fraud Control Plan (FCP) pada Pemda dan
BUMD.
f. Mencanangkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi. g. Meningkatkan kapasitas APIP/Inspektorat Pemerintah Daerah.